Anda di halaman 1dari 6

.

Ilmu Hadits Dirayah


a. Pengertian
Ilmu hadits dirayah ialah kumpulan dari kaidah-kaidah dan masalah-masalah yang di
dalamnya dapat diketahui keadaan riwayat dan menyalin hadits sekaligus dengan sanadnya, baik
dia seorang laki-laki ataupun perempuan dan yang diriwayatkan disandarkan kepada Nabi SAW
atau kepada selainnya baik terhadap sahabat ataupun tabiin dan yang lain.[10]
Nuruddin Itr mengungkapkan bahwa definisi yang paling baik untuk ilmu ini adalah
definisi menurut Imam Izuddin bin Jama;ah berikut:

Ilmu yang membahas pedoman-pedoman yang dengannya dapat diketahui keadaan
sanad dan matan.
Adapun pengertian ilmu hadits dirayah menurut Ibnu al-Akhfani adalah ilmu untuk
mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya. Dan untuk
mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya, macam-macam hadits yang
diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengannya.[11]
b. Objek dan Kegunaannya
Objek kajian ilmu hadits dirayah adalah keadaan para periwayat atau rawi dan hadits-
hadits yang mereka riwayatkan atau marwi. Keadaan para periwayat menyangkut pribadi seperti
akhlak, tabiat, keadaan hafalannya atau menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Sedangkan keadaan hadits-hadits yang diriwayatkan dari segi kesahihan, kedhaifan, dan dari segi
lain-lainya yang berkaitan dengan keadaan matan.[12]
Kegunaan mempelajari ilmu hadits dirayah cukup banyak antara lain:[13]
1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadits dan ilmu hadits dari masa ke masa sejak
zaman Nabi SAW hingga sekarang. Hadits dan ilmu hadits telah mengalami sejarah
perkembangan yang cukup signifikan sejak masa awal Islam hingga masa sekarang.
2. Dapat mengetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam
mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadits.
3. Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan
hadits lebih lanjut.
4. Dapat melakukan penelitian hadits dan melakukan penilaian terhadap kualitas hadits tertentu.
5. Dapat melakukan klarifikasi dan kritik ulang terhadap suatu hadits yang kualitasnya masih
diperselisihkan. Tidak sedikit hadits yang dalam rentang waktu cukup lama diperselisihkan
kualitasnya di kalangan para ulama, dan memerlukan klarifikasi serta kritik ulang sehingga
diketahui status hadits yang sesungguhnya.

2.2 Cabang-cabang Ulumul Hadis


Diantara cabang-cabang besar yang tumbuh dari Ilmu Hadis Riwayah dan Dirayah ialah:
a. Ilmu Rijal al-Hadis
Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi`in, mupun dari
angkatan-angkatan sesudahnya. Hal yang terpenting di dalam ilmu Rijal al-Hadits adalah sejarah
kehidupan para tokoh tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal, negeri
mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja mereka
memperoleh hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan Hadis. Ada beberapa istilah
untuk menyebut ilmu yang mempelajari persoalan ini. Ada yang menyebut Ilmut Tarikh,ada yang
menyebut Tarikh al-Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.
b. Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
Yaitu Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para
perawi dan tentang penta`dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata
yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu. Maksudnya al-Jarh (cacat) yaitu istilah
yang digunakan untuk menunjukkan sifat jelek yang melekat pada periwayat hadis seperti,
pelupa, pembohong, dan sebagainya. Apabila sifat itu dapat dikemukakan maka dikatakan bahwa
periwayat tesebut cacat. Hadis yang dibawa oleh periwayat seperti ini ditolak, dan hadisnya di
nilai lemah (dha`if). Maksudnya al-Ta`dil (menilai adil kepada orang lain) yaitu istilah yang
digunakan untuk menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat, seperti, kuat hafalan,
terpercaya, cermat, dan lain sebagainya. Orang yang mendapat penilaian seperti ini
disebut `adil,sehingga hadis yang di bawanya dapat di terima sebagai dalil agama. Hadisnya
dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya sebagai suber ajaran Islam, maka yang diambil adalah
hadis shahih.
c. Ilmu Fannil Mubhamat
Yaitu ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di
dalam sanad. Misalnya perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam shahih Bukhory
diterangkan selengkapnya olehIbnu Hajar Al `Asqollany dalam Hidayatus Sari Muqaddamah
Fathul Bari.
d. Ilmu Mukhtalif al-Hadis
Yaitu ilmu yang membahas Hadis-hadis secara lahiriah bertentangan, namun ada
kemungkinan dapat diterima dengan syarat. Mungkin dengan cara membatasi kemutlakan atau
keumumannya dan lainnya, yang bisa disebut sebagai ilmu Talfiq al-Hadits.
e. Ilmu `Ilalil Hadits
Yaitu ilmu yang membahas tentang sebab-sebab tersembunyi yang dapat merusak keabsahan
suatu Hadis. Misalnya memuttasilkan Hadis yang munqathi`, memarfu`kan Hadis
yang mauquf, memasukkan suatu Hadis ke Hadis yang lain, dan sebagainya. Ilmu yang satu ini
menentukan apakah suatu Hadis termasuk Hadis dla`if, bahkan mampu berperan amat penting
yang dapat melemahkan suatu Hadis, sekalipun lahirnya Hadis tersebut seperti luput dari
segala illat.
f. Ilmu Gharibul-Hadits
Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan Hadis Rasulullah SAW yang sukar di ketahui
dan di pahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa lisan atau bahasa Arab pasar.
Atau ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadis yang sukar
diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
g. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadis
Yaitu ilmu yang membahas Hadis-hadis yang bertentangan dan tidak mungkin di ambil jalan
tengah. Hukum hadis yang satu menghapus (menasikh) hukum Hadis yang lain (mansukh). Yang
datang dahulu disebut mansukh, dan yang muncul belakangan dinamakan nasikh.Nasikh inilah
yang berlaku selanjutnya.
h. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits (sebab-sebab munculnya Hadis)
Yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya
Nabi menuturkan itu. Seperti di dalam Al Qur`an dikenal adalah Ilmu Asbab al-nuzul, di dalam
Ilmu hadis ada Ilmu Asbab wurud al-Hadits. Terkadang ada hadis yang apabila tidak di ketahui
sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak di amalkan.
i. Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
Yaitu ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang di pakai oleh ahli-
ahli Hadis.

4. Ilmu Mana Al-Hadits

Kata Maani ( )adalah bentuk jamak dari kata Mana (). secara leksikal kata
maani berarti maksud atau arti. Ahli ilmu bayan mendefinisikannya sebagai pengungkapan
melalui ucapan tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga sebagai gambaran dari
pikiran.
Sedangkan menurut istilah, Ilmu Maani adalah ashul-ushul dan kaidah-kaidah yang
dengannya dapat diketahui hal ikhwal ungkapan Arab sesuai dengan konteks, situasi dan keadaan
yang sesuai dengan tujuan dari konteks tersebut.
.
.

Objek kajian ilmu maani adalah kalimat-kalimat yang berbahasa arab. Tentu
ditemukannya ilmu ini bertujuan untuk mengungkap kemukjizatan al-Quran, al-Hadits dan
rahasia-rahasia kefasihan kalimat-kalimat bahasa Arab, baik puisi maupun prosa. Disamping itu,
objek kajian ilmu maani hampir sama dengan ilmu nahwu. Kaidah-kaidah yang berlaku dan
digunakan dalam ilmu nahwu berlaku dan digunakan pula dalam ilmu maani. Perbedaan antara
keduanya terletak pada wilayahnya. Ilmu nahwu lebih bersifat mufrad (berdiri sendiri)
sedangkan ilmu maani lebih bersifat tarkibi (dipengaruhi faktor lain).Mengingat objek kajian
ilmu maani adalah kalam arabi, maka hadis pun menjadi salah satu bahan kajiannya. Jadi secara
spesifik, ilmu maani hadis bisa difahami ilmu yang berbicara bagaimana memahami sebuah teks
hadis secara tepat dengan mempertimbangkan faktor yang berkaitan dengannya atau indikasi
yang melingkupinya.[18]
lmu Asbab Wurud al-Hadits
Sebagaimana para ulama telah menyusun sebab-sebab nuzul-ul Quran, mereka juga
menyusun sebab-sebab wurudil hadits (asbabu wurudil Hadits) . Dengan demikian para ulama
telah memudahkan para mustambit mengistambitkan hukum-hukum syara dari dalil-dalilnya.
Jadi ilmu asbab wurud al-Hadits adalah:

ilmu yang menerangkan sebab turunnya hadits dan munasabah-munasabahnya.[9]
Ilmu ini pertama kali dirintis oleh Abu Hamid bin Kaznah al-Jubary yang kemudian
diteruskan oleh Abu Hafsh Umar bin Muhammad al-Ukbury (380-458 H). Pada dekade
berikutnya muncul kitab tentang Asbab wurud al Hadits yang ditulis oleh Ibn Hanmzah al-
Husainy (1054-1120 H) dengan judul al-Bayan wa al-tarif fi Asbab Wurud al-Hadits al-
Syarif. [10]Dicetak tahun 1329 H.[11]
Contoh Hadits yang ada asbabul wurudnya
Nabi bersabda


apabila salah seorang dari kamu berdiri kepada sholat maka janganlah dia meludah
kemukanya, karena dia sedang bermunajat dengan Allah, selama dia masih dalam mushollanya
dan jangan pula dia meludah ke sebelah kanannya, karena sebelah kanannya ada malaikat
tetapi hendaklah dia mmeludah kesebelah kirinya atau kebawah kakinya. (H.R Al Bukhari dari
Abu Huraira)
Pada suatu ketika Nabi melihat dahak di dinding masjid sebelah kiblat, maka Nabi
mengikisnya. Kemudian Nabi berpaling menghadapi para hadirin dan menyabdakan hadits ini.
[12]

Ilmu tarikhir ruwah


Ilmu yang membicarakan tentang sejarah peerawi-perawi hadits. Yakni:



ilmu yang mengenalkan pada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka meriwayatkan hadist.
Maka ilmu ini menerangkan keadaan-keadaan perawi, hari kelahirannnya, kewafatannya, guru-
gurunya, masa dia mulai mendengar hadits dan orang-orang yang meriwayatkan dari padanya,
negerinya, tempat kediamannya, perlawatan-perlawatannya, sejarah kedatangannya ke tempat-
tempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits.[4]
Ilmu ini lahir bersamaan dengan lahirnya periwayatan hadits dalam Islam. Para ulama
menganggap ilmu ini penting, karena mereka bisa mengetahui keadaan-keadaan perawi tentang
umur, tempat kediaman, sejarah perawi belajar, sebagaimana para ulama menanyakan tentang
pribadi perawi agar kemustahilannya dan kemunqathiannya, kemarfuannya dan
kemauqufannya jelas. Karena memang sejarah adalah senjata yang ampuh untuk melawan
pendusta. Sebagaimana dikatakan oleh Sufyan Ats Tsauri:

tatkala para perawi mempergunakan kedustaan, kamipun mempergunakan sejarah.[5]

Anda mungkin juga menyukai