Anda di halaman 1dari 18

ILMU HADIST

RIWAYAT DAN DIRAYAH

Abdul Malikul Q.A


Egie Febriyota
Catur Anang Hutoyo
Pengertian Ilmu Hadist
Ilmu Hadist (Ulum al-Hadist) secara bahasa berarti ilmu-
ilmu hadist. Kata ulum bentuk jama’ dari kata ilm (ilmu).

Secara istilah seperti yang diungkapkan oleh syaikh Abul


Hasan al-Ma’riby ilmu hadist ْ ialah ْ ُْ
ِّ َّ ُ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ٌ ْ َ ُ ْ َ
،‫ِعلم الح ِدي ِث ُهو ِعلم ِبقو ِاعد يعرف ِبها أقوال الن ِ يب صىل هللا عليه وسلم‬
ُ َ ْ َ
‫ وأحواله‬،‫وأفعاله‬
artinya : Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari
kaedah-kaedah yang membahas perkataan, perbuatan dan
hal ihwal Nabi saw.
Ilmu Hadist Riwayah

Secara bahasa, riwayah berarti menceritakan, mengambarkan,


cerita, atau kabar. Dalam ilmu hadis, riwayah adalah suatu
pemberitaan yang disandarkan kepada nabi muhammad saw.
Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus
Lengkap : Ilmu Hadis, ( Medan :Perdana Publishing, 2011), p. 207
Ilmu Hadist Riwayah
‫ وهو علم يبحث فيه عن كيفية اتصال الحديث برسول هللا صىل‬،‫علم الحديث رواية‬
‫هللا عليه وسلم من حيث معرفة رواتها ضبطا وعدالة من حيث كيفية السند‬
ً
‫اتصاالوانقطاعا‬

“Ilmu yang membahas tentang cara-cara penyambungan hadis sampai


kepada Rasulullah, dari sisi keadaan perowinya, menyangkut kedlabitan dan
keadilannya, dari segi penilaian perowi (jarh wa ta’dil), dan juga dari segi
sambungnya sanad atau putusnya sanad”

Abd Allah bin Muhammad bin Al Shadiq al Ghumariy, Taujih Al Inayah li Ta’rif ilm al Hadis
riwayah wa diroyah, Al Qahirah: Maktabah Al Qahirah, Cet III, 1429 H, p. 5
Ilmu Hadist Dirayah
Secara bahasa, Dirayah bermakna ilmu atau ma’rifah yang diperoleh dari usaha
manusia (pengetahuan)
Al-Munawiy, At-Tauqif Muhammad al-Ta’arif, cet 1 (Dar al-Fikr. Beina, 1416), h.335
Secara Istilah,
‫ن‬
‫والمت من حيث القبول‬ ‫هو العلم الذي يعرف به أحوال السند‬
‫ن‬
‫ ورواية األكبار‬،‫بالمعن‬ ‫ وصفات الرجال وما إىل ذلك من الرواية‬،‫ وكيفية التحمل واالداء‬،‫والرد‬
‫عن الصغار‬
Ilmu yang mengetahui Ihwal sanad dan matan dari sisi diterima dan ditolaknya
hadis, tatacara penerimaan hadis (tahammul wa ada’) dan perihal sifat-sifat
perowi, dan juga periwayatan perowi Akabir dan Al Shoghir.
Abd Allah bin Muhammad bin Al Shadiq al Ghumariy, Taujih Al Inayah li Ta’rif ilm al Hadis riwayah wa diroyah, Al
Qahirah: Maktabah Al Qahirah, Cet III, 1429 H, p. 10
Perbedaan Hadis Riwayah dan
Hadis Diroyah
Riwayat.
a. Objek pembahasan: apa saja penuturan yang berasal dari Nabi
b. Tujuan: Memelihara syari’ah Islam dan otentisitas Sunnah
c. Faedah: Menjauhi kesalahan dalam periwayatan.
Diroyah
a. Objek pembahasan, keadaan sanad, matan, dan perawi hadis
b. Tujuan: Meneliti hadits berdasarkan kaidahkaidah atau persyaratan
dalam periwayatan.
c. Faedah: Mengetahui periwayatan yang diterima (maqbul) dan yang
tertolak (mardud)
Syarat dan Adab Perawi
Syarat bagi seorang perawi dalam upayanya untuk meriwayatkan
hadist
a. Muslim
b. Berakal dan Baligh
c.‘Adil (konsisten (istiqomah) dalam beragama,
baik akhlaknya, tidak fasik, dan tidak melakukan cacat muru’ah)
d.Dhabith
Adapun adab dan akhlak yang harus diperhatikan perawi adalah
a. Meluruskan niat dan ikhlas hanya kepada Allah.
b. Bersikap hati-hati
c. Kejujuran dan Integritas ()‫الصدق واألمانة‬
d. Menyebarkan Hadis dengan Kewaspadaan
f. Transparansi ()‫الشفافية‬
g. Tidak malu dan tidak sombong
Adab Muhaddis
Meluruskan Niat dan Ikhlas
Membersihkan hati dari motif-motif keduniawian
Perhatian terhadap penyebaran hadis
Memberi perhatian besar terhadap penyebaran hadis, dan
menyampaikan hadis Nabi untuk meraih pahala
Menghormati
Tidak berbicara hadis di depan orang uang lebih utama daripada
dirinya, baik dari sisi usia maupun ilmunya
Membentuk majlis
Membentuk majlis untuk mengkaji hadis jika memang
memiliki kelayakan untuk mengajarkan hadis
Metode Periwayatan Hadist
Menurut ilmu hadist, periwayatan atau riwayat adalah kegiatan penerimaan dan
penyampaian hadist, serta penyandaran hadits itu kepada rangkaian para
periwayatanya dengan bentuk-bentuk tertentu.

Ada 3 syarat yang harus dipenuhi dalam periwayatan hadist


1) Kegiatan menerima hadist dari periwayat hadits.
2) kegiatan menyampaikan hadist itu kepada orang lain
3) Hadist ketika disampaikan, susunan rangkaian periwayatnya disebutkan.

Kegiatan yang berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan penyampaian hadist disebut
dengan TAHAMMUL WA ADA’ AL-HADITS. Periwayatnya dinamakan RAWI, apa yang
diriwayatkan namanya Al-MARWIY, susunan rangkaian periwayatnya dinamakan
SANAD/ISNAD, kalimat yang disebutkan setelah sanad namanya MATAN atau isi hadits
tersebut.
Metode Periwayatan Hadist
Persamaan dan perbedaan antara periwayatan dan kesaksian (al-syahadah)
Persamaan
1) Beragama Islam,
2) Mukallaf (Baligh dan berakal),
3) bersifat adil
4) bersifat dhabit kuat hafalanya.

Perbedaan
1). Periwayat dapat berstatus sebagai hamba sahaya atau merdeka, namun saksi harus berstatus sebagai merdeka.
2). Periwayat dapat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, jika saksi dalam beberapa peristiwa diharuskan laki-laki
3). Periwayat boleh dari seseorang yang buta, tetapi memiliki pendengaran yang baik. sedang saksi tidak boleh dari
seseorang yang buta.
4). Periwayat boleh memiliki hubungan kerabat dalam meriwayatkan, namun saksi tidak sah apabila terdapat hubungan
kerabat kepada yg diberikan kesaksianya.
Cara Nabi Menyampaikan Hadist
Menurut Dr. M. Syuhudi ada beberapa cara nabi Muhammad ketika menyampaikan hadits-
haditsnya.
a. Nabi menyampaikan hadistnya secara lisan kepada orang banyak dalam sebuah pengajuan rutin
b. Nabi menyampaikan hadistnya dengan lisan serta perbuatan kepada khalayak umum, di masjid dan di waktu
subuh serta malam.
c. Nabi menyampaikan hadistnya dengan lisan kepada seorang saja, kemudian kepada orang banyak, tanpa
menyebutkan nama seorang tersebut
d. Nabi menyampaikan hadist kepada seseorang secara langsung dan memberikan pengajaran teknis atas
pertanyaan
e. Nabi menyampaikan hadistnya dengan mendiamkan atau taqrir atas salah seseorang sahabat yang beribadah
tanpa contoh langsung dari nabi Muhammad.
d. banyak hadist-hadits nabi yang berupa surat-surat kepada kepala negara suatu wilayah yang berisi ajakan
memeluk agama Islam.
f. hadits-hadist nabi yang berbentuk ihwal atau keadaan nabi Muhammad, yang diceritakan oleh para sahabat,
seperti keadaan fisik,
Tata Cara Periwayatan Hadits
a. Mendengar dari perkataan guru ‫السماع من لفظ الشيخ‬

b. Pembacaan kepada guru ‫القراءة عىل الشيخ‬

c. Ijazah ‫اإلجازة‬

d. Penyerahan ‫المناولة‬
Tata Cara Periwayatan Hadits
e. Catatan ‫المكاتبة‬

f. Pemberitahuan ‫اإلعالم‬

g. Wasiyat ‫وصية‬

h. Menemukan ‫وجدة‬
Tata Cara Periwayatan Hadits
Dapat disimpulkan bahwa periwayatan hadist secara kesuluruhan adalah

1. Periwayat hadist jika menggunakan wijadah hendaknya mengemukakan dua hal, satu adalah
cara penerimaan yang ditempuhnya, kedua nama-nama periwayat hadist yang menyampaikan
hadist. Karena dua hal ini adalah bentuk pertanggung jawaban sumber.

2. Tidak semua penerimaan hadist memiliki kualitas yang tinggi. Al sima, al qiraah, al ijazah al
maqruna bil munawalah(al munawalah al maqrunah bil ijazah) dan al mukatabah, oleh mayorutas
para ulama dikategorikan sebagai kualitas yang tinggi dari pada cara selainya.

3. Redaksi kata atau pernyataan yang digunakan untuk penghubung antara periwayat dengan
periwayat yang terdekat sebelumnya, dapat menunjukan cara penerimaan riwayat hadist yang telah
dipakai oleh periwayat yang bersangkutan. Redaksi kata ada yang telah disepakati oleh para ulama
dan juga ada yang tidak.
FAKTOR YANG MENDORONG ULAMA MENGADAKAN
PENELITIAN SANAD DAN MATAN HADITS

Setidaknya ada tiga faktor penting yang mendorong ulama hadits mengadakan penelitian
sanad dan matan hadits, yaitu:
1. Hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam
Kedudukan hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam telah disepakati oleh para ulama dan
menjadikan mereka selektif dalam menerima hadits agar riwayat yang dijadikan sandaran amal
adalah betul-betul sabda Nabi saw. Menurut al-Qur'an, hadits Nabi merupakan sumber ajaran
Islam. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini cukup banyak. Di antaranya:
ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ ُ ُ َّ ُ ُ َ َ َ
‫وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا‬
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanla. "(QS. Al-Hasyr: 7).
FAKTOR YANG MENDORONG ULAMA MENGADAKAN
PENELITIAN SANAD DAN MATAN HADITS

2. Hadits tidak seluruhnya tertulis pada zaman Nabi

Ada beberapa alasan hadist nabi tidak tertulis seluruhnya


a. terjadinya hadits tidak selalu di hadapan Sahabat Nabi yang pandai menulis hadits
b. perhatian Nabi sendiri, Sebagaimana yang tampak dalam sabdanya yang melarang
penulisan haditsnya, demikian juga para sahabat Nabi pada umumnya, lebih banyak
tertuju kepada pemeliharaan al-Qur’ an
c. Walau nabi memiliki sekertaris, namun perintah menulis hanya kepada wahyu dan
surat yang turun kepada nabi
d. Sangatlah sulit jika seluruh pernyataan, perbuatan, taqrir, dan ihwal seorang yang
masih hidup untuk ditulis, ditambah dengan peralatan yang masih sederhana
FAKTOR YANG MENDORONG ULAMA MENGADAKAN
PENELITIAN SANAD DAN MATAN HADITS
2. Munculnya Pemalsuan Hadist
Hadits Nabi yang belum terhimpun dan kedudukan hadits yang penting sebagai salah
satu sumber ajaran Islam, telah dimanfaatkan secara tidak bertanggung-jawab oleh
orang-orang tertentu. Mereka membuat hadits palsu berupa pernyataan yang mereka
katakan berasal dari Nabi, padahal Nabi sendiri tidak pernah menyatakan demikian.
Adapun tujuan melakukan pemalsuan hadist diantaranya
1) Membela kepentingan politik
2) Membela aliran teologi
3) Membela madzhab fiqh
4) Memikat hati orang yang mendengarkan kisah yang dikemukakan
5) Menjadikan orang lain lebih zuhud;
6) Menjadikan orang lain lebih rajin mengamalkan suatu ibadah tertentu:
‫َََ ُ ُ‬ ‫َ َ ْ ُ ُ َّ َ ُ َ َ ْ َ ُ‬
‫هللا وبركاته‬
‫وعليكم السالم ورحمة ِ‬
‫‪Terima Kasih‬‬

Anda mungkin juga menyukai