Abd Allah bin Muhammad bin Al Shadiq al Ghumariy, Taujih Al Inayah li Ta’rif ilm al Hadis
riwayah wa diroyah, Al Qahirah: Maktabah Al Qahirah, Cet III, 1429 H, p. 5
Ilmu Hadist Dirayah
Secara bahasa, Dirayah bermakna ilmu atau ma’rifah yang diperoleh dari usaha
manusia (pengetahuan)
Al-Munawiy, At-Tauqif Muhammad al-Ta’arif, cet 1 (Dar al-Fikr. Beina, 1416), h.335
Secara Istilah,
ن
والمت من حيث القبول هو العلم الذي يعرف به أحوال السند
ن
ورواية األكبار،بالمعن وصفات الرجال وما إىل ذلك من الرواية، وكيفية التحمل واالداء،والرد
عن الصغار
Ilmu yang mengetahui Ihwal sanad dan matan dari sisi diterima dan ditolaknya
hadis, tatacara penerimaan hadis (tahammul wa ada’) dan perihal sifat-sifat
perowi, dan juga periwayatan perowi Akabir dan Al Shoghir.
Abd Allah bin Muhammad bin Al Shadiq al Ghumariy, Taujih Al Inayah li Ta’rif ilm al Hadis riwayah wa diroyah, Al
Qahirah: Maktabah Al Qahirah, Cet III, 1429 H, p. 10
Perbedaan Hadis Riwayah dan
Hadis Diroyah
Riwayat.
a. Objek pembahasan: apa saja penuturan yang berasal dari Nabi
b. Tujuan: Memelihara syari’ah Islam dan otentisitas Sunnah
c. Faedah: Menjauhi kesalahan dalam periwayatan.
Diroyah
a. Objek pembahasan, keadaan sanad, matan, dan perawi hadis
b. Tujuan: Meneliti hadits berdasarkan kaidahkaidah atau persyaratan
dalam periwayatan.
c. Faedah: Mengetahui periwayatan yang diterima (maqbul) dan yang
tertolak (mardud)
Syarat dan Adab Perawi
Syarat bagi seorang perawi dalam upayanya untuk meriwayatkan
hadist
a. Muslim
b. Berakal dan Baligh
c.‘Adil (konsisten (istiqomah) dalam beragama,
baik akhlaknya, tidak fasik, dan tidak melakukan cacat muru’ah)
d.Dhabith
Adapun adab dan akhlak yang harus diperhatikan perawi adalah
a. Meluruskan niat dan ikhlas hanya kepada Allah.
b. Bersikap hati-hati
c. Kejujuran dan Integritas ()الصدق واألمانة
d. Menyebarkan Hadis dengan Kewaspadaan
f. Transparansi ()الشفافية
g. Tidak malu dan tidak sombong
Adab Muhaddis
Meluruskan Niat dan Ikhlas
Membersihkan hati dari motif-motif keduniawian
Perhatian terhadap penyebaran hadis
Memberi perhatian besar terhadap penyebaran hadis, dan
menyampaikan hadis Nabi untuk meraih pahala
Menghormati
Tidak berbicara hadis di depan orang uang lebih utama daripada
dirinya, baik dari sisi usia maupun ilmunya
Membentuk majlis
Membentuk majlis untuk mengkaji hadis jika memang
memiliki kelayakan untuk mengajarkan hadis
Metode Periwayatan Hadist
Menurut ilmu hadist, periwayatan atau riwayat adalah kegiatan penerimaan dan
penyampaian hadist, serta penyandaran hadits itu kepada rangkaian para
periwayatanya dengan bentuk-bentuk tertentu.
Kegiatan yang berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan penyampaian hadist disebut
dengan TAHAMMUL WA ADA’ AL-HADITS. Periwayatnya dinamakan RAWI, apa yang
diriwayatkan namanya Al-MARWIY, susunan rangkaian periwayatnya dinamakan
SANAD/ISNAD, kalimat yang disebutkan setelah sanad namanya MATAN atau isi hadits
tersebut.
Metode Periwayatan Hadist
Persamaan dan perbedaan antara periwayatan dan kesaksian (al-syahadah)
Persamaan
1) Beragama Islam,
2) Mukallaf (Baligh dan berakal),
3) bersifat adil
4) bersifat dhabit kuat hafalanya.
Perbedaan
1). Periwayat dapat berstatus sebagai hamba sahaya atau merdeka, namun saksi harus berstatus sebagai merdeka.
2). Periwayat dapat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, jika saksi dalam beberapa peristiwa diharuskan laki-laki
3). Periwayat boleh dari seseorang yang buta, tetapi memiliki pendengaran yang baik. sedang saksi tidak boleh dari
seseorang yang buta.
4). Periwayat boleh memiliki hubungan kerabat dalam meriwayatkan, namun saksi tidak sah apabila terdapat hubungan
kerabat kepada yg diberikan kesaksianya.
Cara Nabi Menyampaikan Hadist
Menurut Dr. M. Syuhudi ada beberapa cara nabi Muhammad ketika menyampaikan hadits-
haditsnya.
a. Nabi menyampaikan hadistnya secara lisan kepada orang banyak dalam sebuah pengajuan rutin
b. Nabi menyampaikan hadistnya dengan lisan serta perbuatan kepada khalayak umum, di masjid dan di waktu
subuh serta malam.
c. Nabi menyampaikan hadistnya dengan lisan kepada seorang saja, kemudian kepada orang banyak, tanpa
menyebutkan nama seorang tersebut
d. Nabi menyampaikan hadist kepada seseorang secara langsung dan memberikan pengajaran teknis atas
pertanyaan
e. Nabi menyampaikan hadistnya dengan mendiamkan atau taqrir atas salah seseorang sahabat yang beribadah
tanpa contoh langsung dari nabi Muhammad.
d. banyak hadist-hadits nabi yang berupa surat-surat kepada kepala negara suatu wilayah yang berisi ajakan
memeluk agama Islam.
f. hadits-hadist nabi yang berbentuk ihwal atau keadaan nabi Muhammad, yang diceritakan oleh para sahabat,
seperti keadaan fisik,
Tata Cara Periwayatan Hadits
a. Mendengar dari perkataan guru السماع من لفظ الشيخ
c. Ijazah اإلجازة
d. Penyerahan المناولة
Tata Cara Periwayatan Hadits
e. Catatan المكاتبة
f. Pemberitahuan اإلعالم
g. Wasiyat وصية
h. Menemukan وجدة
Tata Cara Periwayatan Hadits
Dapat disimpulkan bahwa periwayatan hadist secara kesuluruhan adalah
1. Periwayat hadist jika menggunakan wijadah hendaknya mengemukakan dua hal, satu adalah
cara penerimaan yang ditempuhnya, kedua nama-nama periwayat hadist yang menyampaikan
hadist. Karena dua hal ini adalah bentuk pertanggung jawaban sumber.
2. Tidak semua penerimaan hadist memiliki kualitas yang tinggi. Al sima, al qiraah, al ijazah al
maqruna bil munawalah(al munawalah al maqrunah bil ijazah) dan al mukatabah, oleh mayorutas
para ulama dikategorikan sebagai kualitas yang tinggi dari pada cara selainya.
3. Redaksi kata atau pernyataan yang digunakan untuk penghubung antara periwayat dengan
periwayat yang terdekat sebelumnya, dapat menunjukan cara penerimaan riwayat hadist yang telah
dipakai oleh periwayat yang bersangkutan. Redaksi kata ada yang telah disepakati oleh para ulama
dan juga ada yang tidak.
FAKTOR YANG MENDORONG ULAMA MENGADAKAN
PENELITIAN SANAD DAN MATAN HADITS
Setidaknya ada tiga faktor penting yang mendorong ulama hadits mengadakan penelitian
sanad dan matan hadits, yaitu:
1. Hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam
Kedudukan hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam telah disepakati oleh para ulama dan
menjadikan mereka selektif dalam menerima hadits agar riwayat yang dijadikan sandaran amal
adalah betul-betul sabda Nabi saw. Menurut al-Qur'an, hadits Nabi merupakan sumber ajaran
Islam. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini cukup banyak. Di antaranya:
ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ ُ ُ َّ ُ ُ َ َ َ
وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanla. "(QS. Al-Hasyr: 7).
FAKTOR YANG MENDORONG ULAMA MENGADAKAN
PENELITIAN SANAD DAN MATAN HADITS