Muhammad Andrean
Jodi Setiawan
Wahdina
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “Metode Penelitian Hadis”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metodologi Studi Islam II. Dalam makalah ini mengulas tentang hadis dan metode
penelitiannya.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Pemakalah juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Pengertian Hadis ................................................................................. 2
1. Pengertian Hadis Secara Terbatas .................................................. 2
2. Pengertian Hadis Secara Luas ........................................................ 3
B. Defenisi Model Penelitian Hadis dan Ruang Lingkupnya ................. 3
C. Tujuan Penelitian Hadis...................................................................... 3
D. Metode Penelitian Hadis ..................................................................... 4
1. Melakukan Al-Takhrij..................................................................... 4
2. Melakukan Al-I‟tibar ...................................................................... 4
3. Mengkritisi Pribadi Periwayat Serta Metode Periwayatannya ....... 5
4. Meneliti Syudzudz dan „Illat ........................................................... 6
5. Menyimpulkan Hasil Studi Kritis Sanad ........................................ 6
6. Menyimpulkan Hasil Studi Kritis Matan........................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis merupakan salah satu hukum Islam yang harus dipahami. Namun,
dari masa para Sahabat sampai sekarang pun banyak hadis palsu maupun dho‟if
yang beredar luar dikalangan masyarakat, sehingga banyak menimbulkan berbagai
masalah yang terkadang sampai menimbulkan pemahaman-pemahaman yang
tidak sesuai dengan syariat Islam. Sebab itulah penting bagi setiap muslim
memilah-milah hadis yang akan digunakan sebagai dasar hukum dalam
menjalankan syari‟at Islam.
Dalam hal ini, yang menjadi permasalahannya adalah banyak orang-orang
Islam yang tidak mampu membedakan dan menentukan antara hadis dho‟if,
hasan, maupun shahih. Sering kali dalam menggunakan hadis tidak diperhatikan
sanadnya dan hanya menggunakan matannya saja, sehingga hadis tersebut tidak
dapat dijadikan dasar yang kuat.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang metode-metode penelitian
hadis yang dapat digunakan untuk membedakan dan menentukan antara hadis
dho‟if, hasan dan shahih dengan memperhatikan sanad serta matan hadis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hadis?
2. Apa definisi dan tujuan metode penelitian hadis?
3. Bagaimana metode dalam penelitian hadis?
C. Tujuan
1. Mengenal hadis
2. Mengenal metode penelitian hadis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadis
Hadis berasal dari bahasa Arab احل دي ث (al hadis) jamaknya adalah
األح ادي ث (al ahaadiits). Dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti,
diantaranya اجل دي د (al jadiid) yang berarti baru, lawan dari kata ( ميدقلاal
qadiim) yang berarti lama. Dalam hal ini, semua yang disandarkan kepada nabi
Muhammad SAW itu adalah hadis (baru). Sebagai lawan/ kebalikan dari wahyu
Allah (kalam Allah) yang bersifat qadim.1 Pendapat tersebut juga dikemukakan
oleh Muhammad „Ajjaj al Khathib. Beliau mengatakan hadis berarti sesuatu yang
baru.2 Kemudian arti hadis adalah “qarib” (yang dekat), yang belum lama terjadi
seperti dalam ungkapan (baru masuk Islam) حدي ث ال عهد ب اإل سالم, khabar
(warta) atau sesuatu yang diperbincangkan dan dipindahkan dari seseorang kepada
orang lain. Dari makna inilah diambil ungkapan “hadis Rasulullah”.
Hadis yang bermakna khabar ini diambil dari kata haddatsa, yuhadditsu,
tahdiits, yang bermakna riwayat atau ikhbar (mengabarkan). Maka jika ada
kita”.
Sedangkan menurut istilah dari ahli hadis dibagi kepada dua;
1. Pengertian Hadis Secara Terbatas
Ialah sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan yang sebagainya/
semisalnya”.
1
Muhammad Subhi Al Salih, ‘Ulumul Al Haddis Wa Mustalahuh (Beirut: Dar Al Fikr,
1989), h. 4-5.
2
Ajjaj al Khathib, Usul Al Hadis Wa Mustalahaha (Beirut: Dar Al Fikr, 1975), h. 26.
2
3
3
Umma Farida, Metodologi Penelitian Hadits, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010), h.
1-2.
5
4
Umma Farida, Naqd Al-Hadits, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2009), h. 99-110.
5
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Keshahihan Sanad Hadits, (Jakarta: PT. Karya Unipress,
1995), h. 139.
6
Umma Farida, Naqd Al-Hadits, h. 112.
7
7
Umma Farida, Kaedah Keshahihan Sanad Hadits, h. 187-193.
8
8
Erfan Soebahar, Menguak Fakta Keabsahan Al-Sunnah, (Jakarta: Prenada
Media, 1995), h. 204-206.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktifitas penelitian hadis memiliki tujuan untuk mengetahui kualitas hadis
yang diteliti baik dari sisi sanad ataupun matan.
Dalam penelitian hadis (naqd al-hadis) klasik, model penelitian diarahkan
kepada dua segi, yaitu sanad dan matan. Dalam penelitian sanad, model yang
ditempuh adalah dengan cara, yakni; melakukan at-Takhrij, melakukan al-I‟tibar,
mengkritisi periwayat hadis dan metode periwayatannya, meneliti syudzudz dan
„illat, dan mengambil natijah.
Sedangkan dalam penelitian matan, menurut al-A‟zhami dapat dilakukan
dengan cara mu‟aradhah, yaitu pencocokan konsep yang menjadi muatan pokok
setiap matan hadis, agar tetap terpelihara kebertautan dan keselarasan antar
konsep dengan hadis (sunnah) lain dengan dalil syari‟at yang lain. Langkah
pencocokan itu dilakukan dengan petunjuk eksplisit Alquran, sirah nabawiyah,
pengetahuan sejarah, dan penalaran akal sehat.
B. Penutup
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan
makalah yang kami tulis ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
“Kebahagiaanmu berkembang dari tangis yang jujur, bukan dari senyum yang
kau paksakan.”
11