Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah:

AKHLAK TASAWUF

Disusun oleh kelompok: 11(ES G)


1. Eka Retno Wulan 401200191
2. Funani Eno Amelina 401200212
3. Habibah Okta Viliani 401200213

Dosen pengampu:
Ahmad Bashori M. Pd.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sejarah Perkembangan Tarekat ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ahmad Bashori
M.Pd pada mata kuliah Akhlak Tasawuf. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang sejarah perkembangan tarekat bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen selaku dosen mata
kuliah akhlak tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan kesempurnaan makalah
ini.

Ponorogo, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................ii
BAB I/PENDAHULUAN..................................................................1

A. Latar Belakang .........................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................1
C. Tujuan Masalah........................................................................1

BAB II/PEMBAHASAN..................................................................2
A. Sejarah Perkembangan Tarekat..............................................2
B. Hubungan Tarekat dengan Tasawwuf.................................. 4

BAB III/PENUTUP..........................................................................5
A. Kesimpulan ...............................................................................5

DAFTAR PUSTAKA........................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mendekatkan diri kepada tuhan, maka harus menempuh jalan
ikhtiar,salah satu jalan ikhtiar yaitu dengan mendalami lebih jauh ilmu tasawuf,
untuk mengetahui sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak dikalangan orang
awam yang kurang mengetahui tentang ilmu mengenal tuhan (tarekat). Pengertian
tentang tarekat yaitu, Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam
islam dan sebagai salah satu pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat
mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin serta memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pembinaan mental beragam masyarakat. Banyak
orang yang salah faham tentang tarekat, sehingga mereka tidak mau
mengikutinya. Namun mereka yang sudah mengikuti tarekatpun umumnya belum
memahami bagaimana sebenarnya pengertian tersebut, awal mula dan sejarahnya
perkembangannya dalam islam.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan dalam pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah perkembangan Tarekat?
b. Bagaimana hubungan tarekat dengan tasawuf?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
1. Bentuk penyelesaian tugas mata kuliah akhlak tasawuf
2. Mengetahui sejarah perkembangan tarekat, hubungan tarekat dengan tasawuf

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Tarekat

Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktek ibadah yang diajarkan
secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, rasulullah mengajarkan wirid atau
zikir yang perlu diamalkan oleh Ali bin Abi Thalib. Atau Nabi saw
memerintahkan kepada sahabat untuk banyak mengulang-ulang kalimat tahlil dan
tahmid. Pada sahabat, nabi Muhammad memerintahkan untuk banyak membaca
ayat tertentu dari surat dalam al-qur’an. Ajaran ajaran khusus rasulullah itu
disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya, terutama berkaitan dengan
factor psikologis. Pada abad pertama hijriyah mulai ada perbincangan tentang
teologi, dilanjutkan mulai ada formulasi syariah. Abad kedua hijriyah mulai
muncul tasawuf. Tasawuf terus berkembang dan meluas dan mulai terkena
pengaruh luar. Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat yunani, india
maupun Persia. Muncullah sesudah abad ke-2 hijriyah golongan sufi yang
mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada
Allah. Para sufi kemudian membedakan pengertian-pengertian syariat, tahriqat,
dan makrifat. Menurut mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalan
lahir, tharikat untuk memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat untuk
mengamalkan segala sesuatu yang ghaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhir
yaitu mengenal hakikat Allah baik zat, sifat maupun perbuatannya. Orang yang
telah sampai ke tingkat makrifat dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yang
dimilikinya disebut karamat atau supranatural, sehingga dapat terjadi pada dirinya
hal-hal yang luar biasa yang tidak terjangkau oleh akal, baik di masa hidup
maupun sudah meninggal. Menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi disebut
quthub al-auliya. Pada abad ke-5 H atau 13 M barulah muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah
tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh tokoh sufi yang lahir
pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara adat
masing-masing.
Sejarah islam menunjukan bahwa tarekat-tarekat sejak bermunculan pada
abad ke-12 (abad ke-6 H), mengalami perkembangan pesat. Dapat dikatakan
bahwa dunia islam sejak abad berikutnya (1317H),pada umumnya dipengaruhi
oleh tarekat. Tarekat-tarekat tampak memegang peranan yang cukup besar dalam
menjaga eksistensi dan ketahanan umat islam, setelah mereka dilabrak secara
mengerikan oleh gelombang-gelombang serbuan tentara Tartar ( kota Bagdad
dimusnahkan tentara Tartar itu pada 1258 M atau 656 H). Sejak penghancuran
demi penghancuran yang dilakukan oleh tentara Tartar itu, islam yang
diperkirakan akan lenyap, tetapi mampu bertahan, bahkan dapat merembes
memasuki hati turunan para penyerbu itu dan memasuki daerah-daerah baru. Pada
umumnya sejak kehancuran kota Bagdad para anggota tarekatlah yang berperan
dalam penyebaran islam. Tarekat-tarekatlah yang menguasai kehidupan umat
islam selama zaman pertengahan sejarah islam (abad ke-13 samapi abad ke-18
atau ke-17 sampai 12 H). Pengaruh tarekat mulai mengalami kemunduran,
serangan-serangan terhadap tarekat yang dulunya dipelopori oleh Ibnu Taimiyah
(w. 1327 M/ 1728) terdengar semakin gencar dan kuat pada masa modern. Tokoh-
tokoh pembaharu dalam dua abad terakhir ini pada umumnya memandang bahwa
salah satu diantara sebab-sebab mundur dan lemahnya umat islam adalah
pengaruh tarekat yang buruk, antara lain menumbuhkan sikap taqlid, sikap
fatalistis,orientasi yang berlebihan kepada ibadah dan akhirat, dan tidak
mementingkan ilmu pengetahuan.
Pada perkembangannya, kata tarekat mengalami pergeseran makna. Jika
pada awalnya tarekat berarti jalan yang ditempuh oleh seorang sufi dalam
mendekatkan diri kepada Allah maka pada tahap selanjutnya istilah tarekat
digunakan untuk menunjuk pada suatu metode psikologi yang dilakukan oleh guru
tasawuf (musryid) kepada muridnya untuk mengenal tuhan secara mendalam. Dari
sinilah terbentuk suatu tarekat, dalam pengertian “jalan menuju tuhan di bawah
bimbingan seorang guru”. Setelah suatu tarekat memiliki anggota yang cukup
banyak maka tarekat tersebut kemudian dilembagakan dan menjadi sebuah
organisasi tarekat. Pada tahap ini, tarekat dimaknai sebagai “organisasi sejumlah
orang yang berusaha mengikuti kehidupan tasawuf”. Dengan demikian, di dunia
islam dikenal beberapa tarekat besar, seperti Tarekat Qadiriyah, Naqsabandiyah,
Syathariyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, Tijaniyah, Idrisiyah, dan Rifaiyah.
Dilihat dari ajaran ortodoks islam, ada tarekat yang dipandang sah (mu’tabarah)
dan ada pula tarekat yang dianggap tidak sah (ghair mu’tabarah). Penjelasan dari
keduanya yaitu: “Suatu tarekat dianggap sah (mu’tabarah) jika memiliki mata
rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga amalan dalam tarekat tersebut dapat
dipertanggung jawabkan secara syari’at. Sebaliknya, jika suatu tarekat tidak
memiliki mata rantai (silsilah) yang mutawatir sehingga ajaran tarekat tersebut
tidak dapat dipertanggung jawabkan secara syariat maka ia dianggap tidak
memiliki dasar keabsahan dan oleh karenanya disebut tarekat yang tidak sah
(ghair al-mu’tabarah)”.

B. Hubungan Tarekat dengan tasawuf

Dalam ilmu tasawuf, istilah tarekat tidak saja ditujukan pada aturan dan
cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang syekh tarekat dan bukan pula
terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang tarekat, tetapi meliputi
segala aspek ajaran yang ada dalam agama islam, seperti shalat zakat, puasa,
zihad, haji, dsb, yang semua itu merupakan jalan atau cara mendekatkan diri
kepada Allah swt. Dalam tarekat yang sudah melembaga, tarekat mencakup
semua aspek ajaran dalam islam, shalat, zakat, puasa, zihad, haji dll ditambah
pengamalan serta seorang syekh. Akan tetapi, semua itu terikat dengan tuntunan
dan bimbingan seorang syekh melalui baiat. Sebagaimana telah diketahui bahwa
tasawuf secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah swt sedekat
mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Usaha
mendekatkan diri ini biasanya dilakukan di bawah bimbingan seorang guru atau
syekh. Ajaran-ajaran tasawuf yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri
kepada Allah merupakan hakikat tarekat yang sebenarnya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah.
Gambaran ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang
dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan
seorang guru kepada muridnya. Dari pengertian diatas, kita dapat melihat bahwa
terekat merupakan cabang atau aliran dalam paham tasawuf.
.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian topik yang telah dibahas sebelumnya, dapat


ditarik sebuah kesimpulan yaitu:
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktek ibadah yang diajarkan secara
khusus kepada orang tertentu. Pada perkembangannya, kata tarekat mengalami
pergeseran makna. tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang dengan
beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan seorang guru
kepada muridnya. Dari pengertian diatas, kita dapat melihat bahwa terekat
merupakan cabang atau aliran dalam paham tasawuf.
Demikian pembahasan makalah yang kami sampaikan baik dari segi
sejarah perkembangan tasawuf dan hubungan tarekat dengan tasawuf. Semoga isi
pembahasan dari makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2010 Akhlak Tasawuf Bandung: Pustaka Setia


https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/eka33426/5d3934750
d823009967465e3/sejarah-tarekat-dalam-islam
http://kianhlblogeer.blogspot.com/2017/01/sejarah-tarekat-dan-hubungannya-
dengan_16.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai