Anda di halaman 1dari 8

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Shalawat serta salam kami
lafadzkan untuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah membawa kita
keluar dari zaman jahiliah (kebodohan) ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti saat ini.

Kami bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan kami
sangat berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan makalah
ini. Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ULUMUL HADIST
yaitu, pak HENDRI S.T,h.I.M.A yang telah memberikan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Harapan kami adalah, makalah ini dapat menjadi sarana untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kami tim penulis dan juga para pembaca.

Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya. Apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini,
kami mohon maaf. Kami tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari para
pembaca agar ke depannya kami dapat menyusun makalah yang lebih baik dari yang
sekarang.

Siak sri indrapura 19 sep 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG.

Mempelajari proses belajar mengajar hadits merupakan ilmu pengetahuan yang penting
dalan kehidupan kita, karena hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.
Hadits merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits
sampai kepada Rasulullah SAW., dari segi hal ihwalpara perawinya, yang menyangkut
kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad dan sebagainya.

Sebagaimana telah Kita ketahui hadist ialah segala perkataan (sabda), perbuatan,
ketetapan dan persetujuan dariii Nabi Muhammada SAW yangg dijadaikan ketetapan ataupun
hukum dalaam agama Islam. Hadist dijadaikan sumber dalaam agama Islam selain Al-
Qur’an. Ullumul hadist ialah berarti ilmu pengetahuan yangg mengkaji atau membahas
tentang segala yangg disandarkan kepadaa Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan takrir
maupun lainnya, mka segala ilmu yangg membicarakn masalah hadist padaa berbagai
aspeknya berarti termasuk ilmu hadist. Didalaamnya terdapatt cabang – cabang ilmu hadist.

Sejarah pembukuan dan penulisan hadist dan ilmu hadist telah melewati serangkaian fase
historis yangg sangat panjang mulai dariii Rasulullah saw, kemudian terus kepadaa sahabat,
tabi’in dan saat mencapai puncaknya padaa abada ketiga hijriah hingga sekarang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ULLUMUL HADIST.

Ulumul Hadist ialah istilah Ilmu Hadist di dalam tradaisi Ulama` Hadist. Dalaam bahasa
Arabnya yaitu `Ulum al Hadist. `Ulum al Hadist terdiri atas dua kata, yaitu `Ulum dan al
Hadist. Kata `Ulum dalaam bahasa Arab ialah bentuk jamak dariii `Ilm, jadai berarti “ilmu-
ilmu”, sedangkan al Hadist di kalangan Ulama` Hadist berarti “segala sesuatu yangg di
sandarkan kepadaa Nabi SAW dariii perkataan, perbuatan, taqrir, atau sifat. Dengaan
demikian `Ulum Al Hadist mengandung pengertian “ilmu-ilmu yangg membahas atau
berkaitan dengaan Hadist Nabi.

Secara umum para Ulama` Hadais membagi Ilmu Hadist kepadaa dua bagian, yaitu Ilmu
Hadist Riwayah (`Ilm al Hadist Riwayah) dan Ilmu Hadist Dirayah (`Ilm al Hadist Dirayah) :

1. Ilmu Hadist Riwayah.

a. Pengertian Ilmu Hadist Riwayah Kata riwayah, artinya periwayatan atau cerita, maka
ilmu hadist riwayah, artinya ilmu hadist berupa periwayatan. Secara terminologis, yangg
dimaksud dengaan ilmu hadist riwayah ialah : ilmu yangg khusus berhubungan dengaan
riwayah ialah ilmu yangg meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi saw, dan
perbuatannya dan penguraian lafalnya. Definisi diatas mengacu kepadaa rumusan hadist
secara luas, sedangkan definisi yangg mengacu kepadaa rumusan hadist yangg terbatas atau
sempit, mka definisinya ialah ilmu yangg menukilkan segala yangg disandarkan kepadaa
Nabi saw semata mata.1

2. Ilmu Hadist Dirayah


1
Khon, A. M. Ullumul hadist. (jakarta; Amzah 2008). Hal 45
Istilah ilmu al-hadist atau disebut juga ilmu dirayah al-hadist menurut asSuyuthi, muncul
setelah masa al-khathib al-Bagdadai, yaitu masa Ibn al-Akfani. Ilmu ini dikenal juga dengaan
sebutan ilmu ushul al-hadist, ulama al-hadist, musthahalah al-hadist, dan qawa’id at-tahdis.
(As-Suyuthi). Bahkan ada yangg menyebutnya dengaan ‘ilmu musthahalah ahli a’tsar, seperti
dikatakn oleh Ibn Hajar al-Asqalani.

Diantara semua istilah diatas, padaa dasarnya tidak ada perbedaan makna sehingga tidak
menimbulkan perbedaan dalaam materi pembahasannya, namun yangg lebih mencakup dariii
istilah tersebut ialah istilah ‘ulum al-hadist. Istilah ini, meskipun memberikan kesan
masuknya ilmu hadist riwayah kedalaamnya, tetapi dalaam pamkaian sehari-hari tidak
demikian.

Dalam bahasa Indonesia, istilah yangg sudah baku ialah “ilmu hadist”. Istilah ini,
meskipun dengaan memkai sebutan tunggal , akn tetapi (dimaksudkan) di dalaamnya
mencakup semua materi yangg terkait. Tentu saja ilmu hadist riwayah tidak termasuk
kedalaamnya, karena pembahasan tentang hadist (sebagai materi dariii ilmu hadist riwayah)
sudah mempunyai sebutan tersendiri secara terpisah, yangg dipisahkan dariii materi ilmu
hadist.2

B. Cabang- Cabang Ilmu Hadist Aspek Sanad.

Dari ilmu hadist Riwayah dan Dirayah ini, padaa perkembangan berikutnya, muncullah
cabang-cabang ilmu haidts lainnya, seperti ilmu rijal alhadist, ilmu al-jahrwa al-ta’dil, ilmu
tarikh al-ruwah, ilmu ‘ilal al-hadist, ilmu alnasikh wa al-mansukh, ilmu asbab wurud al-
hadist, dan ilmu mukhtalif al-hadist. Secara singkat cabang-cabang diatas akan diuraikan
berikut ini:

a. Ilmu Rijal al-Hadist.

Ilmu rijal al-hadist ialah, ilmu untukk mengetahui para perawi hadist dalaam kapasitasnya
sebagai perawi hadist. Ilmu ini sangat penting kedudukannya dalaam lapangan ilmu hadist.
Hal ini karena, sebagimana diketahui, bahwa objek kajian hadist padaa dasarnya ada dua hal,
yaitu matan dan sanada. Ilmu Rijal hadist ini lahir bersama-sama dengaan periwayatan hadist
dalaam islam dan mengambil porsi khusus untukk mempelajari persoalan-persoalan diseqitar
sanada. Diantara qitab yangg paling tua yangg menguraikan tentang sejarah para perawi

2
Ibih Hal. 47
thabaqat demi thabaqat ialah karya Muhammada ibn Sa’ada, yaitu thabaqat al-kubra dan
karya Khalifah ibn ‘Ashfari, yaitu thabaqat al-Ruwwah, dan lainlain.

b. Ilmu al-jarh wa al-Ta’dil.

Ilmu al-jarh, yangg secara bahasa berarti ‘luka, cela, atau cacat’, ialah ilmu pengetahuan
yangg mempelajari kecacatan para perawi, seperti padaa keadailan dan kedhabitannya. Para
ahli hadist mendefinisikan al-jarh dengaan : “kecacatan padaa perawi hadist disebabkan oleh
sesuatu yangg dapatt merusak keadailan dan kedhabitan perawi”.3

Ulama lain mendefinisikan al-jarh dan at-ta’dil dalaam satu definisi, yaitu ilmu yangg
membahas tentang para perawi hadist dariii segi yangg dapatt menunjukkan keadaan mereka,
baik yangg dapatt mencacatkan dan membersihkan mereka, dengaan ungkapan atau lafaz
tertentu.

Ilmu jarh wa al-ta’dil ini dipergunakn untukk menetapkan apakah periwayatan seorang
perawi itu bisa diterima atau harus ditolak sama sekali. Apabila seorang rawi “dijahr” oleh
para ahli sebagai rawi yangg cacat, maka periwayatannya harus ditolak. Sebaliknya, bila
dipuji mka hadistnya bisa diterima selama syarat-syarat lain bisa dipenuhi.

c. Ilmu Tarikh ar-Ruwah.

Ilmu tarikh ar-ruwah, ialah ilmu untukk mengetahui para perawi hadist yangg berkaitan
dengaan usaha periwayatan mereka terhadap hadist.

Dengaan ilmu ini akan diketahui keadaan dan identitas para perawi, seperti kelahirannya,
wafatnya, guru-gurunya, masa/waktu mereka mendengar hadist dari gurunya, siapa orang
yang meriwayatkan hadist darinya, tempat tinggal mereka, tempat mereka mengadakn
lawatan, dan lain-lain. Sebagai bagian dariii ilmu rijal hadist, ilmu ini mengkhususkan
pembahasannya secara mendalaam padaa sudut kesejahteraan dariii orang-orang yangg
terlibat dalaam periwayatan.

A. Ilmu tawarikh al-mutun.

Ilmu yang menerangkan tantang kapan sebauah hadis itu diucapkan atau diperbuat
oleh R asulullah saw, yang dilihat dari aspek ( tempat, waktu, dan kondisi). Imu ini sangat
penting dan berguna untuk mengantar dalam memahami sebuah hadis dar statusya, atau

3
Rahmad, F. (). Ikhtisar mushthalahul Hadist. (Bandung: PT. Alma arif. 1974). Hal 23
apakah hadis tersebut terjadi nasikh mansukh. Ulama yang merintis ilmu ini adalah,
Sirajuddin Abu Hafsh Amr al-Bulkiny.

B. Ilmu asbab wurud al-hadis.

Ilmu yang membahas tentang sebab-sebab atau latar belakang lahirnya sebuah hadis.
Ilmu ini sangat penting mengantar untuk memahami hadis tentang kondisi yang dihadapi dan
menjadi sebab hadis itu diucapkan.
Menguatkan maksud di atas, menurut Prof Dr. Zuhri ilmu asbab wurud al-hadits
adalah ilmu yang menyingkapi sebab-sebab timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang
apabila tidak diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika
hendak diamalkan. Ulama yang merintis ilmu ini adalah Abu Hamid bin Kaznah al-Jubary
dan Abu Hafsh Umaru bin Muhammad bin Raja al-Ukbari.

C. Ilmu Ma ani Al- Hadist.

Ma’ani, Secara etimologi ma’ani merupakan bentuk jamak dari kata ma’na yang memiliki
arti makna, arti, maksud atau petunjuk yang dikehendaki suatu lafal.4 Untuk mengetahui arti
dari sebuah hadis perlu adanya pemahaman untuk mengetahui makna hadis tersebut. Dalam
memahami makna hadis Nabi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti meneliti
sebuah hadis dan sebab-sebab tertentu yang menghubungkannya dengan alasan tertentu yang
dijadikan dasar munculnya.5 Memahami hadis tidak semudah membalikkan telapak tangan
karena hasil dari pemahaman sebuah hadis bisa dijadikan hujjah umat Islam, maka dari perlu
ketelitian dan kehati-hatian dalam memahami makna hadis.

BAB III

4
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis (Jakarta : AMZAH, 2014), 134
5
Muhammad Nurudin, Qowaid Syarah Hadis (Kudus : Nora Media Enterprise, 2010), 69.
PENUTUPAN

KESIMPULAN.
Para Ulama` Hadais membagi Ilmu Hadist kepada dua bagian, yaitu Ilmu Hadist Riwayah
(`Ilm al Hadist Riwayah) dan Ilmu Hadist Dirayah (`Ilm al Hadist Dirayah). Hadist Riwayah
ialah ilmu yangg mempelajari hadist-hadist yangg disandarkan kepadaa Nabi saw baik
perkataan, perbuatan, ketetapan, tabi’at maupun tingkah lakunya. Sedangkan Hadist Dirayah
ialah Ilmu yangg membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-peraturan yangg
dengaannya diketahui perbedaan antara hadist yangg shahih yangg disandarkan kepadaa
Rasulullah saw dan hadist yangg diragukan penyandaran kepadaanya.

DAFTAR PUSTAKA.
Khon, A. M. 2008. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah.

Rahman, F. 1974. Ikhtisar Mushthalahul Hadits. Bandung: PT Alma’arif.

Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis (Jakarta : AMZAH, 2014),

Muhammad Nurudin, Qowaid Syarah Hadis (Kudus : Nora Media Enterprise, 2010)

Mudzakir, M. 1998. Ulumul Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai