Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU HADIS

Disusun Oleh : - Nurul Huda - Andri Okta I - Agus Salim - Trinila

Dosen Pembimbing : Bp. Idham, S.Ag., M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) Tahun Akademik 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar belakang Sudah merupakan kesepakatan kaum muslimin bahwa al-Hadits merupakan

sumber syariat islam kedua setelah al-Qur-an. Oleh karena itu mempelajari haditshadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- merupakan kewajiban sebagaimana mempelajari al-Qur-an.Demi menyempurnakan pengkajian kita terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam-, dan memudahkan dalam menelaah sunnah yang diwariskan oleh beliau, serta mampu memilah antara yang shahih dan yang dhaif dari hadits dan sunnah tersebut, maka dibutuhkan wasilah khusus yang bisa merealisasikan hal tersebut, wasilah tersebut adalah Ulumul Hadits. Ulumul Hadits merupakan ilmu mulia, barang siapa yang mahir dalam disiplin ilmu ini, maka sungguh telah mendapatkan kebaikan yang besar, karena ilmu ini merupakan kunci pokok untuk mempelajari hadits-hadits Nabi, barangsiapa yang mempelajarinya maka akan banyak berinterakasi dengan sunnah-sunnah Rasulullah, sehingga sangat berpotensi untuk lebih mengenal sunnah beliau, bahkan tidak menutup kemungkinan akan terbangun sebuah kemampuan yang luar biasa, yaitu keahlian dalam memilah hadits shahih dan hadits dhaif. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai urgensi kajian ulumul hadits.

B.

Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah berikut: 1. Apakah pengertian ilmu Hadis? 2. Apa saja pembagian ilmu Hadis?

C.

Tujuan Untuk lebih memahami tentang ilmu hadis dan pembagiannya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Hadis Yang dimaksud dengan ilmu hadis, menurut ulama mutaqaddimin adalah:

Ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara persambungan hadis sampai kepada Rasul SAW dari segi hal ihwal para perawinya, kedabitan, keadilan, dan dari bersambung tidaknya sanad, dan sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya, oleh ulama mutaakhirin, ilmu hadis ini dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu Hadis Riwayah dan ilmu Hadis Dirayah. Pengertian yang diajukan oleh ulama mutaqaddimin itu sendiri, oleh ulama mutaakhirin dimasukkan ke dalam pengertian ilmu Hadis Dirayah.

1. Ilmu Hadis Riwayah Yang dimaksud dengan ilmu Hadis Riwayah, ialah:

Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadis-hadis yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat maupun tingkah lakunya.

Ibn al-Akfani, sebagaimana dikutip oleh Al-Suyuthi, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu Hadis Riwayah ialah:

Ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi SAW., baik periwayatannya, pemeliharaannya, maupun penulisan atau pembukuan lafaz-lafaznya. Obyek ilmu Hadis Riwayah ialah bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang lain, dan memindahkan atau mendewankan. Demikian menurut pendapat Al-Suyuthi. Dalam menyampaikan dan membukukan hadis hanya disebutkan apa adanya, baik yang berkaitan dengan matan maupun sanadnya. Ilmu ini tidak membicarakan tentang syadz (kejanggalan) dan illat (kecacatan) matan hadis. Demikian pula ilmu ini tidak membahas tentang kualitas para perawi, baik keadilan, kedabitan, atau fasikannya. Adapun faedah mempelajari ilmu Hadis Riwayah adalah untuk menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama, yaitu Nabi SAW.

2. Ilmu Hadis Dirayah Ilmu Hadis Dirayah biasa juga disebut sebagai Ilmu Musthalah AlHadits, Ilmu Ushul Al-Hadits, Ulum Al-Hadits, dan Qawaid Al-Tahdits. AlTirmisi mendefinisikan ilmu ini dengan:

Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi, dan lainlain. Ibnu al-Akfani mendefinisikan ilmu ini sebagai berikut:

Ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakikat periwayatan, syaratsyarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya serta untuk mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya, macam-macam Hadis yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengannya. Yang dimaksud dengan: Hakikat Periwayatan adalah penukilan hadis dan penyandarannya kepada sumber hadis atau sumber berita. Syarat-syarat periwayatan ialah penerimaan perawi terhadap hadis yang akan diriwayatkan dengan bermacam-macam cara penerimaan, seperti melalui Al-Sama (pendengaran), Al-Qiraah (pembacaan), Al-Washiah (berwasiat), Al-Ijazah (pemberian izin dari perawi). Macam-macam periwayatan ialah membicarakan sekitar

bersambung dan terputusnya periwayatan dan lain-lain. Hukum-hukum periwayatan ialah pembicaraan sekitar diterima atau ditolaknya suatu hadis. Keadaan para perawi ialah pembicaraan sekitar keadilan, kecacatan para perawi, dan syarat-syarat mereka dalam menerima dan meriwayatkan hadis. Macam-macam hadis yang diriwayatkan meliputi hadis-hadis yang dapat dihimpun pada kitab-kitab tashrif, kitab tasnid, dan kitab mujam.

Ada pula ulama yang menjelaskan, bahwa ilmu Hadis Dirayah ialah:

Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara hadis yang sahih yang disandarkan kepada Rasul SAW dan hadis yang diragukan penyandarannya kepadanya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui, bahwa obyek pembahasan Ilmu Hadis Dirayah, adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi, baik yang menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabiat, dan keadaan hafalannya, maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad. Sedang keadaan marwi adalah dari sudut kesahihan, kedhaifannya, dan dari sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan. Dengan mempelajari Ilmu Hadis Dirayah ini, banyak sekali faedah yang diperoleh, antara lain; (a) mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dan ilmu hadis dari masa ke masa sejak masa Rasul SAW sampai sekarang; (b) dapat mengetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam mengumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadis; (c) mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan hadis lebih lanjut, dan; (d) dapat mengetahui istilahistilah, nilai-nilai, dan kriteria-kriteria hadis sebagai pedoman dalam beristinbat. Dari beberapa faedah di atas, apabila diambil intisarinya, maka faedah mempelajari Ilmu Hadis Dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadis, apakah ia maqbul (diterima) dan mardud (ditolak), baik dilihat dari sudut sanad maupun matannya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dengan melihat uraian Ilmu Hadis Riwayah dan Ilmu Hadis Dirayah di atas, tergambar adanya kaitan yang sangat erat, antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini karena, setiap ada periwayatan hadis tentu ada kaidah-kaidah yang dipakai dan diperlukan, baik dalam penerimaannya maupun penyampaiannya kepada pihak lain. Sejalan dengan perjalanan ilmu Hadis Riwayah, ilmu Hadis Dirayah juga terus berkembang menuju kesempurnaannya, sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan langsung dengan perjalanan hadis Riwayah. Oleh karena itu, tidak mungkin Ilmu Hadis Riwayah berdiri tanpa Ilmu Hadis Dirayah, begitu juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

http://ariynatalovers.blogspot.com/2009/12/resume-ulumul-hadits.html http://www.sugengprabowo.com/pentingnya-mempelajari-hadits Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: Rajawali Pers, 2003

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, semoga sholawat dan salam dilimpahkan kepada Hamba dan Rasulnya Muhammad SAW juga kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Atas berkat rahmat, hidayah dan pertolongan Allah jualah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah tentang Ilmu Hadis dan Pembagiannya. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang telah kami sampaikan dalam penulisan makalah ini. oleh karena itu kami mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya.

Baturaja,

Oktober 2013

Tim Penulis

ii 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................ ii DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1 C. Tujuan Pembahasan .................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Hadis ................................................................. 2 1. Ilmu Hadis Riwayah .............................................................. 2 2. Ilmu Hadis Dirayah ............................................................... 3

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

iii 9

Anda mungkin juga menyukai