STUDI KEISLAMAN
STUDI UMUM TENTANG ULUMUL HADITS
Puji syukur ke hadirat Allah SWT Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Studi umum tentang Ulumul Hadits”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Keislaman. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan untuk kita semua, bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Dr. Abu Mansur M.Pd.I selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi Keislaman.Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Secara etimologis kata “Ilmu Hadits” merupakan kata serapan dari bahasa arab “Ilmu Al-Hadits”
yang terdiri atas dua kata, yaitu “ilmu” dan “hadits”. berarti ilmu pengetahuan yang mengkaji atau
membahas tentang segala yang disandarkan kepada Nabi SAW.
Kata “al hadits” juga dapat dipandang sebagai istilah yang lebih umum dari kata“sebagai
sunnah”. Yang mencakup seluruh yang berhubungan dan disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sedangkan istilah “as sunnah” digunakan untuk perbuatan (amal) dari
Nabi SAW saja.
Definisi lain, dari segi bahasa ilmu hadits terdiri dari dua kata yakni ilmu dan hadits,secara sederhana
ilmu artinya pengetahuan, pengetahuan, dan Ilmu dan hadits artinya segala sesuatu yang disandarkan
kepadaNabi Muhammad SAW, baik dari hadits, maupun persetujuannya (taqrir/ketetapan).
Sedangkan pengertian ilmu hadits secara terminologi adalah suatu ilmu yang dengannya dapat
diketahui betul tidak ucapan, perbuatan, keadaan atau lain-lainnya, yangorang katakan dari Nabi
Muhammad SAW
Istilah lain dari hadist :
Al – Hadist
Khobar
Atsar
Sunnah
Arti sunnah secara etimologi berarti jalan yang tampak (ath thariqatul maslukah). Kata sunnah berasal
dari akar kata sanna, yasinnu, sunnatan.
Untuk membedakan dengan masalah hikmah dan lain-lain dengan hadits, para muhaditsin
memberikan persyaratan. Persyaratan itu adalah sebagai berikut:
3. Perbedaan dan persamaan hadits nabawy dengan hadits qudsi, hadits qudsi dengan Al-Qur'an
Perbedaan
1) Hadits qudsi bisa juga disebut hadits rabby atau hadits Ilahi, yaitu maknanya dari Allah
sedangkan lafadznya dari Nabi dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Bala ata ykulu Allahhu ta’ala
- Ana.
2) Sedangkan hadits Nabi itu lafadz dan maknanya dari Nabi sendiri dan tidak mempunyai
ciri-ciri seperti hadits qudsi tersebut.
Persamaan
Sedangkan persamaannya adalah bahwa hadits nabawiyah dan hadits qudsi adalah sama-sama
bersal dari nabi dan sebagai sumber matan hadits
C. Hadits Ditinjau dari Segi Kualitas Shahih, Hasan dan Dhaif
Pendapat pertama yang muncul mengenai pembagian hadits dari segi kualitas, terbagi dua, kualitas
shahih dan dhaif. Kualitas hasan diperkenalkan pertama kali oleh Imam Turmidzi. Secara jelas beliau
memberikan batasan-batasan dasar untuk hadits hasan. Batasan-batasan tersebut kemudian diikuti
oleh ulama hadits pada umumnya.
1. Hadits Shahih
Penentuan kriteria hadits shahih diambil dari definisi hadits shahih itu sendiri. Bahwa hadits shahih
ialah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang adil lagi kuat daya ingatnya
dari yang semisalnya hingga puncak akhirnya, terhindar dari syadz dan cacat.
2. Hadits Hasan
adalah hadits yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil
sanadnya, tidak cacat, dan tidak ganjil.
3. Hadits Dhaif
hadist yang tidak memenuhi kriteria penerimaan hadist ataupun sifat-sifatnya tidak memenuhi kriteria
hadist shahih ataupun hadist hasan
4. Hadits Maudhu / Palsu
Tidak memenuhi syarat sebagai hadits
G. Asbabul Wurud
Ilmu Asbab Wurud al-Hadits (sebab-sebab munculnya Hadits)
Yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya Nabi
menuturkan itu. Seperti di dalam Al Qur`an dikenal adalah Ilmu Asbab al-nuzul, di dalam Ilmu
hadits ada Ilmu Asbab wurud al-Hadits. Terkadang ada hadits yang apabila tidak di ketahui sebab
turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak di amalkan.
H. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits
Nasikh artinya menghapus atau menghilangkan, sedangkan masukh adalah yang dihapus atau
dihilangkan. Menurut ulama ushul Naskh adalah penghapusan oleh syari’ (pembuat hukum dalam
hal ini adalah Allah dan Rasul-Nya SAW) terhadap suatu hukum syara’ dengan dalil syar’iy yang
datang kemudian.
Ilmu nasikh dan mansukh hadits yaitu ilmu yang membahas Hadits-hadits yang bertentangan dan
tidak mungkin di ambil jalan tengah. Hukum hadits yang satu menghapus (menasikh) hukum
Hadits yang lain (mansukh). Yang datang dahulu disebut mansukh, dan yang muncul belakangan
dinamakan nasikh. Nasikh inilah yang berlaku selanjutnya.