Makalah
Disusun Oleh:
DINA APRILIA
Semester 1 ( satu )
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar perbuatan makalah ini. Makalah
yang akan kami buat dalam kesempatan kali ini berjudul “Terminologi Hadist”.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna di muka bumi ini, semua sisi
kehidupan manusia dan makhluk Allah telah digariskan oleh Islam melalui
Kalam Allah swt ( Al Qur’an ) dan Al Hadits. Al Qur’an sudah jelas di
tanggung keasliannya oleh Allah swt sampai akhir nanti, bagaimana dengan Al
Hadits.
Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an yang
diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam. Sebagai sumber
hukum kedua, kita sebagai umat Islam wajib mempelajarinya. Terkhusus
kepada para pelajar Muslim, kita harus mengetahui pula pengertian hadits dan
istilah ilmu hadits lainnya berupa sunnah, khabar, dan atsar, persamaan dan
perbedaannya, serta bentuk-bentuk hadits, agar kita dapat mengetahui isi dari
hadits dengan baik, sehingga untuk menularkannya kepada masyarakat pun
bisa dilakukan dengan benar.
Di sini penulis akan memaparkan sedikit hasil dari beberapa buku yang telah
penulis baca, berupa pengertian hadits, sunnah, khabar, dan atsar serta stuktur
hadist, sanad, matan dan muharij.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hadist,Sunnah, Khabar, Atsar?
2. Menjelaskan stuktur hadist, sanad, matan dan muhariy?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetehui Pengertian Hadist, Sunnah, Khobar dan Atsar
2. Untuk mengetahui struktur hadist, sanad, matan dan muhariy
. BAB II
PEMBAHASAN
1
Badri Khaeruman M.Ag, Ulumul Hadist,(CV Pustaka Setia ,2010), h.59-64
Ibnu Manzhur berpendapat bahwa kata ini berasal dari kata Al-
Hadits, jamaknya: Al-Ahadits, Al-Haditsan dan Al-Hudtsan. Ada juga
sebagian Ulama yang menyatakan, bahwa ahadits bukan jamak dari
haditsyang bermakna khobar, tetapi meruppakan isim jamak.Mufrad ahadits
yang sebenarnya, adalah uhdutsah, yang bermakna suatu berita yang dibahas
dan sampai dari seseorang ke seseorang.(Hasbi Ashidiqi, sejarah pengantar
ilmu hadits : 2)
Menurut istilah ahli ushul fiqih, pengertian hadits ialah:
كل ماصدر عن النيب صلى اهلل عليه وسلم غريالقرأن الكرمي من قول او فعل اوتقرير مما يصله ان
يكون دليال حلكم شرع
“Hadits yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW selain Al-
Qur’an al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir Nabi
yang bersangkut paut dengan dengan hukum syara”.
Sedangkan Ulama Hadits mendefinisikan Hadits sebagai berikut:
كل ما أثرعن النيب صلى اهلل عليه وسلم من قول او فعل اوتقرير اوصفة خلقية او خلقية
Artinya :“Segala sesuatu yang diberikan dari Nabi SAW baik berupa sabda,
perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi”.42
Yang dimaksud dengan “hal ihwal” ialah segala yang diriwayatkan dari
Nabi SAW yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran
dan kebiasaan-kebiasaan.
Kedua hadits tersebut di atas menyatakan bahwa unsur Hadits itu terdiri dari
tiga unsur yang ketiga unsur ini hanya bersumber dari Nabi Muhammad,
ketiga unsur itu adalah:
a. Perkataan. Yang dimaksud dengan perkataan Nabi Muhammad ialah
sesuatu yang pernah dikatakan oleh beliau dalam berbagai bidang.
b. Perbuatan. Perkataan Nabi merupakan suatu cara yang praktis dalam
menjelaskan peraturan atau hukum syara’. Contohnya cara Sholat.
c. Taqrir. Arti taqrir adalah keadaan beliau mendiamkam, tidak
menyanggah atau menyetujui apa yang dilakukan para sahabat.
Sementara kalangan ulama ada yang menyatakan bahwa apa yang
dikatakan hadits itu bukan hanya yang berasal dari Nabi SAW, namun
2
Ibid.h.62
yang berasal dari sahabat dan tabi’in disebut juga hadits. Sebagai
buktinya, telah dikenal adanya istilah hadits marfu’, yaitu hadits yang
dinisbahkan kepada Nabi SAW, hadits mauquf, yaitu hadits yang
dinisbahkan pada shahabat dan hadits maqtu’ yaitu hadits yang
dinisbahkan kepada tabi’in.Jumhur Al-Muhadditsin berpendapat bahwa
pengertian hadits merupakan pengertian yang terbatas sebagai berikut:
“Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baik berupa
perkataan, perbuatan, penyataan (taqrir) dan sebagainya”
Sebagaimana disebutkan oleh Muhammad Mahfuzh Al-Tirmizi, yaitu:
أن احلديث الحيتث باملرفوع اليه صلى اهلل عليه وسلم بل جاء بلموقوف وهو ما أضيف اىل
الصحاىب واملقطوع وهو ما أضيف للتبعي
Artinya: “Bahwasanya hadits itu bukan hanya untuk sesuatu yang marfu’
yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, melainkan
bisa juga untuk sesuatu yang mauquf,yang disandarkan kepada
sahabat dn yang maqtu, yaitu yang disandarkan kepada tabi’in”
Munzier Suparta (2001:3)
4. Atsar
Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa. Sesuatu dan
berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena doa yang dinukilkan / berasal
dari Nabi SAW. Dinamkan doa maksur.
Sedangkan atsar menurut istilah terjadi perbedaan pendapat diantara
pendapat para ulama. Sedangkan menurut istilah:
ماروي عن الصحابة ويحوزاطالقه على كالم النبى ايضا
Artinya: “yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat
danboleh juga disandarkan pada perkataan Nabi SAW”.
3
Mudasir. Ilmu Hadits. (Bandung: Pustaka Setia. 1999) h. 42
Jumhur ulama mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, sahabat dan tabi’in.
sedangkan menurut ulama Khurasan bahwa atsar untuk yang mauquf dan
khabar untuk yang marfu’.
4
Drs.M.Solahudin,MAg, Agus Suryadi,Lc,M.Ag,Ulumul Hadist, (Bandung :Pustaka Setia
2011) h.89-97
(Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis). Contoh :
Artinya:
"Dikhabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari Nafi, yang
menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah sebagian dari antara kamu membeli barang yang sedang dibeli
oleh sebagian yang lainnya. " (Al-Hadis)
(Dikhabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari nafi yang
menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW
bersabda:...)
Berdasarkan pengertian di atas, disebutkan bahwa sanad
adalah jalan matan (thariq al-min). Jalan matan berarti serangkaian
orang-orang yang menyampaikan atau meriwayatkan matan hadits,
mulai perawi pertama sampai yang terakhir.
Bagian di bawah ini adalah sanad Haditst:
ح ّدثنا عبد هللا بن يوسف قال أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن
مطعم عن أبيه
Artinya :“Telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Yusuf, dia
berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab
dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya”.
سمعت رسول هللا (صلعم) قرأ فى المغرب بالطور.
“aku mendengar Rasulullah SAW membaca surat Thur ketika Shalat
Maghrib”.5
ﻤﺎ ﺍﻨﺘﮭﻰ ﺍﻟﻴﻪ ﺍﻟﺴﻨﺪ ﻤﻥ ﺍﻟﮑﻟﻢ ﻔﮭﻮ ﻨﻔﺲ ﺍﻟﺤﺪﻴﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺬﮐﺮ ﺍﻻ ﺀﺴﻨﺎﺪﻟﻪ
Artinya: “perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda nabi saw
yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya.”
Contoh:
‘dari Muhammad yang diterima dari abu salamah yang diterima dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullahsaw bersabda :” saandainya tidak akan
memberatkan terhadap umatmu, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak
(menggosok gigi) niscaya aku melakukan shalat.”(HR. Turmizi).
ح ّدثنا عبد هللا بن يوسف قال أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه
) (رواه البخارى. سمعت رسول هللا (صلعم) قرأ فى المغرب بالطور:قال
3. Mukharij
Kata mukharrij secara bahasa adalah orang yang mengeluarkan
hadits. Sedangkan menurut makna istilah yang dimaksud di sini antara lain
adalah orang yang meriwayatkan hadits lengjkap dengan sanadnya, dan
telah membukukan/ menghimpun hadits-haditsnya tersebut dalam satu
kitab. Dalam konteks contoh di atas adalah Al-Hakim. Contoh lain misalnya
Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Turmudzi , Ibnu
Majah dan sebagainya.8
Apabila kita mengutip matan hadits dari kitab tertentu, misalnya
kitab shahih al-Bukhari, kemudian kita mencari matan hadits yang sama di
kitab yang lain (misalnya Shahih Muslim) dengan sanad yang berbeda,
tetapi dapat bertemu dengan sanad al-Bukhari, maka pekerjaan yang
demikian ini disebut istikhraj, atau takhrij. Sedang orang yang melakukan
kegiatan tersebut juga dinamakan Mukharrij atau Mustakhrij.Selanjutnya
jika usaha Mukharrij tersebut dihimpun dalam satu buku/kitab, maka kitab
yang demikian itu dinamakan Kitab Mustakhraj . Contohnya adalah kitab
Mustakhraj Abu Nu’aim, karya Abu Nu’aim, yaitu kitab mustakhraj hadist
untuk hadits-hadits yang dimuat dalam kitab Shahih al-Bukhari.
Istilah Takhrij juga dapat berarti : menjelaskan bahwa sutu hadist (misalnya
hadits tentang perintah bersiwak/gosok gigi) terdapat dalam sutu kitab
hadits tertentu. Umpamanya sebagai berikut:
8
Suhudi Ismail, Dr, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992).
Hal. 23-24
أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال لوال أن أشق على أمتي أو على الناس ألمرتهم بالسواك مع كل
صالة
a. Hadits ini termaktub dalam kitab Shahih al- Bukhari Bab al-Wudlu’, bab
al-jum’at, bab a-shoum dan bab al-tamanni
b. Termaktub dalam kitab Shahih Nuslim, bab Taharah dan Hajji
c. Termaktub dalam kitab Sunan Abu Dawud, bab tharah sebanyah 4
tempat
d. Termaktub dalam kitab Sunan al-Turmudzi, bab Thaharah sebanyah 3
tempat
e. Termaktub dalam kitab Sunan al-Nasa’i, bab thaharh dan qiyam al-lail
f. Termaktub dalam kitab sunan Ibnu Majah, bab thaharah dan iqamat al-
shalat
Pekerjaan demikian ini juga dapat dinamakan takhrij al-Hadits.dan orang
yang melakukan disebut dengan istilah Mukharrij.
Selain itu, istilah takhrij juga dapat berarti menerangkan kaadaan perawi,
sanad dan derajat hadits yang terdapat dalam suatu kitab yang belum
diterangkan derajatnya, misalnya seperti : Takhriju Ahadits al-Kassyaf, oleh
Jamaluddin al-Hanafi, yaitu kitab yang menerangkan derajat hadits-hadits
yang terdapat dalam kitab tafsir al-Kassyaf, karya Al-Zamakhsyari.9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Al-Hadits
9
Agus,Solahudin, Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia. 1991). Hal. 22-23
Dalam kamus besar bahasa Arab [al-‘ashri], Kata Al-Hadits berasal
dari bahasa Arab “al-hadist” yang berarti baru, berita. Ditinjau dari segi
bahasa, kata ini memiliki banyak arti
2. Definisi As-Sunnah
Menurut bahasa sunnah berarti
الطريقة محمودة كانت اومذمونة
“Jalan yang terpuji atau tercela”.
3. Khabar
Secara etimologis khabar berasal dari kata :khabar, yang berarti
‘berita’.Adapun secara terminologis, para ulama Hadits tidak sepakat
dalam menyikapi lafadz tersebut.sebagaimana mereka berpendapat adalah
sinonim dari kata hadits dan sebagian lagi tidak demikian.
4. Atsar
Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa. Sesuatu dan berarti
pula nukilan (yang dinukilkan). Karena doa yang dinukilkan / berasal dari
Nabi SAW. Dinamakan doa maksur.
Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau
isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad
ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Matan adalah redaksi/isi dari
hadist. Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits.
Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang
diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan
sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima
atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad
merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Badri Khaeruman M.Ag, Ulumul Hadist,(CV Pustaka Setia ,2010), h.59-64
Drs.M.Solahudin,MAg, Agus Suryadi,Lc,M.Ag,Ulumul Hadist, (Bandung :Pustaka Setia
2011) h.89-97
Mudasir. 1999. Ilmu Hadits. Bandung: Pustaka Setia.
Sahrani, Sohari. 2010. Ulumul Hadis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Solahudin, Agus, dkk. 2011. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia.