Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN HADIST, SUNNAH, ATSAR, DAN KHABAR

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Ulumul Hadist
Dosen pengampu: Dr. H. Abdul Sattar, M.Ag

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Alifian Riski Nur H 23010260112
Choirotun Chotimah 23010260113

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NEGRI ISLAM WALISONGO SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hadits adalah bukan teks suci seperti halnya Al-Qur'an. Namun, hadits
memiliki tempat yang sangat penting dalam Islam dan menjadi rujukan kedua
setelah Al-Quran. Kedudukan hadits sebagai salah satu sumber pokok ajaran
Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, memiliki peran dan fungsi untuk
menentukan kehidupan umat Islam. Kehadiran hadits di kehidupan masyarakat
menjadi penting ketika Al-Qur’an tidak ditemukan penjelasan yang lebih lanjut
tentang suatu masalah. Hadits merupakan suatu penjelas atau bayang Al-Qur’an
yang sangat dibutuhkan untuk memahami tektual Al-Qur’an. Oleh karena itu,
keberadaan hadits dengan cara tidak menafikan derajat hadits dengan seiring
sumber pokok Islam tersebut(Hadits et al., 2017).

Jika Al-Qur’an adalah wahyu yang berasal dari sang Pencipta, maka hadits
berasal dari hamba dan para utusanNya. Oleh karena itu sudah sepantasnya yang
berasal dari sang Pencipta, kedudukannya lebih tinggi dari yang berasal dari
hamba utusanNya. Adanya hadits sebagai sumber pokok ajaran islam, menjadi
banyak persoalan, Karena berkaitan dengan matan, perawi, sanad dan lainnya,
yang menjadikan hadist boleh atau tidaknya untuk dijadikan hujjah. Terlepas dari
itu, perbedaan para sahabat memahami hadits menjadi hal penting untuk ditelaah
lebih dalam, karena perbedaan dari pemahaman tersebut dapat mengakibatkan
periwayatan menjadi berbeda. Hal itu yang menjadi penyebab hadits
diperselisihkan oleh para ulama tentang kehujjahannya. Perbedaan suatu
pemahaman hadits oleh para sahabat antara tekstual dengan kontekstual dapat
menciptakan sesuatu yang disebut dengan “Hadits Riwayah Bil-lafdzi” dan
“Hadits Riwayah Bil-ma’na. ”

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari Hadist, Sunnah, Atsar, dan Khabar.
2. Untuk mengetahui pengertian Hadist, Sunnah, Atsar, dan Kabar.
3. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai
Hadist, Sunnah, Atsar, Khabar.
4. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ulumul Hadist.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalh ini adalah:

1. Apa pengertian Hadist itu?


2. Apa pengertisn Sunnah itu?
3. Apa pengertian Atsar dan Khabar?

BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. PENGERTIAN HADIST
Hadist menurut Bahasa (etimologi) Al-Jadid yang berarti sesuatu yang
baru, merupakan lawan dari Al-Qadim atau sesuatu yang lama. Hadist juga sering
disebut dengan Al-Khabar yang berarti berita atau kabar. Allah juga memaknai
kata hadist dengan khabar sebagaimana firmannya:

ٰ ‫انُ ۡوا‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ه اِ ۡن َك‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG


ؕ َ‫ ِدقِ ۡين‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ص‬ ٖۤ ِ‫ث ِّم ۡثل‬ ۡ
ٍ ‫ ِد ۡي‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫اتُ ۡوا بِ َح‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫فَ ۡلي‬

“Maka cobalah mereka membuat (suatu khabar atau kalimat) yang semisal
dengannya (Alquran) jika mereka orang-orang yang benar.” (Qs. At-Thur: 34)

Sedangkan menurut istilah (terminologi), para ahli hadist memberikan definisi


hadist yang berbeda-berbeda sesuai dengan sudut tinjauan masing-masing di
siplin ilmunya.

Menurut para ahli hadis, pengertian hadis adalah:


“segala sesuatu yang dihubungkan dengan Nabi SAW berupa perkataan Nabi,
perbuatan, dan hal ihwalnya”

Yang dimaksud dengan “hal ihwalnya” adalah semua yang diriwayatkan dari Nabi
SAW yang berhubungan dengan himmah, sejarah kelahiran ,karakteristik dan
kebiasan-kebiasannya. Sehingga gerak diamnya Ketika tertidur dan terbangunpun
disebut hadist.

Adapun pendapat menurut ahli ushul fiqh:

“sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa


perbuatan ,perkataan, taqrir atau semacamnya.”

Sedangkan ulama ahli fikih mengidentifikasikan hadis dengan sunnah, yaitu suatu
perbuatan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan
tidak mendapatkan dosa atau sering disebut juga dengan hukum taklifi. Dengan
demikian ulama ahli fikih berpendapat hadist adalah sifat syar’iyah untuk
perbuatan yang dituntut untuk mengerjakannya, tetapi tuntutan melaksanakannya
tersebut tidak pasti.

Hadist menurut fuqoha (ahli fiqh) adalah:

“segala sesuatu yang ditetapkan Nabi Muhammad SAW yang tidak ada sangkut
pautnya dengan masalah-masalah yang diwajibkan.”

Dilihat dari definisi hadist, hadist dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Hadist Qauliyah
Segala perkataan yang disandarkan kepada Nabi SAW, yaitu perkataan atau
ucapan yang mengandung berbagai syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan
dengan akidah, syari’at, ataupun akhlak. Seperti :

ُ ‫ان َي‬
ُ ْ‫ش ُّد َبع‬
‫ض ُه َبعْ ضًا‬ ِ ‫ْالمُْؤ مِنُ ل ِْلمُْؤ م‬
ِ ‫ِن َكاْل ُب ْن َي‬
“orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan bangunan, satu
dengan yang lainnya saling mengokohkan”.

2. Hadist Fi'liyah
"Segala sesuatu yang disandarkan hanya pada perbuatan Nabi SAW" hadist ini
berisikan berita tentang perbuatan Nabi SAW yang menjadi panutan perilaku para
sahabat dan menjadi panduan umat muslim untuk meneladaninya.

‫صلوا كمارايتمو نى ا صلى (رواه البخارى و مسلم من ملك‬

“sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bersholat” HR. Bukhori


dan Muslim.

3. Hadist Taqriri

“segala sesuatu yang datang atau dilakukan oleh sahabat rasulullah SAW dan
ditetapkan Rasulullah SAW.”

Contohnya adalah Rasul membiarkan para sahabat memakan daging biawak, akan
tetapi Nabi sendiri tidak memakan daging tersebut dan tidak mengharamkannya.
(H.R Muttafaqun ‘alaih dari ibnu umar).u umar).

Hadist Qudsi

Hadis Qudsi juga disebut sebagai hadis al-Ilahiy atau al-Rabaniy, yaitu
sebuah hadis seperti hadis Nabi, namun secara subtansi (kandungan maknanya)
keduanya berbeda dari sumber asalnya. Hadist Qudsi maknanya bersumber dari
Allah SWT, sedangkan hadis ataupun sunnah bersumber dari Nabi sendiri(Idris,
2017).

Hadis Nabawi

Hadis Nabawi adalah sebuah lafal mupun maknanya berasal dari nabi
Muhammad SAW sendiri dalam bentuk perkataan, perbuatan, taqrir maupun sifat-
sifatnya.
B. PENGERTIAN SUNAH

Sunah menurut Bahasa adalah perjalanan atau Sejarah (al-sirah), baik


buruknya masih bersifat umum. Dapat diartikan juga sebagai jalan atau perjalanan
(al-thoriq wa al-sayr), atau jalan yang dijalani baik yang terpuji maupun tidak.

Sunnah menurut istilah memiliki perbedaan beberapa pendapat dikalangan


ulama. Menurut ahli hadist (muhadditsin) sunnah ialah sinonim dari hadist:

“segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada seorang sahabat
atau tabi’in, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat”.

Menurut ushul fiqh (ushuliyun) sunnah ialah:

“segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang patut dijadikan dalil hukum
syara’’

Para ulama ushul fiqh beranggapan bahwa sunnah ialah segala perbuatan Nabi
SAW yang hanya dapat dijadikan dasar hukum islam. Jadi, seperti makan, minum,
tidur, berjalan, buang air, dan lain-lain tidak bisa disebut sunnah.

Menurut ulama ahli fiqh (fuqoha) sunnah ialah:

“segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW dan bersifat syara’ mendapat pahala
bagi yang mengerjakannya dan tidak mendapatkan dosa bagi yang tidak
mengerjakannya.” Contonya seperti sholat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain.

Menurut ulama maw’izhah sunnah ialah:

“sesuatu yang menjadi lawan bid’ah”

Yang dimaksud Bid’ah disini para ahli maw’idzah tidak melihat substansi dan
makna yang tersirat mereka hanya melihat dari sisi lawan sunnahnya.

C. PENGERTIAN KHABAR DAN ATSAR

1. KHABAR
Khabar secara bahasa adalah Al-Naba’ atau berita. Sedangkan menurut
istilah Khabar adalah segala bentuk berita, marfu’, mauquf yang disandarkan
kepada Nabi SAW, sahabat, maupun tabi’in baik secara perkataan, perbuatan,
persetujuan, dan sifat .

Kabar menjadi lebih umum dari hadist karena setiap hadist sudah pasti khabar
sedangkan khabar belum tentu hadist.

2. ATSAR
Atsar berasal dari kata al-Atsar (‫ )رثأال‬yang berasal dari bahasa Arab. Jamaknya
adalah ‫( راثآ‬atsar). Secara bahasa kata ‫ رثأال‬bermakna: ‫( ءيشال ةيقب‬bekas sesuatu).
Sedangkan menurut istilah, Atsar adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari
sahabat, dan disandarkan pada perkataan Nabi SAW”(Hadits et al., 2017).

PENUTUP

KESIMPULAN
Hadist menurut bahasa adalah sesuatu yang baru dan disebut juga sebagai
kabar atau berita. Hadist menurut ahli hadist ialah segala sesuatu yang
dihubungkan dengan Nabi SAW berupa perkataan, perbuatan dan peristiwa.
Hadist menurut ahli ushul fiqh ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Hadist menurut ahli
fuqoha ialah segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak ada sangkut
pautnya dengan masalah-masalah yang diwajibkan.

Sunnah menurut bahasa adalah perjalanan atau sejarah. Sedangkan sunnah


menurut istilah memiliki beberapa perbedaan pendapat dikalangan ulama.
Menurut ahli hadist sunnah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW, sahabat, atau tabi’in baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifat.
Menurut ahli ushul fiqh sunnah adalah segala perbuatan dan ketetapan yang patut
dijadikan dalil hukum syara’. Sedangkan menurut ahli fiqh sunnah adalah segala
sesuatu yang datang dari Nabi SAW dan bersifat syara’.
Khabar menurut bahasa disebut dengan Al-Naba’ atau berita. Sedangkan
menurut istilah Khabar disamakan dengan hadist.
Atsar menurut bahasa adalah sisa atau bekas sesuatu sedangkan menurut
istilah atsar juga disamakan dengan hadist dan Khabar.

DAFTAR PUSTAKA

Hadits, P., Atsar, D. A. N., & Pengantar, K. (2017). DI SUSUN OLEH


KELOMPOK 1 : ➢ ANDI SUMARNI ➢ NURUL FUAD SYARI ’ AH DAN
HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN.
Idris, A. F. (2017). Memahami Kembali Pemaknaan Hadis Qudsi. International
Journal Ihya’ ’Ulum Al-Din, 18(2), 133.
https://doi.org/10.21580/ihya.17.2.1734
https://sumsel.tribunnews.com/tag/hadist-taqririyah-adalah

https://podiumminimalis.com/blog/hadits-qauliyah
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5629141/apa-perbedaan-sunnah-dan-
hadits-berikut-ini-penjelasanya
https://adinawas.com/contoh-contoh-hadits-qouliyah-filiyah-dan-taqririyah.html
https://bimbinganislam.com/apa-itu-haidits-taqririyah-dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai