NAMA KELOMPOK :
1. M. DOVI QURAHMAN
2. M. APIP
3. M. ZAKY
BAB II
PEMBAHASAN
"katakanlah pada orang-orang kafir, jika mereka berhenti, niscaya allah akan
mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu dan jika mereka kembali iagi
sesungguhnya akan berlaku sunnah orang yang telah lalu"
b. Hadist
Hadist menurut bahasa "al-jadid" artinya baru, lawan dari al-gadim
artinya lama, secara bahasa dia juga berarti sesuatu yang di nukilkan dan
yang dibicarakan, hadist secara bahasa juga berarti sesuatu yang sedikit dan
banyak, bentuk jamak dari hadist adalah ahadist." Seperti firman allah swt:
ث َأ َسفًا ۟ ُك َعلَ ٰ ٓى َءا ٰثَر ِه ْم ن لَّ ْم يُْؤ ِمن
ِ وا بِ ٰهَ َذا ْٱل َح ِدي َ َّلَ َعل
َ ك ٰبَ ِخ ٌع نَّ ْف َس
ِ ِإ
"Maka (apakah) kamu akan membunuh diri karna bersedih hati setelah
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada hadist ini" (Q.S.
al-Kahfi: 6) . maksud hadist disini adalah al-Qur'an. Juga firman allah:
ث َو َأ َّم ا
ْ ك فَ َح ِّد
َ ِّبِ نِ ْع َم ة ِ َر ب
c. Khabar
Khabar menurut bahasa adalah "berita", jamaknya "akhbar".
Sedangkan menurut istilah terdapat perbedaan pendapat:
1. Ada yang berpendapat bahwa khabar sama dengan hadist sehingga
defenisinya sama secara istilah.
2. Sebagian yang lain ada yang berpendapat diantaranya Ujaj al-Khatib
bahwa, * hadist adalah segala yang datang dari nabi, sedangkan khabar
segala yang datang dari selain nabi SAW seperti sahabat dan tabi'in, sehingga
orang yang ahli hadist disebut muhaddis dan ahli sejarah disebut ikhbari.
3. Ada juga yang beipendapat bahwa khabar lebih umum dari hadist, kalaa
hadist segala yang datang dari nabi sedangkan khabar segala yang datang
dari nabi dan selainnya, sehingga setiap hadist itu adalah khabar dan tidak
setiap khabar itu adalah hadist, diantara yang berpendapat seperti ini adalah
Imam al-Jazairi.
d. Atsar
Astar menurut bahasa adalah "sisa sesuatu", sedangkan menurut
istilah ada dua pendapat:
1. Ada yang mengatakan bahwa astar adalah sama dengan hadist sehingga
defendisinya sama.
2. Ada yang berpendapat bahwa astar berbeda dengan hadist, yaitu apa
yang disandarkan pada sahabat dan tabi'in, baik berupa ucapan dan
perbuatan mereka.
Maka dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa wahyu terbagi kepada
dua:
1. Wahyu yang dibaca yaitu al-Quran yang datang dari Allah SWT
2. Wahyu yang diriwayatkan yaitu setiap yang datang dari Rasul SAW
sebagai penjelas wahyu yang datang dari allah yaitu al-Quran, sebagaimana
firman Allah Swt:
الذ ْك َر لِ تُ بَ يِّ َن لِ لنَّ اس ِ َم ا نُ ِّز َل ِإ لَ ْي ِه ْم َو لَ َع لَّ هُ ْم يَ تَ فَ َّك ُر و َن َو َأ ْن َز ْل نَ ا
ِّ كَ ِإ لَ ْي
Maka al-Quran dan Hadist dua sumber yang harus di patuhi bagi
umat islam, tidak mungkin memahami syariat melainkan merujuk kepada
alquran dan hadist, seorang Mujtahid slalu butuh kepada kedua sumber ini.
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Hadist adalah wahyu dan hujjah bagi
umat islam:
1. Al-Quran
"Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang- orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang- orang Kaya saja di
antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah.
dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya".(Q.S.al-Hasr:7). Masih banyak lagi ayat-ayat yang
menerangkan bahwa Hadist itu adalah wahyu dan wajib diikuti
diantaranya lagi: An-Nisa:59 dan 80, An-Nur:56 dan 63, Al-Ahzab:36,
Al-Maidah:92 dan lain-lain.
2. Hadist
"Telah Saya tinggalkan dua pegangan, apabila engkau
berpegang dengan keduanya, tidak akan pernah sesat selama-lamanya
yaitu al-Quran dan Sunnahku" (HR. Muttafaqun 'Alaih).
3. Ijma'
Telah sepakat umat Islam bahwa wajib mengamalkan Sunnah
atau Hadist, umat Islam menerima Sunnah bagaikan menerima al-
Quran karena dia adalah sumber pensyari'atan. Dan Allah telah
bersaksi bahwa kita harus mengikuti apa yang telah Allah wahyukan
pada rasulnya tidak selainnya, sebagaimana firman Allah SWT:
"Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) Aku mengetahui
yang ghaib dan tidak (pula) Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang
melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?". (Q.S.al-
An'am:50)
Sangat banyak sejarah yang menjelaskan bagaimana umat
Muhammad yang pertama berpegang teguh kepada Sunnahnya,
seperti peristiwa Umar ibnu Khattab hendak mencium Hajar Aswad
dan berkata, " sungguh saya tak mengerti duhai batu, kalaulah bukan
Kekasihku saw menciummu dan memegangmu pasti aku tak akan
memegang dan menciummu, sungguh pada diri Rasul itu terdapat
suri tauladan yang baik".
Masih banyak lagi cerita-cerita lain yang menjelaskan betapa
Sahabat sangat antusias untuk menjalankan sunnah Rasul SAW.
4. Iman
Sudah menjadi keharusan bagi iman untuk mengikuti risalah
yang dibawa oleh Rasul yang kita percayai, wajib untuk menerima
semua yang beliau bawa . yang berhubungan dengan urusan agama.
Sungguh Allah telah memilih utusannya untuk menyampaikan
syari'atnya, Allah lebih mengetahui di mana dia menempatkan tugas
kerasulan.". (Q.S.al- An'am:134)
Dengan demikian dapat ditetapkan, bahwa suatu kebenaran yang
datang dari Rasul sebagai pembawa risalah wajib diiukuti dan bisa sebagai
hujjah. Jika Rasul wajib diikuti dalam kapasitasnya sebagai seorng Rasul,
maka wajib pula mengikuti hukum-hukum yang benar darinya. Baik yang
menerangkan hukum yang ada dalaın al-Quran atau sebagai penetap suatu
hukum yang tidak ada dalam al-Quran karna beliaulah utusan yang diberi
kewenangan oleh Allah dalam menjelaskan dan mensyariatkan. Allah
berfirman:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Sunnah menurut bahasa sejarah, metode atau jalan. Sedangkan
menurut ishtilah ahli hadist adalah setiap yang disandarkan pada Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat dan sirah beliau
baik yang terjadi sebelum ditetapkan menjadi rasul seperti
menyendirinya Rasul di gua Hira' ataupun setelahnya.
2. Hadist menurut bahasa adalah al-jadid artinya baru. Dan menurut
ishtilah ahli hadist apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa
ucapan, perbuatan, penetapan, sifat atau sirah beliau baik sebelum
kenabian ataupun sesudahnya.
3. Khabar menurut bahasa berita. Dan menurut ishtilah bahwa khabar
lebih umum dari hadist, kalau hadist segala yang datang dari nabi
sedangkan khabar segala yang datang dari nabi dan selainnya
4. Atsar menurut bahasa artinya bekas. Sedangkan menurut ishtilah apa
yang disandarkan pada sahabat dan tabi'in, baik berupa ucapan dan
perbuatan mereka. 5. Sunnah merupakan suatu ishtilah yang maknanya
menurut ahli hadist, penggunaannya sudah sudah umum, seprti
perkataan kita bahwa hokum ini sudah ditetapkan dalam alkitab
maksudnya al-Quran, hukum ini sudah ditetapkan dalam assunnah
artinya hadist.
6. Hadist merupakan wahyu yang wajib kita patuhi apabila benar datang
dari Rasul karna mentaati rasul berarti mentaati Allah
B. SARAN
Seorang muslim sejati seharusnya menyediakan waktu lebih banyak
menyelami sumber cahaya keselamatannya di dunia dan di akhirat,
meski untuk mengetahuisumber itu terlebih dahulu mempelajari dan
mengetahui rambu-rambunya, karena dengan ketidak pahaman
seseorang pada rambu-rambu sumber tersebut akan bisa
melemparkannya pada pemahaman yang salah.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bisa sedikit
mengembalikan pemahaman kita tentang defenisi-defenisi yang
berkaitan dengan hadist Rasul SAW. Namun masih banyak kekurangan
yang harus dilengkapai baik dari segi sistematika penulisan, keterbatasan
sumber dan terutama karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri
yang butuh pada koreksian dan perbaikan.
Atas semua kekurangan penulis mohon maaf, dan kami ucapkan
terima kasih atas kerjasama dan saran dari para pembaca. Wassalam
Daftar Pustaka