ULUMUL HADITS
HADITS,SUNAH,KHABAR,ASAR,HADITS QUDSI
DISUSUN OLEH :
ZAMHARIRI NOOR
RIDWAN HAKIM
AHMAD IKHWANUS SHOFA
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
B. PERBEDAAN
C. UNSUR PEMBENTUKAN HADITS
D. PERBEDAAN ANTARA HADITS DENGAN AL QURAN
E. FUNGSI SUNAH TERHADAP AL QURAN
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Hadits Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah sebuah kenyataan yang tak
dapat diragukan lagi. Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping al-Qur'an. "Hadits
atau disebut juga dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada
Nabi SAW., baik berupa perketaan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadits, sebagai sumber ajaran
Islam setelah al-Quran.
Pada realitas kehidupan masyarakat muslim, perkembangan hadits Nabi secara kuantitatif
cukup banyak sekali, walaupun Fazlur Rahman mengatakan "hadits-hadits Nabi memang sedikit
jumlahnya". Selain perkembangan hadits yang cukup banyak, juga banyak istilah-istilah yang
digunakan. Pada masyarakat umum yang dikenal adalah Hadits dan as-Sunnah, sedangkan pada
kelompok tertentu, dikenal istilah Khabar dan Atsar.
Perbedaan al quran dan hadits juga berpengaruh karena adanya perbedaan madzhab dan
pendapat para ulama yang menjadikan al quran dan hadits sebagai kiblat atas hukum hukum
islam. Hadits sebagai sumber kedua ini ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu; al-Qur`an sendiri,
kesepakatan (ijma`) ulama, dan logika akal sehat (ma`qul). Al-Quran menekankan bahwa
Rasulullah berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah. Karena itu apa yang
disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan perilaku Nabi sebagai rasul harus diteladani oleh kaum
Muslimin.
Untuk itu, pada pembahasan makalah ini, pemakalah akan menyoroti : (1) pengertian Hadits,
dengan as-Sunnah, al-Khabar, dan al-Atsar, (2) perbedaan hadits,sunnah,khabar,asar dan hadits
qudsi, (3) unsur pembentukan hadits, (4)perbedaan antara hadits dengan al quran, (5)fungsi
sunah terhadap al quran.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.Pengertian sunah
Sunnah secara bahasa mempunyai beragam arti, yaitu mengalir atau berlalunya sesuatu
dengan mudah, jalan, tradisi, praktek yang diikuti, arah, model perilaku, ketentuan dan peraturan.
Sunnah juga dapat diartikan sebagai jalan tengah, jalan lurus yang terpuji dan penengah diantara
berbagai ekstrimisme.
Sementara itu, ulama ahli hadits mendefinisikan sunnah sebagai segala sesuatu yang berasal dari
Nabi, berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, karakteristik fisik dan etik, atau sejarah.
3.Pengertian khabar
Khabar menurut Bahasa adalah berita yang disampaikan seseorang kepada orang lain.
Ulama lain mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi, sedangkan
yang dating dari Nabi disebut dengan hadits. Sebagian ulama lain nya mengatakan bahwa hadts
lebih umum daripada khabar sehingga setiap hadits bisa dikatakan khabar tapi tidak semua
khabar dapat dikatakan hadits.
4.Pengertian asar
Asar menurut Bahasa adalah bekas sesuatu, atau sisa sesuatu dan kutipan. Secara
etimologis yaitu sisa, atau bekas peniggalan sesuatu. Ahli hadits mengatakan bahwa asar sama
dengan Khobar yaitu yang di sandarkan kepada Nabi saw, sahabat, dan tabiin. Menurut fuqaha
asar adalah berita yang disandarkan kepada sahabat.
5.Pengertian hadits qudsi
Hadits qudsi juga disebut hadits Ilahi, dan juga disebut hadits Rabbani. Yang dimaksud
Hadits Qudsi adalah: “Sesuatu yang dikabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan melalui
ilham atau impian, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut
dengan ungkapan kata beliau sendiri” (Rahman, 1974: 69).
(c) Hadits dan Atsar : Jumhur ulama berpendapat bahwa Atsar sama artinya dengan khabar dan
untuk perkataan Rasul SAW. (hadits marfu)". Dengan demikian, Hadits sebagai sesuatu yang
berasal atau
disandarkan kepada Nabi SAW. saja, sedangkan Atsar sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi'in.
(d) Hadits nabi dan hadits qudsi : Hadits Qudsi memiliki sedikit aspek perbedaan dengan Hadits
Nabi. Jika Hadits Nabi merupakan perkataan Nabi yang direct (langsung), maka Hadits
Qudsi adalah perkataan Nabi yang indirect, yakni masih disandarkan kepada Allah SWT.
Bobot wahyu yang dimiliki hadits nabi tidak berbeda dengan muatan wahyu dalam Hadits
Qudsi. Namun demikian, dari segi proses turunnya, Hadits Qudsi memiliki segi-segi
perbedaan dengan Hadits Nabi.
Hadis atau sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki posisi sangat
signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural menduduki posisi kedua
setelah Alquran, namun jika dilihat secara fungsional, ia merupakan bayan (eksplanasi) terhadap
ayat-ayat Alquran yang bersifat umum,global atau Mutlaq.
Disamping sebagai bayan terhadap Alquran, hadis secara mandiri sesungguhnya dapat
menetapkan suatu ketetapan yang belum diatur dalam Alquran. Namun persoalannya adalah
bahwa untuk memahami suatu hadis dengan baik, tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan
seperangkat metodologi dalam memahami hadis.