Anda di halaman 1dari 45

Hadis dan

Sejarahnya
Oleh:
Dhea Fernanda Z.
Nadira Azzahra
Alfi Nur Nadiva S.R
Materi

01
Pengertian Hadis
dan macamnya
02
Perbedaan istilah
sinonim hadits

03
Fungsi Hadis
terhadap Al-
Qur’an
04
Sejarah singkat
periodesasi hadis
01
Pengertian
hadis dan
macamnya
Secara Bahasa

Secara etimologi, hadis adalah kata benda (isim) dari kata al-Tahdis
yang berarti pembicaraan. Kata hadits mempunyai beberapa arti; yaitu

● “Jadid” (baru), sebagai lawan dari kata”qadim” (terdahulu).


● “Qarib”, yang berarti dekat atau dalam waktu dekat belum lama
● “Khabar”, yang berarti warta berita yaitu sesuatu yang
dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada seseorang.
Hadits ialah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Rasul SAW, baik
perkataan maupun perbuatan.
—Secara terminologis
Macam-macam hadis

Hadis Qauli Hadis Taqriri


Perkataan Nabi S.A.W Ketetapan Nabi S.A.W

Hadis Fi’li Hadis Ahwali


Perbuatan Nabi S.A.W Ihwal Nabi S.A.W
02
Fungsi Hadis
terhadap
Al-Qur’an
‫ِبٱْلَبِّيَٰن ِت َو ٱلُّز ُبِرۗ َو َأنَز ْلَنٓا ِإَلْيَك ٱلِّذ ْك َر ِلُتَبِّيَن‬
‫ِللَّناِس َم ا ُنِّز َل ِإَلْيِهْم َو َلَع َّلُهْم َيَتَفَّك ُروَن‬
Artinya:
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan
Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan,
Dari ayat ini, kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW
telah diperintahkan oleh Alah untuk menjelaskan Al-Qur’an
kepada umat manusia. Dengan kata lain, hadis berfungsi
sebagai penjelasan Al-Qur’an.
Bayan Taqrir

● Bayan Taqrir berasal dari kata Al-Taqrir yang artinya memperkuat,


mempertegas, dan mendukung. Hal ini dapat dimaksudkan, bahwa
hadis mempertegas, memperkuat, dan medukung sesuatu yang telah
diungkapkan dalam Al-Qur’an.
Bayan Tafsir

● Bayan tafsir artinya menjelaskan sesuatu yang maknanya samar atau


merinci ayat yang maknanya global atau mengkhususkan ayat yang
maknanya umum. Ada beberapa macam bayan tafsir.
● Ada beberapa macam bayan tafsir, diantaranya:
1. Tafshil al-ayat al-mujmalah
2. Takhshish al-Ayat al-‘Ammah
3. Taqyid al-Ayat al-Muthlaqah
4. Bayan Al-Ta’yin li al-ayat al-Musytakarah
Bayan al-Tasyrii’

● Al-Tasyri’ artinya pembuatan, perwujudan, dan penetapan aturan. Jadi,


hadis ini berfungsi untuk menetapkan sesuatu ketentuan, aturan, dan
hukum yang tidakterdapat dalam Al-Qur’an.
● Contohnya:
Bayan al-Nasikh

● Al Nasikh artinya membatalkan, memindahkan, dan mengubah. Jadi, hadis ini


berfungsi sebagai hadis yang datang sesudah Al-Qur’an dan menghapus
ketentuan-ketentuannya.

● Ada banyak Ulama yang menolak fungsi hadis ini, tetapi juga ada yang
memperbolehkannya dengan beberapa ketentuan. Ulama yang membolehkan
dibagi menjadi 3 kelompok:
a. Ibnu Hazm dan sebagian pengikut aliran Zhahiriyah yang berpendapat
bahwa segala macam hadis shahih dapat menasakh Al-Qur’an
b. Aliran mu’tazilah berpendapat bahwa Hadis Mutawatir saja yang dapat
menasakh ayat Al-Qur’an
c. Aliran Hanafiyah berpendapat bahwa minimal hadis masyhur yang dapat
menasakh Al-Qur’an
Kewajiban melakukan wasiat untuk orang yang
hampir wafat (sekarat) kepada ahli warisnya
menurut ayat tersebut di-nasakh hukumnya oleh
hadis yang melarang melakukan wasiat untuk ahli
waris.
03
Perbedaan istilah
Sinonim Hadits, Sunnah,
Khabar dan Atsar
Hadits dan sunnah
●Secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah ditempuh.
●Perbedaan hadis dan sunnah, jika penyandaran sesuatu kepada Nabi
walaupun baru satu kali dikerjakan bahkan masih berupa azam menurujt
sebagian ulama disebut hadis bukan sunnah. Sunnah harus sudah berulang kali
atau menjadi kebiasaan yang telah dilakukan Rasul.
●Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, taqrir yang bersumber dari
Nabi SAW, sedangkan Sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, atau perjalan hidupnya,
baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun sesudahnya.
Hadits dan khabar
●Khabar menurut bahasa adalah warta berita yang disampaikan dari
seseorang
●Sebagian ulama mengatakan hadits adalah apa yang datang dari Nabi
SAW. Sedang khabar adalah apa yang datang dari selain Nabi SAW. Oleh karena
itu orang yang sibuk dengan sunnah disebut “Muhaddits”, sedang yang sibuk
dengan sejarah dan sejenisnya disebut “Akhbariy”
●Sebagian ulama hadits berpendapat bahwa Khabar sebagai sesuatu yang
berasal atau disandarkan kepada selain Nabi SAW., Hadits sebagai sesuatu yang
berasal atau disandarkan kepada Nabi SAW.
Hadits dan atsar

●Atsar menurut bahasa adalah “bekas sesuatu atau sisa sesuatu” berarti
nukilan.
●Ulama berpendapat bahwa Atsar sama artinya dengan khabar dan Hadits.
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa Atsar sama dengan Khabar, yaitu
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi’in. “Az Zarkasyi,
memakai kata atsar untuk hadits mauquf. Namun membolehkan memakainya
untuk perkataan Rasul SAW.
Perbedaan Hadits dengan ketiga sinonim diatas yaitu Sunnah,
Khabar dan Atsar Dari keempat istilah yaitu Hadits, Sunnah, Khabar,
dan Atsar, menurut jumhur ulama Hadits dapat dipergunakan untuk
maksud yang sama yaitu bahwa hadits disebut juga dengan sunnah,
khabar atau atsar. Begitu pula halnya sunnah, dapat disebut dengan
hadits, khabar dan atsar.
04
Sejarah singkat periodesasi
Hadis
Hadits pada masa Rasulullah

● Hadits pada masa ini disebut sebagai Ashr al-Wahy wa al-Takwin yakni
masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat.
● Pada masa ini rasulullah menyuruh para sahabat untuk
menghafal,menyampaikan dan menyebarkan hadits
● Hal ini terdapat pada dalil :

“Dan ceritakanlah dari padaku. Tidak ada keberatan bagimu untuk


menceritakan apa yang kamu dengar dari padaku. Barang siapa berdusta
terhadap diriku,hendaklah dia bersedia menempati kediamannya di
Neraka”.(HR. Bukhari danMuslim).
Hadits pada masa Rasulullah

Cara penyampaian hadits terbagi menjadi beberapa bagian yakni :

1. Pada majelis majelis Rasulullah SAW


2. Pada peristiwa yang Rasulullah mengalaminya kemudian beliau menerangkan
hukumya
3. Pada peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin kemudian menanyakan
hukumnya kepada Rasulullah
4. Pada peristiwa yang disaksikan langsung oleh para sahabat terhadap apa yang
terjadi atau dilakukan Rasulullah
● Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka,seperti Ketika haji wada’ dan
fath makkah
Hadits pada masa Rasulullah

Cara sahabat menerima hadits :


Secara Langsung
Cara ini adalah mereka mendengar langsung melihat ataupiun juga
menyaksikan tentang apa yang dilakukan disabdakan atau
berhubungan dengan Rasulullah SAW.
Secara Tidak Langsung
Cara ini dilakukan dengan mereka tidak secara langsung melihat
ataupun mendengar dan menyaksikan peristiwa atau yang
berhubungan dengan sabda Rasulullah SAW.
Hadits pada masa Rasulullah
● Beberapa sahabat tercatat sebagai sahabat yang paling banyak menerima
hadits dan juga beberapa penyebabnya yakni :
1. Para sahabat yang tergolong kelompok Al-Sabiqun Al-Awwalun
2. Ummahat Al Mukminun (Istri-Istri Rasulullah) seperti Siti Aisyah dan Ummu
Salamah.
3. Para sahabat yang selalu disamping dan dekat dengan Rasulullah SAW juga
menuliskan hadits yang diterima salah salah satunya adalah Abdullah Amr Ibn
Al-Ash
4. Sahabat yang jarang bersama Rasulullah tetapi menanyakan banyak hal kepada
para sahabat salah satunya adalah Abu Hurairah
5. Para sahabat yang mengikuti majlis Rasulullah Saw serta banyak bertanya
kepada sahabat lain dan dari segi uusia tergolong hidup lebih lama dari wafatnya
Rasulullah Saw seperti Abdullah Ibn Umar,Anas Ibn Malik dan Abdullajh ibn
Abbas.
Hadits pada masa Rasulullah

Cara sahabat menyampaikan hadits :


Dengan Lafadz asli (Lafadziyah)
Cara ini dilakukan dengan cara mereka menrima lafadz dari Nabi,[ara
sahabat memiliki ingatan yang kuat dan juga setelah menerima hadits
dari nabi lalu mereka mempelajari dan mengulang apa yang mereka
dapatkan.
Dengan makna saja (Maknawy)
Cara ini deilakukan dengan sahabat menyampikan haditsnya namun
isinya dari nabi oleh sebab itu banyak hadits yang memiliki maksud
sama tetapi dengan matan yang berbeda.
Hadits pada masa Khulafaur rasyidin

● Periode kedua sejarah perkembangan hadits selanjutnya yakni terjadi


pada masa Khulafaur Rasyidin atau bisa disebut pada masa sahabat
besar yang terjadi sekitar tahun 11 H sampai dengan 40 H.
● Pada masa ini para sahabat terfokus pada pemeliharaan dan juga
penyebaran.Pada tahun ini belum berkembang periwayatan dan para
sahabat masih membatasi periwayatan oleh karen aitu tahun ini disebut
dengan masa pembatasan periwayatan
Hadits pada masa Khulafaur rasyidin

Dalam mewujudkan sikap kehati-hatiannya para sahabat menggunakan beberapa


metode dalam meriwayatkan hadits pada Nabi Muhhamd Saw yaitu :
1. Periwayatan Ladzi adalah periwayatan yang matannya persis dari Rasulullah
persis seperti yang diwurudkan dan hanya bisa dilakukan apabila mereka
sungguh benar benar hafal yang disabdakan
2. Periwayatan Maknawi adalah periwayatan hadis yang matannya tidak sama
persis yang di dengar dari Rasulullah Saw,akan tetapi isi atau maknanya sama
dan tetap terjaga sesuai apa yang dimaksudkan dari ucapan Rasulullah tanpa ada
perubahan sedikitpun
Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu bakar merupakan salah satu sahabat yang paling berhati hati dalam
mengumpulkan hadits hal ini terlihat dalam sedikitnya hadits yang terkumpul pada
masa abu bakar.Abu bakar tidak sembarangan menerima periwayatan dari sembarang
orang tanpa dihadirkan saksi yang memang benra benar dekat dengan Rasulullah
semasa hidup.Ada beebrapa factor lain yang mengakibatkan abu abkar seikit sekali
meriwayatkan hadis adalah abu bakar sibuk Ketika menjadi seorang khalifah dan
juga kebutuhan hadis tidak sebanyak pada masa sesudahnya.Faktor terakhir yakni
jarak waktu antara wafat nabi dan abu bakar sangatlah singkat
Umar bin Khattab

Sama halnya seperti Abu bakar yang sangat berhati hati sahabat Umar juga
demekian dalam periwayatan hadits.Pada zaman ini umar terfokus dalam membaca
dan mendalmi Al quran dan menekankan pada sahabat agar tidak terlalu
memperbanyak periwayatan hadits di masyarakat.Umar ingin masyarakat tidak
terpecah fokusnya dan agar tidak terjadi kekeliruan dalam periwayatan hadits.Kehati
hatian umar menghasilkan dampak baik yakni umar mampu menghalangi orang
orang yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan pemalsuan hadits
Usman bin Affan
● Tidak jauh berbeda periwayatan hadis masih sama seperti dua khalifah
sebelumnya yakni tidak banyak terjadi periwayatan baru hanya saja
Ahmad ibn Hanbal meriwaytkan hadis nabi yang berasal dari Riwayat
usman sekitar 40 hadis saja dan dengan kondisi matan hadis yang terulan
dikarenkan adanya perbedaan sanad
● Pengumpulan hadis sudah lumayan cukup banyak daripada kedua
khalifah sebelumnya dikarenkan sifat kepemimpinan usman yang tidak
sekeras usman dan perluasan wilayah islam yang memicu kesusahan
dalam meriyawatkan suatu hadis secara ketat.
Ali bin Abi Thalib

Pada masa ini tidak jauh berbeda dengan masa msasa sebelumnya.Ali
hanya menerima periwayat yang sudah disumpah bahwa apa yang dikatakannya
bener bener terjadi.Periwayat yang memiliki kredibilitas tinggi tidak diperlukan
untuk bersumpah..Seiring meluasnyaislam pergolakan politik juga terjadi dan
membawa dampak buruk pada periwayatan hadits dimana banyak orang yang
memiliki kepentingan tertentu dan menggunakannya untuk pemalsuan
hadis.Pergolakan.politik terjadi antara Pendukung Ali dan pendukung Muawiyah
Dari keempat masa di atas dapat ditarik satu garis kesatuan yakni :
1.Seluruh khalifah sepakat tentang pentingnya sikap kehati hatian dalam
periwayatn hadis.
2.Semua khalifah sepakat untuk tidak memperbanyak periwayatan dengan tujuan
bersikap selektif dan supaya masyarakat tidak berpaling dari Al Quran
3.Pengucapan sumpah dan penghadiran saksi merupakan bukti ketelitian
periwayatan hadis
4.Ketiga khalifah yakni Abu Bakar,Umar dan Usman meriwayatkan hadis ecara
lisan sedangkan Ali meriwayatkan hadis secara lisan dan tertulis.
Hadits pada masa Tabi’I al-Tabi’in

● Masa tabi’i al-tabi’in dimulai dengan berakhirnya masa tabi’in, tabi’in terakhir
adalah tabi’in yang bertemu dengan sahabat yang meninggal paling akhir. Cara
periwayatan hadis pada masa tabi’i al-tabi’in adalah bi lafdzi, yaitu dengan
lafadz. Karena kodifikasi hadis mulai dilakukan di akhir masa tabi’in.
Kodifikasi pada masa ini telah menggunakan metode yang sistematis, yaitu
dengan mengelompokkan hadis-hadis yang ada sesuai dengan bidang bahasan,
walaupun dalam penyusunannya masih bercampur antara hadis Nabi dengan
qaul sahabat dan tabi’in.
Masa Kodifikasi Hadis

● Kodifikasi dalam Bahasa rab dikenal sebagai al-tadwin yang berarti codification
yaitu mengumpulkan dan Menyusun.Menurut istilah kodifikasi berarti penulisan
dan pembukuan hadis secara resmi yang berdasar pada perintah khalifah dengan
melibatkan beberapa personil yang ahli di bidang hadis bukan hanya untuk
keperluan individu ataupun kelompok tetapi untuk kepentingan umat.
● Masa pengkodifikasian ini di perintahkan mulai pada khalifah ke 8 dari Bani
Umayyah yakni Khalifah Umar ibn Abd al-aziz yang kemudian kebijakannya di
tindak lanjuti hingga sampai di berbagai daerah dan tidndak lanjuti oleh para
ulama sampai pada masa hadis terbukukan dalam kitab hadis
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

Kodifikasi Hadis Abad II Hijriyah


a) Tokoh Tokoh :
1. Malik
2. Yahya Ibn Said al-Qaththan
3. Waki’Ibn al-Jarrah
4. Sufyan ats Tsaury
5. Ibnu Uyainah
b) Kitab yang terkenal dan telah dibukukan :
1.Al-Muwaththa,susunan Imam Malik (95-179 H)
2.Al-Maghazi wa as-Siyar,susunan Muhammad Ibn Ishaq (150 H)
3.Al-Jami,susunan Abd ar-Razzaq ash-Shan’any (211 H)
4.Al-Mushannaf,susunan Syu’bah Ibn Hajjaj (160H)
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

Kodifikasi Hadis Abad III Hijriyah


Abad ketiga hijriyah merupakan puncak usaha pembukuan hadis (Masa Keemasan)
a) Tokoh Tokoh :
1. Ali Ibn al-Madaniy
2. Abu Hatim ar-Razy
3. Ishaq ibn Rahawaih
b) Kitab yang tersusun :
1.Al-Musnad,susunan Musa Ibn Abdillah Al-Absy
2.Al-Musnad,susunan Musaddad Ibn Musarhad
3.Al-Musnad,susunan Al-Humaidy
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

c) Macam kitab Hadis


1. Kitab Shahih di dalamnya hanya terdapat hadis yang shahih saja
2. Kitab Sunan di dalamnya tidak dimasukkan hadis hadis yang munkar
3.Kitab Musnad kitab yang penyusunnya memasukkan ke dalamnya segala
jenis rupa hadis

d) Kitab Hadis Terkenal yang disebut Kutub al-Sittah


1. Al-Jami al Shahih karya imam al bukhari (194-252H)
2.Al Jami al shaih karya imam muslim (204-261H)
3.Al Sunan Abu Dawud karya abu Dawud (202-261H)
4.Al sunan karya al tirmidzi (200-279H)
5.Al Sunan karya al-Nasa’ie (207-302H)
6.Al-Sunan karya Ibn Madjah (207-273H)
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

Kodifikasi Hadis Abad IV-VII Hijriyah

Masa ini merupakan masa pemeliharaan,penertiban,penambahan dan penghimpunan


(ashr al-tahzib wa al tartib wa al istidrak wa al jam’u) dan berlangsung selama dua
setengah abad Ketika jatuhnya Dinasti Abbasiyah ke tangan Khulagu Khan tahun
656H/1258M.
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

a) Kitab-Kitab :
1.Kitab Syarah
2.Kitab Mustakhrij
3.Kitab Athraf
4.Kitab Mustadrak
5.Kitab Jami

b) Tokoh Tokoh :
1.Sulaiman bin ahmad al Thabari
2.Abu Bakr Ahmad bin Husain Ali al Baihaqi
3.Majuddin al-Harrani
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

Kodifikasi Hadis Abad VII sampai Sekarang

Masa ini adalah masa persyarahan,penghimpunan dan pentakhrijan (Ahad al syarh


wa al jamu wa al takhrij wa al bahts) Ulama pada masa ini sudah mulai
mensistemkan hadis menurut kehendak penyusun dan memperbarui kitab kitab
mustakhraj dengan cara membagi hadis menurut kualitasnya
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

a) Tokoh abad ke 7 sampai sekarang :



● 1.Az-Zahaby (748 H)
● 2.Az-Zaila’y (762H)
● 3.Abu Zur’ah (806H)

b) Kitab Abad ke 7 H :
● 1.Ath-Targhib susunan Al Hafizh Abdul Azhim Ibn Abd al Qawy Ibn
abdullah al Mundzriy (656H)
● 2.Al Jami baina ash Shahihain susunan Ahmad Ibn Muhammad Al
Qurthuby yang terkenal dengan nama Ibnu Hajjah (642H)

Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis

c) Kitab abad ke 8 H :
1.Al Imam fi Ahadis al Ahkam susunan Al imam Ibnu Daqiq al Led (792H)
kitab ini telah disyarahkan oleh penulisnya dalam kitabnya Al Imam
2.Jami’ al Masanid was sunan al hadis ila Aqwami sanan susunan Al
Hafizh Ibnu Katsir

d) Kitab abad ke 10 H :
1.Ith-haf al khiyar bi zawa’id al masanid al asyrah susunan Muhammad Ibn
Abu Bakar al Baghway (804H)
2.Bulugh Al Maram susunan Al Hafizh Al Asqalany Di dalamnya
dikumpulkan sejumlah 1400 hadis

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai