Sejarahnya
Oleh:
Dhea Fernanda Z.
Nadira Azzahra
Alfi Nur Nadiva S.R
Materi
01
Pengertian Hadis
dan macamnya
02
Perbedaan istilah
sinonim hadits
03
Fungsi Hadis
terhadap Al-
Qur’an
04
Sejarah singkat
periodesasi hadis
01
Pengertian
hadis dan
macamnya
Secara Bahasa
Secara etimologi, hadis adalah kata benda (isim) dari kata al-Tahdis
yang berarti pembicaraan. Kata hadits mempunyai beberapa arti; yaitu
● Ada banyak Ulama yang menolak fungsi hadis ini, tetapi juga ada yang
memperbolehkannya dengan beberapa ketentuan. Ulama yang membolehkan
dibagi menjadi 3 kelompok:
a. Ibnu Hazm dan sebagian pengikut aliran Zhahiriyah yang berpendapat
bahwa segala macam hadis shahih dapat menasakh Al-Qur’an
b. Aliran mu’tazilah berpendapat bahwa Hadis Mutawatir saja yang dapat
menasakh ayat Al-Qur’an
c. Aliran Hanafiyah berpendapat bahwa minimal hadis masyhur yang dapat
menasakh Al-Qur’an
Kewajiban melakukan wasiat untuk orang yang
hampir wafat (sekarat) kepada ahli warisnya
menurut ayat tersebut di-nasakh hukumnya oleh
hadis yang melarang melakukan wasiat untuk ahli
waris.
03
Perbedaan istilah
Sinonim Hadits, Sunnah,
Khabar dan Atsar
Hadits dan sunnah
●Secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah ditempuh.
●Perbedaan hadis dan sunnah, jika penyandaran sesuatu kepada Nabi
walaupun baru satu kali dikerjakan bahkan masih berupa azam menurujt
sebagian ulama disebut hadis bukan sunnah. Sunnah harus sudah berulang kali
atau menjadi kebiasaan yang telah dilakukan Rasul.
●Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, taqrir yang bersumber dari
Nabi SAW, sedangkan Sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, atau perjalan hidupnya,
baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun sesudahnya.
Hadits dan khabar
●Khabar menurut bahasa adalah warta berita yang disampaikan dari
seseorang
●Sebagian ulama mengatakan hadits adalah apa yang datang dari Nabi
SAW. Sedang khabar adalah apa yang datang dari selain Nabi SAW. Oleh karena
itu orang yang sibuk dengan sunnah disebut “Muhaddits”, sedang yang sibuk
dengan sejarah dan sejenisnya disebut “Akhbariy”
●Sebagian ulama hadits berpendapat bahwa Khabar sebagai sesuatu yang
berasal atau disandarkan kepada selain Nabi SAW., Hadits sebagai sesuatu yang
berasal atau disandarkan kepada Nabi SAW.
Hadits dan atsar
●Atsar menurut bahasa adalah “bekas sesuatu atau sisa sesuatu” berarti
nukilan.
●Ulama berpendapat bahwa Atsar sama artinya dengan khabar dan Hadits.
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa Atsar sama dengan Khabar, yaitu
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi’in. “Az Zarkasyi,
memakai kata atsar untuk hadits mauquf. Namun membolehkan memakainya
untuk perkataan Rasul SAW.
Perbedaan Hadits dengan ketiga sinonim diatas yaitu Sunnah,
Khabar dan Atsar Dari keempat istilah yaitu Hadits, Sunnah, Khabar,
dan Atsar, menurut jumhur ulama Hadits dapat dipergunakan untuk
maksud yang sama yaitu bahwa hadits disebut juga dengan sunnah,
khabar atau atsar. Begitu pula halnya sunnah, dapat disebut dengan
hadits, khabar dan atsar.
04
Sejarah singkat periodesasi
Hadis
Hadits pada masa Rasulullah
● Hadits pada masa ini disebut sebagai Ashr al-Wahy wa al-Takwin yakni
masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat.
● Pada masa ini rasulullah menyuruh para sahabat untuk
menghafal,menyampaikan dan menyebarkan hadits
● Hal ini terdapat pada dalil :
Abu bakar merupakan salah satu sahabat yang paling berhati hati dalam
mengumpulkan hadits hal ini terlihat dalam sedikitnya hadits yang terkumpul pada
masa abu bakar.Abu bakar tidak sembarangan menerima periwayatan dari sembarang
orang tanpa dihadirkan saksi yang memang benra benar dekat dengan Rasulullah
semasa hidup.Ada beebrapa factor lain yang mengakibatkan abu abkar seikit sekali
meriwayatkan hadis adalah abu bakar sibuk Ketika menjadi seorang khalifah dan
juga kebutuhan hadis tidak sebanyak pada masa sesudahnya.Faktor terakhir yakni
jarak waktu antara wafat nabi dan abu bakar sangatlah singkat
Umar bin Khattab
Sama halnya seperti Abu bakar yang sangat berhati hati sahabat Umar juga
demekian dalam periwayatan hadits.Pada zaman ini umar terfokus dalam membaca
dan mendalmi Al quran dan menekankan pada sahabat agar tidak terlalu
memperbanyak periwayatan hadits di masyarakat.Umar ingin masyarakat tidak
terpecah fokusnya dan agar tidak terjadi kekeliruan dalam periwayatan hadits.Kehati
hatian umar menghasilkan dampak baik yakni umar mampu menghalangi orang
orang yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan pemalsuan hadits
Usman bin Affan
● Tidak jauh berbeda periwayatan hadis masih sama seperti dua khalifah
sebelumnya yakni tidak banyak terjadi periwayatan baru hanya saja
Ahmad ibn Hanbal meriwaytkan hadis nabi yang berasal dari Riwayat
usman sekitar 40 hadis saja dan dengan kondisi matan hadis yang terulan
dikarenkan adanya perbedaan sanad
● Pengumpulan hadis sudah lumayan cukup banyak daripada kedua
khalifah sebelumnya dikarenkan sifat kepemimpinan usman yang tidak
sekeras usman dan perluasan wilayah islam yang memicu kesusahan
dalam meriyawatkan suatu hadis secara ketat.
Ali bin Abi Thalib
Pada masa ini tidak jauh berbeda dengan masa msasa sebelumnya.Ali
hanya menerima periwayat yang sudah disumpah bahwa apa yang dikatakannya
bener bener terjadi.Periwayat yang memiliki kredibilitas tinggi tidak diperlukan
untuk bersumpah..Seiring meluasnyaislam pergolakan politik juga terjadi dan
membawa dampak buruk pada periwayatan hadits dimana banyak orang yang
memiliki kepentingan tertentu dan menggunakannya untuk pemalsuan
hadis.Pergolakan.politik terjadi antara Pendukung Ali dan pendukung Muawiyah
Dari keempat masa di atas dapat ditarik satu garis kesatuan yakni :
1.Seluruh khalifah sepakat tentang pentingnya sikap kehati hatian dalam
periwayatn hadis.
2.Semua khalifah sepakat untuk tidak memperbanyak periwayatan dengan tujuan
bersikap selektif dan supaya masyarakat tidak berpaling dari Al Quran
3.Pengucapan sumpah dan penghadiran saksi merupakan bukti ketelitian
periwayatan hadis
4.Ketiga khalifah yakni Abu Bakar,Umar dan Usman meriwayatkan hadis ecara
lisan sedangkan Ali meriwayatkan hadis secara lisan dan tertulis.
Hadits pada masa Tabi’I al-Tabi’in
● Masa tabi’i al-tabi’in dimulai dengan berakhirnya masa tabi’in, tabi’in terakhir
adalah tabi’in yang bertemu dengan sahabat yang meninggal paling akhir. Cara
periwayatan hadis pada masa tabi’i al-tabi’in adalah bi lafdzi, yaitu dengan
lafadz. Karena kodifikasi hadis mulai dilakukan di akhir masa tabi’in.
Kodifikasi pada masa ini telah menggunakan metode yang sistematis, yaitu
dengan mengelompokkan hadis-hadis yang ada sesuai dengan bidang bahasan,
walaupun dalam penyusunannya masih bercampur antara hadis Nabi dengan
qaul sahabat dan tabi’in.
Masa Kodifikasi Hadis
● Kodifikasi dalam Bahasa rab dikenal sebagai al-tadwin yang berarti codification
yaitu mengumpulkan dan Menyusun.Menurut istilah kodifikasi berarti penulisan
dan pembukuan hadis secara resmi yang berdasar pada perintah khalifah dengan
melibatkan beberapa personil yang ahli di bidang hadis bukan hanya untuk
keperluan individu ataupun kelompok tetapi untuk kepentingan umat.
● Masa pengkodifikasian ini di perintahkan mulai pada khalifah ke 8 dari Bani
Umayyah yakni Khalifah Umar ibn Abd al-aziz yang kemudian kebijakannya di
tindak lanjuti hingga sampai di berbagai daerah dan tidndak lanjuti oleh para
ulama sampai pada masa hadis terbukukan dalam kitab hadis
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis
a) Kitab-Kitab :
1.Kitab Syarah
2.Kitab Mustakhrij
3.Kitab Athraf
4.Kitab Mustadrak
5.Kitab Jami
b) Tokoh Tokoh :
1.Sulaiman bin ahmad al Thabari
2.Abu Bakr Ahmad bin Husain Ali al Baihaqi
3.Majuddin al-Harrani
Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis
c) Kitab abad ke 8 H :
1.Al Imam fi Ahadis al Ahkam susunan Al imam Ibnu Daqiq al Led (792H)
kitab ini telah disyarahkan oleh penulisnya dalam kitabnya Al Imam
2.Jami’ al Masanid was sunan al hadis ila Aqwami sanan susunan Al
Hafizh Ibnu Katsir
d) Kitab abad ke 10 H :
1.Ith-haf al khiyar bi zawa’id al masanid al asyrah susunan Muhammad Ibn
Abu Bakar al Baghway (804H)
2.Bulugh Al Maram susunan Al Hafizh Al Asqalany Di dalamnya
dikumpulkan sejumlah 1400 hadis
●
Terima
Kasih