SOAL
Sempat menyeruak oleh satu kelompok yang menyatakan bahwa hadis bukanlah
merupakan sumber hukum yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kelompok itu
berdalih bahwa hadis yang ada saat ini merupakan sebuah pernyataan yang disampaikan
setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat.
Pertanyaan:
1. Berikan analisis anda atas alasan yang mendasari sehingga hadis dikatakan sebagai
sebuah sumber hukum dalam Islam.
2. Apakah semua jenis hadis diakui sebagai sumber hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah? uraikan!
Jawaban:
1. Hadits adalah salah satu sumber hukum dalam Islam. Dalam hukum Islam, Hadits
adalah pedoman yang berposisi setelah Al-Qur'an. Hadits adalah hukum yang
berkaitan dengan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW. Dalam Islam, Hadits
adalah penyempurna umat dalam memaknai ajaran agama. Hadits adalah bagian
penting saat memahami Islam. Selain itu, peran Hadits adalah memberikan konteks
pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an.
Hadits adalah sumber keislaman yang dikumpulkan para sahabat Nabi yang
selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain. Hadits kemudian disusun dan
disatukan hingga mudah dipelajari umat. Pada zaman Nabi (w. 632 M.), belum atau
tidak ada bukti sejarah yang menjelaskan bahwa telah ada dari kalangan umat Islam
yang menolak hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Bahkan pada masaal-
Khulafa' al-Rasyidin (632 M.-661 M.) dan Bani Umayyah (661M.750M.), belum terlihat
jelas adanya kalangan umat Islam yang menolak hadis sebagai salah satu sumber
ajaran Islam. Mereka yang berpaham inkar al-Sunnah, sebagaimana yang
diidentifikasikan oleh Syuhudi Ismail, barulah muncul pada awal masa 'Abbasyiah
(750 M.-1258 M.). Mereka juga dikenal dengan sebutan munkir al-Sunnah. Adanya
kelompok yang menolak hadis itu diketahui melalui tulisan-tulisan al-Syafi'iy. Mereka
itu oleh al-Syafi’iy dibagi tiga golongan, yakni:
golongan yang menolak seluruh sunnah
golongan yang menolak sunah, kecuali 'bila sunnah itu memiliki kesamaan
dengan petunjuk Alquran
Terdapat perbedaan tentang siapa yang dimaksud al-Syafi'iy dengan golongan
pertama tersebut. Hal itu disebabkan tidak adanya penjelasan dari al-Syafi'iy
sendiri. Uraian dari Abu Zahrah menjelaskan bahwa Khudariy berpendapat
golongan yang dimaksud golongan yang menolak sunnah yang berstatus ahad
Dua golongan yang disebutkan pertama sekali, sebagaimana dijelaskan Ahmad
Yusuf, sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi satu, karena kedua-duanya
sama-sama menolak kewajiban-kewajiban yang timbul dari hadis.
Cukup banyak dalil yang dikemukakan oleh pengingkar hadis ini, baik berupa ayat
Alquran maupun interpretasi terhadap ayat itu sendiri. Di antara ayat Alquran yang
mereka sebutkan, sebagaimana ditulis alSyafi'iy dalam Alquran S. al-Nahl: 89 yang
artinya:
Dan kami turunkan kepadamu Alkitab (AIquran) untuk menjelaskan segala sesuatu
Menurut mereka, ayat dialas dan semakna dengannya menunjukkan secara jelas
bahwa Alquran telah mencakup segala sesuatu berkenaan dengan ketentuan agama.
Oleh karena itu, tidak diperlukan keterangan lainnya, misalnya hadis. Selain itu,
mereka menyatakan bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab. Mereka yang
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab akan mampu memahami
Alquran dengan baik tanpa bantuan hadis. Hal itu, menurut mereka juga, belum lagi
ditambahi dengan keadaan seseorang yang tidak mungkin secara akal terbebas dari
kesalahan dan kelupaan. Jadi dalam hal ini, sangat sulit untuk menyejajarkan posisi
hadis dengan Alquran sebagai sumber ajaran Islam.
b. Bentuk Hadits
Hadits Qouli
Hadits Qouli adalah segala perkataan Nabi SAW yang berisi berbagai tuntutan
dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang berkaitan
dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
Hadits Fi’il
Hadits Fi’il adalah segala perbuatan Nabi SAW. yang menjadi anutan perilaku
para, sahabat pada saat itu, dan menjadi keharusan bagi semua umat Islam
untuk mengikutinya, seperti praktek wudlu, praktek salat lima waktu dengan
sikap-sikap dan rukun-rukunnya, praktek manasik haji, cara, memberikan
keputusan berdasarkan sumpah dan saksi, dan lainlain.
Hadits Taqriri
Hadits Taqriri adalah Hadits yang berupa, ketetapan Nabi SAW. terhadap apa
yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan Nabi SAW
membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa, membedakan
penegasan apakah beliau membenarkan atau mempersalahkannya.
Hadits Hammi
Hadits Hammi adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Nabi SAW
yang belum terealisasikan. Walaupun hal ini baru rencana dan belum
dilakukan oleh Nabi, para ulama memasukkannya pada hadis, karena Nabi
tidak merencanakan sesuatu kecuali yang benar dan dicintai dalam agama,
dituntut dalam syari’at Islam dan beliau diutus untuk menjelaskan syariat
Islam.
Hadits Ahwal
Hadits Ahwal adalah hadits yang berupa ihwal Nabi SAW yang tidak temasuk
ke dalam kategori ke empat hadits di atas. “hal ihwal”, ialah segala
pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan sifat-sifat
kepribadiannya/perangainya (khuluqiyyah), keadaan fisiknya (khalqiyah),
karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya.
Terima kasih atas kesempatannya dan mohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan dari jawaban yang saya berikan, mohon koreksinya.