HADITS
_Pujo Widiatno_
Kedudukan
Sunnah
Makna Sunnah
Secara Bahasa:
Dalam Al-Munjid disebutkan makna As-Sunnah, yakni: As-Sirah (perjalanan), Ath-
Thariqah (jalan/metode),
Ath-Thabi’ah (tabiat/watak), Asy-Syari’ah (syariat/jalan). (Al-Munjid fil Lughah wal A’lam, hal. 353)
Secara Istilah:
Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani menyebutkan makna As-Sunnah:
“Yang dimaksud dengan As-Sunnah adalah: jalan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para
sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik berada di atasnya sampai hari
kiamat.” (Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani, Syarh Al ‘Aqidah Al Wasathiyah, Hal. 10. Muasasah
Al Juraisi)
Makna Sunnah
sesuai disiplin ilmu
Jadi, menurut para ahli ushul, As-Sunnah adalah semua yang datang dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan dari selainnya dan bukan pula dari Al-Quran,
khususnya yang berimplikasi kepada hukum syara’, baik berupa perintah, larangan, dan
anjuran.
Makna Sunnah
sesuai disiplin ilmu
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2006/12/21/16/pengetahuan-dasar-ilmu-hadits/#ixzz7UokktDXC
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Para ulama hadits kerap memunculkan istilah tertentu ketika mengkaji suatu hadits. Ada yang
sifatnya umum, namun ada pula yang khusus. Sehingga, terkadang masyarakat awam tidak bisa
mengetahuinya dengan jelas. Oleh karena itu, diperlukan mustholah hadits. Ilmu ini bisa
menjabarkan asal-usul dan kaidah suatu hadits secara menyeluruh. Selain itu, mustholah hadits
juga bisa menjelaskan tingkatan hadits dan isyarat yang terkandung di dalamnya.
Hukum mempelajari ilmu mustholah hadits adalah fardhu kifayah. Namun, jika tidak ada satupun
yang menguasainya, hukumnya menjadi fardhu ‘ain.
Ilmu ini mampu mendekatkan seseorang kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Ilmu mustholah hadits
juga bisa membantu umat Muslim dalam memahami Alquran dan ilmu keislaman lainnya secara
umum.
Istilah-istilah yang Sering Digunakan
dalam Mustholah Hadits
bila hadits yang hadits yang sanadnya bila hadits dicurigai palsu
tersebut sanadnya tidak bersambung (dapat atau buatan karena dalam
bersambung, namun berupa hadits mauquf, rantai sanadnya dijumpai
ada sedikit kelemahan maqthu’, mursal, mu’allaq, penutur yang dikenal
pada rawi(-rawi)nya; mudallas, munqathi’ atau sebagai pendusta.
misalnya diriwayatkan mu’dlal), atau diriwayatkan
oleh rawi yang adil oleh orang yang tidak adil
namun tidak sempurna atau tidak kuat ingatannya,
ingatannya. Namun atau mengandung
matannya tidak syadz kejanggalan atau cacat.
atau cacat.
KARYA ULAMA
HADITS
6 Kitab Hadits yang Utama
Shahih Al-Bukhari
Kitab hadis ini disusun oleh Imam Bukhari. Sejatinya, nama lengkap kitab itu adalah Al-Jami Al-Musnad As-Sahih Al-
Muktasar min Umur Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam wa Sunanihi. Kitab hadis nomor satu ini terbilang unggul,
karena hadis-hadis yang termuat di dalamnya bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
Selama 15 tahun, Imam Bukhari berkelana dari satu negeri ke negeri lain untuk menemui para guru hadis dan
meriwayatkannya dari mereka.
Dalam mencari kebenaran suatu hadis, Imam Bukhari akan menemui periwayatnya di mana pun berada, sehingga
ia betul-betul yakin akan kebenarannya. Beliau pun sangat ketat dalam meriwayatkan sebuah hadis. ‘’Hadis yang
diterimanya adalah hadis yang bersambung sanadnya sampai ke Rasulullah SAW.’’
Tak hanya itu. Ia juga memastikan bahwa hadis itu diriwayatkan oleh orang yang adil dan kuat ingatan serta
hafalannya. Tak cukup hanya itu. Imam Bukhari juga akan selalu memastikan bahwa antara murid dan guru harus
benar-benar bertemu. Contohnya, apabila rangkaian sanadnya terdiri atas Rasulullah SAW – sahabat – tabiin –tabi
at tabiin – A –B – Bukhari, maka beliau akan menemui B secara langsung dan memastikan bahwa B menerima
hadis dan bertemu dengan A secara langsung.
Imam Az-Zahabi, mengatakan, kitab hadis yang ditulis Imam Bukhari merupakan kitab yang tinggi nilainya dan
paling baik, setelah Alquran.
Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397 hadis, termasuk yang ditulis
ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar 600 ribu hadis. Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi
dalam bab-bab yang yang terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan tercela,
tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW.
Shahih Muslim Sunan Abi Dawud
Menurut Imam Nawawi, kitab Sahih Muslim Kitab ini memuat 5.274 hadis, termasuk
memuat 7.275 hadis, termasuk yang ditulis yang diulang. Sebanyak 4.800 hadis yang
ulang. Berbeda dengan Imam Bukahri, tercantum dalam kitab itu adalah hadis
Imam Muslim hanya menghafal sekitar 300 hukum. ‘’Di antara imam yang kitabnya
ribu hadis atau separuh dari yang dikuasai masuk dalam Kutub as-Sittah, Abu Dawud
Imam Bukhari. merupakan imam yang paling fakih,’’ papar
Ensiklopedi Islam.
Seperti halnya Shahih Bukhari, kitab itu
disusun dengan sistematika fikih dengan Karenanya, Sunan Abi Dawud dikenal
topiknya yang sama. sebagai kitab hadis hukum, para ulama
hadis dan fikih mengakui bahwa seorang
Soal syarat penetapan hadis sahih, ada mujtahid cukup merujuk pada kitab hadis
perbedaan antara Imam Bukhari dan Imam itu dan Alquran. Ternyata, Abu Dawud
Muslim. Shahih Muslim tak menerapkan menerima hadis itu dari dua imam hadis
syarat terlalu berat. Imam Muslim terdahulu yakni Imam Bukhari dan Muslim.
berpendapat antara murid (penerima Berbeda dengan kedua kitab yang disusun
hadis) dan guru (sumber hadis) tak harus kedua gurunya itu, Sunan Abi Dawud
bertemu, cukup kedua-duanya hidup pada mengandung hadis hasan dan dhaif. Kitab
zaman yang sama. hadis tersebut juga banyak disyarah oleh
ahli hadis sesudahnya
Sunan At-Tirmizi Sunan An-Nasa’i Sunan Ibnu Majah
Kitab ini juga dikenal dengan Kitab ini juga dikenal dengan Kitab ini berisi 4.341 hadis.
nama Jami’ At-Tirmizi. Karya nama Sunan Al-Mujtaba. An- Sebanyak 3.002 hadis di
Imam At-Tirmizi ini mengandung Nasa’I menyusun kitab itu setelah antaranya terdapat dalam Al-
3.959 hadis, terdiri dari yang menyeleksi hadis-hadis yang Kutan Al-Khasah dan 1.339 hadis
sahih, hasan, dan dhaif. Bahkan, tercantum dalam kitab yang juga lainnya adalah hadis yang
menurut Ibnu Qayyim al- ditulisnya berjudul As-Sunan Al- diriwaytkan Ibnu Majah. Awalnya,
Jaujiyah, di dalam kitab itu Kubra yang masih para ulama tak memasukan kitab
tercantum sebanyak 30 hadis mencampurkan antara hadis hadis ini kedalam jajaran Kutub
palsu. Namun, pendapat itu sahih, hasan, dan dhaif. Sunan An- As-Sittah, karena di dalamnya
dibantah oleh ahli hadis dari Nasa’I berisi 5.671 hadis, yang masih bercampur antara hadis
Mesir, Abu Syuhbah. menurut Imam An-Nasa’I adalah sahih, hasan dan dhaif. Ahli hadis
hadis-hadis sahih. pertama yang memasukan kitab
‘’Jika dalam kitab itu terdapat ini ke dalam jajaran enam hadis
hadis palsu, pasti Imam At- Dalam kitab ini, hadis dhaif utama adalah Al-Hafiz Abu Al-
Tirmizi pasti akan terbilang sedikit sekali. Sehingga, fadal Muhammad bin Tahir Al-
menjelaskannya,’’ tutur Syuhbah. sebagian ulama ada yang Maqdisi (wafat 507 Hijiriah).
Menurut dia, At-Tirmizi selalu meyakini kitab itu lebih baik dari
memberi komentar terhadap Sunan Abi Dawud dan Sunan At-
kualitas hadis yang Tirmizi. Tak heran jika, para ulama
dicantumkannya. menjadikan kitab ini rujukan
setalah Sahih Al-Bukhari dan
Shahih Muslim.
TERIMA KASIH
Sumber:
https://tarbawiyah.com/kedudukan-sunnah-dalam-islam-bag-1/
https://www.republika.co.id/berita/m367qg/inilah-enam-kitab-hadis-utama
https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-ilmu-mustholah-hadits-untuk-
mengetahui-istilah-dalam-kajian-hadits-1wynMadogG4/full
https://www.dakwatuna.com/2006/12/21/16/pengetahuan-dasar-ilmu-hadits/#ax