(Muhadditsin) adalah segala Ucapan, Perbuatan, taqrir (Peneguhan/mendiamkan sebagai tanda membolehkan/persetujuan), dan sifat – sifat Nabi Muhammad SAW. ➢HADITS Menurut Ulama Ushul Fiqih adalah terbatas pada Ucapan, Perbuatan dan Taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum.
Memuat…
•Hadits juga disebut sunnah, atsar dan
kabar. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda dengan hadits. •Sunnah lebih luas cakupannya dibandingkan hadits. Sebab Sunnah tidak terbatas pada ucapan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad SAW., melainkan juga meliputi sifat kelakuan dan perjalanan hidup beliau baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi Rasulullah.
•Atsar lebih sering digunakan untuk sebutan
bagi ucapan sahabat Nabi Muhammad, SAW. •Kabar (berita) lazimnya selain disandarkan pada sahabat juga disandarkan kepada tabi’in (generasi setelah sahabat). Jadi kabar lebih umum dari hadits. •Perbedaan pengertian tentang Hadits, Atsar, dan Kabar terjadi karena perbedaan sudut pandang para ulama dalam melihat Nabi Muhammad SAW. Memuat…
HADITS ADALAH SUMBER HUKUM ISLAM
KEDUA •Fungsi Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua, adalah menguraikan segala sesuatu yang disampaikan dalam Al-Qur’an secara Global, Samar dan Singkat. Dengan demikian Al-Qur’an dan Hadits menjadi satu kesatuan pedoman bagi umat Islam. •Ditegaskan dalam Al-Qur’an : “ Barang siapa menta’ati Rosul (Muhammad), maka sesungguhnya ia telah menta’ati Allah ”. ( QS. An-Nisa’ : 80 ) Beberapa bukti bahwa Hadits menguraikan segala sesuatu yang disampaikan oleh Al-Qur’an secara Global, Samar dan Singkat. 1.Tentang Sholat Allah SWT berfirman : “ Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang – orang yang beriman.” ( QS. An-Nisa’ : 103 ) •Tentang Zakat Allah SWT berfirman : “ laksanakanlah sholat, Tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang yang rukuk (maksudnya sholat berjamaah).” ( QS. Al- Baqoroh : 43 )
Beberapa bukti bahwa Hadits menguraikan segala sesuatu
yang disampaikan oleh Al-Qur’an secara Global, Samar dan Singkat. •Tentang Haji Allah SWT berfirman : “ Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.” ( QS. Al-Hajj : 27 ) •Tentang Hukum Potong Tangan dalam Mencuri Allah SWT berfirman : “ Adapun orang pria maupun wanita yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah.” ( QS. Al- Maidah : 38 )
Pendapat beberapa Ulama tentang kewajiban
mempelajari Hadits dan mengamalkannya ➢Al- Hakam menegaskan, “ seandainya tidak banyak yang menghafal sanad hadits, niscaya menara Islam roboh. Juga niscaya para ahli bid’ah berupaya membuat hadits maudhu dan memutar balikkan sanad.” ➢Imam Sufyan Sauri menyatakan, “saya tidak mengenal ilmu yang utama bagi orang yang berhasrat menundukkan wajahnya di hadapan Allah, selain ilmu hadits. Mempelajari hadits lebih utama dibandingkan dengan sholat sunnah dan puasa sunnah, karena mempelajari ilmu ini adalah fardhu kifayah.” ➢Imam Syafi’i menuturkan, “ Ilmu hadits ini termasuk tiang agama yang paling kokoh dan keyakinan yang paling teguh. Tidak gemar menyiarkannya, kecuali orang – orang yang jujur dan takwa.”
TIGA UNSUR HADITS
Setiap hadits mengandung 3 unsur : a)Matan (Teks atau perkataan yang disampaikan); b)Rawi (disebut juga Perawi) adalah orang yang menyampaikan atau yang meriwayatkan hadits yang pernah diterimanya dari seseorang ke dalam suatu kitab; c)Sanad, adalah orang – orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadits. Dengan kata lain, sanad adalah orang - 0rang yang menjadi perantara dari Nabi Muhammad SAW kepada perawi.
Contoh kandungan ketiga unsur tersebut
dalam sebuah Hadits : •Imam Muslim berkata, telah meriwayatkan kepada kami Sahl bin Utsman Al-Askari, Sahl menerima berita dari Yahya bin Zakaria, Yahya mendengar dari Sa’ad bin Thoriq, Sa’ad menerima dari Sa’ad bin Ubaidah, Sa’ad bin Ubaidah menerima dari Ibnu Umar, dan Ibnu Umar mendengar bahwa Nabi Muhammad SAW., bersabda, “ Asas Islam itu ada lima, yakni Syahadat, Sholat, zakat, Puasa dan haji.” Memuat… ANEKA MACAM HADITS DAN TINGKATNNYA A.DITINJAU DARI SEGI SUMBERNYA,Hadits terbagi menjadi dua macam, yaitu Hadits Qudsi (disebut juga Hadits Robbani) dan Hadits Nabawi (disebut juga Hadits Nabi) B.DITINJAU DARI SEGI RAWINYA (KUANTITAS), Hadits dibagi dalam dua bentuk besar, yaitu Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad. C.DITINJAU DARI SEGI SANADNYA (KUALITAS), Hadits dikelompokkan dalam tiga macam ; Shohih, Hasan dan Dhoif.
HADITS QUDSI DAN HADITS
NABAWI 1.Hadits Qudsi adalah Firman Allah SWT.,yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW., kemudian Beliau menyampaikan dengan redaksi (susunan kata/kalimat) nya sendiri. Dengan demikian makna Hadits Qudsi tersebut berasal dari Allah SWT., sedangkan lafal/redaksinya dari Nabi SAW., 2.Hadits Nabawi adalah Hadits yang makna maupun lafalnya berasal dari Nabi Muhammad SAW., sendiri.
PERBEDAAN AL-QUR’AN DGN HADITS
QUDSI a)Lafal dan makna Al-Qur’an berasal dari Allah SWT, sebaliknya Hadits Qudsi hanya maknanya saja yang berasal dari Allah SWT. Sedangkan redaksinya (susunan kalimatnya) dari Nabi Muhammad SAW. b)Periwayatan Al-Qur’an tidak boleh dengan maknanya saja, sebaliknya Hadits Qudsi boleh diriwayatkan hanya dengan maknanya. c)Al-Qur’an terutama surat Al-Fatihah harus dibaca dalam sholat, sebaliknya Hadits Qudsi tidak boleh dibaca sewaktu sholat.
HADITS MUTAWATIR DAN HADITS
AHAD 1. Hadits Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dalam setiap sanadnya dan mustahil para perawinya berdusta. Sebab hadits ini diriwayatkan oleh banyak orang dan disampaikan kepada banyak orang, oleh karena itu diyakini kebenarannya. Dalam hal keotentikannya, Hadits Mutawatir sama dengan Al-Qur’an, karena keduanya merupakan sesuatu yang pasti adanya (Qoth’i al-wurud). Oleh sebab itu para ‘Ulama sepakat bahwa Hadits Mutawatir wajib diamalkan. Contoh Hadits Mutawatir : Muhammad rasulullah SAW., bersabda : “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempat (kembali)nya dalam neraka.” (HR. Bukhori, Muslim, Darimi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi, Thobroni, dan Hakim )
Hadit Mutawatir terbagi dua :
1)Mutawatir lafzi, yakni perkataan Nabi Muhammad SAW. 2)Mutawatir ‘amali, yakni perbuatan Nabi Muhammad SAW. 2. Hadits Ahad, yaitu Hadits yang tidak mencapai derajat Mutawatir. Mengenai hadits ini, para imam mazhab berbeda pendapat. Menurut Imam Hanafi (Abu Hanifah), jika rawinya orang – orang yang adil maka hanya dapat dijadikan hujjah pada bidang amaliyah, bukan pada bidang aqidah dan ilmiah. Imam Malik berpendapat hadits ini dapat dipakai menetapkan hukum-hukum yang tidak dijumpai dalam Al-Qur’an. Imam Syafi’i menegaskan, hadits ini dapat dijadikan hujjah jika rawinya berakal, dhobit, mendengar langsung dari Nabi Muhammad SAW., dan tidak menyalahi pendapat ‘ulama hadits. HADITS SHOHIH, HASAN, DAN DHOIF 1.Hadits Shohih, yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir dan oleh orang – orang yang sempurna hafalannya, Syarat hadits shohih adalah : •Sanadnya bersambung •Perawinya adil, memiliki sifat istiqomah •Dhobit, yakni memiliki ingatan dan hafalan yang sempurna •Hadits yang diriwayatkannya tidak bertentangan dengan hadits mutawatir atau dengan ayat al- qur’an.
•Hadits Shohih dibagi dua :
a)Shohih Lizatihi, yakni hadits yang shohih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lainnya. Contoh Hadits Hudzaifah dimana ia berkata : “ Saya mendengar Rasulullah SAW., bersabda : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Al-Bukhori) b)Shohih Lighoirihi, yakni hadits yang keshohihannya diperkuat dengan keterangan lainnya. Contoh Hadits Abu Hurairah ra. Dari Nabi SAW. Dimana beliau bersabda : “ Iman itu mempunyai enam puluh lebih cabang, dan malu merupakan satu cabang iman.”, Hadits Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah SAW. Melewati salah seorang Anshar yang sedang menasehati saudaranya, karena malu kemudian Rasulullah SAW bersabda : “ Biarkanlah ia karena sesungguhnya malu itu sebagaian dari iman.” (HR. Al- Bukhari)
2. Hadits Hasan, yaitu hadits yang sanadnya
bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, namun tidak sempurna hafalannya. Contoh Sabda Nabi Muhammad SAW., : “ Sembelihan hewan bagi bayi yang berada dalam perut ibunya, cuckuplah dengan sembelihan ibunya saja.” ( HR. Tirmidzi, Hakim dan Darimi)
3. Hadits Dhoif (lemah), yaitu hadits yang
tidak memenuhi syarat Shohih dan Hasan. Contohnya : “ Barang siapa berkata kepada orang miskin : ‘bergembiralah’, maka wajib baginya surga.” (HR. Ibnu A’di)
Dari Segi Keterputusan Sanad, Hadits
Dhoif terbagi lima macam : 1)Hadits Mursal, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tabi’in dengan menyebutkan ia menerimanya langsung dari Nabi Muhammad SAW. 2)Hadits Munqothi’, yaitu hadits yang salah seorang rawinya gugur (tidak disebutkan namanya), bisa terjadi ditengah atau di akhir. 3)Hadits Al-Mu’adhol, yaitu hadits yang dua orang atau lebih perawinya setelah sahabat tidak disebutkan dalam rangkaian sanad. 4)Hadits Mudallas, yaitu hadits yang rawinya meriwayatkan hadits tersebut dari orang yang sezaman dengannya. 5)Hadits Mu’allal, yaitu yang memiliki cacat pada sanad maupun pada matannya.
ILMU HADITS RIWAYAH DAN
DIRAYAH •Yang perlu kita pahami dalam mempelajari Hadits, adalah kajian mengenai Hadits yang disebut ‘Ulum Al-Hadits. Ilmu hadits itu sendiri terdiri dari dua bagian, yakni Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah. 1. ILMU HADITS RIWAYAH Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu hadits yang mempelajari cara – cara penukilan, periwayatan, penerimaan, penyampaian, pemeliharaan dan penulisan hadits. Tujuannya untuk memahami hadits – hadits Nabi Muhammad SAW., sebagai penjelas Al-Qur’an dan menjadikan hadits Nabi SAW, sebagai teladan. Periwayatan hadits oleh para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’indilakukan dengan dua cara, yaitu periwayatan dengan lafal (riwayah bi al- lafzi) dan periwayatan dengan makna (riwayah bi al-ma’na)
2. ILMU HADITS DIRAYAH
Ilmu Hadits Dirayah adalah bagian dari ilmu hadits yang mempelajari kaidah – kaidah untuk mengetahui hal ikhwal sanad, matan, cara – cara menerima dan meyampaikan hadits, sifat – sifat perawi dan lain- lain.Kegunaan ilmu ini untuk mengetahui dan menetapkan diterima (maqbul)dan ditolaknya (mardud) nya suatu hadits. Cabang – cabang penting dari Ilmu Hadits Dirayah, antara lain : •Ilmu Jarh Wa at-Ta’dil •Ilmu Rijal al-Hadits •Ilmu Thobaqot ar-Ruwat
ENAM PERINGKAT KITAB HADITS
Keenam peringkat kitab hadits yang telah ditetapkan para ulama itu disebut Kutubus Sittah (Al-Kutub As-Sittah) 1.Kitab Shohih Bukhori (Al-Jami’ As-Shohih Bukhori), berisi 7.273 Hadits 2.Kitab Shohih Muslim (Al-Jami’ As-Shohih Muslim), berisi 4000 hadits. 3.Kitab Sunan Abu Dawud, berisi 4800 hadits 4.Kitab Hadits Sunan Tirmidzi (Jaami’ At- Tirmidzi) 5.Kitab Hadits Sunan Nasa’i (Sunan As-Sugroo / Sunan Al-Mujtabaa), memuat 5761 hadits 6.Kitab Hadits Sunan Ibnu Majah ULAMA PENYUSUN ENAM KITAB