PENDAHULUAN
Hadits sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya
adalah
sebagai
ajaran
Islam
kedua
yang
makalah
ini
difokuskan
pada
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
III.
PEMBAHASAN
1. Hadits Mutawatir
A. Pengertian Hadits Mutawatir
Mutawatir mempunyai arti berurutan, berkesinambungan,
dan
kontinu.
Sedangkan
secara
terminologi
hadits
Mutawatir adalah:
Artinya :
Suatu hadits hasil tanggapan pancaindera, yang
diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat
kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat
untuk dusta.
1
Artinya:
Hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh
banyak orang yang secara adat tidak mungkin terjadi
kesepakatan untuk berdusta antar sesama, sejak garis
sanad pertama hingga garis sanad terakhir, sekira
kolektifitas sanad dari tahapan ke tahapan lainnya tidak
(mungkin ) akan melakukan perubahan / kesalahan.
b) Menurut Dr. At-Tahanawi adalah:
Artinya:
Hadits Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh
banyak orang melalui proses isnad inderawi dan bukan
nalar yang menyimpang, hal mana umumnya tidak
mungkin terjadi kesepakatan untuk berdusta.
c) Menurut Prof. Dr. Mushthafa as-Sibai adalah:
2
Artinya:
Hadits Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah perawi yang adil dan terpercaya dari sejumlah
mengatakan:
Kami
lihat
indera.
Misalnya
Nabi
SAW.....
(melakukan/ bersabda...)
2) Jumlah perawi mencapai jumlah yang menurut adat
mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. Jika tidak
sesuai jumlah mutawatir maka dapat disebut Khabar
Wahid.
3) Harus ada
persamaan
penukilan
antara
generasi
Artinya:
Suatu (hadits) yang sama (mufakat) bunyi lafadh para
rawi padanya, dan demikian juga hukum dan
maknanya.
Hadits yang mutawatir lafadhnya:
Artinya:
Suatu yang diriwayatkan dengan bunyi lafadhnya oleh
sejumlah rawi dari sejumlah rawi dari sejumlah rawi.
Contoh Hadits Mutawatir Lafdhi:
.
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang sengaja
berdusta atas namaku, maka hendaklah ia bersedia
menduduki tempat duduk dineraka.
Hadits Nabi
Abu Hurairoh
Abdul Aziz
Abu Shalih
Zubair
Abdullah bin Nashir
Ismail
Abu Hushain
Abdul Harist
Muammar
Syubah
Musa
Abdul Walid
Muslim
Bukhori
Artinya:
Hadits yang berlainan bunyi lafadz dan maknanya
tetapi dapat diambil dari kesimpulanya satu makna
umum.
Jadi hadits mutawatir maknawi adalah hadits mutawatir
yang para rawinya berbeda dalam menyusun redaksi
tetapi terdapat kesamaan dalam maknanya.
Contoh:
Seperti hadits tentang mengangkat tangan dalam berdoa:
( )
4
Artinya:
Rasulullah SAW tidak mengangkat kedua tangan beliau
dalam doa-doanya selain dalam doa sholat istisqo dan
beliau mengangkat tangannya, hingga nampak putihputih kedua ketiaknya.
(HR. Bukhori Muslim).
:
.
Bukhori dan Muslim Muhammad bin Basyar Yahya dan
Ibnu Abi Adiyyin Said Qotadata Anas bin Malik
Rasulullah (Shahih Bukhori hal 21).
Hadits yang semakna dengan hadits tersebut tidak kurang
30 redaksi yang berbeda-beda. Antara lain hadits-hadits
yang ditakhrijkan oleh Imam Ahmad Al Hakim dan Abu
Daud yang berbunyi:
Artinya:
Rasulullah SAW mengangkat tangan sejajar dengan
kedua pundak beliau.
c) Hadits Mutawatir Amali adalah
.
Artinya:
Sesuatu yang dengan mudah dapat diketahui bahwa
hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir diantara
kaum muslimin bahwa nabi melakukannya atau
memerintahkannya untuk melakukanya atau serupa
dengan itu.
Contoh:
Kita melihat dimana saja bahwa sholat zuhur dilakukan 4
rakaat karena hal itu adalah sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Islam dan kita mempunyai sangkaan
kuat bahwa nabi melakukan dan memerintahkannya
demikian.
3. Hadits Ahad
A. Pengertian Hadits Ahad
Ahad menurut bahasa adalah jama dari wahid yang
berarti satu. Menurut istilah ahli hadits, tarif hadits ahad
antara lain adalah:
.
Artinya:
Suatu hadits (khabar) yang jumlah pemberitaanya tidak
mencapai jumlah pemberita hadits mutawatir, baik
pemberita itu seorang, dua orang, tiga orang, empat orang,
lima orang dan seterusnya, tetapi jumlah tersebut tidak
memberi pengertian bahwa hadits tersebut masuk kedalam
hadits mutawatir.
Ada juga yang memberikan tarif sebagai berikut:
Artinya:
Suatu hadits yang padanya tidak terkumpul syarat-syarat
mutawatir.
4.
Pembagian
Hadits
Ahad
Berdasarkan
Jumlah
Perawinya
a) Hadits Masyhur
Menurut bahasa masyhur sama dengan muntasyir
yang berarti terkenal, sesuatu yang sudah tersebar
(populer).
Artinya:
Artinya:
Hadits yang telah masyhur diantara manusia, padahal
dari seseorang atau dua orang saja maka apabila hadits
yang telah tersiar itu tiada berasal, tiadalah ia dinamai
dengan masyhur.3
Contoh:
{ }
Artinya:
Barang siapa pergi shalat jumat, hendaklah ia mandi.
(H.R. Al-Jamaah).
:
.
}
{
Artinya:
Sahnya amal amal itu dengan niat dan bagi tiap-tiap
seseorang
itu
memperoleh
apa
yang
ia
niatkan.(Mutafaq alaih)
7
Hadits tersebut
keshahihannya
sebab
peninjauan
sahih
dan
bagi
suatu
hadits
Artinya :
Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang rawi
meskipun dua perawi tersebut hanya terdapat pada
satu thabaqat kemudian setelah itu diriwayatkan oleh
orang banyak.
Ada juga yang mentarifkan sebagai berikut:
3Dr. Badri khaeruman,M.Ag.,ulum Al-hadis,hlm 99-101.
8
Artinya:
Hadits yang tidak diriwayatkan oleh dua orang dari
dua orang.4
Dengan memerhatikan tarif di atas yang disebut hadits
aziz itu bukan saja hadits yang hanya diriwayatkan oleh
dua orang rawi pada setiap thabaqah-nya. Tetapi
selama pada salah satu thabaqah didapati dua orang
rawi, hadits tersebut juga disebut hadits aziz.
Sebagai contoh berikut :
a) Hadits Aziz pada thabaqah pertama
{ }
Artinya:
Kami adalah orang-orang
terdahulu pada hari kiamat.
terakhir
didunia
yang
masyhur
sebab
melalui
periwayatan
Abu
{ }
Artinya :
Tidak sempurna iman seorang darimu sehingga
aku lebih dicintainya daripada ia mencintai
dirinya sendiri, orang tuanya, anak-anaknya, dan
manusia seluruhnya. (Mutafaq alaih)
4 Drs.Hady Mufaat Ahmad,Dirasah islamiyah,hlm 155
9
Artinya:
Hadits yang terdapat penyendirian rawi dalam
sanadnya di mana saja penyendirian dalam sanad itu
terjadi.
Penyendirian rawi tersebut dapat terjadi:
a) Mengenai personalianya, yakni tidak ada orang
lain yang meriwayatkan hadis tersebut, selain
rawi itu sendiri.
b) Mengenai sifat atau keadaan rawi, artinya sifat
atau keadaan rawi itu berbeda dengan sifat dan
keadaan rawi-rawi yang lain yang meriwayatkan
hadis tersebut.
Berdasarkan bentuk penyendirian tersebut, hadis Gharib
terbagi dua macam:
1) Hadits Gharib Muthlaq ialah apabila keghariban
(penyendirian)
dalam
hadis
itu
betul-betul
10
Artinya:
Iman itu bercabang-cabang menjadi 73 cabang.
Malu itu salah satu cabang dari iman. (Mutafaq
Alaih)
Hadits tersebut diterima oleh Abu Hurairah dari Abu
Hurairah (sahabat) hanya diterima oleh Abu Shalih
(tabiin) dari Abu shalih hanya diterima oleh Abdullah ibn
Dinar (tabiu at-tabiin) yang darinya hanya diriwayatkan
oleh Sulaiman ibn Bilal, dan dari Sulaiman diterima oleh
Abu
Amir.
Setelah
dari
Abu
Amir,
hadits
tersebut
atau
tempat
oleh
kota/daerah
tertentu.
para
rawi
Misalnya:
dari
Basrah,
dari
rawi tertentu.5
sama dengan
b.
Rasulullah
mengutus
satu
orang
untuk
seperti
ini
disampaikan
oleh
seorang
shalat
subuh
lalu
memberitahukan
itu
spontan
mereka
berputar
arah
untuk
seandainya
khabar
satu
orang
yang
tersebut.
Termasuk dalil yang digunakan Imam Syafii untuk
membuktikan
yang berbunyi:
Artinya:
Semoga Allah membaguskan wajah orang yang
mendengar dari kami sebuah hadits lalu ia
menyampaikannya sebagaimana ia dengar, agar orang
yang disampaikan lebih memahami dari pada orang
yang mendengar.
Anjuran
Rasulullah
SAW
untuk
menghafal
lalu
14
IV.
KESIMPULAN
1) Hadits Mutawatir adalah: Suatu hadits hasil tanggapan
pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi,
yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul
2)
d)
e)
f)
3)
yang
jumlah
Hadist
Mutawatir
memberikan
V.
PENUTUP
15
16