Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR HADIS

Struktur hadis yaitu susunan penulisan teks hadis yang terdiri dari
sanad,matan,dan rawi.
A.Sanad
Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu ynag
dijadikan sandaran. Dikatakan demikian,karena setiap hdis selalu bersandar
kepadanya.adapun tentang arti sanad menurut istilah,terdapat perbedaan
rumusan pengertian Al-Badru Bin Jamaah dan al-Tiby mengatakan bahwa
sanad adalah :
“Berita tentang jalan matan”
Sanad atau isnad secara bahasa artinya artinya sandaran,maksudnya
adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan,rawi-rawi yang
meriwayatkan matan hadis dan menyampaikannya.(Yazid abdul Qodis
jawas,2008,cetakan kedua)
Sanad ialah secara bahasa sandaran, makasudnya jalan yang tidak ada
sanad,maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia mau. (Syarah
muslim Nawawi, 1: 87).
Sedangkan sanad menurut istilah adalah :
“jalan yang menyampaikan kepada matan hadis”
Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadis itu adalah
perawi juga.Suatu hadis dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah
penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya,lapisan dalam sanad
disebut dengan thabaqah.
Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thabaqah sanad akan
menentukan derajat hadist tersebut,hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi
hadist.
Sanad ialah rantai penutur atau perawi (periwayat) hadis.sanad terdiri
atas seluruh penutur mulai dan orang yang mencatat hadis tersebut dalam
bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rosulullah.
Sanad ialah penutur atau perawi (periwayat hadist).Yang dimaksud
sanad bersambung-sambung ialah sanad yang selamat dari keguguran. Dengan
kata lain, tiap-tiap rawi saling bertemu dan menerima langsung dari gurub
yang menyampaikan hadist ini.
“Silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadis), yang
menyampaikannya pada matan hadis”.
Ada juga ulama yang mendefinisikan :
“silsilah para perawi memindabkan hadits yang pertama”
Yang berkaitan dengan istilah sanad adalah kata-kata seperti Al-isnad,al-
musnid,dan Al-masnad. Kata-kata ini secara etimologis mempunyai arti yang
cukup khas,sebagaiman yang dikembangkan oleh para ulama.kata al-isnad
berarti menyandarkan,mengesahkan (mengembalikan kepada asalnya),dan
mengangkat.Maksudnya ialah menyandarkan hadis kepada orangn yang
mengatakannya.Menurut tiby,”kata al-isnad dan al-sanad digunakan oleh para
ahli dengan pengertian yang sama”.
Kata al-musnad mempunyai beberapa arti,bisa berarti hadis yang
disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang,bisa berarti kumpulan hadist yang
diriwayartkan dengan menyebabkan sanad-sanad secara lengkap,sepeerti
musnad Al-firdaus.Bisa berarti nama suatu kitab yang menghimpun hadis hadis
dengan sistem penyusunan berasarkan nama-nama sahabat perawi
hadits,seprti kitab musnad ahmad ,tetapi bisa juga berarti nama bagi hadist
yang marfu’ dan mutashil yang bersambung (mudasir,2008:61).
Jadi,pengertian sanad yaitu suatu yang dijadikan sandaran dari Nabi
Muhammad SAW.
Contoh sanad:
Misalnya seperti kata Al-bukhari:
“telah memberikan kepadaku Muhammad bin al-musanna,ujarnya
:”Abdul wahab ats-tsaqafy telah menggambarkan kepadaku ayyub atas
pemberitaan abi Qilabah dan Anas dan Muhammad SAW.Yang
sabdanya:”Tiga perkara yang barang siapa yang mengamalkannya niscaya
memperoleh kelezatan iman”.Yakni (1) Allah dan Rosulnya hendaknya lebih
dicintai dari pada selainnya (2) Kecintaanya kepada seseorang,tak lain karna
Allah semata-mata dan (3) Keenggananmnya kembali pada kejujurannya
seperti keengganannyab dicampakan dineraka”
Sanad atau thariq adalah jalan yang menghubungkan matnul hadis
kepad jungjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Misalnya,seperti kata Al-
bukhari :”Telah memberikan kepadaku muhammad bin al-mustsanna, ujarnya
“abdul Wahhab ats-Tsaqafi telah mengabarkan kepadaku, Ujarnya: “telah
bercerita kepadaku Ayyub atas penberitaan abin Qilabah dan Annas dan Nabi
Muhammad SAW,Sabdanya,Tiga perkara, yang barangsiapa yang
mengamalkannyam,niscaya memperoleh kelezatan iman, Yakni : (1) Allah dan
Rosulnya hendaklah kebih dicintai daripada yang lainnya. (2) kecintaanya
kepada seseorang tidak lain karna Allah semata-mata dan (3) keengganannya
kembali kepada kekufuran sepertikeengganannya dicampakkan dineraka.

B.Matan
Matan ialah redaksi dari hadis. Dari hadis lain, matan adalah:
“Lafal-lafal hadis tertentu yang didalamnya mengandung makna
makna”
Ada juga redaksi yang lebih sederhana lagi yang menyabutkan bahwa
matan adalah ujung sanad (ghayah al-sanad). (mudasir,2008:62).
Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti tanah yang meninggi,
sedangkan menurut istilah adalah:
“suatu kalimat tempat berakhirnnya sanad”
Adapun dari segi bahasa artinya membelah, mengeluarkan, meningkat,
sedangkan menurut istilah adalah:
“Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW, yang
dissebut sesudah hadis desebutkan sanadnya.”
Matan menurut segi bahasa berarti membelah, mengeluarkan,
sementara dari segi istilah, matan yaitu perbuatan yang disebut pada akhir
sanad (A. Hasyim, 2004:119). Matan secara bahasa juga artinya kuat, kokoh,
keras, maksudnya ialah isi ucapan atau lafazh-lafazh hadist yan g terletak
sesudah rawi sanad yang akhir. (Yazid abdul Qodis jawas: 2008:91)
Matan disebut dengan matnut hadist ialah, pembicaraan atau materi
berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Matan adalah kata-kata yang
menjadi isi pemberitaan (Zainal abidin 1984:4). Selain itu matan adalah ujung
sanad (H. Mudasir, 2008:63). Semua pengertian diatas menunjukan bahwa
yang dimaksud dengan matan ialah materi hadis atau lafal hadis itu sendiri
atau isi hadis baik berupa sabda nabi SAW, maupun berupa perbuatan Nabi
muhammad SAW, yang diceritakan oleh para sahabat atau berupa taqrirnya.
Contoh matan:
Seorang tabiin yang bernama Muhammad bin Syirrin, ia berkata: “
mereka (yakni para ulama hadist) tadinya tidak menanyakan tentang sanad,
tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata. Sebutkan kepada kami nama
rawi-rawi menyampaikan alhu sunnah diterima hadistnya, tetapi bila yang
menyampaikan ahlul bid’ah maka ditolak hadistnya.
C.RAWI
Kata rawi atau al-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau
memberitakan hadist (naqil al-hadist). Sebenarnya, sanad dan rawi iyu
merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadist pada
tiap-tiap thabaqahnya, juga disebut rawi, jika yang disebut dengan rawi adalah
orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadist. Akan tetapi, yang
membedakan antara rawi dan sanad adalah terletak pada pembukuan atau
pentadwi-an hadist. Orang yang menerima hadis dan kemudian
,menghimpummnya dalam suatu kitab tadwin disebut perawi. Dengan
demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin (orang yang yang
membukukan dan menghimpun hadist). (Mudasir,2008:63).
Rawi yaitu orang yang meriwatkan hadist (Fachtur Rahman,1991:14). Al-
Imam bukhari yang meriwayatkan atau mengeluarkan hadis disebut “rawi
hadis” (Zainal abidin, 1984:8). Sementara menurut A. Hasim, rawi yaitu orang
yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa apa yang telah
didengar dari seseorang (Guru-nya). (A. Hasyim, 2004:120). Dari beberapa
penegertian tersebut bahwa yang dimaksyd dengan rawi adalah orang yang
meriwayatkan atau menuliskan hadist yang telah didengar dan dilihat dari Nabi
SAW.
Contoh rawi : menguatkan suatu hadis yang ditakhrijkan dan suatu kitab
hadis, Pada umumnya membubukan nama rawi (terkhitnya) pada kahir matan.
Misalnya :
“warta dari umul mu’minin, Aisyah r.a ujarnya: Rasulullah saw telah
bersabda: “ barang siapa yang mengadakan sesuatum yang bukan termasuk
dalam urusan (agama)ku, maka ia ditolak.“ (H.R Bukhari dan Muslim).
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
"telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa, ia berkata :
“telah mengabarkan kepada kami Handalah bin Abi sufyan dari ikhrimah bin
khalid dari ibnu umar r.a berkata: Telah berkata Rosulullah SAW . : “Dirikan itu
atas lima perkara: Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah rosul Allah, mendirikan shalat,membayar zakat, berhaji dan berpuasa
dalam ramadhan.” (H.R Muslim).
Dari hasdist diatas, yang dinamakan sanad adalah:
“Telah mencwritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa, ia telah berkata:
“Telah mengabarkan kepada kami Handhalah bin Abi sufyan dari Ikhrimah bin
Khalid dari ibnu Umar r.a berkata:”
Sedangkan matan hadis diatas adalah ;
““Dirikan itu atas lima perkara: Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah rosul Allah, mendirikan shalat,membayar zakat,
berhaji dan berpuasa dalam ramadhan.”
Dari hadis tersebut telah diriwatkan beberapa orang Rawi, yakni:
a. Ibnu Umar r.a sebagai rawi pertama
b. Ikhrimah bin Khalid sebagai rawi kedua
c. Handhalah bin Abi sufyan sebagai rawi ketiga
d. Ubaidillah bin Musa sebagai rawi keempat
e. Imam Bukhari sebagai rawi ke lima/ rawi terakhir, denagn kata lain
Imam Bukhari sebagai mukharij dari hadis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai