Pertama : dimaksudkan untuk arti memindahkan dan meriwayatkan semua hal yang disandarkan
kepada Rasulullah SAW. Ilmu hadits dalam arti ini disebut ilmu hadits riwayah.
Kedua : dimaksud untuk arti sistematika atau metodologi yang dibuat rujukan dalam menentukan
kualitas (mutu) suatu hadits dari segi hal ihwal para perowinya, baik penguasaan haditsnya
maupun keadilannya, dan dari segi hal ihwal sanad yang mencakup tersambung dan terputusnya
sanad. Ilmu hadits dalam arti ini dikenal dengan ilmu hadits diroyah.
ILMU HADITS RIWAYAH
Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mencakup pemindahan dan periwayatan segala sesuatu yang
disandarkan kepada rasulillah SAW. Berupa sabda-sabda yang beliau ucapkan dan perilaku yang
tindakan atau ketetapan beliau (yakni sesuatu yang dikerjakan dihadapkan nabi dan beliau
mendiamkannya menetapkannya dengan sikap) atau sifat-sifat beliau (yaitu kepribadian
nabiyullah SAW. Dan kisah perjalanan hidup beliau sebelum diutus dan sesudahnya).
Bahasan ilmu hadits riwayah
Bahasan ilmu hadits riwayah adalah pribadi rosulillah SAW. Dari segi ucapan, tindakan dan
ketetapan-ketetapan.
Faidah
Faidah / buah ilmu hadits riwayah adalan untuk menjaga sunnah an-nabawiyyah, yang didalamnya
terkandung pula faidah melestarikannya agar tidak musnah, mengetahui dan menyebarkannya
diantara kaum muslimin dengan sungguh-sungguh serta tidak terkikisnya sunnah an-nabawiyyah.
Peletak batu pertama
Menyusun ilmu adalah MUHAMMAD BIN SYIHABUDDIN AZ-ZUHRI disusunpada masa
kholifah “pangeran” umar bin Abdul aziz………..
AL kisah “pangeran” Umar bin Abdul aziz memberi instruksi kepada penduduk negeri “hendaklah
engkau semua perhatikan semua hadits Rasulullah SAW. Atau sunnah beliau agar ditulis karena
saya khawatir akan habisnya ilmu agama dan habisnya para ulama’. “
ILMU HADITS DIROYAH
Ilmu hadits diroyah disebut juga ilmu ushul al-hadits atau ushul riwayatul-hadits atau ilmu
mushtholah al-hadits atau ilmu mushtholah ahli atsar.
Nama ini, yakni ilmu mushtholah hadits atau ilmu mushtholah ahli atsar adalah yang
termasyhur dan lebih gamblang. Nama ini lebih menunjukkan objek yang dimaksud didalamnya
tidak terdapat sesuatu yang samar dan menjadikan salah faham.
Al-hafidz ibnu hajar al-atsqolani juga menggunakan istilah ini. Beliau menamakan
risalahnya yang terkenal itu dengan “nuhbatul fikar fi mushtholahil ahli al-atsar”. Sedang
arti mushtholah (dalam judul risalah tersebut, pen) adalah sesuatu berupa kaidah-kaidah dan
dasar-dasar yang disepakati para ahli hadits.
Definisi yang masyhur
Batasan yang terkenal untuk ilmu mushtholah hadits adalah ilmu tentang aturan-aturan (kaidah,
qonun, undang-undang) untuk mengetahui hal ihwal sanad dan matan
Keterangan definisi
Aturan yang dimaksudkan adalah sesuatu yang merangkum parsial-parsial (juz, bagian, segmen)
baik sesuatu itu berupa ta’rif atau kaidah.
sanad
Adalah jalan (route,lintasan) perhubungan sampai pada matan. Yakni para perowi yang
menghubungkan rangkaian sampai matan hadits dengan proses periwayatan dari guru hingga
mencapai lafadz hadits. (dalam arti lain sanad adalah lintasan berupa rowi untuk sampainya pada
matan hadits, pen). Jalan itu disebut sanad (sandaran) karena bersandarnya para Hafid ahli hadits
kepadanya dalam menilai suatu hadits.
Matan
Matan adalah kalam setelah akhir sanat.
Isnad
Isnad adalah menyebut dan mengisahkan jalan menuju matan. Terkadang yang di kehendaki
dengan sanad adalah isnad. Terkadang sebaliknya, yang di kehendaki isnad adalah sanad. Maka
keduanya adalah sinonim.
Contonya adalah perkataan imam bukhori dalam kitab” fadloilul madinah”
حدثني خبيب بن عبد الرحمن عن: حدثنا مسدد عن يحي عن عبدهللا بن عمر قال
حفص بن عاصم عن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
(ما بين بيتي ومنبرى روضة من رياض الجنة ومنبرى على الحوض) رواه:
البخارى فى كتاب فضا ئل المدينة
Musaddad dan rowi sesudahnya sampai abi hurairah inilah yang disebut SANAD. Dan sabda
rasulullah SAW. ما بينsampai sempurna hadits ini disebut matan.
HAL IHWAL SANAD DAN MATAN
Hal ihwal sanad dan matan adalah sesuatu yang mempengaruhi matan berupa :
1. Marfu’
2. Mauquf
3. Syadz
4. Shohih
Dan sesuatu yang mempengaruhi sanad berupa: sambung,terputus,derajat tinggi dan rendahnya
suatu sanad {yang akan di bahas penjelasannya nanti}.
Bila engkau telah mengetahui definisi ilmu hadits diroyah, maka tinggal engkau ketahui
tentang obyek bahasan ilmu hadits diroyah.
Adapun obyek bahasan ilmu hadits diroyah adalah perowi dan yang di riwayatkannya,
dari segi di terimanya atau di tolaknya.
Sedang fa’idah {buah}. Ilmu hadits diroyah adalah mengetahui hadits yang di terima atau
di tolak.
Dan penyusun ilmu ini adalah qodli abu muhammad al-hasan bin abdir rohman bin
khollad yang masyhur dengan nama arroma hurmuzi. Dia adalah orang yang pertama yang
menyusun disiplin ilmu ini.
KEUTAMAAN ILMU HADITS DAN KEMULIYAAN PARA AKTIVISNYA
Telah banyak hadits dari rasulullah SAW. tentang keutamaan ilmu hadits. Kami akan
sebutkan beberapa hadits yang sudah terkenal
قال صلى هللا عليه وسلم (اولى الناس بي يوم: عن ابن مسعود رضي هللا عنه قال-ا
القيامة اكثرهم على صالة) رواه الترمذى وحسنه
Diriwayatkan dari abi mas’ud r.a. beliau berkata bahwa rasulullah SAW. bersabda: “Manusia yang
paling berhak bersamaku pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca sholawat
kepadaku.”(H.R. Turmudzi dan ia menilai sebagai hadits hasan).
Ini adalah martabat yang mulia yang di khususkan bagi para perowi hadits dan penuqilnya. Karena
sesungguhnya tidak di ketahui kelompok ulama’ yang paling banyak membaca sholawat selain
dari kelompok perowi hadits ini.
Mereka senantiasa menyebut sholawat dalam lampiran-lampiran mereka dan menghaturkan salam
dalam kebanyakan waktu mereka di majlis mudzakaroh dan ilmiah mereka.
: سمععت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول:عن ابن مسعود رضي هللا عنه قال
)(نضر هللا امراء سمع منا شيئا فأبلغه كما سمعه فرب مبلغ اوعى له من سامع
Diriwayatkan dari ibnu mas’ud r.a. beliau berkata: “saya mendengar rosulullah SAW. bersabda:
‘semoga membinar-binarkan (memberi cahaya) seseorang yang mendengar sesuatu dariku
kemudian ia menyampaikan sebagaimana ia mendengarnya. Maka banyak sekali orang yang
banyak di beri penyampaian hadits itu lebih paham dari pada orang yang mendengar. (H.R.
turmudzi, dan kata beliau ini hadits hasan atau shohih).
Demikianlah beliau rosulullah SAW. mengkhususkan para perowi dengan do’a yang orang
lain dari umat, tidak beliau sertakan.
. اللهم ارحم خلفائ: قال صلى هللا عليه وسلم:عن ابن عباس رضي هللا عنه قال
) (الذين يروون احاديثي ويعلمونها الناس: يارسول هللا ومن خلفاؤك ؟ قال: قلنا
رواه الطبرانى فى االوسط
Diriwayatkan dari ibnu abbas r.a. beliau berkata bahwa rosulullah SAW. bersabda: “ ya
allah semoga engkau mengasihi para kholifahku (penggantiku)”. Kami bertanya: “ wahai
rosulullah, siapakah para kholifah, pengganti tuan?” berkata rosulullah SAW. :” mereka adalah
yang meriwayatkan hadits-haditsku dan mengajarkannya kepada manusia.” (H.R. Thbroni dalam
kitab mu’jamul ausath).
ينفو عنه تحريف, (يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله: قال صلى هللا عليه وسلم
الغالين وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين) رواه البيهقي فى المدخل وذكر القسطال
.نى انه يصير بطرقه حسنا
Rosulullah SAW. bersabda: “ hanya orang-orang yang adil dari setiap generasi peneruslah
yang akan menanggung ilmu hadits ini. Mereka akan menghilangkan perubahan perubahan yang
akan di lakukan para “ekstrimis” dan uraian-uraian orang-orang pengakuan, juga penafsiran-
penafsiran orang-orang bodoh” (H.R. AL Baihaqi dalam kitab al-madkhol dan addaruqhuthni
menyebutkan bahwa hadits tersebut dengan sekian sanadnya menjadi hadits hasan).
Dalam hadits ini juga terkadang penjelasn tentang ke’ailan ahli hadits.
DEVINISI-DEVINISI DASAR
Hadits berarti lawan dari Qodim (dahulu), dan secara istilah berarti sesuatu yang di
sandarkan kpada rosulullah S.A.W. berupa ucapan,perbuatan,tindakan ataupun ketetapan.
Sunnah menurut bahasa berarti jalan, sedangkan menurut istilah berarti sesuatu yang di
sandarkan kepada Nabiyullah muhammad s.a.w. berupa ucapan,perbuatan atau ketetapan
Sunnah dalam arti ini sinonim dengan pengertian hadits di atas.Menurut suatu pndapat,
hadits itu khusus untuk yang berkaitan dengan ucapan dan tindakan beliau muhammad s.a.w.
sedang sunnah bermakna umum (ucapan,tindakan dan ketetapan).
Khobar secara lughot adalah lawankata insya’ (......... / ucapan yang tidak mengandung
kebenaraan dan kesalahan), dan khobar menurut istilah adalah:
1. Menurut suatu pendapat, sinonim (searti), dengan hadits
2. Menurut suatu pendapat, khobar adalah sesuatu yang datang selain dari nabi muhammad S.A.W.
beranjak dari perbeda’an ini maka di katakanlah bagi orang yang berkecimpung dalam hadits,
muhaddits; dan bagi mereka yang berkecimpung dalam tarikh dan sejenisnya, akhbari.
3. Menurut suatu pendapat, hadits lebih khusus dari pada khobar, semua hadits berarti khobar tetapi
tidak bisa sebaliknya.
Atsar secara bahasa adalah bekas- bekas rumah, sedangkan menurut istilah adalah:
1. Menurut suatu pendapat, sinonim dengan hadits. Sebagaimana pendapat imam nawawi bahwa
para ahli hadits menamakan hadits marfu’ dan mauquf dengan nama atsar
2. Menurut suatu pendapat, atsar adalah suatu yang datang dari shohabat, dalam arti bahwa atsar
adalah hadits mauquf. Dan barang kali alasannya bahwa atsar adalah bekas-bekas sesuatu.
Sedangkan khobar adalah sesuatu yang di ceritakan, ketika ucapan para shohabat adalah “bekas”
(pengaruh) dari ucapan rosululloh saw dan pokok semua khobar adalah dari rosul, maka pantas
bila ucapan shohabat di sebut atsar dan ucapan al musthofa disebut khobar.
Dari keterangan ini maka menjadi jelaslah bahwa sunnah, hadits, khobar dan atsar adalah lafadz-
lafadz yang sinonim untuk makna yang satu, yaitu sesuatu yang di sandarkan kepada nabi
Muhammad saw. baik berupa ucapan, tindakan ketetapan berupa sifat-sifat beliau; atau sesuatu
tadi di sandarkan kepada sahabat atau tabi’in. “situasi perawatan” dari rosulullah saw, sahabat
atau tabi’inlah yang menjelas-bedakan serta mengarahkan pengertian istilah-istilah tersebut.
HADITS QUDSI
ia di sesuaikan dengan kata Quds. Quds artinya bersih dan suci. Yang di kehendaki adalah
hadits ilahi (di sesuaikan dengan kata ilah) dan hadits robani (di sesuaikan dengan kata robbi
jalla wa’ala).
Hadits qudsi secara istilah adalah sesuatu yang di sandarkan oleh rosulullah saw. kepada
tuhan beliau allah azza wa jalla selain dari al-qur’an. Contoh:
ياعبادى إنى حرمت الظلم على نفسى وجعلته محرما: قال هللا تبارك وتعالى
الحديث... عليكم فال تظالموا
Allah berfirman tabaroka wa ta’ala: “wahai hamba-hambaku sesungguhnya aku
mengharamkan aniaya atas diriku sendiri dan aku menjadikannya haram atasmu semua, maka
janganlah engkau semua saling menganiaya....(sampai sempurna hadits)”.
Atau seperti ucapan sahabat, misalnya: “ bersabda rosulullah saw. dalam hadits yang beliau
riwayatkan dari tuhannya azza wa jalla............., demikian”.
Hadits qudsi di sebut hadits karena ia berasal dari sabda rosulullah saw. dan dari hikayat
beliau akan isi hadits tersebut dari tuhannya. Dan di sebut hadits qudsi karena hadits tersebut di
sandarkan kepada robbi jalla wa’ala, dari segi bahwa la-lah pembicaranya dan yang
memunculkan isi materi hadits. Dia allah maha suci dari segala yang tidak layak buat dia.
Dengan mengerti hakikat hadits qudsi, maka menjadi jelaslah perbedaan antara hadits qudsi,
al-qur’an, dan hadits nabawi
SHOHIH
SHOHIH secara lughot berarti lawan dari sakit. Secara istilah adalah hadits yang
mengandung sifat yang diterima paling tinggi.sifat itu ada lima buah :
pertama sanad yang muttasil (sambung). Arti dari muttasil adalah setiap rowi dari semua
rowi mendengar dari orang diatasnya dengan pasti. Dan orang yang diatasnya tadi mendengar
dari orang diatasnya lagi, demikian seterusnya sampai akhir sanad.
Contoh : perkataan imam bukhori misalnya : abdullah bin yusuf menceritakan hadits kepadaku,
ia berkata: “malik memberiku kabar dari abu zinad, dia dari a’roj, dari abi hurairah,
sesungguhnya abi hurairah berkata : bahwa rasulullah SAW. bersabda :
طعام اإلثنين كافي الثالثة
Artinya : “makanan dua orang itu bisa mencukupi tiga orang”. (HR. Bukhori dalam kitab Al-
Ath’imah)
Ini adalah sanad yang muttasil, artinya imam Bukhori benar-benar telah mendengar
hadits dari abdillah, kemudian abdillah mendengar hadits tersebut dari malik, dan malik
mendengarnya dari abi zinad,dan abi zinad mendengar dari Al-A’roj dan Al-A’roj mendengarnya
dari abi huroiroh dan abi hurairah mendengarnya dari rosulullah SAW.
Kemuttasilan ini berimplikasi wujudnya rowi A pada zaman rowi sebelumnya (rowi B)
dan wujudnya rowi B tersebut pada zaman rowi diatasnya (rowi C) sehingga dengan demikian
kepastian mendengarnya perowi dari orang sebelumnya dan muttasilnya ia dengan orang
diatasnya.
Keduakeadilan sang perowi. Yakni setiap rowi dari perowi – perowi hadits dalam sana
tersebut harus adil.
Adil adalah sifat orang muslim yang selamat dari sifat fasiq, dan pernik-pernik
tabiat rendah.
Maka orang kafir, orang fasiq, orang gila, dan orang yang tidak diketahui tingkah
lakunya, mereka semua bukanlah orang adil. Lain dengan wanita, mereka masih di terima
riwayatnya bila muslimat, selamat dari fasiq dan sifat-sifat yang rendah. Demikian pula budak,
mereka juga di terima riwayatnya, bila muslim berakal, selamat dari fasiq dan sifat yang rendah.
Bisa pula kita katankan bahwa keadilan rowi adalah bersihnya perilaku dan harumnya
biografi mereka. Karakteristik ini berkait dengan satu aspek akhlak perowi. Masih ada sarat
aspek ilmia karena tidak otomatis keberadaan si perowiitu adil, sholih, takwa dalam dirinya,
lantas perowi itu hafidz, maton dan mengkokohkan periwayatanya. Paduan dari syarat-syarat
inilah para ulama menyebutnya dlobit, hafal yang paling paripurna adalah syarat yang ketiga dari
syarat-syarat hadits shohih.
Ketiga paripurna hafalan (tamamuddlobti), sempurna hafalan. Yang di maksud
tamamuddlobti adalah seorang perowi hadits berada pada puncak derajat dengan kemampuannya
mengingat apa yang dia dengar di hatinya dengan arti ia bisa mengedepankan kapan ia mau.
Makaorang yang banyak lupa itu orang yang banyak membuat kesalahan bukanlah termasuk
tamamuddlobti, demikian pula orang yang rendah daya hafalanya.
Keempat terbebas dari syadz-syadz artinya seorang rowi tsiqoh riwayatnya tidak berbeda dari riwayat rowi-rowi lain
yang lebih tsiqoh dari pada dia.
Kelima, terbebas dari “ilat”. Artinya hadits tersebut tidak terdapat ilatnya. Ilat adalah ciri (sifat) yang samar tang
merusak diterimanya hadits, padahal hadits tersebut kelihatan selamat darinya. Hokum hadits shohih yaitu : dia dibuat hujjah /
dalil dalam aqidah dan hukum. Demikian wajib membatalkannya.
HASAN
Hasan menurut bahasa berarti sesuatu yang disukai nafsu. Sedang secara istilah hadits hasan adalah hadits yang
sambung sanadnya dengan penuqilan rowi adil, yang taraf kedlobitannya dibawah rowi hadits shohih, juga terlepas dari syadz
dan ilat.
Dengan demikian, maka syarat hadits hasan ada lima :
1. Muttasil sanadnya
2. Adil rowinya
3. Dlobit rowinya (yang dikehendaki kedlobitannya dibawah rowi hadits shohih)
4. Terlepas dari syadz syadz
5. Terlepas dari ilat
Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa syarat-syarat hadits hasan sama dengan syarat hadits shohih selain syarat
yang ketiga, yaitu dlobit dalam hadits shohih disyaratkan berada pada derajat tertinggi, sedang dalam hadits hasan yang demikian
tadi tidak disyaratkan, tetapi dengan dlobit yang sederhana.
Contoh haditsnya Muhammad bin amr bin al-qomah dari abi salamah dari abi huroiroh ra.muhammad bin amr ini di
kenal dengan kejujurannya tetapi tidak paripurna (top) hafalannya
Hukum hadits hasan
Ia seperti hadits hasan dalam hal kelayakan di buat hujjah, dalil dan di amalkan walaupun kekuatannya dibawah hadits
shohih. Oleh karnanya hadits shohihlebih di dahulukan ketika terjadi pertentangan hokum.karna taraf hadits shohih lebih tinggi
dari pada hadits hasan,karna rowi- rowi hadits hasan derajatnya di bawah hadits shohih dalam hal kematonan dan hafalan.sedang
rowi-rowi hadits shohih berada pada puncak kedlobitan hafalan.
DLO’IF
()الضعف
Dlo’if secara lughot berasl dari materi dlo’if dengan dlommah dan fathah dlod berarti lawan kata kuat .
Dan secara istilah dlo’if adalah hadits yang tidak terkumpul di dalam sifat-sifat hadits shohih dan tidak pula sifat-sifat hadits
hasan.
Hadits dlo’if di sebut juga dengan hadits mardud (tertolak) contoh nya hadits
ان النبي صلى هللا عليه وسلم توضأ ومسح على الجوربين
Sesungguhnya nabi Muhammad SAW .berwudlu dengan mengusap pada dua jaurob (semacam kaos kaki).
Hadits ini dlo’if karna diriwayatkan dari qois al-audi.dia adalah rowi dlo’if.
عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم atau قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
Marfu’ tashrihi adalah sebagaimana keterangan barusan.
Kedua, marfu’hukmi (marfu’ secara hukum), bagian ini adalah hadits yang rowinya tidak menyebut dengan jelas lewat
ucapannya:
قال ابن مسعود كذا,قال ابن عمر رضي هللا عنه كذا
Berkata ibnu umar ra. Demikian
Berkata ibnu mas’ud ra demikian
Mauquf fi’li (tindakan ) seperti
AL MAQTHU’
Hadits maqthu’ dalah hdits yang di sandarkan kepada tabi’in berupa ucapan atau tindakan,baik sambung sanadnya atau
tidak.
Hadits maqthu’ (di putus) di namakan demikian karena terputusnya hadits tersebut dari mencapai sahabat atau baginda
nabi Muhammad SAW.
Masuk dalam batasan tersebut;hadits muttashil,mu’dlol dan mungqothi’. Sedang hadits marfu’, mauquf dan mursal tidak
termasuk.
Hukum hadits maqthu’
Hukumnya tidak bisa di buat hujjah (dalil) kecuali bila terdapat “qorinah” (kontek,tanda-tanda) yang menunjukkan
marfu’, maka bila demikian hadits tersebut menjadi marfu’ hukmi (marfu’ secara hukum). Atau ada qorinah yang menunjukkan
mauquf , maka bila demikian hadits tersebut menjadi hadits mauquf hukmi seperti ucapan seorang tabi’in,”termasuk sunnah
maka menurut pendapat yang rojih (unggul) hadits demikian di hukumi dengan hadits mauquf”.
Sebagian ulamak mengendaki kata maqtu’ untuk arti mungqothi, dan sebalik nya yaitu mengendaki kata mungqothi’untuk
arti maqthu’ dengan maksud membuat “majaz”( menukar pengertian dua kata’ satu dengan yang lain’ yang merupakan salah satu
gaya bahasa sastra Arab’pen).
MUNGQOTHI’
Hadits mungqothi’ adalah hadits yang terlewatkan satu rowi dari sanadnya, dengan syarat, yang terlewatkan tersebut
bukan sahabat.
Dengan demikian maka termasuk dalam batasan ini adalah batas hadits marfu’, mursal dan mauquf.sedang hadits
mauttasil terkecuali.
1. Baik rowi yang terlewatkan ini terdapat dalam satu tempat atau banyak tempat,tetapi dengan bentuk bahwa rowi yang
terlewatkan tersebut di setiap tempat tidak lebih dari satu.maka dengan demikian hadits tersebut menjadi mungqothi’ pada dua
atau tiga tempat.
2. Baik rowi yang terlewatkan tersebut berada pada awal sanad atau tengah nya(atau pada akhir sanad sebagai mana pada kitab
manhalul latif,pen)
Hadits mungqothi’ adalah salah satu dari sekian macam hadits dloif.
AL-MU’DLOL
Akar kata “mu’dlol” dengan bentuk isim maf’ul secara etimologis di ambil dari ucapan orang arab: A’dlolahu fulan (fulan
menilai berat urusannya), ketika fulan di beratkan oleh urusannya.
Hadits mu’dlol dinamakan demikian karena orang yang menyebut hadits (muhaddits). Yang menuturkan hadits ini seakan
menemukan kepayahan dan kelelahan pada hadits tersebut, sehingga orang yang meriwayatkan hadits tersebut darinya, tidak bisa
mengabil manfa’at.
Hadits mu’dloladalah hadits yang sanatnya terlewatkan dua rowi lebih pada tempat manapun dengan syarat berurutan dan
beruntutan. Seperti sahabat dan tabi’in di lewatkan, atau tabi’in dan tabi’it tabi’in, atau dua orang rowo sebelum mereka (tabi’it
tabi’in).
Sedangkan bila terlewatkan satu rowi di antara dua rowi kemudian di lewatkan lagi satu rowi di tempat yang lain dari sanad
tersebut, maka yang demikian di sebut mungqothi’ pada dua tempat. Sebagaimana keterangan terdahulu dalam hadits mungqothi’.
Contoh hadits mu’dlol adalah hadits yang di riwatkan imam malik dalam kitab muwatto’, beliau berkata: “dating berita
padaku dari abi huroiroh, sesungguhnya rosulullah bersabda: wajib untuk budak yang di miliki yakni makanan dan pakaiannya.
(ان شدة الحر من فيح جهنم ) الحديث: انرسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال
atho’ ini adalah tabi’in sementara ia memarfu’kan hadits sampai kepada rosulullah saw.
AL-MU’ALLAQ
Al-mu’allaq dengan lam yang ditasydid diambil dari lafadz “Ta’aliqul Jidar” (terputusnya bangunan tembok), dan
sebagainya, karena persamaan yang dimiliki keduanya dalam hal putusnya hubungan.
Hadits mu’allaq adalah hadits yang dibuang permulaan sanadnya, baik yang dibuang itu satu rowi atau banyak
berurutan atau tidak, walaupun sampai akhir sanad.
Hadits mu’allaq merupakan aneka bagian dari hadis\ts dlo’if.
Contoh hadits mu’allaq seperti perkataan rowi “Rosulullah saw brsabda:…….” Atau “Berkata Abu Hurairoh ……….”
Atau “Zuhri berkata demikian ..”tanpa ada sanad. Padahal antara si rowi dan Nabi Muhammad saw sahabat atau tabi’in ada
banyak rowi bukan cuma satu.
Dengan ta’rif diatas, maka setiap hadits yang tidak muttashil masuk di dalamnya, sedang ahdits yang muttashil tidak
termasuk.
AL-MUSALSAL
Akar kata “Musalsal” berasal dari kata “Tasalsul”, Tasalsul secara lughot berarti Berantai. Sedangakna secara
terminologi berarti hadits yang rowi-rowinya saling menerima dan member satu sama lain dengan satu cara atau satu sifat.
Hadits Musalsal mempunyai banyak ragam, diantaranya :
1. Dalam bentuk ucapan para rowi. Seperti sabda Rosulullah saw kepada Muadz ra.
يامعاذ انى احبك فقل دبر كل صالة ( اللهم أعنى على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
))
“Ya Muadz, sesungguhnya aku mencintaimu, maka ucapkanlah setiap habis sholat
Dalam sifat-sifat cara menerima hadits, seperti mendengar ()السماع. Maka setiap rowi mengucapkan :
سمعت فالنا الخ هكذا: سمعت فالنا قال
(Saya mendengar Fulan berkata : “Saya mendengar Fulan ……” sampai akhir. Demikian seterusnya.
Atau seperti Tasalsul saat meriwayatkan atau tempat meriwayatkan atau semacam itu.
Faedah hadits Tasalsul adalah bertambahnya kedlobitan bagi para perowinya.
Hukum Hadits Musalsal
Hadits Musalsal sedikit sekali selamat dari kedlo’ifan dalam bentuk sifat kemusalsalan. Adapun asal matan, terkadang
shohih, tetapi sifat Tasalsaul sanadnya terkadang ada pembahasan lagi.
AL-GHORIB
Ghorib secara leksikal berarti seseorang yang menyendiri jauh dari negerinya, dan secara istilah adalah hadits yang
seorang rowi sendirian dalam meriwayatkanya. Dengan arti : Orang lain selain dia tidak meriwayatkan hadits tersebut. Atau dia
sendirian dalam hal tambahan matanya atau penyebutan sanadnya.
Hadits ghorib disebut demikian karena menyendirinya seorang rowi dari rowi lain sebagaimana orang asing
keberadaanya adalah menyendiri jauh dari negerinya atau tanah airnya.
Contohnya adalah hadits
اليــؤمــن احـــدكـم حتى أكــون أحــب اليـــه مــن والــده وولــده والنــاس
أجمعـــين
“tidaklah beriman sempurna salah satu dari kamu sekalian sehingga aku lebih dicintainya dari pada orangtuanya, anaknyadan
manusia semua”.
Qotadah dan Abdul Aziz Bin Shuhaib meriwayatkan hadist tersebut dari Anas.
AL-MASYHUR
Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih. Walaupun Cuma dalam satu tingkatan
(Thobaqot) daro thobaqot-thobaqot hadits tersebut, wa;aupun setelah tiga orang tersebut, hadits diriwayatkan oleh sekelompok
banyak orang.
Contoh hadits :
AL-MUAN’ AN
Hadist Muan’an adalah hadist yang diriwayatkan dengan lafadz ‘An( = )عـــنdari tanpa menerangkan
Sighot Haddatsana (ia memberiku hadist) atau Shigot Akhobarona (ia memberiku khobar) atau Sami’tu (saya mendengar).
Hukum Hadits Muan’an
Hukumnya terkadang Shohih, Hasan terkadang Dlo’if
AL-MUBHAM
Hadits Mubham adalah hadits yang di dalam sanad atau matanya terdapat seseorang (laki-laki atau perempuan) yang
tidak disebut namanya.
contohnya :
AL-MUDALLAS
Mudallas secara bahasa diambil dari materi Dals. Dals adalah percampuran gelap dan terang. Hadits Mudallas
dinamakan demikian karena perekutuan atau persamaannya, dalam hal kesamara.
Hadits Mudallas adalah hadits yang disamarkan (dibuat samar) oleh seorang perowi dengan suatu bentuk dari bentuk-
bentuk pembuatan samar.
Macam-macam Hadits Mudallas
1. Tadlisul Isnad, yaitu seorng rowi melewatkan (tidak menyebut) gurunya dan berpindah naik kepada guru-gurunya atau orang
diatas guru gurunya berupa orang yang semasa denganya (rowi tersebut).
Lalu ia (perowi itu) menyebutkan (menyandarkan) sanad kepada orang tersebut dengan lafadz yang menurut kemuttashilan
(sambung) agar ia tidak termasuk pembohong.
Contohnya, dalam suatu sanad terdapat : Zaid dari Amr dari Kholid dari Muhammad. Maka Zaid meriwayatkan dari gurunya,
Amr, dari Kholid. Sedang ia (Zaid) semasa dengan Kholid, artinya Zaid menjumpai masa hidup Kholid. Kemudian Zaid
membuang Amr dari sanad berkata dari Kholid. Tetapi ia tidak berkata Haddastani Kholidun (Kholid memberiku hadits)
atau Sami’tu (Saya mendengar Kholid) sehingga ia tidak dengan gambling berarti berdusta. Demikianlah bentuk penyamaranya
disamping memang ada kemungkinan ia (Zaid) mendengar hadits dengan sesungguhnya dari Kholid Karena ia mendapati masa
hidup Kholid.
Hadits yang diriwayatkan rowi Mudallis (pembuat kesamaran) dengan lafadz yang mengandung kemungkinan dusta dan tidak
semacam ( عـــن/dari) maka hadits tersebut tidak diterima.
Sedang hadits yang diterangkan oleh seorang “Mudallas” bahwa ia mendengarkanya semacam Haddatsana, Sami’tu, dan
Akhbarona, maka hadits tersebut diterima, bila si rowi “Mudallis” Tsiqoh (bisa dipercaya).
2. Tadlisusyuyukh, yaitu seorang perowi menyebut gurunya yang ia dengar haditsnya, tidak dengan namanya yang terkenal atau
menyebutnya dengan sifat-sifat yang tidak masyhur, berupa Kunyah (gelar : anak-bapak), julukan penggolongan (nisbat) kepada
negeri atau klan (qobilah), karena motif agar susah bagi orang lain untuk menyelidikinya. Ada kalanya karena alasan sang guru
dlo’if atau sang murid menghendaki menunjukkan bahwa ia banyak gurunya, atau sang guru lebih muda usianya, atau alas an
lain.
Contoh Tadlisusyuyukh :
Contohnya adalah Imam Bukhori. Nama ini sungguh terkenal dan banyak dari orang awam ang tidak mengetahui bahwa nama
beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al Bukhori Al Ju’fi. Kemudian
seorang perowi mereka-mereka dan berkata Abu Abdillah bin Muhammad bin Isma’il Al Hafidz memberiku hadits. Maka orang
yang mendengar tidak menyangka bahwa sesungguhnya ia adalah Imam Bukhori. Meskipun kenyataanya nama Laqob (julukan)
dan Kunyah Imam Bukhori sudah sohor. Contoh ini sekedar untuk memudahkan.
عن ابن عباس أن رجال توفى على عهد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
فدفع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم,ولم يدع وارثا االمولى هو اعتقه
الحديث...........ميراثه اليه
Ibnu uyainah dalam hal kemuttasilan hadits sungguh telah di kuatkan (di dukung riwayat lain,mutabaah) oleh ibnu
jurraij lainnya sedang hammad bin zaid berbeda riwayat dengan mereka. Hammad meriwayatkan dari amr bin dinar dari assaujah
tanpa menyebut nama ibnu abbas bahkan ia meriwayatkannya dengan cara mursal(tanpa menyebut sahabat).
Dengan keterangan ini maka menjadi jelaslah bahwa hammad sendiri dengan riwayatnya secara mursal.dan berbeda
dengan ibnu uyainah juga ibnu juraij dan lainnya yang notabene riwayat mereka merupakan riwayat yang sambung (maushulah).
Kesimpulannya riwayat hammad adalah syadz dan riwayat ibnu uyainah adalah mahfudz.padahal masing-masing dari
hammad dan ibnu uyainah adalah rowi tsiqoh.(dengan demikian ibnu uyainah lebih tsiqoh,pen).
Contoh syadz dalam matan
Contohnya adalah hadits yang diriwayatkan imam muslim dari nubaisyah al hudzali berkata al hudzali bahwa rosulullah s.a.w
bersabda
عرفةيوم
Maka kesimpulannya hadits riwayat musa adalah syadz, karena dengan tambahan tadi ia berbeda dengan hadits riwayat
kelompok banyak.
Hukum hadits syadz
Hukumnya adalah do’if berbeda dengan mahfudz ia diterima.
AL-MUNKAR DAN AL-MA’RUF
Hadits mungkar ialah hadits yang di riwayatkan oleh rowi do’if berbeda dengan orang yang lebih utma dari pada
dia,berupa rowi-rowi tsiqoh
Hadits mungkar di banding oleh hadits ma’ruf. Hadits ma’ruf adalah haditsnya rowi tsiqoh yang tidak dicocoki oleh
hadits rowi do’if,maka kesimpulannya hadits yang dating melalui rowi tsiqoh di sebut hadits ma’ruf dan yang dating dari bselain
mereka(rowi-rowi tsiqoh) di sebut hadits mungkar.
Definisi ini adalah yang mu’tamat (dipakai pegangan) dan masur sebagaimana yang di unggulkan oleh syaiqul islam
ibnu hajar.
Contoh hadits mungkar dan ma’ruf
Contohnya adalah hadits yang diriwayatkan ibnu abi hatim lewat jalan HUBAYYIB ””حبيب
Dengan dlommah huruf ha’""الحاءyang tidak bertitik dan tasydid yak""يyang bertitik dua di bawah diantara ba’ “"بyang
titik satu keduanya, yang pertama di fathah .ibnu habib “”حبيبdengan fathah ha’ “”الحاءyang tak bertitik dengan wazan atau
padanan lafad karim ( )كريمsaudaranya hamzah azzaiyad dari abi ishak dari al aizar bin haris dari ibnu abbas dari nabi
Muhammad s.a.w beliau bersabda:
من اقام الصالة واتى الزكاة وحج وصام وقرى الضيف دخل الجنة
“barang siapa mendirikan shalat,mengeluarkan zakat,berhajji,berpuasa,dan menjamu tamu maka ia akan masuk surga”
Abu hatim berkata bahwa hadits tersebut mungkar, karena rowi selain hubayyib meriwayatkan hadits tersebut lewat abi
ishak secara maukuf (Cuma sampai shahabat).
Hadits tersebutlah yang ma’ruf, sedang hubayyib yang rowinya tidak tsiqoh memarfu’kan (menyandarkan hadits
sampai rosulullah s.a.w) hadits tersebut.akibatnya hubayyib dan selain hubayyib hadits-hadits nya menjadi berselisih(yang satu
marfu’ dan lainnya maukuf).
Berhubung yang membuat selisih bukan rowi yang tsiqoh maka hadits rowi tersebut menjadi hadits mungkar sedang
haditsnya rowi tsiqoh menjadi hadits ma’ruf.
Hukum hadits mungkar
Hukumnya adalah do’if dan di tolak. Yang bisa di jadikan hujjah Cuma pembandingnya yaitu hadits ma’ruf.
AL -ALY DAN AN-NAZIL
Al Uluw (tinggi) dan An Nazul (rendah) adalah sebagian dari sifat-sifat sanad, sanad yang ‘Ali adalah yang sedikit para
perowinya,sendang sanad nazil adalah yang banyak para perowinya.
Hadits ‘Ali adalah hadits yang lebih utama,karena nilai plus dekat dengan baginda nabi Muhammad s.a.w, atau dekat
dengan kitab hadits tertentu atau imam yang sang perowi bersambung dengannya.
Hukum hadits ‘Ali dan Nazil terkadang shohih,hasan atau dlo’if
AL-MUDROJ
Di ambil dari materi masdar :IDROJ. Idroj secara leksikal berarti memasukkan.dan secara istilah Mudroj ada dua
macam,Mudrojul matan dan Mudrojul isnad.
Adapun mudrojul matan ialah memasukkannya sebagian rowi akan lafadz-lafadz tambahan pada matan, sambung
langsung dengan hadits tanpa keterangan bahwa yang ia masukkan bukanlah termasuk hadits ,semisal hadits Aisyah r.a
الليالى ذوات العداد-كان النبي صلى هللا عايه و سلم يتحنث فى حراء – وهو التعبد
Nabi muhamamad s.a.w bertahannus di gua hiro’ –tahannus adalah beribadah dalam beberapa malam yang terbilang”
Perkataan rowi:’’ هو ”التعبد adalah mudroj (di masukkan) dalam hadits.
Adapun mudrojul isnad,makaiamempunyai banyak bagian, yang di bahas dalam kitab yang besar.
Hukum hadits mudroj sebagaimana hadits sebelumnya,terkadang shohih,hasan atau dlo’if.
AL-MUDABBAJ
Hadits mudabbaj ialah hadits yang di riwayatkan setiap rowi tertentu,dan temannya. Yakni saudaranya (teman) yang
sebaya, dari guru yang sama,proses mudabbaj terjadi dari dua sahabat dan dari dua tabi’in juga dari dua orang sesudah mereka
seperti riwayat aisyah ra. Dari abu hurairah dan sebaliknya
Sedang hukumnya sebagaimana pendahulunya (mudroj)
AL-MUTTAFIQ DAN AL-MUFTARIQ
Hadits muttafiq dan muttariq adalah hadits yang terdapat nama orang yang sama lafadz dan tulisannya tetapi berbeda
maksudnya tergambar bahwa yang di namakan sedemikian itu banyak sekali.
Hadits tersebut masih dalam kaitan padanan lafadz (homonim). Contoh kolil bin ahmad,nama ini milik enam orang
masing-masing di namakan kolil bin ahmad
AL-MU’TALIF DAN AL-MUKHTALIF
Hadits mu’talif dan mukhtalif adalah hadits yang terdapat persamaan dalam aksara dan tulisan tetapi berbeda dari segila
lafadz (pengucapan)
Contoh :
Lafadz hadits ini termasuk yang tertukar pada salah satu rowinya karena lupa / lalai.Hadits tersebut sebenarnya adalah :
AL-MUDLTHORRIB
Hadits Mudlthorrib adalah hadits yang diriwayatkan dengan beberapa bentuk yang berbeda-beda,yang kadarnya
perbedaannya sama dari rowi,seimbang dengan arti suatu kali ia (rowi) meiwayatkan suatu hadits begini, lain kali begitu, berbeda
dengan yang pertama.
Maka dengan demikian tidak dapat dikatakan Mudlthorrib kecuali bila riwayat-riwayat yang berbeda tersebut sama
shohihnya, dalam arti tidak mungkin mengunggulkan salah satunya,dan tidak mungkin pula disingkronkan diantara riwayat-
riwayat tadi.
Adapun bila masih mungkin diunggulkan salah satu riwayat karena rowinya lebih hafal ataul ebih sering bergaul
dengan orang yang memberinya riwayat (suatu missal), maka riwayat yang diterima adalah riwayat yang rojih (unggul) secara
pasti, sedangkan yang kalah (marjuh) menjadi hadits syadz atau mungkar.sehingga dengan demikian maka tidak terjadi idlthirob.
DemikianlahTirmidzi meriwayatkan hadits,dan ibnu Majah meriwayatkan dalam bentuk hadits marfu’ pula dalam Fatimah binti
Qois dengan lafadz:
AL-MU’ALLAL
Hadits Mu’allal disebut pula dengan hadits Al Mu’allu atau Al Ma’lul.
Al Ma’lul adalah hadits yang dilihat seorang hafidz yang kritis, di dalamnya terdapat ilat (penyakit).Yang mengganggu
dalam keshohihan hadits tersebut padahal kelihatannya hadits tersebut bersih dari ilat. Seperti pemursalan hadits Muttashil atau
pemuttashilan hadits Mursal atau memasukkan lafadz dalam matan dan sanad, atau memauqufkan hadits Marfu’ atau
sebaliknya.Semua tadi adalah ilat-ilat yang tidak bisa diketahui kecuali dengan meneliti dan mengumpulkan sanad-sanad
kemudian mengoreksinya.
Al Mu’allal merupakan sebagian dari ragam hadits Dlo’if.
AL-MATRUK
Hadits Matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi yang sudah disepakati kedlo’ifannya.
Dari definisi diatas maka menjadi jelaslah dua hal tentang rowi hadits Matruk :
1. Perowinya disepakati kedlo’ifanya karena dicurigai berbuat bohong atau si rowi dikenal berbuat bohong di selain hadits, maka ia
tidak bisa dijamin tidak berbuat bohong didalam hadits. Atau dicurigai berbuat fasiq atau karena seringnya salah faham (waham).
2. Rowi hadits tersebut sendirian dalam meriwayatkan hadits. Artinya ia sendirian dari rowi yang lain dengan riwayat tersebut,
tidak ada yang meriwayatkannya kecuali dia.
Contoh Hadits Matruk
Contohnya adalah riwayat Amr bin Syamr bin Jabir. Amr ini Matruk haditsnya (ditinggalkan atau dilewatkan).
AL-MAUDLU’
Hadits Maudlu’ adalah hadits yang dipalsukan dan dibuat-buat oleh seseorang, dan dilakukan kepada Rasulullah saw,
sahabat atau tabi’in.
Motif pembikin Maudlu’ ini adalah tidak adanya sifat beragama atau motif mendukung suatu madzhab atau dominasi
kebodohan atau mendekat penguasa dan memujinya.
Hukum Hadits Maudlu’
Hukum hadits Maudlu’ itu batil, haram meriwatkanya kecuali untuk mewaspadakan orang dari hadits tersebut atau
mempelajarkanya kepada ahli ilmu dan pengetahuan.
SAHABAT
Sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi Muhammad saw beriman kepada Nabi Muhammad saw dan mati
dalam keadaan beriman.
Batasan ini menurut kebanyakan Ulama’ ahli hadits. Sedang Ulama’ Usul Fiqih mengharuskan syarat lain yang tidak
harus untuk terleasikanya setatus sahabat diantaranya :
Lamanya bergaul dengan Rasulullah Muhammad saw .
Diantaranya lagi :
Pernah meriwayatkan hadits dari beliau.
Pernah keluar berperang bersama Nabi Muhammad saw.
Definisi yang masyhur adalah yang pertama.
KEADILAN SAHABAT
Sahabat seluruhnya adil, yang tua dan yang muda, mereka yang ikut terbawa dalam “fitnah” yaitu mereka yang
mendatangi peperangan antara sahabat Ali r.a dan Mu’awiyah, atau tidak menghadiri dalam arti tidak ikut terbawa fitnah. Adil
tadi dengan kesepakatan ahli sunnah karena berbalik sangka pada mereka dan memandang kepada kebajikan perilaku yang
berbentuk kepada mereka, berupa patuh tunduk kepada perintah-perintah Baginda Rasul sepeninggal beliau saw penaklukan
daerah-daerah, penyampaian Al-Qur’an dan Hadits dari Rasulullah saw menunjukan manusia itu dislipin sholat, zakat dan
macam-macam ibadah yang bisa mendekatkan Allah serta sifat gagah berani dan superioritas, dermawan, mempriotaskan orang
lain dan akhlaq terpuji yang tidak ditemukan pada umat-umat terdahulu.
Keadilan mereka paten dan sudal diketahui dengan diadilkanya mereka oleh Allah swt dan diberitakanya akan kesucian
mereka juga dipilihnya mereka oleh Allah swt
وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا
“Dan demikian aku jadikan engkau semuanya sebagai umat yang adil dan pilihan agar engkau menjadi saksi-saksi atas manusia
dan rasul (Nabi Muhammad saw) menjadi saksi atas-Mu semua”. (Q.S. Al Baqoroh : 143)
Allah juga berfirman :
محمد رسول هللا والذين معه أشداء على الكفار رحماء بينهم
“Muhammad adalah Rasulullah (utusan Allah) dan orang-orang yang bersamanya sangat keras kepala kepada orang-orang kafir
dan sangat mencintai diantara mereka”. (Q.S Al Fath : 29)
Adapun hadits-hadits yang menerangkan keutamaan sahabat yang sangat banyak dan akan kami sebut sebagian :
1. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a dari Nabi Muhammad saw beliau
bersabda :
هللا هللا فى اصحابي التتخذوهم غرضا بعدي فمن احبهم فحبى احبهم ومن ابغضهم
فببغضى ابغضهم ومن آذاهم فقد آذانى ومن آذانى فقد آذى هللا ومن آذى هللا يوشك
ان يأخذه
“Sungguh takutlah kepada Allah dalam urusan sahabatku. Jangan jadikan mereka “sasaran” sepeninggalku. Barangsiapa
mencintai mereka maka karena mencintai aku, mencintai mereka dan barangsiapa membenci mereka, maka karena membenci
aku, ia membenci mereka. Dan barangsiapa menyakiti mereka, maka sungguh berarti menyakiti aku. Barang siapa menyakitiku,
maka sungguh berate menyakiti Allah. Barangsiapa menyakiti Allah, maka nyaris Allah akan menyiksanya”.
3. Hadits riwayat Bukhori Muslim (Rodliyallahu ‘anhuma) dari Abi Sa’id Al Hudlri dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda :
التسبوا أصحابى فوالذى نفسى بيده لوانفق احدكم مثل احد ذهبا ما ادرك مداحدهم
والنصيفه
“Janganlah engakau semua mencerca sahabt-sahabatku. Demi dzat yang diriku nyawaku berada pada tanganya, kekuasaanya,
seumpaa salah satu dari engkau semua mendermakan emas sebesar gunung uhud, maka engkau belum bisa mencapai pada ukuran
mud salah satu mereka, belum pula separuhnya mud salah satu mereka”.
4. Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah juga selain mereka dari Bahz bin Hakim dari ayah Bahz dari kakek Bahz,
Rasulullah saw bersabda :
انتم توفون سبعين امة انتم خيرها واكرمها على هللا عز وجل
“Engkau semua menyempurnakan (melengkapi) tujuh puluh umat. Engkau semua adalah yang terbaik dan termulia disisi Allah
Azza Wa Jalla’.
5. Hadits riwayat Bazzar dari Jabir, Jabir berkata Rasulullah saw, bersabda :
JUMLAH SAHABAT
Ketahuilah bahwa membatasi sahabat Rodliya Allahu anhum dengan bilangan dan hitungan itu sulit, karena mereka
terpencar-pencar di banyak negeri dan perkampungan. Imam Bukhori mwriwayatkan dalam SHOHIHNYA bahwa Ka’ab bin
Malik berkata tentang kisah tidak ikutnya ia dalam perang tabuk : “Sahabat-sahabat Rasulullah saw itu banyak sekali tidak
terangkum dalam suatu daftar.
Menurut pendapat yang masyhur sahabat-sahabat yang paling banyak memberikan fatwa secara mutlak ada tujuh :
Abdullah bin Abbas
Umar bin Khottob
Putra umar, Abdullah bin Umar
Aisyah as-siddiqiyah (ibu-ibu orang mukmin)
Abdullah bin Mas’ud
Zaid bin Tsabit
Ali bin Abi Tholib
TABI’IN
Tabi’in adalah mereka yang berjumpa dengan sahabat, beriman kepada nabiyullah Muhammad saw. Dan mati dalam
ke’adaan islam.
Al-qur’an telah mensucikan (menilai suci,baik). Tabi’in dengan penilaian kolektif dalam firman allah ta’ala.
Sedang tokoh-tokoh wanita dari generasi tabi’in adalah hafsoh binti sirin, ia tsiqoh dan hujjah (pendapat dibuat
rujukan). Lyas bin muawiyah “saya tidak mendapatkan seorangpun yang saya nilai lebih utama dibandingkan hafsoh"
Ibnu abi dawud berkata “ ia (hafsoh) hafal Al-Qur’an dalam umur 12 dan wafat tahun 101 H. dalam usia 78 tahun.
Berikutnya ummu darda’ As-sughro. Ia adalah hujaimah istri abi darda’ yang meminta suaminya agar ia tetap menjadi istrinya
diakhirat kelak. Kemudian abu darda’ berwasiat kepadanya agar tidak bersuami lagi sepeninggalnya . akhirnya muawiyah
melamarnya setelah wafatnya sang suami tetapi ia tidak menerima. Ummu darda’ orangnya ahli ibadah . wafat sesudah tahun 81
H. demikian tertuang dalam kitab tahdzibnya ibnu hajar.
Lalu Amroh binti Abdirrohman bin said bin zuroroh Al-Anshoria Al-Madania. Ia adalah orang yang alim tsiqoh.
Tinggal di Hijr (peraduan) Siti Aisyah. Umam bin abdul aziz berkata “tak satupun orang yang lebih alim akan haditsnya Aisyah
dari pada Amroh” ia wafat tahun 103 H.
Dan sebagian tokoh-tokoh tabiin adalah fuqoha’ sab’ah (tujuh ahli fiqih) yang berdiam dihijaz. Diantaranya :
1) Said bin musayyab bin Hazan Al-Qurosyi Al-Makhzumi. Ulama sepakat akan kebesaran dan keimanannya serta dalam
keunggulannya dalam ilmu. Keutamaan dan bentuk-bentuk kebajikan, diatas orang-orang semasanya. Ia adalah pemuka
penduduk madinah dalam periodenya dan dinomor satukan dalam fatwa. Juga dijuluki faqihul fuqoha’ (sepandai-pandai ahli
fiqih) wafat tahun 93 H.
2) Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar As-siddiq wafat tahun 106 H.
3) Khorijah bin zaid bin tsabit Al-Anshori. Wafat dimadinah tahun 100 H.
4) Urwah bin Zubair bin Awwam berklan asad. Wafat tahun 94 H.
5) Sulaiman bin Yasar Al-Hilal budak merdeka dari siti maimunah wafat tahun 109 H.
6) Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud . wafat tahun 99 H.
7) Yang ketujuh diperselisihkan menurut suatu pendapat sulam bin Abdillah bin umar bin Khottob wafat tahun 106 H. dimadinah
Menurut pendapat lain Abu Salamah bin Abdurrohman bin auf wafat tahun 94 H. dimadinah. Tahun 94 adalah tahun para ahli
fiqih, para ahli fiqih tersebut semuanya adalah putra-putra sahabat kecuali sulaiman. Sedangkan sulaiman ayahnya adalah yasir.
Dia tidak mendapatkan prediket sahabat. Sedang Muhammad bin Abi Bakar dan Abdullah bin Utbah serta Abdurrohman bin
harits adalah termasuk sahabat-sahabat yang masih kecil
IMAM-IMAM HADITS DAN KITAB MEREKA
IMAM MALIK BIN ANNAS
Beliauadalah Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Ashbahi Al-Madani. Imam negerihijaz. Imam
negerihijrah (imamudar al-hijroh)
Lahirtahun 95 H. Dan wafattahun 199 H. DiMadinah.Beliauberusia 84 tahunbeliau imam negerihijaz.Bahkan imam
manusiadalamfiqihdanhadits.Cukupuntukmenjadikebanggaannya, kebesarannya, bahwa imam Syafi’Itermasukmuridnya
Beliaumempunyaikitabmuwattho’.Beliaumenghabiskanwaktuuntukmenyusunnya.Waliyullah Ad-
dahlawitelahmemaparkanposisiagungkitabmuwattho’ danderajatnya.
Iamenjadikannyapadaurutanpertamabersamashohihbukhorimuslimdalamkeshohihan. Diantarakitab-
kitabhadits.Iaberkata, “kitab-kitabhaditsitubertingkat-tingkat. Kitab-
kitabtersebutdenganmemandangkeshohihandankemasyhuranterbagimenjadi 4 tingkatan :
Tingkatanpertamaterangkumdalam 3 kitab, muwattho’, shohihbukhoridanshohihmuslim
Imam Syafi’Iberkata “tidakdidapatkandikolonglangitinisesudahkitabullah Al-Qur’an, yang lebihshohihdarikitabnya imam malik.
Dan seterusnya (KUTUBUS SUNAN)
IMAM BUKHORI
Beliauadalah Muhammad bin Ismail bin Mughiroh bin bardizbah, moyangbeliaumemelukislamditangan Al-
ju’fikelahiranbukhoro. Lahirpadaharijum’attanggal 13 syawal 194 H. wafatpadamalamselasatahun 256 H. beliauberumur 62
tahunkurang 13 haridantidakmenurunkanputralaki-laki. Beliaumempunyaishohih yang dikenaldenganshohihbukhori.
Shohihbukhoriadalahkitab yang dikatakanulama’ sebagaikitabtershohihsetelahkitabullahta’ala (Al-Qur’an)
Namalengkap yang diberikan imam bukhoriterhadapkitabnyainiadalahjami’ As Shohih, kitabinimerupakankitabmusnad
(yang disebutsanadnya) sampai yang dipilihdarihaditsrosulillah SAW.
Imam bukhorimemberijaminanuntukkitabnyatersebut, denganucapannya“
akutidakmemasukkandalamkitabkukecualihadits yang shohih” . banyakulamamengunggulkanshohih Al-
Bukhoridiatasshohihmuslimkarenasyarat imam bukhorilebihkuat (ketat) dankokoh. Faedah-faedah yang
berhubungandenganfiqihjugalebihbaik.
ABU DAWUD
BeliauadalahSulaiman Bin Asy’ad bin Ishaq Bin BasyirSyadad Bin Amr bin Imron Al-Azdi As sijistani.
Lahirtahun 202 H. danwafat di Basrohtanggal 16 syawal 275 H.
beliaumempunyaikitabsunan yang terkenaldengannamaSunan Abu Dawud. Sunan Abu Dawudadalahkitab yang
mulia.Beliaumengomentarinya “sayamengumpulkandidalamnya 4800 Hadits.Sayasebutdisanahaditsshohih yang serupadan yang
mendekatinya… “
IbnuQoyyimberkata “Imam Abu
DawudmengumpulkandalamkitabiniberbagaiHaditshukum.Beliaumenentukandengansebaik-
baikurutanperangkaianyadenganrangkaian yang terbagussertamenyeleksinyadengancermat.
BeliaumembuangHadits-Hadisnyarowi yang dinilaicacatdanrowi-rowinyaDlo’ifdarikitabnya.
ATTURMUDZI
Beliauadalah Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surrah bin Musa bin Dhohhak, berklanSulaim.
Lahirtahun 209 H. danwafat di TirmidzmalamSenintanggal 13 bulan Rajab tahun 279 H.
BeliaumempunyaikitabJami’utTurmudzi .Kitabini yang menjadikan Imam Turmudzi Imam dalamhadits.
Kitabiniadalahkitabnya yang terbesardan paling terkenal.KitabtersebutdinamakanJami’utTurmudzijugaSunanAt-Turmudzi
Imam hakim Abu Abdillah Al-Khotib Al-Baghdadi menamakannya Al Jami’ As
ShohihLittirmidziatauShohihTirmidzi.
Imam Tirmidzijugamensifati (memberiketeranganakan) kitabnyadanmenamakannyadenganAsshohih
Imam Majduddin ibnu Atsir berkata “ ini (kitabshohih) adalah kitabnya yang terbaikdan yang paling banyak faidahnya,
paling bagus urutannya dan paling sedikit pengulangannya dan didalamnya terdapat sesuatu yang tidak ditemukan diselainnya.
Berupa penuturan madzhab-madzhab dan bentuk-bentuk istidlal (penggaliandalil, argumentasi) juga menjelaskan macam-macam
hadits shohih, hasan dan ghorib, disana juga ada jarrah wa’ ta’dil
AN-NASA’I
Beliau adalah Abu Abdirrohman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Bahr bin Sinan An-nasai
Lahir pada tahun 225 H. wafat dimakkah dan dimakamkan disana. Beliau mempunyai kitab sunan yang terkenal
dengan sunan nasa’i. kitab sunan ini disusun atas bab-bab fiqhiyyah sebagai mana sunan-sunan yang lain
Dalam menyusun sunannya, imam nasa’I meneliti dengan sepenuh penelitian. Karena itu ulama’ berkata “
sesungguhnya derajat sunan sughroh milik An-nasa’I itu diurutkan sesudah shohihain. Karena kitab itulah kitab sunan yang
paling sedikit dlo’ifnya sesudah shohihain”
Dalam sunan nasa’I as-sughro terdapat hadits shohih, hasan dan dlo’if tetapi yang terakhir ini sedikit
IBNU MAJAH
Beliau adalah imam ahli hadits Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah Ar Rob’I Al-Qoswini, sebuah
penggolang kepada daerah qozwin karena disanalah beliau lahir dan dibesarkan
Beliau mempunyai kitab sunan, didalamnya terdapat hadits shohih, hasan dan dlo’if. Sebagian ulama’ membahas
(mempermasalahkan) hadits yang beliau riwayatkan sendiri tidak oleh enam kitab lainnya ini adalah pendapat yang mengeritik.
Imam-imam dimuka adalah mereka yang mempunyai kitab-kitab yang masyhur yang terbukukan dalam ilmu hadits.
Kitab-kitab tersebut adalah muwattho’, musnad ahmad dan kutubus sittah(kitab enam) yang adalah shohih bukhori, shohih
muslim, sunan abu dawud, sunan tirmidzi, sunan nasa’I dan sunan ibnu majah.
Istilah para ahli hadits telah terbiasa memasukkan lafadz kutubus sittahuntuk arti enam kitab tersebut.
Saya memohon pada Allah ta’ala semoga menjadikan karangan ini manfa’at dan menjadikan murni karena Dia, yang
maha pemurah
Juga semoga tambahan rohmat dan ta’dzim senantiasa terlimpahkan atas junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dan
atas sanak keluarga juga sahabt-sahabt beliau. Dan Alhamdulillahi robbil alamin segala puji bagi Allah ta’ala Tuhan seluruh
alam.