Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian Struktur Hadits


Yang dimaksud dengan struktur Hadits disini ialah unsur-unsur yang
harus ada dalam sebuah Hadits, yaitu harus ada Sanad, Matan dan Rawi
Haditsnya.1 Sebagai gambaran awal saya sajikan sebuah hadits yang terdiri
dari Sanad, Matan, dan Rawi Haditsnya :

‫حدثنا مسدد حدثنا معتمر قال سمعت أبي ق ال س معت أنس بن مال ك رض ي هللا عن ه‬
‫ كان النبي صلى هللا عليه و سلم يقول ( اللهم إني أعوذ ب ك من العج ز والكس ل‬: ‫قال‬
) ‫والجبن والهرم وأع وذ ب ك من فتن ة المحي ا والمم ات وأع وذ ب ك من ع ذاب الق بر‬
‫)– )روه البخاري‬
Artinya : Musaddad telah memberitahu kami, dia berkata : Muktamir
telah memberitahu kami, dia berkata : Aku mendengar ayahku
berkata: Aku mendengar Anas bin Maalik, radiyallahu ‘anhu
berkata :“ Dahulu Nabi berdoa : (Ya Allah,Aku berlindung
kepada-Mu dari ketidakmampuan dan kemalasan, kepengecutan
dan kepikunan dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan
hidup dan kematian dan berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur)” (H.R. Bukhori).

B. Sanad
1. Pengertian Sanad
Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan
sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar
kepadanya. Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis,
banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah:2
a. As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis:

‫اِال ْخ َباُر َعْن َطِرْيِق اْلَم َتِن‬


“Berita tentang jalan matan”
b. Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah :

‫ِس ْلِس َلُة الِّرَج اِل اْلُم ْو ِص َلِة ِالَى اْلَم ْتِن‬

1
2

1
“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai
kepada matan hadis.”
Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang
menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis
tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa,
tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat,
sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai
kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun
sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang
tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak
bertemu langsung (muttashil), maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa
dijadikan hujjah.3

Sanad mengandung dua bagian penting, yakni:


1. Nama-nama periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadits yang
bersangkutan.
2. Lambang-lambang periwayatan hadits yang telah digunakan oleh masing-
masing periwayat dalam meriwayatkan hadits yang bersangkutan, misalnya
sami’tu, akhbarani, ‘an, dan anna.
Para ulama hadits menilai bahwa sangat penting kedudukan sanad dalam
meriwayatkan hadits. Karena demikian pentingnya kedudukan dalam
meriwayatkan sanad itu, maka suatu berita yang dinyatakan sebagai hadits, tetapi
berita tersebut tidak memiliki sanad sama sekali tidak dapat disebut hadits.
Sekiranya berita tersebut tetap dinyatakan sebagai hadits, maka berita tersebut
oleh ulama hadits dinyatakan sebagai hadits maudhu’.
Sebuah hadis dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur atau
perawi bervariasi dalam lapisan atau tingkatan sanadnya.
Lapisan sanad disebut dengan thabaqah, thabaqah ialah:
‫ﻋﺒﺎﺮﺓ ﻋﻦ ﺠﻤﺎﻋﺔ اﺸﺘﺮﻜﻮا ﻔﻰ اﻤﺮ واﺤﺪ‬
“Orang-orang yang bersekutu pada satu urusan”

2
Thabaqah diklasifikasikan menjadi thabaqah Sahabat, tabi’in dan perawi.
Para ulama berselisih tentang jumlah thabaqah sahabat dan perawi. Al Hakim
membaginya menjadi dua belas thabaqah:
1. Sahabat-sahabat yang masuk Islam di Makkah separti Khalifah empat.
2. Sahabat-sahabat yang masuk Islam sebelum penduduk Makkah di Darun
Nadwah.
3. Muhajirin Habasyah.
4. Sahabat yang menghadiri Al ‘Aqabatul Ula.
5. Sahabat yang menghadiri Al ‘Aqabatus Tsaniah. Kebanyakan dari Anshar.
6. Muhajirin yang menyusul ke Quba’ sebelum nabi masuk ke Madinah.
7. Sahabat yang ikut dalam perang badar.
8. Sahabat yang hijrah ke Madinah sesudah peperangan Badar sebelum
Hudaibiyah.
9. Sahabat yang turut menyaksikan Bai’atur Ridwan di Hudaibiyah.
10. Sahabat yang berhijrah antara perdamaian Hudaibiyah dengan penaklukan
Makkah.
11. Para sahabat yang Islam pada hari pengalahan Makkah.
12. Anak-anak yang dapat melihat Nabi pada hari pengalahan Makkah dan pada haji
Wada’.
Sedangkan yang perlu dicermati dalam memahami Al-Hadits terkait dengan
sanadnya ialah:
1. Keutuhan sanadnya.
2. Jumlahnya.
3. Perawi akhirnya.

Kemudian dari kata sanad keluarlah kata isnad,musnid dan musnad.


a. Isnad Hadis
Menurt lughat, ialah menyandarkan sesuatu kepada sesuatu yang lain.
Sedang menurut istilah adalah sebagai berikut

‫رﻓﻊ اﻟﺤﺪ ﻴﺚ اﻠﻰ ﻗﺎ ﺌﻠﻪ اﻭﻧﺎ ﻗﻠﻪ‬

3
“Mengangkat Hadits kepada yang mengatakannya, atau yang menukilkannya”

Ath Thibi mengatakan, bahwa sanad dan isnad berdekat-dekatan ma’nanya,


karena para penghafal hadits dalam menshahihkan dan mendlaifkan berpegang
pada sanad itu. Ibnu Jama’ah mengatakan, bahwa para muhadits memakai kalimat
isnad dan sanad dalam satu pengertian.
b. Musnid
Musnid adalah orang-orang yang menerangkan hadits dengan sanadnya.
c. Musnad
Musnad secara bahasa yaitu sesuatu yang kita sandarkan kepada yang lain.
Sedangkan menurt istilah ada beberapa pengertian yakni:
1) Nama bagi Hadits yan disandarkan kepada Rasulullah SAW dengan menerangkan
sanadnya yang bersambung walaupun pada dhahirnya.
2) Nama bagi kitab yang mengumpulkan Hadits yang diriwayatkan oleh seorang
shahabi. Atau dengan kata lain hasil karya musnid. Misalnya hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Bakar r.a. dengan judul Musnad Abu Bakar.
3) Dipakai dengan makna mashdar (isnad), seperti Musnad Asy-Syihab, ialah:
sanad-sanad yang dibawakan oleh Asy Shihab.
Contoh Sanad
‫حدثنا عبد هللا بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد‬
‫بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه‬
)‫قرأ فى المغرب الطور (رواه البخاري‬
“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan
kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im
dari ayahnya berkata: “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-
Thur pada salat maghrib.” (HR. Al-Bukhori)

4
2. Matan
1. Pengertian
Kata matan menurut bahasa berarti ‫ م ا ارتفع وص لب من االرض‬yang berarti
tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan
arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada
banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya:4
- Menurut Muhammad At Tahhan
‫ما ينتهى اليه السند من الكالم‬
“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”
- Menurut Ath Thibbi
‫الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني‬
“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”
Jadi pada dasarnya matan itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis,
baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi.
Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis
tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu
tentang syariat atau pun yang lainnya,
2. Contoh matan
.‫ من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬, ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أم المؤمنين عا ئشة رضى هللا عنها قالت‬
)‫(رواه متفق عليه‬
“warta dari Ummu Al Mukminin, ‘Aisyah ra., ujarnya: ‘Rasulullah SAW telah
bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk
dalam urusan (agamaku), maka ia tertolak’. ” (Hr. Bukhori dan Muslim)
Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz
yang dimulai dengan ‫ من أح دث‬hingga lafadz ‫ فه و رد‬atau dengan kata lain yang
dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz ‫من أحدث فى‬
‫“أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan
termasuk dalam urusan (agamaku), maka ia tertolak”.
Matan

5
Secara etimologis, matan berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya,
punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Matan kitab adalah yang
bersifat komentar dan bukan tambahan-tambahan penjelasan. Bentuk jamaknya
adalah ‘mutun’ ( ‫ )ُم ُتْو ٌن‬dan ‘mitan’ ( ‫)ِم َتاٌن‬.
Adapun yang dimaksud matan dalam ilmu hadis adalah:

‫َم اِاْنَتَهى ِإَلْيِه الَّسَنُد ِم َن اْلَكاَل ِم َفُهَو َنْفُس اْلَحِد ْيِث اَّلِذ ْي ُذ ِكَر اِإْل ْسَناُد َلُه‬.
Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW. yang disebut
sesudah habis disebutkan sanadnya.

Dengan kata lain, matan adalah redaksi dari hadis.


Terkait dengan matan atau redaksi, yang perlu dicermati dalam memahami
hadis adalah:
a. Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad
atau bukan.
b. Matan hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang lebih
kuat sanad-nya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya
dengan ayat dalam Al-Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang).
Suatu materi hadits dapat dinilai baik apabila materi hadits itu tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an atau hadits lain yang lebih kuat, tidak
bertentangan dengan realita, fakta sejarah dan prinsip-prinsip pokok ajaran islam.
Matan harus melalui proses penelitian mengenai isinya agar bisa dikatakan
maqbul (diterima). Tolok ukur penelitian matan yang dikemukakan ulama tidak
seragam. Menurut Al-Khatib Al-Baghdadi (wafat 463 H/1072 M), suatu matan
dinyatakan diterima apabila:
1. Tidak bertentangan dengan akal sehat
2. Tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur’an yang telah muhkam (ketentuan
hukun yang telah tetap)
3. Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir.
4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa
lalu (ulama salaf)

6
5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.
6. Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas keshahihannya lebih kuat.

Dalam praktik, penelitian matan memang tidak mudah. Sebagai penyebab


sulitnya penelitian matan ialah:
1. Adanya periwayatan secara makna.
2. Acuan yang digunakan sebagai pendekatan tidak satu macam saja.
3. latar belakang timbulnya petunjuk hadits tidak selalu mudah dapat dikketahui.
4. Adanya kandungan hadits yang berkaitan dengan hal-hal yang berdimensi supra
rasional.
Contoh matan
‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أم المؤمنين عا ئشة رضى هللا عنها قالت‬
)‫ (رواه متفق عليه‬.‫من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬
“warta dari Ummu Al Mukminin, ‘Aisyah ra., ujarnya: ‘Rasulullah SAW telah
bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk
dalam urusan (agamaku), maka ia tertolak’. ” (Hr. Bukhori dan Muslim).
Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz
yang dimulai dengan ‫ من أح دث‬hingga lafadz ‫ فه و رد‬atau dengan kata lain yang
dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz ‫من أحدث فى‬
‫“ أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan
termasuk dalam urusan (agamaku), maka ia tertolak”.

3. Mukharrij
1. Pengertian
Orang yang membukukan dan mengumpulkan hadits-hadits Nabi SAW,
yang sekaligus periwayat terakhir dari hadits-hadits tersebut.5
- Mukharrij = Mudawwin
- Rawi terakhir
- Mempunyai kitab Hadits
5

7
- Kitab-kitab Hadits para Mukhrrij tersebut menjadi sumber
kutipan/referensi.
4. Sighat al-ada’
1. Pengertian
Lafad/kata yang digunakan oleh seorang periwayat yang menunjukkan
bagaimana cara gurunya menyampaikan suatu hadis kepadanya (atau bagaimana
cara periwayat itu menerima hadis dari gurunya).

• ‫ حدثنا‬، ‫ حّد ثني‬، ‫ سمعت‬ al-sama’ • ‫ كتب إلّي‬...  mukatabah

• ‫ قرأت على‬...  qiraah • ‫ أخبرنا إعالما‬ i‘lam

• ‫ أجاز لي‬، ‫ حدثنا إجازة‬ ijazah • ‫ أوصى إلّي‬ washiyah

• ‫ ناولنا‬، ‫ ناولني‬ munawalah • ‫ وجدت في كتاب‬...  wijadah

2.1 Pengenalan Mukharrij


2.1 Pengenalan Mukharrij
Kata mukharrij isim fa'il (bentuk pelaku) dari kata takhrîj atau istikhrâj dan
ikhrâj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.
Maksud mukharij adalah seorang yang menyebutkan suatu hadis dalam kitabnya
dengan sanadnya. Dr. Al-Muhdi menyebutkan:6
‫فالمخرهوذاكرالبخازي‬
Mukharrij adalah penyebut periwayatan seperti Al-Bukhari.
Misalnya jika suatu hadis mukharij-nya Al-Bukhari berarti hadist tersebut
diturunkan Al-Bukhari dalam kitabnya dengan sanadnya. Oleh karena itu,
biasanya pada akhir periwayatan suatu hadis disebutkan ‫ أخرجهالبخاري‬Hadis di-
takhrîj oleh Al-Bukhari dan seterusnya.
Kata perawi atau Ar-râwî dalam bahasa Arab, berasal dari kata riwâyah
berarti memindahkan dan menuklikan (‫)النقل‬. Yakni memindahkan atau menukil
suatu berita dari seseorang kepada orang lain. Dakam istilah Ar-Râwî adalah
orang yang meriwayatkan atau orang yang menyampaikan periwayatan hadis (adâ'
6

8
al-hadîts) dari seorang guru kepada orang lain yang terhimpun ke dalam buku
hadis. Untuk menyatakan perawi suatu Hadis dijatakan dengan kata: ‫البخاري رواه‬
hadis diriwayatkan okeh Al-Bukhari.
Sebenarnya antara sanad dan para perawi merupakan dua istilah yang tidak
dapat dipisahkan karena sanad hadis pada setiap generasi (thabaqât) terdiri dari
para perawi. Mereka adalah orang-orang yang menerima dan meriwayatkan atau
memindahkan hadis dari seorang guru kepada murid-muridnya atau teman-
temannya.
Kemudian bagi perawi yang menghimpun hadis ke dalam suatu kitab tadwîn
disebut dengan perawi dan disebut dengan muddawin (orang yang menghimpun
dan membukukan hadis).
Demikian juga ia disebut mukharrij, karena ia yang menerangkan para perawi
dalam sanad dan derajat hadis itu ke dalam bukunya.
2.2 Biografi para Mukharrij hadits beserta kitab dan karyanya.

Dari kalangan Mukharrij Terkenal


1. Imam Malik Bin Anas (94-179 H)
Nama lengkapnya adalah Abh 'Amr bin Harits bin Gaiman binKutail bin
'Amr bin Harits Al-Ashbahi. Terkenal juga dengan sebutan imam Dar Al-Hijrah.
Ia lahir pada tahun 84 H/712 M di kota Madinah daerah Hijaz. Dari riwayat ini, ia
adalah keturunan Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Hamyar.
Semenjak kanak-kanak, ia tetdidik dalam suasana lingkungan yang kondusif
dan mendukung. Hidup di tengah-tengah sahabat yang cerdik dan para hukum
agama, sebagai anak yang cerdas, cepat menerima pelajaran, yang kuat dalam
berpikir dan memiliki daya kritis yang tinggi.
Mengenal sikap pribadi dan kepandaian Imam Malik, beberapa tokoh
terutama oleh An-Nada'i mengatakan bahwa, "Pada sisiku tidak ada orang yang
lebih pandai dari Malij. Dia orang yang mulia yang dapat dipercaya serta paling
jujur. "Bahkan, Imam Syafi'i mengatakan bahwa Malik adalah Hujjatullah atas
makhluk-Nya sesudah tabiin.7

9
Setelah 60 tahun mencurahkan tenaga dan harta benda, dan pikirannya
kepada khalayak ramai tentang ilmu islamm pada hari Ahad tanggal 10 Rabiul
Awwal 179 H/798 M, Imam Malik kembali ke rahmatullah dengan tenang, dalam
usia 87 tahun.
Kitab Al-Muwaththa' merupakan karya monumental Imam Malij dalam
bidang hadis. Tanpaknyam Imam Malik mengumpulkan banyak sekali bahan dan
memilih beberapa ribu hadis yang dituangkan dalam kitabnya tersebut. Ia selalu
merevisi karya ini dan akibatnya mengurangi jumlah isinya. Karena itu, kitab ini
memiliki lebih dari 80 versi. Lima belas di antaranya lebih terkenal, dan kini
hanya tinggal versi Yahya yang bisa diperoleh dalam bentuk orisinal, lengkap,
dan tercetak. Versi ini berisi hadis nabi, atsat sahabat, dan atsar ulama kemudian.
Jumlah total hadis yang terdapat dalam kitab Al-Muwaththa' adalah 1.726, yang
terdiri dari 600 hadis marfu', 613 hadis mauquf, 285 hadis maqtu, dan 28 hadis
mursal.
Selain Al-Muwaththa', Imam Malik juga banyak menghasilkan karya-karya
lainnya, di antaranya Risalah ila ibn Wahab fi Al-Qadr, Kirab An-Nujum,
Risalah fi Al Aqdhiyah, Tafsir Gharib Al-Quran, Risalah ila Al-Laits bin Sa'd,
Risalah ila Abu Ghassan, Kitab Al-Sitar, Kitab Al-Manasij.
Nasib kebanyakan kitab ini tidak diketahui. Namun, Imam Malik termashyur
karena mazhab pemikirannya, kepribaduannya, keulamaan, dan kitab Al-
Muwaththa-nya.
2. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (164-241 H)
Imam Ahmad, (nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad bin
Muhammad bin Hilak bin Asad Asy-Syaibani Al-Marw (saat ini bernama Mary di
Turjmenistan, utara Afghanistan dan utara iran) pada tanggal 20 Rabiul Awal 164
H/781 M dan wafat pada tahun 241 H di kota Baghdad, Irak.
4
Ia telah mempelajari hadis sejak kecil dan untuk mempelajari hadis ini, ia
pernah pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz, Yaman, dan negara-negara
lainnya sehingga ia menjadi tokoh ulama yang bertakwam saleh, dan zuhud,. Abu

10
Zur'ah mengatakan bahwa kitab Ahmad bin Hanbal yang sebanyak 12 buah sudah
hapal di luar kepala.
Ia menghafal sampai sejuta hadis. Imam Syafi'i mengatakan tentang diri
Imam Ahmad sebagai berikutm "Setelah saya keluar dari Baghdad, tidak ada
orang yang say tinggalkan di sana yang lebih terpuji, lebih saleh, dan lebih
berilmu daripada Ahmad bin Hanbal".
Imam Ahmad bin Hanbal telah menyusun sebuah Musnad, yang di
dalamnya terdapat hadis-hadis yang tidak ditemukan oleh irang lain, Musnad
Ahmad bin Hanbal ini terdiri dari 6 jilid yang memuat tidak kurang dari 30.000-
40.000 hadis yang telah ia seleksi dari 75.000 hadis.
Selain Al-Musbad, Imam Ahmad juga menylis banyak kitab, di antaranya At-
Tafsir, An-Nasikh wa Al-Mansukh, At-Tarikh, Hadist Syu'bah, Al-Muqaddam
wa Al-Mu'akkhar fi Al-Quran, Al-Fawabah Al-Quran, Al-Manasik Al-Kabir, Al-
Manasik Ash-Shaghir, Al-''Ilah, Al-Manasij, Az-Zuhd, Al-Iman, Al-Mad'il, Al-
Asyribah, Al-Fadha'il, Tha'ah Ar-Rasuk, Al-Fara'idh, Ar-Radd ala Al-Fahmiyyah
3. Imam Bukhari (194-256 H)
Nama lengkapnya adalah Abu 'Abdullah Muhammad bin Isnaik bin Ibrahim
bin Mughirah Al-Ja'fi bin Bardizbah Al-Bukhari, Ia dikahirkan bulan Syawal 194
H di negeri Bukhari. Ia sangat alim di bidang hadis dan telah menyusun sebuah
kitab yang kesahihannya disepakati oleh umat islam dari zaman dahulu hingga
sekarang. Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama.
5
Pada usia 18 tahun, menerbitkan kitab pertama Qadhaya Shahabah wa
Tabi'in, hapal kitab-kitab hadis karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.
Bersama gurunya Ishaq, ia menghimpun hadis-hadis sahih dalam satu kitab, dan
dari satu juta hadis yang diriwayatkan 80.000 rawi disaring menjadi 7.275 hadis.
Menurut Ibnu Hajar Ak-Asqalani, Bukhari menulis sebanyak 8.082 hadis dalam
karya monumentalnya, Al-Fami'Ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih
Bukhari.
Imam Bukhari banyak menghasilkan karya-karya, sebagian telah musnah
dan sebagian lagi masih ada di tengah-tengah kita. Karya-karya Imam Bukhari di

11
antarnya: Al-Fami' Ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, Al-Adab
Al-Mufrad, Adh-Dhu'afa Ash-Shagir, At-Tarikh Al-Ausath, At-Tarujh Ak-
Kabirm At-Tafsir Al-Kabir, Ak-Musnad Al-Kabirm Maxaya Shahabah wa
Tabi'in, Kitab Al-Ilak, Raf'ul Yadain fi Ash-Shalah.
Di antara karya Imam Bukhari tersebut, yang paking terkenal adalah Al-
Fami' Ash Shahih. Jumlah hadis dalam kitab ini adalah 9.082 buah. Bila tanpa
yang diulang, jumlahnya 2.602 buah. Jumlah ini tak termasuk hadis mauquf dan
ucapan para tabiin.
4. Imam Muslim (202-261 H)
Nama lengkapnya adalah Al-Imam Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-
Qusyairi An-Naisaburi. Ia dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia
pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.
Ia telah menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang
paling bermanfaat adalah kitab sahihnya yang dikenak dengan shahih Muslim.
Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis sahih
ini, Shahih Bujhari dan Shahih Muslimm, biasa disebut dengan Ash-Shahihain.
6
Imam Muslim meninggalkan jarya yang tidak sedikit jumlahnyam
diantaranya Al-Fami' Ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Shahih Muslim, Al-
Musnad Al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama rawi hadis), kitab Al-
Asma wal-kuna, Kitab Al-ilak, kitab Al-Aqran, kitab Du'alat Ahmad bin Hanbal.
[3]
Di antara karya tetse ut, yang termahsyur adalah As-Shahih, yang juduk
lengkapnya adalah Al-Musnad Ash-Shaghih Al-Mukhtasar min As-Sunan bi Naql
Al-'Adl'an Rasul Allah. Menurut perhitungan M.Fuad 'Abd Al-Baqi, kitab ini
berisi 3.033 hadis.

5. Imam An-Nasa’i (215-303 H)


Nama lengkapnya adalah Abu Abdurahman Ahmad ibn Syu'aib bin 'Ali
ibn Abi Bakar ibn Sinan An-Nasa'i, Ia terjenal dengan nama An-Nasa'i karena
dinisbatkan dengan kota Nasa'i, salah satu kota di khurasan, Ia dikahirkan pada

12
tahun 215 Hijriah demikian menurut Adz-Dzahabi, dan meninggal dunia pada hari
senin tanggal 13 Shafar 303 Hihriah di Palestina, kemudian di kuburkan di Baitul
Maqdis.8
Imam An-Nasa'i menerima hadus dari Sa'id, Ishaq bin Rawahih, dan
ulama-ulama lainnya dari kalangan tokoh ulama ahli hadis. Karangan-karangan
Imam An-Nasa'i yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh peba sejarah
antara lain As-Dunan Al-Kubram As-Sunan Al-Sughra (kitab ini merupakan
bentuk perampingan dari kitab As-Sunan Al7Kubra) , Al-Khashaism Fadhaik
Ash-Shahabahm dan Ak-Manasij. Menurut sebuah keterangan tang diberikan
okeh Imam Ibn Al-Atsit Al-Jazairi dalam kitabnya FamiAk-Ushul, kitab ibi
disusun berdasarkan pandangan-pandangan fiqh mazhab Syafi'i.
6. Abu Dawud (292-275 H)
Nama lengkap Abu Dawud adalah Abu Dawud bin Ak-Asy"ats bin Basyir bi
Syihab i n Amar bi 'Amran Al-Azdi As-Sijistani,
Abu Fawud adalah seorang perawi hadis yang mengumpulkan sekitar 50.000
hadis lalu memikih fan menuliskan 4.800, di antaranya dalam kitab Sunan Abu
Dawud. Untuk mengumpulkan hadis ia berpergian ke Saudi Arabia, Irak,
Khurasan, Mesir, Suriah, isa bin Maryam dan tempat-tempat lain, menjadikannya
sebagai salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya. Imam Abu Dawud
sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun.
Kitab Sunan Abu Dawud diakui okeh mayoritas dunia Muslim sebagai salah
satu kitab hadus yang paling otentik. Namun, diketahui bahwa kitab ini
mengandung beberapa hadis lemah (yang sebagian ditandai oleh Inam Abu
Dawud dan sebagian tidak) .
Selam hidupnya Imam Dawud menghasilkan karya-karya, di antaranya Al-
Marasil, Masa'il Al-Imam Ahmad, Ak-Nasikh wa Al-Mansukhm Risalah fi Wash
Kitab As-Sunan, Al-Sunan, Al--Zuhud, Ijabat'an Shakawat Al-Ajurrim As'ilah 'an
Ahmad bin Hanbal, Tasmiyat Al-ikhwan, kitab Al-Qadr Al-Ba'ts dan lain-lain.

13
7. At-Tirmidzi (208-279 H)
Nama lengkapnya adalah Imam Al-Hafiz Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa bin
Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At-Tirmidzi. Ia adalah salah seorang
ahli hadis kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyhur. Ia lahir pada
209 H di kota Tirmiz.9
8
Ia belajar dan meriwayatkan hadis dati ulama-ulama kenamaan. Di
antaranya kepada Imam Bukhari, ia mempekajari hadis dan fiqh. Ia juga belajar
kepada Imam Muslim dan Abu Dawud, Bahkan, Tirmidzi belajar puka hadis dari
sebagian guru mereka.
Imam Tirmidzi banyak menulis kitab, diantaranya Al-Fami' Al-Mukhtashar
min As-Sunan "an Rasul Allah, terjenak dengan Sunan a At-Tirmidzi, Tawarikh,
Al-'Ikak, At-Tarikhm Al-Ilak Al-Kabirm Asy-Syama'il An-Nabawiyyahm Az-
ZuhDM Asma' Ash-Shahabahm Al-Asma' wal-Kunyam Al-Atsar Al-Mauqufah.
Di antara kitab-kitab tetsebut yang paling besar, dan tetkenak serta beredar luas
adalah Al-Fami'.
8. Ibnu Majah (207-273 H)
Ibnu Majah adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwinm
salah satu kota di Iran. Nama lengkap imam hadis yang terkenal dengan sebutan
neneknya ini adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Yazid Ar-Raba'i Al-Qazwini
Ibnu Majah, Ia dilahirkan di Qazwin pada tahun 207 H (887 M) .
Sebagimana halnya para Muhaditsin yang dalam mencari hadis-hadis
memerlukan perantauan ilmiah, ia pun berkeliling di beberapa negeri untuk
menemui dan berguru hadis kepada para ulama hadis,
Dari tempat perantauannya itu, ia bertemu dengan murid-murid Imam Malik
dan Al-Laits, dan dari merekalah, ia banyak memperoleh hadis, Hadis-hadisnya
banyak diriwayatkan okeh orang banyak.

14
Ibnu Majah menyusun kitan Sunan yang kemudian tetkenal dengan nama
Sunan Ibnu Majah. Sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat. Dalam
Sunan ini banyak terdapat hadis dhaif, bahkan tidak sedikit hafis yang munkar.
Selama hidupnya, Ibnu Majah banyak menghasilkan karya di antaranya Tafsir
Al-Quran Al-Karimm At-Tarikh, dan Sunan Ibnu Majah,
9
A. Mukharrij dari Kalangan Sahabat
Para sahabat tidak sampai banyak dalam periwayatan hadis. Di antara
mereka ada yang lebih banayk dalam periwayatan hadis darioada yang lainm
berganting dari ketekunan dan keahlian masing-masing, katena tidak seluruh
sahabat menekuni dalam satu bidang.
Di antara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis adalah sebagai
berikut:
Abu Hurairah
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dawsi (salah
satu kabilah di yaman), nama islam yang diberikan Nabi SAW, sebagai pengganti
nama pada masa jahiliah, yaitu Abdusysam bin Shakrh. Kemudian dipanggil Abu
Hurairah oleh Rasulullah juga yang berarti "bapaknya kucing". Hal itu memang
karena ia sangat menyanyangi kucing, di setiap hari ia selalu membawanya ke
mana ia pergi dan pada malam hari ditempatkan di sebuah pepohonan. Nama
kesayangan yang diberikan Rasulullah kemudian menjadi nama panggilan yang
terkenal sehingga nama aslinya sangat langka terdengar.
Abu Hurairah adalah daah seorang sahabat yang terbanyak dalam hal
periwayatan hadis. Menurut Baqi' bin Mukhallad sebanyak 5.374 buah hadis. Ia
mengambil hadis dari sekitar 800 orang para sahabat dan tabi'in. Kemufian
diriwyatkan oleh para perawi dalam buku induk 6 hadis dan Imam Malik dalam
Al-Muwaththa' dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad-nya. Imama Al-Bukhari
meriwayatkan darinya sebanyak 93 buah hadis dan Muslim sebanyak 189 buah
hadis. AbuIshak Ibrahim bin Harb Al-'Askari (w. 282 H) menghimpun hadis-
hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam Musnad-nya dan nasjahnya masih
ada di perpustakaan Turki sebagaimana disebutkan Tarîkh Al-Adab Al-'Arabî.

15
10
Abdullah bin Umar
Abdullah bin Unar lahir pada tahun kedua atau ketiga dari kenabian,
masuk islam ketika ia masih dalam usia 19 tahun bersama ayahnya. Ia anak
Khalifah kedua Umar bin Al-Khathab dan saudara kandung Hafshah Umm Al-
Mu'minîn. Meskipun ayahnya menjadi Khalifah yang sangat luas kekuasaannyam
namun ia tidak punya ambisi kedudukan atau kekhalifaan.
Ia juga seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. Ia meriwyatkan
hadis dari Nabi dan dari para sahabat, di antaranaya dari ayahnya sendiri Umar,
pamannya Zaid, saudara kandungnya Hafshah, Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal,
Ibnu Nas'ud, Abu Dzarr, dan Mu'adz. Demikin juga tidak sedikit para sahabat dan
tabi'in yang meriwayatkan hadis darinya.

3. Anas bin Malik


Anas bin Malik adalah khadim (pelayan) Nabi yang terpercaya bapaknya
bernama Malij bin An-Nadhar. Ibunya bernana Ummu Sulaim yang pernah
membawanya kepada Nabi ketika berusia 10 tahun dan ia mohon hendaktnya
beliau berkenan menerima anaknya sebagai khadim-nya dan Nabi pun
memerimanya.
Jumlah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2.286 buah hadis.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan darinya sebanyak 83 buah hadis dan Muslim
sebanyak 71 buah hadis. Sanad yang paling shahih adalah hadis yang diriwyatkan
dari Malik dari Az-Zuhri dari Anas bin Malik.

11
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas adalah saudara sepupu Radulullah SAW, ia lahir 3 tahun
sebelum Hijriyah dan ia baru berumur 13 tahun pada waktu Nabi wafat,

16
Sekalipun demikian, ia seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis bahkan
ia dipandang sebagai ahli tafsir Al quran dan ahli fiqh kenamaan.
Jumlah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbad sebanyak 1.660 buah
hadis, Imam Al-Bukhari meriwayatkan darinya sebanyak 120 buah hadis dan
Imam Muslim sebanyak 49 buah hadis. Beliau banyak menerima hadis dari Rasul
dan para sahabat.

17

Anda mungkin juga menyukai