DITS
KELOMPOK 3 :
1. Dedi wahyudi
2. Hamdani
3. Yusya
4. Firan
5. Fariz
6. Lukman f
7. Profianto
8. Yasin
9. Zulfikar
10. Teguh W
Al-Kitab dan As-Sunnah merupakan dua sumber utama dalam hukum Islam. Al-Qur'an merupakan
sumber dalil yang paling kuat karena Al-Qur'an itu sudah jelas sumbernya (Qhat'i) dan diriwayatkan
secara mutawatir baik secara lafadz maupun maknanya. Sedangkan As-Sunnah berbeda dengan
Al-Qur'an. Tidak semua dalil As-Sunnah bersifat Qhat'i dan tetap, sumbernya juga tidak semua
bersifat mutawatir. Oleh karena itu, jika kita mendapati dalil dari As-Sunnah, diperlukan pengkajian
lebih lanjut.
Dalil-dalil As-Sunnah setidaknya harus dilihat dari dua aspek, yang pertama dari sumbernya apakah
benar dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa? dan yang kedua dari penujukkan Nashnya itu
sendiri atas suatu hukum tertentu.
Dari sisi sumbernya maka para ulama telah meletakkan kaidah-kaidah untuk menilai suatu hadits bisa
diterima atau tidak, apakah benar bersumber dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam atau
tidak? Kaidah inilah yang disebut sebagai ilmu Mushthalah hadits.
Pendahuluan
Latar Belakang
Ilmu Mushthalah Hadits didefinisikan sebagai Ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan dari
sisi diterima atau tidaknya hadits itu. (Taisir Mushthalah hadits, D. Mahmud At-Thahan)
Oleh karena itu dalam makalah ini akan disajikan tentang definisi-difinisi terkait dengan Ilmu
Mushthalah Hadits, dengan harapan kita akan semakin memahami dan menguasai istilah-istilah yang
berkaitan dengan hadits itu sendiri.
Pendahuluan
Rumusan masalah
Yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini adalah mengetahui sebagian
makna-makna utama dalam Ilmu Mushthalah Hadits, diantaranya :
1. Makna As-Sunnah
2. Makna Al-Khabar
3. Makna Al-Hadits
4. Makna Al-Atsar
5. Makna Al-Isnad
6. Makna As-Sanad
7. Makna Al-Matnu
8. Makna Al-Musnid
9. Makna Al-Musnad
10. Makna Al-Muhaddits
11. Makna Al-Hafidz
12. Makna Al-Hakim
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini diantaranya :
Makna al-Khabar
Menurut bahasa : an-Naba (berita),bentuk jama'nya adalah akhbaar.
Menurut istilah, Terdapat tiga pendapat, Yaitu :
• Sinonim dari hadist,dengan kata lain memiliki satu arti
• Berbeda dengan hadist. Hadist itu berasal dari Nabi SAW, sedangkan khabar
adalah selain dari beliau SAW.
• Lebih general dari hadist. Hadist itu berasal dari beliau SAW, sedangkan khabar
adalah yang berasal dari beliau SAW maupun selain beliau
Pembahasan
Makna al-Hadits
Menurut Bahasa : Al jadid (baru), bentuk jama'nya adalah ahaadist
Menurut istilah : Sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir (diamnya) maupun sifatnya.
Makna al-Atsar
Menurut bahasa : sisa dari sesuatu ( jejak)
Menurut istilah : Terdapat dua pendapat,yaitu :
• Sinonim dari hadist, dengan kata lain memiliki satu arti
• Berbeda dengan hadist. yaitu sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat
dan tabi'in, baik berupa perkataan maupun perbuatan
Pembahasan
Makna al-Isnad
Menurut bahasa : bermakna sanad
Menurut istilah : bermakna silsilah laki-laki yg saling menyambung kepada
matan atau perawi hadist yg termuka
Makna as-Sanad
Sanad dari segi bahasa berarti ماارتفع منا ألرض, yaitu bagian bumi yang menonjol,
sesuatu yang berada dihadapan anda dan yang jauh dari kaki bukit ketika anda
memandangnya. Bentuk jamaknya adalah اسناد. Segala sesuatu yang anda
sanadarkan kepada yang lain disebut مسند. Dikatakan اسند ف يا لجبلmaknanya
“seseorang mendaki gunung”. Dikatakan pula س ند ف النmaknanya “seseorang
menjadi tumpuan”
Adapun tentang pengertian sanad menurut terminologi, para ahli hadist
memberikan definisi yang beragam, diantaranya: ت ليا لمتن ت لم و ص ل ا
ا لط ر ي ق اJalan yang
menyampaikan kepada matan hadist Yakni rangkain para perawi yang
memindahkan matan dari sumber primernya.
Pembahasan
Makna al-Matnu
Matan : ialah apa-apa yg telah sampai kpd sanad dari sebuah kalam (perkataan)
Seperti perkataan Bukhari Rahimahullahu :
عن النبي، حدثني مالك عن نافع عن ابن عمر رضي هللا عنهما: قال، حدثنا إسماعيل بن عبد هللا
ال يقيم الرجل الرجل من مجلسه ثم يجلس فيه: صلى هللا عليه وسلم قال.
• Dan isnad nya : Ismail bin Abdullahi dan malik nafi' dan ibnu umar
• Dan matannya : Perkataan Nabi sholallahu alayhi wasassalam :
ال يقيم الرجل الرجل من مجلسه ثم يجلس فيه.
Pembahasan
Makna al-Musnid
Pengertian musnid adalah :
َ ان ِع ْن َدهُ ِع ْل ٌم بِ ِه اَ ْو لَي
ْس لَهُ ِإاَّل ُم َج َّر ُد ِر َوايَتِ ِه َ ْال ُم ْسنِ ُد هُ َو َم ْن يَرْ ِوى ْال َح ِدي
َ ْث بِاِ ْسنَا ِد ِه َس َوا ٌء َك
"Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadist dengan (menyebutkan) sanadnya,
baik dia mengetahui hadits itu atau tidak mengetahui kecuali hanya sekedar
meriwayatkannya"
Makna al-Musnad
Pengertian musnad adalah sebagai berikut :
ُض َي هّٰللا ُ َع ْنه ِ ق َعلَى ْال ِكتَا
َ ب الَّ ِذيْ َج َم َع فِ ْي ِه َما َر َواهُ َوا ِح ٌد ِم َن الص
ِ َّحابَ ِة اَ ْو اَ ْكثَ َر َك ُم ْسنَ ِد ااْل ِ َم ِام اَحْ َم َد َر ْ ْال ُم ْسنَ ُد ي
ُ َُطل
"Musnad dimutlakkan (disamakan) berdasarkan kitab yang mana di dalamnya
terkumpul hadits yang diriwayatkan oleh satu orang sahabat atau lebih, seperti
musnad Imam Ahmad bin Hambali ra.".
Ada pula yang berpendapat bahwa musnad disamakan juga dengan sanad. Ada
pula yang mengatakan bahwa musnad adalah satu macam dari beberapa macam
hadist yang sambung kepada Nabi Muhammad SAW.
Pembahasan
Makna al-Muhaddits
Menurut muhadditsiin-muhadditsiin mutaqaddimin, Al-hafidh dan Al-muhaddits
itu searti. Tetapi, menurut Muta’akhiriin, Al-hafidh itu lebih khusus daripada
Al-muhaddits.
Dalam kitab At-Taysir Musthalahul Hadits, Dr. Mahmud Ath Thahhan menjelaskan
Al Muhaddits adalah orang yang bergelut dalam ilmu hadits, baik dari sisi riwayah
maupun dirayah, juga mengetahui banyak riwayat hadits beserta kondisi
perawinya.
Kata At-Tajus Subhi, “al-muhaddits ialah orang yang dapat mengetahui sanad-
sanad, illat-illat, nama-nama rijal (rawi-rawi), ‘ali (tinggi), dan naazil (rendah)-nya
suatu hadits, memahami kutubus sittah, Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqi, Majmu
Thabarani, dan menghafal hadits sekurang-kurangnya 100 hadits. Muhadisin yang
mendapat gelar ini antara lain : Atha’ bin Abi Rabbah (wafat 115 H), Ibnu Katsir
dan Imam az-Zabidi
Pembahasan
Makna al-Hafidz
Al Hafidz ialah gelar untuk ahli hadits yang dapat menshahihkan sanad dan matan
hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Seorang Al-Hafidh
harus menghafal hadits-hadits shahih, mengetahui rawi yang waham (banyak
purbasangka), illat-illat hadits dan istilah-istilah para muhadditsiin.
Para Muhadditsiin yang mendapat gelar Al-Hafidz antara lain : Al-Iraqi, Syarifuddin
ad-Dimyathi, Ibnu Hajar al-Asqalani, dan Ibnu Daqiqi al-’Ied.
Pembahasan
Makna al-Hakim
Bila ditinjau dari segi bahasa, hakim mempunyai dua arti, yaitu:
pertama:
اض ُع ْاالَحْ َكا ُم َو ُم ْثبِتُهَا َو ُم ْن ِشُئهَا َو َمصْ َد ُرهَا
ِ َو
Artinya:
“Pembuat hukum,yang menetapkan,memunculkan sumber hukum”
Kedua:
ُ ْرفُهَا َويُ ْك ِش
َف َع ْنه ْ ك االَحْ َكا ُم َوي
ِ ُظ ِه ُرهَا َويَع ُ اَلَّ ِذي يُ ْد ِر
Artinya ;
“ Yang menemukan, menjelaskan, memperkenalkan, dan menyingkapkan”
Demikianlah makalah ini kami tulis agar bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya semoga makalah ini dapat digunakan sebaiknya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian atas isi dari makalah ini
agar kami bisa menulis dengan lebih baik lagi dimasa yang akan datang, sebab
tak ada yang sempurna didunia ini .
Penutup
Saran
Dari runtutan pembahasan mengenai unsur — unsur hadits ini kami
merekomendaikan beberapa saran yaitu: Kepada seluruh kaum muslimin untuk
terus mendalami sumber hukum umat islam yaitu Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Terus belajar tentang segala hal yang berkaitan dengan islam serta
mengamalkannya agar agama kita menjadi kokoh dan tidak mudah dipengaruhi
oleh aliran yang sesat.