Disusun Oleh :
Nyayu Hafiza (18010027)
Riana Ulfa (18010030)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis atau as-Sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki
posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural,
hadis menduduki posisi kedua setelah al-Qur’an, namun jika dilihat secara fungsional,
hadis merupakan bayan (menjelaskan) terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat ‘am
(umum), mujmal (global) atau mutlaq. Ketika mencoba memahami hadis, tidak cukup
hanya melihat teks hadisnya saja, maka kita perlu mengetahui asbabul wurudnya.Dan
perlu dicatat bahwa ada hadist yang mempunyai asbabul wurud dan juga tidak
mempunyai asbabul wurud.
Oleh karena itu, kita perlu mempelajari asbabul wurud untuk dapat memahami
suatu hadis. Sedangkan untuk hadis yang tidak mempunyai asbabul wurud, kita mungkin
dapat menggunakan pendekatan sejarah, sosiologi, dan lainnya sebagai analisis dalam
memahami hadist.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Asbabul wurud
2. Mengetahui macam-macam dari Asbabul wurud
3. Mengetahui urgensi dari mengetahui Asbabul wurud
4. Mengetahui kitab-kitab tentang Asbabul wurud
BAB II
PEMBAHASAN
أنه مايكون طريقا لتحديد المراد من الحديث من عموم أو خص وص أو إطلقا أو تقييد أو نسخ أو نحوذلك
“Sesuatu yang menjadi thariq (metode) untuk menentukan maksud suatu hadis
yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau muqayyad, dan untuk menentukan ada
tidaknya naskh (pembatalan) dalam suatu hadis.”3
Dari uraian tersebut,asbab al-wurud al-hadist dapat diberi pengertian yakni “suatu
ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi SAW menuturkan
sabdanya dan waktu beliau menuturkan itu”4
2. Berupa Hadist
Ini dapat ditemukan dalam hadits Nabi yang sulit dipahami oleh sementara
sahabat,lalu beliau menjelaskannya. Contohnya: Ucapan Malaikat pada lisan Bani
Adam mengenai mayit kebaikan dan keburukannya
ق وعولىَ أويل ر
سنورة بورنيِ آودوم بروماَ رفيِ اَيلوميررء رمون اَيلوخييرر وواَل ش
شرر إرشن رشلر ومولئروكةة فيِ اَلرأض توينرط ق
‘Sesungguhnya Allah memiliki malaikat di bumi yang berbicara melalui
lisan bani Adam dengan hal-hal yang terdapat pada (diri seseorang dari)
kebaikan dan keburukan.'(HR.Dailami).6
5 Adi Fadli “Asbab Al-Wurud Antara Teks Dan Konteks”.Vol. VII No. 2 Juli-Desember 2014.
6 M.Syafi’i Wasya Al-Lamunjani, Ulumul Hadist,(Rq Press,Sumsel),Hlm 69.
pada jenazah dan pujianmu atasnya! Pada jenazah pertama dipuji dengan
kebaikan, sedang jenazah lainnya dicela dengan keburukan, lalu engkau berkata
kepada keduanya: 'semoga dikabulkan, semoga dikabulkan, dan semoga
dikabulkan?' Beliau berkata: 'Benar, wahai Abu Bakar, sesungguhnya Allah
memiliki malaikat di bumi yang berbicara melalui lisan Bani Adam dengan hal-
hal yang terdapat pada diri seseorang dari kebaikan dan keburukan.'"7
“Shalat di masjid ini (Masjidil Haram) seratus kali lipat lebih baik dibanding di
masjid-masjid lainnya”.8
Asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat peting dalam rangka memahami
suatu hadis. Adapun urgensi dan signifikansi asbabul wurud menurut Imam as-
Suyuthi antara lain untuk:
“Shalat orang yang sambil duduk pahalanya separoh dari orang yang shalat
sambil berdiri.” (HR.Ahmad)
Pengertian “shalat” dalam hadis tersebut masih bersifat umum, bisa shalat fardhu
bisa juga shalat sunnah. Jika ditelusuri melalui asbabul wurudnya, maka akan dapat
dipahami bahwa yang dimaksud “shalat” dalam hadis itu adalah shalat sunnah,
bukan shalat fardhu. Pada waktu itu penduduk Madinah sedang terjangkit suatu
wabah penyakit. Maka kebanyakan para sahabat lalu melakukan shalat sunnah
sambil duduk. Pada waktu itu, Nabi kebetulaan datang dan tahu bahwa mereka suka
melakukan shalat sunnah dengan sambil duduk. Inilah yang dimaksud dengan
takhshish, yaitu menentukan kekhususan suatu hadis yang bersifat umum, dengan
memperhatikan konteks asbabul wurud.
َاَلﺳلم ﺳنة حسنة فعمﻞ بهاَ بعﺪﻩ كتب له مثﻞ اَﺟر من عمﻞ بهاَ ول ينقص من اَﺟﻮرأﻫم شيِء من ﺳن فى
اَلﺳلم ﺳنة ﺳيئة فعمﻞ بهاَ بعﺪﻩ كتب عليه مثﻞ وزرأ من عمﻞ بهاَ ول ينقص من اَزواَرأﻫم شيِء
Artinya:
“Puasa orang yang berbekam (canthuk) dan yang minta dibekam adalah batal.”
(HR. Imam Ahmad)
“Tidak batal puasa orang yang muntah, orang yang bermimpi keluar sperma dan
orang yang berbekam.” (HR. Abu Dawud).
Menurut pendapat Imam asy-Syafi’i dan Imam Ibnu Hazm, Hadis pertama
sudah dinasakh (dihapuskan) dengan hadis yang kedua. Karena hadis pertama
datang lebih awal dari pada hadis yang kedua. yang pertama menyatakan bahwa
orang yang membekam dan dibekam sama-sama batal puasanya. Sedangkan hadits
kedua menyatakan sebaliknya.11
10 Agus Kusman,”Ilmu Asbabul Wurud Beserta Contoh-Contoh Hadisnya” Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah,Jakarta,Hlm. 3-4
11 Ibid,Hlm 5
D. Kitab-Kitab yang Menjelaskan tentang Asbab Wurud
Ilmu mengenai asbab wurud al-hadits ini sebenarnya telah ada sejak
zaman sahabat. Hanya saja ilmu ini belum tersusun secara sistematis dalam suatu
bentuk kitab-kitab. Demikian kesimpulan al-Suyuti dalam al-Luma’ fi Asbab
Wurud al-Hadits. Namun kemudian, seiring dengan perkembangan dunia keilmuan
waktu itu, ilmu asbab al-wurud menjadi berkembang. Namun para ulama ahli hadis
merasakan perlu disusun suatu kitab secara tersendiri mengenai asbab al-wurud.
Adapun kitab-kitab yang banyak berbicara mengenai asbab al-wurud antara lain
adalah:
1. Asbab Wurud al-Hadits karya Abu Hafs al-Ukbari (w. 339 H.), namun kitab
tersebut tidak ditemukan sampai sekarang.
2. Asbab Wurud al-Hadits karya Abu Hamid ‘Abd al-Jalil alJabari. Kitab tersebut
juga belum ditemukan saat ini.
3. Asbab Wurud al-Hadits atau yang disebut juga al-Luma’ fi Asbab Wurud al-
Hadits, karya Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman alSuyuti. Kitab tersebut sudah ditahqiq
oleh Yahya Isma‘il Ahmad.
4. Al-Bayan wa al-Ta’rif karya Ibnu Hamzah al-Husaini al Dimasyqi (w. 1110 H).13
BAB III
A. Simpulan
Asbabul wurud ini merupakan sejarah yang harus kita ketahui asal-usul nya dan
kejadian saat Nabi SAW bersabda lisan ataupun tulisan dengan mengetahui sebab
mengapa Nabi SAW menyampaikannya
Dengan pengertian lain asbabul wurud merupakan faktor mengapa suatu hadist
tersebut dapat muncul,dan ini mempunyai peranan penting untuk kita semua untuk
memahami sebuah hadist.
B. Saran
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan disetiap bagiannya,dikarenakan
keterbatasan referensi,untuk itu kami sangat membutuhkan saran dari dosen dan
teman-teman untuk memperbaiki untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Suparta Munzier, 2016, Ilmu Hadist, Rajawali Press, Jakarta.
Fadli Adi, 2014, Asbabul Wurud Antara Konteks Dan Teks, Vol. VII, No. 2
Kusman Agus, Ilmu Asbabul Wurud Beserta Contoh-Contoh Hadistnya, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.