Anda di halaman 1dari 87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN

Skripsi

AKUNTANSI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP


PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

Oleh :

NAMA : ASRI EKADINATA


NIM : 080522161
DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK


MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Akuntansi

Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah

dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain. Dalam konteks penulisan

skripsi program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh

telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan

ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas

Sumatera Utara.

Medan, Januari 2011


Yang Membuat Pernyataan

Asri Eka Dinata


Nim. 080522161

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kasih, anugerah dan perlindungan-Nya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen

Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Adapun Skripsi ini berjudul :”Akuntansi

Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril

maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulisi mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM,

Ak, selaku Ketua dan Sektetaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam

penyusunan skripsi. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen

Pembanding/Penguji I dan Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak selaku Dosen

Pembanding/Penguji II.

Universitas Sumatera Utara


4. Seluruh pegawai PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam

rangka penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis dan teman-teman yang selalu ada bagi penulis baik

suka maupun duka serta memberi kasih sayang, dorongan semangat dan doa

kepada penulis.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk

itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi

penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak yang memerlukannya.

Medan, Januari 2011


Penulis,

Asri Eka Dinata


Nim 080522161

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai


kebijakan terhadap penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan, seperti cara perolehan aktiva tetap, pengeluaran
setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva
tetap, serta penyajian aktiva tetap tersebut dalam laporan keuangan. Sehingga
penulis dapat membandingkannya dengan Standart Akuntansi Keuangan.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode deskriptif.


Metode deskriptif adalah menyimpulkan, menafsirkan dan mengklarifikasi data
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekuder yang didapat penulis dari hasil wawancara langsung
dengan staf dan kepala pembukuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Setelah melakukan penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian dengan satu


kesimpulan bahwa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, telah menerapkan
Standart Akuntansi Keuangan terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan
antara lain (a) cara perolehan dan penentuan harga perolehan aktiva tetap, (b)
metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, (c). pengeluaran selama masa
penggunaan aktiva tetap, (d) penarikan aktiva tetap, (e) serta penyajian aktiva
tetap dalam laporan keuangan.

Kata kunci : Aktiva tetap, perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah


perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap,
penarikan aktiva tetap.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

This research aim to obtain get clear pictue policy to plant asset applied by
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, like a way of acquirement of plant
asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset,
withdrawal of plant asset and also presentation of the plant asset in financial
statement, so that writer can compare it with SAK.

In research, writer use descriptive method. Descriptive Method is to collect,


interpreting and clarifying data as according to occurrence which in fact. Data
type the used is primary data and data of secondary got by writer from result
direct interview with head and staff bookkeeping of PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan.

Research having taken steps, writer obtain ; get result of research with one
conclusion that PT. PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam have applied SAK to
plant asset had by company, for example : (a) way of acquirement and price
pixing of acquirement of plant asset, (b) method enumeration of decrease of plant
asset, (c) expenditure during plant asset useful life, (d) withdrawal of plant asset,
(e) presentation of plant asset in financial statement.

Key word : Plant asset, a way of acquirement of plant asset, method decrease
of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

PERNYATAAN .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PENELITIAN.................................................................. 4

A. Tinjauan Teoritis ................................................................................... 4

a. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap ..................................... 4

b. Penyusutan Aktiva Tetap ................................................................. 6

c. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ......................... 24

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 26

C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 27

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 29

A. Jenis Penelitian.................................................................................... 29

B. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 29

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30

D. Teknik Analisis Data ........................................................................... 30

E. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 33

A. Data Penelitian .................................................................................... 33

1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................ 33

a. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 32

b. Struktur Organisasi .................................................................. 37

2. Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PELINDO I (PERSERO) MEDAN

a. Penggolongan Aktiva Tetap ..................................................... 43

b. Penyusutan Aktiva Tetap ......................................................... 49

c. Capital expenditure dan revenue expenditure perusahaan ......... 57

d. Penarikan Aktiva Tetap Perusahaan ......................................... 62

e. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ................... 65

B. Analisis Hasil Penelitian...................................................................... 66

a. Penggolongan Aktiva Tetap........................................................... 66

b. Perolehan aktiva tetap.................................................................... 66

c. Penyusutan Aktiva Tetap ............................................................... 67

d. Pengeluaran aktiva tetap ................................................................ 68

Universitas Sumatera Utara


e. Penarikan Aktiva tetap................................................................... 69

f. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan ......................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 71

A. Kesimpulan ......................................................................................... 71

B. Saran ................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual 27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penyesuaian Berdasarkan Metode Garis Lurus.....................................12

Tabel 2.2 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun.......................13

Tabel 2.3 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun ........................................... 15

Tabel 2.4 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda ................................ 16

Tabel 2.5 Penyesuaian Berdasarkan Jam Jasa ..................................................... 17

Tabel 2.6 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Unit Produksi..................... 18

Tabel 2.7 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Kelompok ................... 20

Tabel 2.8 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Jenis ............................ 21

Tabel 2.9 Penyesuaian berdasarkan Metode Anuitas .......................................... 23

Tabel 2.10 Tinjauan Peneliti Terdahulu.............................................................. 26

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................ 31

Tabel 4.1 Taksiran Umur Ekonomis Aktiva Tetap.............................................. 50

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran I Struktur Organisasi PT Pelabuhan


Indonesia I (Persero) Medan.
Lampiran II Laporan laba-rugi, neraca dan daftar
rekapitulasi aktiva tetap dan akumulasi
penyusutan.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai


kebijakan terhadap penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan, seperti cara perolehan aktiva tetap, pengeluaran
setelah perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penarikan aktiva
tetap, serta penyajian aktiva tetap tersebut dalam laporan keuangan. Sehingga
penulis dapat membandingkannya dengan Standart Akuntansi Keuangan.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode deskriptif.


Metode deskriptif adalah menyimpulkan, menafsirkan dan mengklarifikasi data
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekuder yang didapat penulis dari hasil wawancara langsung
dengan staf dan kepala pembukuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Setelah melakukan penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian dengan satu


kesimpulan bahwa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, telah menerapkan
Standart Akuntansi Keuangan terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan
antara lain (a) cara perolehan dan penentuan harga perolehan aktiva tetap, (b)
metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, (c). pengeluaran selama masa
penggunaan aktiva tetap, (d) penarikan aktiva tetap, (e) serta penyajian aktiva
tetap dalam laporan keuangan.

Kata kunci : Aktiva tetap, perolehan aktiva tetap, pengeluaran setelah


perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap,
penarikan aktiva tetap.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

This research aim to obtain get clear pictue policy to plant asset applied by
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, like a way of acquirement of plant
asset, method decrease of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset,
withdrawal of plant asset and also presentation of the plant asset in financial
statement, so that writer can compare it with SAK.

In research, writer use descriptive method. Descriptive Method is to collect,


interpreting and clarifying data as according to occurrence which in fact. Data
type the used is primary data and data of secondary got by writer from result
direct interview with head and staff bookkeeping of PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan.

Research having taken steps, writer obtain ; get result of research with one
conclusion that PT. PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam have applied SAK to
plant asset had by company, for example : (a) way of acquirement and price
pixing of acquirement of plant asset, (b) method enumeration of decrease of plant
asset, (c) expenditure during plant asset useful life, (d) withdrawal of plant asset,
(e) presentation of plant asset in financial statement.

Key word : Plant asset, a way of acquirement of plant asset, method decrease
of plant asset, expenditure after acquirement of plant asset.

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya memerlukan faktor-

faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki perusahaann digunakan untuk

dapat menghasilkan output baik berupa barang maupun jasa. Faktor produksi

ini antara lain berupa aktiva tetap yang nilainya cukup material dalam

menunjang kelancaran kegiatan perusahaan guna pencapaian tujuan.

Aktiva tetap adalah elemen utama dari kekayaan perusahaan yang

berjumlah besar dan mengalami penyusutan dalam satu periode. Penentuan

besarnya jumlah biaya penyusutan aktiva tetap ini merupakan masalah penting

didalam perusahaan, karena besar kecilnya investasi yang tertanam didalam

aktiva tetap mempengaruhi dan efektifitas perusahaan yang pada akhirnya

akan mempengaruhi pada keuntungan perusahaan. Aktiva tetap dapat

diperoleh dengan berbagai cara yakni membeli secara tunai, membeli secara

kredit atau angsuran, pertukaran, penerbitan, dibangun sendiri dan sumbangan

atau donasi. Cara perolehan aktiva tetap tersebut akan mempengaruhi

pencatatan harga perolehan.

Semua aktiva tetap yang dipergunakan dalam perusahaan baik yang

masih baru maupun yang lama memerlukan biaya perawatan dan

pemeliharaan agar kegunaan aktiva tetap tersebut sesuai dengan yang

direncanakan perusahaan. Aktiva tetap yang dipergunakan lama kelamaan

mengalami kerusakan, keausan dan susut, baik karena dipakai maupun karena

pengaruh lama kecuali tanah. Oleh karena itu maka terhadap aset tetap

Universitas Sumatera Utara


tersebut harus diadakan penyusutan sesuai dengan umur dan masa

manfaatnya. PT.PELINDO I (Persero) MEDAN bergerak di bidang Pelabuhan

dan perusahaan tentunya memerlukan aktiva tetap untuk mendukung

operasinya.

Aktiva tetap PT.PELINDO I (Persero) MEDAN mempunyai batas waktu

tertentu untuk tetap beroperasi secara layak pakai. Oleh karena itu aktiva tetap

memerlukan perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan yang membutuhkan dana

yang tidak sedikit. Dalam hal ini perlu suatu penetapan apakah pengeluaran-

pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut masuk kepada

pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau pengeluaran pendapatan

(Revenue Expenditure). Pengeluaran modal yaitu bila manfaat yang diperoleh

lebih dari satu periode akuntansi dan pengeluaran pendapatan yaitu bila

manfaat yang dioperoleh hanya dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

Mengingat pentingnya peranan aktiva tetap dalam mencapai tujuan

perusahaan dan nilainya yang cukup materil maka sangat dibutuhkan suatu

kebijakan terhadap aktiva tetap yang meliputi penetapan harga perolehan,

metode penyusutan, pengelompokan biaya, pelepasan aktiva tetap serta

penyajiannya di neraca.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas

masalah aktiva tetap ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Akuntansi

Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.

Universitas Sumatera Utara


B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai latar belakang masalah

diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah

Perlakuan Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan telah sesuai dengan PSAK 16?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Perlakuan

Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan telah sesuai dengan SAK.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, peneliti sejenis dan

perusahaan.

1. Bagi peneliti : memperoleh dan memberikan tambahan pengetahuan tentang

penerapan metode penyusutan terhadap aktiva tetap.

2. Bagi peneliti sejenis : memberikan informasi tambahan untuk dapat

melakukan penelitian yang lebih baik lagi.

3. Bagi perusahaan : Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai hal-

hal yang berkaitan dengan penerapan metode penyusutan terhadap aktiva tetap.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PENELITIAN

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya yang menjadi hak

milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

normal perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut PSAK

No.16 (2004 : paragraph 5) aktiva tetap adalah : “Aktiva berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu,

yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun”.

Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap,

maka ada beberapa defenisi aktiva tetap yang dikemukakan oleh beberapa

ahli dibidang akuntansi maupun lembaga profesi akuntansi seperti yang

diuraikan dibawah ini. Menurut Mulyadi (2002 hal.179) aktiva tetap

adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat

ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual. kembali”.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Soemarso (2003 hal.20) aktiva tetap adalah “aktiva

berwujud (tangible asset) yang (1) Masa manfaatnya lebih dari satu tahun;

(2) Digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) Dimiliki untuk dijual

kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) Nilainya cukup

besar”. Warren,dkk (2005 hal.492) mengemukakan bahwa, “aktiva tetap

(fixed asset) merupakan Aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative

permanen”.

Dari semua penjelasan dan defenisi yang dikemukakan diatas aktiva

tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. mempunyai bentuk fisik,

b. digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan,

c. dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual,

d. memiliki masa manfaat relatif permanen (lebih dari satu periode

akuntansi / lebih dari satu tahun),

e. memberi manfaat dimasa yang akan datang.

Aktiva tetap dapat dikelompokan ataupun digolongkan berdasarkan

berbagai sudut pandang antara lain dari sudut pandang substansinya dan

sudut pandang disusutkan dan tidak disusutkan.

1) Dari sudut pandang substansinya aktiva tetap dapat dibagi

menjadi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.

Universitas Sumatera Utara


a) Aktiva Berwujud (Tangible Assets)

Aktiva berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

yang berwujud, atau ada secara fisikserta tidak dimaksudkan

untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Aktiva tetap berwujud dibagi menjadi lima bagian, antara lain

Tanah, Bangunan, Kendaraan, Mesin, Peralatan, Inventaris.

b) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aktiva Tidak Berwujud merupakan aktiva jangka panjang yang

tidak eksis secara fisik yang bermanfaat bagi perusahaan dan

tidak untuk dijual. Aktiva tidak berwujud terdiri dari : Paten,

Hak Cipta dan Merek Dagang, Goodwill.

2) Dari sudut pandang disusutkan atau tidak disusutkan :

a) depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan

seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris fan lain-lain,

b) undepreciated plant assets, aktiva yang tidak disusutkan

seperti tanah.

2. Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan didalam menjalankan

operasinya akan mengalami penurunan produktivitas, kecuali tanah.

Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisik

dan faktor fungsional.

Universitas Sumatera Utara


a. Faktor fisik

Faktor fisik terjadi karena kerusakan dan keausan ketika digunakan

dan karena cuaca.

b. Faktor fungsional

Faktor fungsional terjadi karena :

1) ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan produksi,

2) perubahan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan,

3) kemajuan tegnologi sehingga aktiva tetap tersebut tidak

ekonomis lagi.

Menurut IAI, PSAK No. 16 “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu

aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat estimasi. Penyusutan

untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung

maupun tidak langsung.”Adapun tujuan dari penyusutan aktiva tetap

dalam suatu periode akuntansi juga dikemukakan oleh Hongren, Horrison,

Robinson dan Secokusomo (2001 : 509) yaitu : “tujuan utama dari

akuntasi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang

diperoleh perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya adalah untuk

memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena

pemakaiannya”.

Masa manfaat menurut PSAK No 16 (2009) adalah :

a. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau,

b. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari

aktiva oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Masa manfaat dapat dinyatakan dalam periode waktu, seperti bulan,

tahun, atau jasa operasi seperti jam kerja atau unit output. Pengalokasian

biaya aktiva berdasarkan pengurangan manfaat yang diperoleh dari

padanya dikenal tiga istilah yaitu penyusutan, deplesi dan amortisasi.

1. Penyusutan

Istilah penyusutan digunakan sebagai aktiva tetap yang dibuat

manusia yang dapat digunakan berulang-ulang dalam produksi,

2. Deplesi

Istilah ini digunakan sebagai penyusutan aktiva tetap yang berupa

sumber-sumber alam. Aktiva tersebut tidak dapat dipakai berulang-

ulang dan karena sifat alamiahnya justru menjadi produksi untuk

dijual,

3. Amortisasi

Istilah amortisasi sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud,

misalnya paten, goodwill dan biaya yang ditangguhkan.

Jika melihat semua keterangan diatas dapat disimpulkan ada 3 faktor

yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah beban penyusutan

yang diakui setiap periode yaitu harga perolehan, nilai residual dan masa

manfaat.

a) Harga Perolehan

Harga perolehan aktiva tetap meliputi seluruh pengeluaran yang

berkaitan dengan perolehan dan penyajiannya agar dapat dipakai,

Universitas Sumatera Utara


b) Nilai residual atau nilai sisa

Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada

saat aktiva sudah tidak digunakan lagi,

c) Masa Manfaat

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 16.2) dalam PSAK No.16

“masa manfaat adalah

(1) Periode suatu aktiva yang diharapkan digunakan oleh

perusahaan, atau

(2) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh

dari aktiva oleh perusahaan”.

Dalam prakteknya, tiga istilah yang berbeda telah dipakai secara luas

untuk menggambarkan proses alokasi biaya ini, tergantung pada jenis

aktiva yang bersangkutan. Ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut :

a. alokasi biaya aktiva berwujud disebut penyusutan,

b. untuk bahan mineral dan sumber daya alam lain, proses alokasi

biayanya dikenal dengan deplesi,

c. untuk aktiva tidak berwujud, seperti goodwill proses alokasi biaya

disebut amortisasi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan yang disusun oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (2009:16.3), metode alokasi biaya penyusutan

dikelompokkan menurut kriteria berdasarkan waktu, berdasarkan

penggunaan dan berdasarkan kriteria lainnya.

Universitas Sumatera Utara


1. Berdasarkan waktu
a. Metode garis lurus (straight-line-depreciation,
b. Metode pembebanan menurun (decreasingt-charge-
depreciation):
(1) Metode-jumlah-angka Tahun (sum-of-the-year-digit
method),
(2) Metode-saldo-menurun/Saldo-menurun-ganda
(declining/double declining-balance-method).
2. Berdasarkan penggunaan :
a. Metode-jam-jasa (service-hour-method),
b. Metode-jumlah-unit-produksi (productive-output-method).
3. Berdasarkan kriteria lainnya :
a. Metode-berdasarkan jenis dan kelompok (group-and-composite-
method),
b. Metode-anuitas (annuity-method),
c. Sistem-persediaan (inventory-system).

Penggunaan dari masing-masing metode penyusutan diatas beserta

contoh perhitungan penysutannya akan dicoba dijelaskan oleh penulis

sebagai berikut.

1. Berdasarkan waktu

a. Metode garis lurus (straight-line-depreciation)

Metode garis lurus adalah metode yang paling sering

digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaanya. Dalam

metode garis lurus aktiva tetap dianggap sama penggunaanya

sepanjang waktu artinya mempertimbangkan penyusutan sebagai

fungsi waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Beban penyusutan

besarnya sama setiap periode (kecuali ada penyesuaian-

penyesuaian). Kelemahan metode garis lurus adalah kapasitas

produksi aktiva tetap semakinlama semakin menurun serta biaya

pemeliharaan dan reperasi dari suatu periode ke periode berikut

Universitas Sumatera Utara


akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur aktiva

tetap tersebut.

Untuk perhitungan penyusutan garis lurus didasarkan pada

anggapan-anggapan sebagai berikut :

1) kegunaan ekonomi aktiva tersebut sama setiap tahun dan,

2) beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap

periode.

Untuk menentukan besarnya penyusutan dihitung dengan

menggunakan rumus

Penyusutan Garis Lurus =


Harga Perolehan - Nilai Sisa
Estimasi Umur Manfaat dalam Tahun

Atau dalam Persentase = = d%


100%
n

Penyusutan (D) = d% x (Biaya Akuisisi - Nilai Residu)

Contoh :

PT .X membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp.

20.000.000-. Taksiran nilai sisa Rp. 2.000.000,- dengan taksiran

umur mesin 5 tahun, maka biaya penyusutan dapat dihitung

sebagai berikut

Penyusutan Garis Lurus =


Harga Perolehan - Nilai Sisa
Estimasi Umur Manfaat dalam Tahun

=
Rp. 20.000.000 - Rp.2.000.000
5

= Rp.3.600.000,-

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Penyesuaian berdasarkan Metode Garis Lurus
Beban Akumulasi
Thn. Harga perolehan Nilai Buku
Penyusutan Penyusutan
1 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 3,600,000 Rp. 6,400,000
2 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 7,200,000 Rp. 2,800,000
3 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000
4 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000
5 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000

Metode garis lurus lebih sesuai jika dipergunakan oleh

perusahaan yang produksinya dari tahun ke tahun tidak banyak

berfluktuasi. Bila produksi dari tahun ke tahun sangat bervariasi,

penggunaan metode garis lurus kurang tepat, karena penghapusan

selalu sama setiap tahunnya. Pada periode dimana produksinya

rendah, beban penyusutan per unit bisa menjadi lebih besar,

demikian sebaliknya. Fluktuasi beban penyustan mempengaruhi

tingkat penjualan. Pada saat pasar sedang sepi dimana prosuksi

kecil, harga pokok produk tersebut bisa menjadi tinggi. Demikian

sebaliknya, pada saat pasar sedang ramai, harga pokok justru

rendah.

b. Metode pembebanan menurun (decreasingt-charge-

depreciation)

(1) Metode-jumlah-angka tahun (sum-of-the-year-digit method)

Dalam metode jumlah angka tahun beban penyusutan

akan menurun secara tetap, karena angka pecahan dikalikan

setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan

nilai sisa jika ada. Pecahan dihitung dalam periode umur aktiva

Universitas Sumatera Utara


tersebut. Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang ikut

menurun, sedangkan penyebutnya adalah hasil penjumlahan

angka-angka itu. Jika suatu aktiva taksiran umurnya 5 tahun,

maka penyebut pecahan penyusutan dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

r= n(n+1) = 15
2
atau dapat dihitung dengan cara lain yaitu : 5 + 4 + 3 + 2 + 1 =

15

Contoh :

PT X membeli peralatan seharga Rp.20.000.000,- dengan

taksiran umur ekonomis 5 tahun dan nilai residunya ditaksir

sebesar Rp.2.000.000,-

Harga Perolehan : Rp.20.000.000,-

Nilai Sisa : Rp. 2.000.000,-

Nilai Buku : Rp.18.000.000,-

Tabel 2.2 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka


Tahun
Akumu-lasi
Dasar Nilai
Thn Beban Penyusutan Penyusu-
Penyusutan Buku
tan
Rp.20,000,000
5/15 x Rp.18.000.000
1 Rp.18,000,000 Rp. 6,000,000 Rp.14,000,000
=Rp.6,000,000
4/15 x Rp.18.000.000
2 Rp.18,000,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000
=Rp.4,800,000
3/15 x Rp.18.000.000
3 Rp.18,000,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000
=Rp.3,600,000
2/15 x Rp.18.000.000
4 Rp.18,000,000 Rp.16,800,000 Rp. 3,200,000
=Rp.2,400,000
1/15 x Rp.18.000.000
5 Rp.18,000,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000
=Rp.1,200,000

Universitas Sumatera Utara


(2) Metode-saldo-menurun / Saldo-menurun-ganda (declining /

double declining – balance – method)

Metode saldo menurun adalah perhitungan beban

penyusutan dalam suatu periode dengan mengalikan suatu

persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap,

dengan menggunakan rumus :

r = 1- n
s
c

Keterangan :
r = persentase per tahun
s = nilai sisa
n = taksiran umur prmakaian
c = harga perolehan

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai

sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dengan

penyusutan saldo menurun, dapat dihitung sebagai berikut

r = 1- n
s
c

r = 1- 5
Rp.2.000.000
Rp.20.000.000

r = 1 − 0,63
r = 37% (dibulatkan)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun
Akumulasi
Thn Beban Penyusutan Nilai Buku
Penyusutan
Rp.20,000,000
1 37% x Rp.20.000.000 = Rp.6,400,000 Rp.2,466,667 Rp.17,533,333
2 37% x Rp.20.000.000 = Rp.6,487,333 Rp.4,196,622 Rp.15,803,378
3 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,847,250 Rp.5,366,072 Rp.14,633,928
4 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,414,553 Rp.6,088,013 Rp.13,911,987
5 37% x Rp.20.000.000 = Rp.5,147,435 Rp.6,431,175 Rp. 3,568,825

Beban penyusutan yang dihitung dengan metode saldo

menurun tiap periode akan semakin kecil dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Metode saldo menurun tidak dapat

digunakan apabila aktiva yang dihitung tersebut tidak memiliki

nilai sisa.

Metode saldo menurun ganda hampir sama dengan metode

saldo menurun. Perbedaanya hanya terletak pada penentuan

persentase tarif penyusutan. Untuk menentukan persentase tarif

penyusutan dalam periode ini dengan mengalikan dua persentase

tarif penyusutan yang digunakan dalam menghitung penyusutan

garis lurus tanpa memperhatikan nilai sisa. Misalnya suatu

peralatan dengan taksiran umur 5 tahun maka tarif berganda

adalah 2(100%/5) = 40%.

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai

sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dan

penyusutan dapat dihitung sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda:
Tarif
Nilai Buku
Saldo Beban Akumulasi
Thn Aktiva Awal Nilai Buku
Menurun Penyusutan Penyusutan
Tahun
Ganda
Rp.20,000,000
1 Rp.20,000,000 40% Rp.8,000,000 Rp. 8,000,000 Rp.12,000,000
2 Rp.12,000,000 40% Rp.4,800,000 Rp.12,800,000 Rp. 7,200,000
3 Rp. 7,200,000 40% Rp.2,880,000 Rp.15,680,000 Rp. 4,320,000
4 Rp. 4,320,000 40% Rp.1,728,000 Rp.17,408,000 Rp. 2,592,000
5 Rp. 2,592,000 40% Rp. 592,000 Rp.16,816,000 Rp. 2,000,000

Beban penyusutan pada tahun terakhir terbatas hanya pada

Rp. 592.000,- karena nilai buku tidak boleh lebih rendah dari

nilai sisa.

2. Berdasarkan penggunaan

a. Metode-jam-jasa (service-hour-method)

Metode jam jasa didasarkan atas asumsi bahwa penurunan

umur manfaat aktiva tetap dihubungkan langsung dengan jumlah

waktu penggunaan aktiva. Sehingga di dalam mengestimasi umur

aktiva tersebut diperlukan taksiran usia dalam ukuran jasa jam

produksi. besarnya beban penyusutan menurut metode jam jasa

adalah mengalikan jam jasa aktiva tetap dengan tingkat penyusutan

per jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah

dengan rumus berikut :

Penyusutan =
Harga Perolehan - Nilai Sisa
Jumlah Jam Kerja

Universitas Sumatera Utara


Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai

sisa Rp.1.500.000,- Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi

sebesar 500.000 jam. Beban penyusutan mesin per jam dapat

dihitung sebagai berikut

Penyusutan = = 37,-/ Jam


Rp.20.000.000 - Rp.1.500.000
500.000 jam

Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama

100.000 jam kerja maka beban penyusutan untuk tahun tersebut

adalah : 100.000 jam x 37 jam = Rp.3.700.000,-

Tabel 2.5 Penyesuaian berdasarkan Jam Jasa


Jam Beban Akumulasi
Tahun Nilai Buku
kerja Penyusutan Penyusutan
Rp. 20,000,000
1 100,000 Rp. 3,700,000 Rp. 1,850,000 Rp. 16,300,000
2 20,000 Rp. 740,000 Rp. 2,590,000 Rp. 15,560,000
3 130,000 Rp. 4,810,000 Rp. 7,400,000 Rp. 10,750,000
4 140,000 Rp. 5,180,000 Rp.12,580,000 Rp. 5,570,000
5 110,000 Rp. 4,070,000 Rp.16,650,000 Rp. 1,500,000

b. Metode-jumlah-unit-produksi (productive-output-method)

Pada dasarnya sama dengan metode jam jasa. Jika pada

metode sebelumnya menggunakan jam kerja sebagai dasar

perhitungan maka pada metode jumlah unit produksi jumlah jam

kerja tersebut digambarkan sebagai output atau produksi dalam

unit. Rumus untuk mencari besarnya penyusutan per unit adalah

Universitas Sumatera Utara


Penyusutan =
Harga Perolehan - Nilai Sisa
Output

Untuk mencari besarnya beban penyusutan per tahun adalah Total

produksi tahun berjalan x besarnya penyusutan per unit.

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai

sisa Rp.1.500.000,- Taksiran produksi aktiva tersebut sebesar

1.000.000 unit, maka beban penyusutan mesin per unit dapat

dihitung sebagai berikut

Penyusutan = = Rp.18,5 / Unit


Rp.20.000.000 - Rp.1.500.000
1.000.000 Unit

Jika pada hari pertama diproduksi 120.000 unit, maka

besarnya beban penusutan untuk tahun tersebut adalah : 120.000

unit x Rp.18,5/unit = Rp.2.220.000,-

Tabel 2.6 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Unit Produksi


Beban Akumulasi
Thn. Unit Nilai Buku
Penyusutan Penyusutan
Rp. 20,000,000

1 120,000 Rp. 2,220,000 Rp. 1,850,000 Rp. 17,780,000


2 150,000 Rp. 2,775,000 Rp. 4,625,000 Rp. 15,005,000
3 300,000 Rp. 5,550,000 Rp.10,175,000 Rp. 9,455,000
4 240,000 Rp. 4,440,000 Rp.14,615,000 Rp. 5,015,000
5 190,000 Rp. 3,515,000 Rp.18,130,000 Rp. 1,500,000

Universitas Sumatera Utara


3. Berdasarkan kriteria lainnya

a. Metode-berdasarkan jenis dan kelompok (group-and-

composite-method)

Perhitungan penyusutan menurut metode kelompok, tarif

penyusutan didasarkan pada umur rata-rata seluruh aktiva dalam

kelompok. Apabila menggunakan metode berdasarkan jenis dan

kelompok akan tidak ada nilai buku aktiva tetap yang dihdapuskan

100 %. Penyusutan dicatat berdasarkan nilai sisa tanpa memandang

umur aktiva tersebut. Apabila suatu aktiva dalam kelompok

tersebut dihentikan penggunaanya, tidak ada keuntungan dan

kerugian yang akan dicatat, perkiraan aktiva tersebut dikredit

sebesar harga perolehannya dan perkiraan penilaian didebit sebesar

selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa.

Contoh

PT.X membeli duapuluh buah mesin dengan harga Rp.20.000.000,-

Taksiran umur aktiva tersebut 5 tahun Enam buah peralatan

tersebut ditarik pada akhir tahun ke-4. duabelas buah mesin ditarik

pada tahun ke-5 dan sisanya berhenti beroperasi pada tahun ke-6.

berdasarkan rata-rata umur tersebut 20% dari harga perolehan akan

dibebankan sebagai penyusutan. beban penyusutan sebenarnya

adalah Rp. 2.000.000,- per mesin per tahunnya. Maka beban

penyusutan dapat dihitung sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.7 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan
Kelompok
Ak-
Beban Aktiva Akumulasi Penyusutan Nilai
hir
Penyusutan Debit Kredit Saldo Debit Kredit Saldo Buku
Thn
Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000
1 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp. 4,000 Rp.16,000
2 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp. 8,000 Rp.12,000
3 Rp. 4,000 Rp.20,000 Rp. 4,000 Rp.13,600 Rp. 6,400
4 Rp. 4,000 Rp. 6,000 Rp.14,000 Rp. 6,000 Rp. 4,000 Rp.10,000 Rp. 4,000
5 Rp. 2,800 Rp. 8,000 Rp. 6,000 Rp. 8,000 Rp. 2,800 Rp. 4,800 Rp. 1,200
6 Rp. 1,200 Rp. 6,000 - Rp. 6,000 Rp. 1,200 -
Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000 Rp.20,000 Rp. 20,000

Maka pada akhir tahun 1, 2, 3, dan 4 penyusutan dicatat

sebagai berikut

Biaya Penyusutan Rp.4.000.000,-

Akumulasi Penyusutan Rp.4.000.000,-

Dan pada tahun ke-5 dan tahun ke-6 penyusutanya masing-masing

Rp. 2.800.000,- dan Rp.1.200.000,-.

Jika dalam metode penyusutan kelompok, jenis aktiva yang

dikelompokkan adalah aktiva yang sejenis, maka dalam Metode

Jenis yang dikelompokkan memiliki masa manfaat yang berbeda-

beda maka penyusutannya dihitung dengan mencari umur rata-rata

terlebih dahulu. Jika terjadi penarikan dalah satu aktiva yang

dikelompokkan maka dijurnal dengan mengkreditkan perkiraan itu

dan mendebit perkiraan akumulasi penyusutan sebesaar perbedaan

harga pokok dengan nilai residu. Dan tidak dicatat laba/rugi pada

saat penarikan suatu aktiva.

Universitas Sumatera Utara


Contoh

Tabel 2.8 Penyesuaian berdasarkan Metode Penyusutan Jenis


Harga Taksiran Beban
Jenis Harga Perolehan Umur Penyusutan
Nilai Residu
Aktiva Perolehan yang dalam Tahunan
Disusutkan Tahun (Garis Lurus)

A Rp 4,000,000 Rp. 800,000 Rp. 3,200,000 5 Rp. 640,000


B Rp. 7,000,000 Rp.1,200,000 Rp. 5,800,000 5 Rp.1,160,000
C Rp.10,000,000 Rp.2,000,000 Rp. 8,000,000 5 Rp.1,600,000
D Rp. 8,000,000 Rp.1,000,000 Rp. 6,200,000 10 Rp. 620,000
Rp.29,000,000 Rp.5,000,000 Rp.23,200,000 Rp.4,020,000

Tarif penyusutan dapat dihitung sebagai berikut

Rata - rata Umur Aktiva =


Total Biaya Penyusutan
Total Harga Perolehan

= = 5,7 Tahun
Rp.23.200.000
Rp.4.020.000

Tarif penyusutan =
Penusutan per Tahun
Harga Perolehan

= = 13,86%
Rp.4.020.000
Rp.29.000.000

b. Metode-anuitas (annuity-method)

Dalam metode anuitas aktiva tetap dianggap sebagai aktiva

yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga

perolehan dari aktiva tersebut dianggap sebagai present value yang

akan didiskontokanatau jasa yang akan diberikannya secara merata

selama umur teknisnya. Menurut metode anuitas penyusutan

merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga perolehan

Universitas Sumatera Utara


aktiva yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan.

beban penyusutannya dihitung berdasarkan rumus berikut

Penyusutan =
Harga Perolehan - Present Value Nilai Sisa
PVIFn,, i

Contoh

PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.1.600.000,- nilai

sisa Rp.134.776,- dengan tingkat bunga 10%. Taksiran umur aktiva

tersebut adalah 10 tahun, maka beban penyusutan mesin dapat

dihitung sebagai berikut

Penyusutan =
Rp.1.600.000 - PVIF5,, 10 Rp.134.776
PVIF5,, 10

=
Rp.1.600.000 - Rp.134.776 x 0,1241842
7,581574

=
Rp.1.600.000 - Rp.83.668
7,581574

= Rp.400.000

Melalui perhitungan diatas diketahui besarnya beban

penyusutan adalah sebesar Rp.400.000,- per tahun yang akan

didistribusikan sebagai angka Implicit Interest Revenue dan

penyusutan. Interest revenue dihitung 10% dari nilai buku. Iktisar

beban penyusutan, interest revenue, dan akumulasi penyusutan

dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.9 Penyesuaian berdasarkan Metode Anuitas
Implisit
Akumulasi
Interest Akumulasi
Thn Penyusutan Penyusutan Nilai Buku
Revenue Penyusutan
/tahun
10%
Rp.1,600,000
1 Rp. 400,000 Rp.160,000 Rp.240,000 Rp. 240,000 Rp.1,360,000
2 Rp. 400,000 Rp.136,000 Rp.264,000 Rp. 504,000 Rp.1,096,000
3 Rp. 400,000 Rp.109,600 Rp.290,400 Rp. 794,400 Rp. 805,600
4 Rp. 400,000 Rp. 80,560 Rp.319,440 Rp.1,113,840 Rp. 486,160
5 Rp. 400,000 Rp. 48,616 Rp.351,384 Rp.1,465,224 Rp. 134,776

Tahun I

Beban penyusutan Rp.400.000,-

Interest Revenue Rp.160.000,

Akumulasi Panyusutan Rp.240.000,-

Tahun II

Beban penyusutan Rp.400.000,-

Interest Revenue Rp.136.000,-

Akumulasi Panyusutan Rp.264.000,-

Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan

beban bersih (biaya perusahaan) yang menunjukkan peningkatan

tiap tahun sehingga totalnya sama dengan harga pokok dikurangi

nilai residu. Metode anuitas sangat cocok digunkan dalam

mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang diperoleh secara

leasing.

Universitas Sumatera Utara


c. Sistem-persediaan (inventory-system)

Dalam metode persediaan, penyusutan dihitung dengan

menambah persediaan awal aktiva yang tersedia dengan perolehan

aktiva tetap selama periode berjalan, kemudian dikurangi

persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode persediaan biasanya

dipakai untuk menilai aktiva tetap yang kecil-kecil seperti perkakas

atau peralatan metode persediaan cukup mudah digunakan, tetapi

tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu juga sulit

menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut pada

akhir periode.

3. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002 : 1.3) laporan keuangan

yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut :

1. neraca,
2. laporan laba rugi,
3. laporan perubahan ekuitas,
4. laporan arus kas,
5. catatan atas laporan keuangan.

Aktiva tetap perusahaan disajikan dalam laporan keuangan pada

komponen neraca dan berada pada sisi debit neraca. Menurut Sofyan Safri

harahap (2002 : 123), bentuk penyajian aktiva tetap di dalam neraca yang

umumnya sering digunkanan oleh perusahaan adalah :

1. “neraca yang hanya mencantumkan nilai buku saja atau nilai cost
aktiva tetap masing-masing dan kemudian dikurangi akumulasi
penyusutan secara global,

Universitas Sumatera Utara


2. informasi yang lebih lanjut dapat dibuat dalam catatan atas laporan
keuangn. Di sini dapat dibuat nilai cost masing-masing dan
akumulasi penyusutan masing-masing,
3. informasi yang lebih lanjut lengkap dapat dilihat melalui lampiran
daftar aktiva tetap”.

Berikut ini penulis akan mencoba membuat suatu contoh penyajian


aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Neraca
Per 31 Desember 200x

ASET KEWAJIBAN dan EKUITAS

Aset Lancar Kewajiban Lancar xxxx

Kas xxxx
Investasi Jangka Pendek xxxx
Piutang xxxx
Persediaan xxxx
Jumlah Aset Lancar xxxx

Aset Tetap Kewajiban Tak Lancar xxxx


Tanah xxxx
Bangunan xxxx
Kendaraan xxxx
Peralatan xxxx
Inventaris Kantor xxxx
Aset Tetap Tidak Berwujud xxxx
Jumlah Aset Tetap xxxx Ekuitas xxxx

Jumlah Aset xxxx Jumlah Kewajiban


dan Ekuitas xxxx

Universitas Sumatera Utara


B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Di bawah ini terdapat dua buah hasil penelitian terdahulu, yaitu :

Tabel 2.10
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Nama Perumusan Masalah Hasil Penelitian

Ernie M. Apakah penggunaan, Kebijakan perusahaan dalam menentukan


Tampubolon penghentian aktiva tetap dan capital expenditure atau renenue expenditure
Tahun penyajiannya dalam laporan dalam hal biaya pemeliharaan dan perawatan,
Penelitian: keuangan telah sesuai dengan yaitu dengan mengelompokkan dan
2005 PSAK No.16 pemeliharaan aktiva perusahaan dalam 4
bagian.
Dalam menghitung penyusutan perusahaan
menggunakan metode Garis Lurus.
Kebijakan perusahaan untuk masalah
penghentian aktiva tetap termasuk cara
penghentian, pengalokasian biaya yang terjadi
pada saat penghentian, dan lain-lain sudah
cukup baik.

Ramot Bagaimana perlakuan Akuntansi Pada dasarnya, proses pengakuan awal yang
Nurlela. A dalam hal pengakuan dan dilakukan oleh perusahaan terhadap bus-
Tahun pengukuran aktiva tetap pada busnya sudah memadai, namun proses
Penelitian: perusahaan jasa angkutan darat pencatatan dan perlakuan akuntansi selama
2004 Antar Kota Antar Propinsi di penggunaan aktiva tetap yang belum
lingkungan Dinas Perhubungan sempurna menimbulkan kesulitan dalam hal
Medan-Sumatera Utara dan pengukuran nilai aktiva tetap dalam laporan
apakah perlakuan akuntansi keuangan perusahaan pada akhir periode
tersebut telah sesuai dengan akuntansi.
Standar Akuntansi keuangan
yang berlaku di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


C. Kerangka Konseptual

Untuk meneyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis

akan menguraikan alur berfikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut :

PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

Capital
Perolehan Pengeluaran terhadap Expenditure
Aktiva Tetap Aktiva Tetap

Revenue
Penarikan Aktiva Tetap Expenditure

Penyusutan aktiva Tetap

Penyajian Aktiva Tetap


dalam Laporan
Keuangan sesuai SAK

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis. 2010

Kebijakan akuntansi aktiva tetap yaitu kebijakan dalam pemilihan prinsip-

prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang diterapkan oleh

perusahaan untuk menentukan :

a. cara perolehan aktiva tetap,

b. pengeluaran-pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap yang

terbagi menjadi capital expenditure dan revenue expenditure,

Universitas Sumatera Utara


c. penarikan aktiva tetap,

d. metode penghitungan penyusutan aktiva tetap,

e. penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Sehingga kebijakan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu

PSAK No.16.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk deskriptif,

yaitu penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari

suatu objek penelitian. Tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan

menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang

akan dipecahkan.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang dipergunakan yaitu:

1. data kualitatif merupakan serangkaian informasi yang berasal dari hasil

penelitian masih berupa fakta-fakta verbal dari keterangan. Seperti

sejarah perusahaan, struktur organisasi dan bidang-bidang kerja,

2. data kuantitatif merupakan data berbentuk angka-angka baik secara

langsung dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif

menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala interval. Seperti

laporan keuangan perusahaan.

Dalam penelitian ini, sumber data yang bersumber dari :

a) data primer, yaitu data yang diperoleh melalui hasil wawancara

dengan staf dan karyawan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan,

Universitas Sumatera Utara


b) data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

yang berupa artikel, buku-buku dan dokumen yang berhubungan

dengan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik

wawancara dan teknik dokumentasi.

1. Teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab langsung ke bagian keuangan, akuntansi dan umum,

2. Teknik dokumentasi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap

catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai

objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang dipakai dalam menganalisis masalah adalah

metode deskripsi dan metode deduktif.

1. Metode Deskripsi

Metode deskripsi yaitu metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data, menyusun, menginterprestasikan serta

menganalisanya sehinga diperoleh gambaran masalah yang diteliti,

2. Metode Deduktif

Metode deduktif yaitu suatu metode yang mengadakan pemikiran logika

dan diterima umum dalam rangka pengambilan keputusan dari fakta

Universitas Sumatera Utara


yang sedang diamati tersebut, kemudian memberikan saran berdasarkan

kesimpulan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan November

2010 sampai dengan selesai, dilakukan penulis di PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan (2010)
Tahapan Penelitian September Oktober November Desember
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Pengajuan Judul
Penyelesaian
Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Penulisan Laporan
Penelitian Skripsi
Penyelesaian Laporan
Penelitian Skripsi

Penjelasan

1. Pengajuan judul dilaksanakan pada minggu pertama di Bulan

September 2010.

2. Penyelesaian proposal dilaksanakan selama 3 minggu dari minggu

kedua Bulan September 2010.

3. Bimbingan proposal di laksaanakan selama 3 minggu dari minggu I s/d

minggu III pada Bulan oktober 2010.

Universitas Sumatera Utara


4. Seminar proposal dilaksanakan pada minggu ke IV Bulan Oktober

2010.

5. Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanaakan 2 minggu dari

minggu I s.d minggu II Bulan November 2010

6. Penulisan laporan penelitian skripsi dilaksanakan selama 3 minggu

dari minggu III s.d minggu I Bulan Desember 2010.

7. Penyelesaian laporan penelitian skripsi dilaksanakan selama 3 minggu

dari minggu II s.d minggu IV Bulan Desember 2010.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan pada hakekatnya merupakan

suatu usaha yang berkemang pesat dari usaha – usaha BUMN di lingkungan

Departement Perhubungan. PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan

sebelumnya berstatus sebagai Perusahaan Umum (PERUM). BUMN ini didirikan

berdasarkan peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas

Fatimah SH No. 1 tanggal Desember 1992 yang telah diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 87 TAhun 1994 tanggal 1 November 1994.

Nama lengkap perusahaan ini adalah PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan, berkantor pusat di Jl Krakatau Ujung No. 100,Medan 20241, Sumatera

Utara, Indonesia. Untuk mendapatkan kedudukan hukum perusahaan yang

berstatus PT.(Persero) perusahaan ini telah melewati perjalanan yang panjang

sesuai perkembangan lingkungan yang dihadapiya, dahulu perusahaan ini

berstatus sebagai haven bedrif. Setelah kemedekaan Republik Indonesia tahun

1951 sampai dengan 1960 perusahaan ini berstatus sebagai jawatan. Untuk

menyesuaikan dengan undang-undang tentang bentuk-bentuk Badan Usaha Milik

Negara, sejak tahun 1960 sampai 1964 perusahaan ini berubah status menjadi

Universitas Sumatera Utara


Negara Pelabuhan di singkat PN. Pelabuhan Port Authority atau Penguasaan

Pelabuhan (1964 sampai dengan 1969).

Dalam periode 1969 sampai 1983 terjadi reorganisasi kelembagaan

dipelabuhan yakni PN Pelabuhan digabung dengan lembaga penguasa pelabuhan

menjadi Badan Penguasa Pelabuhan yang singkat B.P.P yang merupakan wadah

Perusahaan Negara Pelabuhan dalam likuidasi. Pinata lembaga kepelabuhan di

Indonesia berjalan terus sesuai dengan tuntutan zaman. Pada tahun 1983

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1983 ditetapkan perubahan

bentuk hukum Badan Pengusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Umum

Pelabuhan Indonesia I yang disingkat Perumpel 1.

Untuk lebih memberikan keleluasaan dan kemandirian usaha berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel 1 memperoleh status sebagai

persero. Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan dilaksanakan

dengan Akte Pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat dihadapan Notaris Imas

Fatimah, SH di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1992 Nomor 1. Akte Notaris

tersebut disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 1 Juni 1994 No. C2.8519

HT 01.01 tahun 1994 yang kemudian didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan

Negeri Medan tanggal 16 Juli 1994, di bawah nomor 552/PT/PENDIDIKAN

NASIONAL INDONESIA MERDEKA 1994 dan terakhir telah diumumkan

dalam Berita Negara RI No. 8692 tahun 1994.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan adalah Badan Usaha Milik

Negara Dilingkungan Departement Perhubungan. Sebagai salah satu dari 17

BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan oleh pemerintah diberi

Universitas Sumatera Utara


wewenang sebagai pelaksana penyelenggara pelayanan dan pengusahaan jasa

pelabuhan umum yang diusahakan berlokasi di Daerah Istimewa Aceh, Propinsi

Sumatera Utara dan Propinsi Riau. Sebagai persero, pemilikan saham sepenuhnya

ditanga pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan

Pembinaan teknis operasional berada ditangan Departement Perhubungan Laut.

Pelabuhan Belawan merupakan cabang utama yang berada di Sumatera Utara,

Aceh dan Riau.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, sebagai Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang berbentuk perseroan yang bergerak dalam bidang

pelayanan Jasa Kepelabuhan dan usaha lainnya untuk pencapian tujuan

perusahaan. Adapun tujuan perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam anggaran

dasar PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan, adalah untuk melaksanakan

dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan serta memupuk keuntungan bagi perseroan dengan

menyelenggarakan jasa ke pelabuhan dan usaha – usaha lainnya yang

mempunyai hubungan dengan usaha tersebut.

Untuk pencapaian tujuan PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan,

telah menyusun misi dan visi.

- Misi Perusahaan

Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistic

untuk memuaskan kebutuhan berkualitas yang berperan sebagai pusatlogistik

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan

ekonomi melalui pemberdayaan sumber daya manusia.

Universitas Sumatera Utara


- Visi Perusahaan

Dapat dikenal secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan

berkelas dunia.

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan memiliki bidang-bidang

usaha sebagai berikut :

1) mengusahakan kolam-kolan pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas

pelayaran dan tempat berlabuhnya kapal,

2) mengusahakan jasa – jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage)

dan penundaan kapal.,

3) mengusahakan dermaga dan fasilitas lainnya,

4) mengusahakan gudang – gudang dan tempat penimbunan barang-barang

angkutan Bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan,

5) mengusahakan jasa terminal, yang terdiri atas Usaha Bongkar muat dan usaha

terminal Peti Kemas,

6) mengusahakan tanah, perairan, bangunan listrik, dan air minum yang

berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkatan laut,

7) mengusahakan jasa konstruksi dan konsultasi pendidikan dan pelatihan yang

berkaitan dengan pelabuhan,

8) mengusahaan Rumah Sakit,

9) usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat dlam upaya pencapaian

tujuan perusahaan. Untuk itulah maka struktur organisasi didisain sesuai dnegan

kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan haruslah

mampu menggunakan seluruh daya yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal.

Dengan demikian maka struktur organisasi yang baik akan dapat membagi seluruh

tugas, wewenang, tanggung jawab dan mampu mengatur tata hubungan yang

harmonis antar unti – unit organisasi yang ada dalam perusahaan.

Sesuai dengan keputusan direksi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan No. PR>01/1/14/P.1-01 tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Pusat

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan (lampiran) bahwa struktur

organisasi perusahaan adalh berbentuk garis dan staf. Struktur organisasi Kantor

Pusat terdiri dari a). Direksi, b)Direktorat Usaha, c)Direktorat Teknik,

d)Direktorat Keuangan, e). Direktorat Personalia dan Administrasi Umum, f)

Satuan pengawas Intern, g). Bagian Perencanaan, informasi dan Pengembangan,

h) Bagian Hubungan Masyarakat, Sedangkan Unit Pelaksana terdiri dari : a)

Cabang, b) Perwakilan, c) Unit Usaha, d) Aneka Perusahaan, e) Perusahaan

Patungan.

Universitas Sumatera Utara


1. Direksi

Direksi mempunyai tugas pokok berikut :

a. memimpim, mengurus dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas

pokok perusahaan,

b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan,

c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadiln, baik yang

berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai berikut dari

pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b ,

d. melaksanakan kebijaksanaan umum yang telah digariskan oleh RUPS ,

e. merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan Perusahaan sesuai dengan

kebijakan umumyang telah ditetapkan oleh RUPS ,

f. menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJJP) dan Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada waktunya,

g. menyampaikan laporan pertanggungjawban kegiatan perusahaan dan

pehitungan hasil usha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh

RUPS.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direksi mempunyai fungsi yaitu :

a. perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan,

b. pengembangan Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Manajemen

Perusahaan,

c. pengelolaan kegiatan – kegiatan perusahaan secara terpadu,

d. pengendalian Perusahaan.

Pelaksanaan tugas Direksi diatur sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara


a. Direktur Utama :

Adapun tugas direksi utama adalah :

1) untuk dan aras nama serta mewakili Direksi menerima petunjuk-

petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang

kebijksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan

tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS ,

2) melasanakan tugas – tugas pokok Perusahaan dan usaha lain ,

3) mengandalikan pelaksanaan kebijaksanaan Direksi yang dilakukan

oleh para Direktur serta mengandalikan pelaksanaan tugas Kepala

satuan Pengawas Intern, Kepala Bagian Perencanaan dan

Pengembangan, Kepala Bagian Sistem dan Teknologi Informasi,

Corporate Secretary, General Manager / Manager Cabang dan Kepala

Unit Pelaksana lainnya.

b. Para Direktur

Adapun tugas direktur adalah :

1) memberikan bahan-bahan masukan, pertimbangan, saran – saran

untuk menetapkan kebijakan Direksi,

2) bertindak atas nama Direksi untuk masing-masing Direkorat,

3) disamping tugasnya sebagai anggota Direksi, masing-maisng Direktur

bertugas memimpim seluruh kegiatan tatalaksana direkorat yang

dipimpimnya,

4) dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-maisng Direktur wajib

bertindak sesuai dengan dengan kebijaksanaan Direksi,

Universitas Sumatera Utara


5) masing – masing Direktur dapat bertindak untuk dan atas nama serta

mewakili Direksi setelah diberi pelimpahan wewenang berdasarkan

surat kuasa dari Direktur Utama.

c. Untuk kelancaran pelaksana tugas, Direktus Utama dibantu oleh Satuan

Pengawasan Intern, Bagian Perancanaan dan Pengembangan, Bagian

Sistem dan Teknologi Inforamasi serta Corporate Secretary.

Saya sebagai penulis mengadakan riset bagian akuntasi yang berada dibawah

wewenang Direktur Keuangan selanjutnya struktur organisasi yang diterangkan

adalah pada Direktorat Keuangan.

2. Direktorat Keuangan

Direktorat Keuangan mempunyai tugas membina dan menyelengarakan

kegiatan administrasi perencanaan dan pengadilan anggaran, perbendaharaan dan

portofolio investasi, akuntasi dan kemitraan serta bina lingkungan, sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan perusahaan. Untuk menmyelenggakan tugasnya

Direktorat Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pembinaan dan penyelenggaraan administrasi Perencanaan dan Pengendalian

anggaran,

b. pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan dan Portofolio investasi,

c. pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi,

d. pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan,

Direktorat Keuangan membawahi bidang

Universitas Sumatera Utara


A. Bidang Administrasi Perencanaan dan Pengadilan Anggaran

Bidang admistrasi perencanaan dan pengendalian anggaran mempunyai tugas

menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja dan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) serta penyelenggaraan administrasi

pengendalian anggaran pendapatan, biaya dna investasi serta pelaporan

anggaran perusahaan, dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

B. Bidang Perbendaharaan dan Portofolio

Bidang perbendaharaan dan portofolio Investasi mempunyai tugas

menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan

persediaan dan kassa, portofolio investasi dan kegiatan tata-usaha keuangan

serta pengendalian hutang-piutang dalam rangka menunjang pencapaian

tujuan perusahaan.

C. Bidang Akuntansi

Bidang akuntansi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, dan menyusun

program kerja dan menyelenggarakn ekuntansi umum, akuntansi biaya dan

perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Untuk menyelanggarakan tugasnya, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi.

- Penyiapan pembinaan penyusunan program kerja dan penyelenggaraan

versisikasi, administrai, usulan penghapusan kekayaan perusahaan dan

akuntasi umum,

- Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan

akuntansi biya serta analisis kinerja keuangan,

Universitas Sumatera Utara


- Penyiapan pembinmaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan

perpajakan perusahaan.

Bidang Akuntansi membawahi Sub Bidang

1 Sub Bidang Akuntansi Umum : mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan dan menyusun program program serta menyelenggarakan

versifikasi bukti pembukuan, kondolidadi laporan keuangan cabang

keuangan cabang dan kantor pusat serta administrsi aktiva tetap dan

usulan penghapusan aktiva tetap ;

2. Sub Bidang Akuntansi Biaya : mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan dan menyelenggarakan akuntansi biaya, menyiapkan tugas

keuangan, sreta analisi kinerja keuangan ;

3. Sub Bidang Perpajakan Perusahaan : mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan dan menyelenggarakan admistrasi serta pelaporan pajak

perusahaan.

D. Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan

Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan dan menyusun program kerja pembinaan kemitraan dengan usaha

keil dan koperasi serta pembinaan lingkungan social perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Penggolongan dan Perolehan Aktiva Tetap Perusahaan

Kebijakan Akuntansi perusahaan pilihan dari prinsip-prinsip, dasar –

dasar, konvensi, peraturan dan prodesur dari Standar Akuntansi Keuangan

Indonesia dan harus diikuti dalam rangka melaksanakan pekerjaan akuntansi agar

mencapai mutu yang dikehendaki. Kebijakan Akutansi PT. Pelabuhan Indonesia I

( Persero ) Medan ditetapkan sebagai pedoman melaksanakan pekerjaan

akuntansi, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan yang memenuhi empat

karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu dapat dipahami, relevan, andal dna

dapat diperbandingkan, serta disajikan dengan wajar menggunakan dasar aktual.

Ruang lingkup kebijakan akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan meliputi pencatatan operasi perusahaan dan pertanggungjawaban

keuangan yang terdiri dari seluruh pos – pos neraca yaitu aktiva, kewajiban dan

ekuitas, serta pos – pos laporan laga rugi, yaitu penghasilan dan beban. Aktiva

tetap pada pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan merupakan unsur

terbesar dari semua unsur aktiva yang dimiliki perusahaan ini. PT. Pelabuhan

Indonesia I ( Persero ) Medan memberikan definisi aktiva tetap sama seperti yang

tertera para Standar Akuntansi Keuangan, karena PT. Pelabuhan Indonesia I (

Persero ) Medan dalam kebijaksanaan akuntansinya selalu mengacu pada Standar

Akuntansi Keuangan. Definisi Aktiva tetap tersebut adalah sebagai berikut :

aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau

dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahanan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Universitas Sumatera Utara


PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan melaksanakan

pengelompokan aktiva tetap berdasarkan jenisnya yang diklasifikasikan menurut

kepentingan/fungsinya. Tiap-tiap jenis dari aktiva tetap tersebut mempunyai kode

tertentu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat dalam

pengolahan data-data atau informasi keuangan dalam rangka penyusunan laporan

keuangan. Nomor kode yang diberikan untuk masing-masing item adalah

sebanyak 5 digit. Digit pertama angka 2 sebagai nomor aktiva tetap. Sebagai

contoh untuk aktiva tetap jenis kolam pelabuhan mempunyai nomor kode 211.01.

Pengelompokan aktiva tetap PT (Persero) Pelabuhan Indonesia 1 Medan.

211 S.D 219 Tetap Pokok

211. Bangunan Fasilitas Pelabuhan


01. Kolam Pelabuhan
02. Dam/Penahanan Gelombang
03. Dermaga dan Trestel
04. Fender
05. Tambatan/Dolphin
06. Talud
07. Gudang Penumpukan
08. Lapangan Penumpukan
09. Jembatan
10. Rail Krane
11. Ponton
12. Terminal Penumpang
13. Galangan Kapal

212. Kapal

01. Kapal Pandu/BKMP


02. Kapal Tunda
03. Kapal Kepil
04. Motor Boat
99. lain-lain

Universitas Sumatera Utara


213. Alat-alat Fasilitas Pelabuhan

01. Kran Darat


02. Kran Apung
03. Forklit
04. Top Loader
05. Travel lift/Transtrainer
06. Spreader
07. Tongkang
08. Head Truck
09. Chasis
10. Timbangan
99. Alat Fasilitas Pelabuhan lainnya

214. Instalasi Fasilitas Pelabuhan

01. Instalasi Air dan Peralatannya


02. Instalasi Listrik dan Peralatannya
03. Instalasi Telkom dan Peralatannya
04. Instalasi AC
99. Instalasi Fasilitas Pelabuhan Lainnya

221 S.D 229 Aktiva Tetap Penunjang

221. Tanah

01. Tanah Daratan


02. Tanah Perairan

222. Jalan dan Bangunan

01. Jalan dan Jembatan


02. Gedung Kantor
03. Gedung Pertemuan/Sarana Olah Raga
04. Gedung Pendidikan dan Latihan
05. Gedung Rumah Sakit Pelabuhan
06. Gudang Persediaan
07. Bengkel dan Garansi
08. Pos Jaga
09. Rumah Dinas
10. Pagar Pelabuhan
99. Bangunan/Gedung lainnya

Universitas Sumatera Utara


223. Peralatan

01. Alat Kerja Teknik


02. Alat Perkantoran
03. Alat Medis & Perlengkapan RS
04. Komputer dan Perlengkapannya
05. Alat Pendidikan dan Latihan
06. Alat Perlengkapan kapal
07. Perlengkapan Rumah Dinas
08. Perlengkapan PMK (termasuk mobil PMK)
09. Alat Perlengkapan Bengkel
99. Peralatan Lain-lain

231 S.D 239 Aktiva Tetap Pelengkap

231. Kendaraan

01. Mobil
02. Sepeda Motor
99. Kendaraan Lainnya

232. Emplasement

01. Lapangan Parkir


02. Riol, Selokan
03. taman/land Scaping

Universitas Sumatera Utara


Dalam memperoleh aktiva tetapnya, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan memperolehnya dengan berbagai cara, yaitu penyertaan pemerintah,

pembelian tunai, pembelian angsuran dan hibah.

a. Penyertaan Pemerintah

Penyertaan pemerintah yaitu aktiva tetap yang diperoleh dari pemerintah

Republik Indonesia yang diserahkan sebagai penyertaan modal Negara ke dalam

modal saham PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan. Jenis Aktiva tetap

yang diperoleh dari kas penyertaan pemerintah sering merupakan aktiva tetap

pokok, baik itu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal alat-alat fasilias pelabuhan

dan instalasi fasilitas pelabuhan. Dari aktiva tetap penunjang yang biasanya

diperoleh dari kas penyertaan pemerintah adalah tanah sedangkan dari aktiva tetap

pelengkap, sebagian emplacement merupakan aktiva yang diperoleh dari kas

penyertaan pemerintah.

b. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat sebagai aktiva

tetap pada saat aktiva tetap dimaksud diterima dan dinyatakan dalam berita acara

penerimaan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut dinilai berdasarkan harga belinya

ditambah dengan semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap

digunakan. Pembelian aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan dilakukan dengan membuat surat kerjasama dengan penjual. Dalam

perjanjian itu ditetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua

belah pihak.

Universitas Sumatera Utara


Jenis aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai adalah berupa

aktiva tetap pokok, yaitu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas

pelabuhan dan instalasi fasilitas pelabuhan. Untuk aktiva tetap penunjang yang

dibeli dengan pembelian tunai yaitu tanah dan peralatan, sedangkan untuk aktiva

tetap pelengkap yaitu kendaraan dan emplacement.

c. Pembelian Angsuran (Dibangun oleh pihak ketiga)

Pembelian angsuran juga dilakukan di perusahaan ini jika yang dibutuhkan

untuk pengadaan aktiva tetap tersebut besar dan dana yang ada pada perusahaan

tidak mencukupi. Pembelian ini biasanya dengan suatu surat perjanjian antara

perusahaan dengan supplier. Pembelian angsuran ini biasanya dilakukan untuk

pengadaan bangunan fasilitas pelabuhan, pengadaan instalasi fasilitas pelabuhan,

dan pengadaan jalan dan bangunan.

Pembelian aktiva tetap yang dibangun oleh pihak ketiga ini dilakukan

dengan pembayaran secara bertahap yang dinilai berdasarkan presentase fisik

pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan Berita Acara kemajuan fisik

pekerjaan dan dicatat sebagai pekerjaan dalam konstruksi. Aktiva tetap yang

masih dalam proses penyelesaian dicantumkan sebagai aktiva tetap dalam

konstruksi pembangunan sampai aktiva tetap tersebut selesai 100% yang

dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian atau Berita Acara Serah Terima.

Universitas Sumatera Utara


d. Hibah

Hibah adalah aktiva tetap yang diperoleh dengan hibah menurut PT.

Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan adalah harta yang diberikan oleh pihak

lain baik pihak pemerintah, swasta dan pihak lain. Aktiva tetap yang berasal dari

hibah ini dinyatakan sebesar nilai bantuan ditambah semua pengeluaran yang

dapat diidentifikasikan secara langsung kepada aktiva tetap tersebut sehingga

aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Apabila nilai bantuan tersebut tidak diketahui secara pasti, maka harga

perolehannya ditaksir secara wajar oleh tim yang ditunjuk. Pencatatan aktiva tetap

melalui hibah dapat dilaksanakan berdasarkan berita acara sertah terima operasi

atau berita acara serah terima sementara. Biasanya aktiva tetap yang diperoleh PT.

Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan melalui hibah berupa tanah.

3. Penyusutan Aktiva Tetap Perusahaan

Bersamaan dengan berlalunya waktu, maka seluruh aktiva tetap kecuali

tanah harus disusutkan, karena secara nyata nilai aktiva yang dipakai dari tahun ke

tahun manfaatnya menurun. Ada beberapa ketentuan yang tercantum pada

kebijakan akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mengenai

penyusutan aktiva tetap sesuai dengan KU. 60/3/16/P1-99 yaitu :

a) penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan

menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis,

b) penyusutan aktiva tetap dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai

pada bulan berikutnya setelah aktiva tetap tersebut digunakan / dioperasikan,

Universitas Sumatera Utara


c) penyusutan aktiva tetap yang telah mengalami pemeliharaan yang

dikapitalisasi, disesuaikan berdasarkan penambahan umur, ekonomi dan/atau

penambahan kapasitas yang dibuktikan dengan berita acara,

d) aktiva tetap yang telah habis disusutkan (Full depreciated) dan masih

dioperasikan dinilai Rp. 1,-.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dapat diketahui bahwa PT.

Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan menggunakan metode penyusutan garis

lurus (straight line) yaitu berdasarkan taksiran ekonomis yang sudah ditentukan

oleh direksi, untuk setiap aktiva tetap kecuali tanah. Penyusutan aktiva tetap ini

dihitung secara konsisten dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya berikut ini

dapat dilihat taksiran umur ekonomisnya aktiva tetap pada PT. Pelabuhan

Indonesia I ( Persero ) Medan berdasarkan KU. 60/3/16/PI-99 sebagai berikut :

Tabel 4.1
TAKSIRAN UMUR EKONOMIS AKTIVA TETAP
NO JENIS AKTIVA TETAP UMUR (TAHUN)

1 Bangunan Fasilitas Pelabuhan

01 Kolam Pelabuhan 50 Tahun

02 Dam/Penahan Gelombang 50 Tahun

03 Dermaga Kayu/Besi dan Trestel 10 Tahun

04 Dermaga Beton dan Trestel 50 Tahun

05 Gudang Penumpukan Permanent 50 Tahun

06 Gudang Penumpukan Semi Permanent 30 Tahun

Universitas Sumatera Utara


07 Lapangan Penumpukan 10 Tahun

08 Ponton 10 Tahun

09 Jembatan Ro Ro (Rool on/Rool Off) 20 Tahun

10 Rail Crance 15 Tahun

11 Pelampung 10 Tahun

12 Fender 10 Tahun

13 Terminal Penumpang Permanent 50 Tahun

14 Terminal Penumpang Semi Permanent 30 Tahun

15 Talud/Penahan Gelombang 30 Tahun

16 Galangan Kapal 30 Tahun

17 Tambatan Dophin 30 Tahun

II Kapal

01 Kapal Pandu/BKMP 20 Tahun

02 Kapal Tunda 20 Tahun

03 Kapal Kepil 10 Tahun

04 Motor Boat 10 Tahun

05 Lain-lain 10 Tahun

III Alat-alat fasilitas Pelabuhan

01 Kran Darat s.d 15 Tahun 15 Tahun

Universitas Sumatera Utara


02 Kran Darat di atas 15 tahun 15 Tahun

03 Kran Apung 15 Tahun

04 Kran Listrik 20 Tahun

05 Kran Peti Kemas 15 Tahun

06 Transtainer 12 Tahun

07 Top Loader 10 Tahun

08 Mobil pemadan Kebakaran 10 Tahun

09 Mesin giling 10 Tahun

10 Jembatan Timbang 10 Tahun

11 Timbangan lainnya 10 Tahun

12 Forklift s.d 5 ton 05 Tahun

13 Forklift diatas 5 s.d 15 ton 10 Tahun

14 Forklift di atas 15 Ton 10 Tahun

15 Tongkang 10 Tahun

16 Traktor 10 Tahun

17 Traktor Terminal Traktor/Head Truck 08 Tahun

18 Chasis 10 Tahun

19 Travel Lift 12 Tahun

20 Conveyor 05 Tahun

IV Instalasi Fasilitas Pelabuhan

01 Instalasi Air dan Perlengkapannya

Universitas Sumatera Utara


a. Jaringan 25 Tahun

b. Motor 10 Tahun

c. Bak Reservoir 25 Tahun

02 Instalasi Listrik dan Peralatannya

a. Jaringan 25 Tahun

b. Gardu Listrik Permanent 25 Tahun

c. Gardu Listrik Semi Permanent 10 Tahun

d. Generator Set s.d 200 KVA 10 Tahun

e. Generator Set diatas 200 KVA 10 Tahun

f. AC central 05 Tahun

03 Instalasi Telkom dan Peralatannya

a. Jaringan 25 Tahun

b. Sentral Telepon/PABX 10 Tahun

c. Singel Side Band/VHF 05 Tahun

d. Facsimile 04 Tahun

e. Telepon mobil/STKB 02 Tahun

V Jalan dan bangunan

01 Jalan 20 Tahun

02 Jembatan 30 Tahun

03 Gedung kantor Permanent 40 Tahun

04 Gedung kantor Semi Permanenet 10 Tahun

Universitas Sumatera Utara


05 Gedung persediaan permanent 30 Tahun

06 Gedung Persediaan Semi Permanen 10 Tahun

07 Bengkel dan Garansi Permanent 30 Tahun

08 Bengkel dan Garansi Semi Permanent 10 Tahun

09 Rumah Dinas Permanent 25 Tahun

10 Rumah Dinas Semi Permanen 10 Tahun

11 Pos Jaga Permanen 25 Tahun

12 Pos Jaga Semi Permanen 10 Tahun

13 Gedung Pendidikan & Latihan Permanent 40 Tahun

14 Gedung Pendidikan & Latihan Semi Permanent 10 Tahun

15 Pagar Permanent 25 Tahun

16 Pagar Semi Permanent 10 Tahun

17 Gedung Rumah Sakit Permanent 40 Tahun

18 Gedung Rumah sakit Semi Permanent 10 Tahun

19 Bangunan lainnya Permanent 30 Tahun

20 Bangunan Lainnya Semi Permanent 10 Tahun

VI Peralatan

01 Alat-Alat Teknik 05 Tahun

02 Alat-Alat Perkantoran 04 Tahun

03 Komputer :

a. Main Rame 05 Tahun

Universitas Sumatera Utara


b. Personal Komputer & Perlengkapannya 05 Tahun

04 Alat Medis & Perlengkapan Rumah Sakit 04 Tahun

05 Alat Pendidikan dan latihan 04 Tahun

06 Alat Perlengkapan Kapal 04 Tahun

07 Perengkapan rumah dinas 05 Tahun

08 Perlengkapan Bengkel 05 Tahun

09 Perlengkapan PMK (Mobil PMK) 05 Tahun

10 Peralatan lainnya 05 Tahun

VII Kendaraan

01 Mobil 05 Tahun

02 Sepeda Motor 05 Tahun

03 Lainnya 05 Tahun

VIII Emplasement

01 Lapangan parker 05 Tahun

02 Taman/Land Scaping 05 Tahun

03 Riol dan Selokan 05 Tahun

Universitas Sumatera Utara


Karena perusahaan mencatat penyusutan ini untuk setiap bulan, maka

penyusutan setahunnya akan dibagi dengan 12 dalam mendapatkan penyusutan

bulanan untuk disajikan dalam laporan keuangan bulanan.

Adapun prosedur pencatatan penyusutan itu adalah sebagai berikut :

a. dinas akuntansi mencatat setiap jenis aktiva tetap yang dapat disusutkan

dalam sebuah buku yang berisi semua penyusutan aktiva tetap,

b. mencatat harga perolehan aktiva tetap dalam buku tersebut,

c. menghitung penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aktiva tetap

tersebut setiap bulannya,

d. mencatat penyusutan setiap bulannya kebukti pembukuan,

e. jurnal tersebut kemudian di entry ke komputer di mana sudah dibuat program

untuk laporan keuangan sehingga secara otomatis tersusun ke pos-pos yang

telah ditentukan yaitu ke dalam neraca dan laporan laba rugi.

Untuk aktiva yang sudah habis manfaatnya (usefull live) tetapi masih

digunakan dalam operasi perusahaan, nilai bukunya ditetapkan sebesar Rp, 1,- dan

tidak diusutkan lagi. Walaupun aktiva itu masih bisa dioperasikan, penyusutannya

tidak di catat lagi tetapi hasil yangh diperoleh dari aktiva tetap ini dicatat.

Universitas Sumatera Utara


4. Capital Expenditure dan Revenue Expenditure Perusahaan

Aktiva tetap pada umumnya mempunyai umur yang terbatas, disebabkan

oleh faktor-faktor fisik atau pengaruh fungsional. Untuk mencegah proses ini

berlangsung dengan cepat maka dalam masa pemakaian aktiva tetap, perusahaan

mengeluarkan sejumlah dana yang dinamakan dengan expenditure baik itu capital

expenditure ataupun revenue expenditure.

Ada kesulitan bagi perusahaan untuk menentukan apakah pengeluaran itu

digolongkan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) atau sebagai

pengeluaran pendapatan (revenue Expenditure). Hal ini disebabkan antara lain

karena adanya pengeluaran yang menambah masa tetapi pengeluaran itu tidak

material, sehingga ada kesulitan dalam mengukur manfaat pengeluaran itu di

masa yang akan datang. Untuk itu ditetapkan beberapa kriteria untuk menentukan

pengeluaran itu suatu pengeluaran pendapatan atau pengeluaran modal. Kriteria

tersebut adalah sebagai berikut :

- Jumlah relatip besar kecilnya pengeluaran dan sifatnya,

- Rutinitas pengeluaran terjadi,

- Keputusan Manajemen.

Selain dari pada itu ada juga pengeluaran yang menambah manfaat tetapi

tidak menambah umur ekonomis aktiva tetap tersebut, seperti penambahhan

instalasi listrik, pemasangan AC, penggantian lantai sebuah gedung dengan

keramik dan lain-lain. Pengeluaran terhadap aktiva ini dikapitalisir tetapi tidak

berpengaruh terhadap umur ekonomis aktiva tetap tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Biaya-biaya yang sering terjadi sehubungan dengan penggunaan aktiva

tetap di perusahaan ini adalah biaya asuransi, biaya penambahan dan biaya

pemeliharaan.

a. Biaya asuransi yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan

pertanggungan atas aktiva tetap yang digunakan dalam operasional

perusahaan serta keselamatan kerja,

b. Biaya penambahan/perbaikan yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan jika

perusahaan mengadakan perbaikan atau penambahan terhadap aktiva tetap.

Penambahan/perbaikan tersebut akan dianggap sebagai pengeluaran modal

dan dikapitalisir ke rekening aktiva tetap apabila jumlahnya dianggap besar

dan menambah masa manfaat aktiva tetap tersebut. Sedangkan apabila

jumlahnya di anggap kecil langsung dibebankan sebagai biaya pada periode

bersangkutan,

c. Biaya pemeliharaan yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk perawatan

suatu aktiva tetap supaya dapat beroperasi dengan efisien dan lancer. Biaya

pemeliharaan ini sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Pelabuhan

Indonesia I No. KU.60/3/16/PI-99 tanggal 30 Desember 1999 yang

mengelompokkannya ke dalam 4 tingkat yaitu pemeliharaaan tingkat I,

tingkat II, tingkat III dan tingkat IV.

1. Pemeliharaan tingkat I

Pemeliharaan tingkat I adalah tindakan pencegahan kerusakan,

pembersihan dan penggantian bagian yang sangat kecil dari aktiva tetap

yang bersangkutan,

Universitas Sumatera Utara


2. Pemeliharaan tingkat II

Pemekiharaan tingkat II adalah kegiatan penggantian, pemeriksaan

penyetelan dan pengukuran yang dilaksanakan secara rutin untuk menjaga

kondisi siap pakai aktiva tetap,

3. Pemeliharaan Tingkat III

Pemeliharaan tingkat III adalah dari aktiva perbaikan ringan yang berupa

penggantian bagian-bagian tertentu dari aktiva tetap akibat terjadinya

kerusakan dan keausan yang dilaksanakan secara insendentil,

4. Pemeliharaan tingkat IV

Pemeliharaan tingkat IV adalah kegiatan perbaikan berat yang berupa

penggantian baru seluruh satuan komponen aktiva tetap yang

dilaksanakan secara insidentil.

Untuk biaya pemeliharaan tingkat I, II, III diakui sebagai biaya pada

periode yang bersangkutan. Sedangkan untuk pemeliharaan tingkat IV

dikapitalisir.

 Kebijakan Kapitalisasi dan Tidak Kapitalisasi pada PT. Pelabuhan

Indonesia I ( Persero ) Medan

a. Kebijakan Kapitalisasi

Pengeluaran perusahaan yang dikapitalisasi pada prinsipnya ada dua jenis

yang terdiri dari pengadaan dan atau pembangunan dan pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


perawatan/pemeliharaan yang memenuhi ketentuan sebagai pengadaan dan atau

pembangunan, perawatan / pmeliharaan.

1. Pengadaan dan atau pembangunan

Pengadaan dan atau pembangunan yaitu pengadaan yang meliputi pembelian

aktiva dan pekerjaan bangunan/kontruksi merupakan pembebanan yang

dikapitalisasi yang diakui dan dicatat sebagai aktiva tetap.

2. Perawatan / Pemeliharaan

Perawatan/pemeliharaan yaitu pengeluaran sehubungan dengan pemeliharaan

tingkat IV sesuai dengan SK Direksi Perusahaan Umum Pelabuhan I No.

KU.60/3/16/PI-99, tanggal 30 Desember 1999, diakui dan dicatat sebagai

aktiva tetap.

Batas criteria kapitalisasi untuk pengadaan dan atau pembangunan

pemeliharaan tingkat IV aktiva tetap apabila memenuhi criteria sebagai

berikut :

 jika berdasarkan perhitungan teknis akan berakibat menambah umur

ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan, dicatat sebagai pengurang

akumulasi penyusutan,

 jika berdasarkan perhitungan teknis tidak menambah umur ekonomis

aktiva tetap yang bersangkutan, dicatat sebagai penambahan nilai

perolehan,

 jika butir a dan b untuk aktiva tetap sewa guna usaha maka dicatat sebagai

biaya ditangguhkan.

Universitas Sumatera Utara


Pengeluaran untuk aktiva tetap tanah seperti pengelukan tanah daratan,

diakui dan dicatat sebagai kapitalisasi.

b. Kebijakan Tidak Kapitalisasi

Pengeluaran perusahaan yang tidak dikapitalisasi pada prinsipnya ada 3

jenis yang terdiri dari pengadaan / pembelian barang inventaris, pengadaan /

pembangunan barang inventaris dan pekerjaan perawatan / pemeliharaan yang

memenuhi ketentuan sebagai pengadaan/pembeliaan barang inventaris, pengadaan

/pembangunan barang inventaris dan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan.

1. Pengadaan / Pembelian barang inventaris

Pengadaan barang inventaris diakui dan dicatat sebagai biaya tahun berjalan,

sepanjang biaya peralatan barang inventaris itu per uni / per set memenuhi

criteria seperti inventaris fungsional pokok, inventaris fungsi penunjang dan

inventaris kantor.

a. Inventaris fungsional pokok,

Inventari fungsional pokok adalah barang-barang inventaris yang diadakan

dan digunakan untuk kegiatan operasional berupa peralatan pelayanan

terhadap barang.

b. Inventaris fungsi penunjang

Inventaris fungsi penunjang adalah barang-barang inventaris yang

diadakan dan digunakan untuk keperluan surveydan peralatan rumah sakit

serta peralatan teknik

Universitas Sumatera Utara


c. Inventaris kantor/rumah dinas

Inventaris kantor/rumah dinas adalah barang-barang inventaris yang

diadakan dan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional seperti

peralatan dan perlengkapan kantor/perumahan dinas.

2. Pengadaan/Pembangunan barang Inventaris

Pengadaan/pembangunan barang inventaris yang berfungsi sebagai penunjang

operasional sepertipos jaga, pagar pengaman dan sebagainya.

3. Pekerjaan pemeliharaan dan perawatan

Pengeluaran sehubungan dengan pemeliharaan dan perawatan tingakt I, II, III

sesuai dengan SK Direksi Perum Pelabuhan I No. No. KU.60/3/16/PI-99,

tanggal 30 Desember 1999 diakui dan dicatat sebagai biaya tahun berjalan.

Pengeluaran yang dapat memberikan masa manfaat pada periode-periode

selanjutnya yang masa manfaatnya dapat diketahui dengan jelas tidak seluruhnya

dibebankan sebagai biaya tahun berjalan tetapi sebagian dicatat sebagai biaya

yang ditangguhkan seperti biaya survey, biaya pengerukan kolam pelabuhan.

Taksiran masa manfaat biaya yang ditangguhkan ditetapkan oleh direksi.

5. Penarikan Aktiva tetap pada Perusahan

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mempunyai kebijakan untuk

aktiva yang tidak dipergunakan lagi yaitu memberi nilai sisa (book value) sebesar

Rp. 1,- kebijakan ini diambil perusahaan sebagai alat control bagi perusahaan agar

aktiva tetap tersebut tidak hilang dari pencatatannya di neraca di neraca. Apabila

suatu aktiva sudah tidak dipergunakan lagi, maka aktiva tersebut dipindahkan ke

Universitas Sumatera Utara


akun aktiva tetap tidak berfungsi dalam kelompok aktiva lain-lain pada neraca dan

dicatat dengan nilai Rp. 1,-

Dalam menghapus aktiva tetap tersebut dari pencatatannya di neraca,

biasanya PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan akan membuat Rencana

Kerja Manajemen yang hasilnya akan tercantum dalam Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahan (RKAP) dan penghapusan aktiva-aktiva tetap tetap tersebut

haruslah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham PT.

Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan yang kemudia diteruskan kepada

Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Penanaman Modal untuk disetujui.

Adakalanya suatu aktiva tetap dijual walapun masih memiliki masa

ekonomis. hal ini dikarenakan aktiva tersebut rusak berat, sudah ketinggalan

zaman dan lain sebagainya. Dalam keputusan Menteri Keuangan RI No.

89/KMK.013/1991 tentang Pedoman Pemindahantanganan Aktiva tetap BUMN

disebutkan bahwa aktiva tetap dapat diusulkan untuk dijual apabila memenuhi

salah satu syarat sebagai berikut:

a. secara teknis dan/atau ekonomis tidak menguntungkan perusahaan,

b. untuk kepentingan umum,

c. kebutuhan perusahaan yang mendesak,

d. ada alternative teknis dan/atau ekonomis lain yang lebih menguntungkan.

Adapun jurnal untuk pelaksanaan penghapusan aktiva tetap pada PT

(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan

Universitas Sumatera Utara


Untuk Aktiva tetap yang berlaku dijual :

1. Pada saat peneriman hasil penjualan :

Kas-Bank Rp. xxx

Pendapatan Di Luar Usaha Rp. xxx

2. Pada saat pengeluaran biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan

lelang :

Pendapatan Di Luar Usaha Rp. xxx

Kas-Bank Rp. Xxx

3. Pada saat penghapusan dari pembukuan :

Untuk Aktiva tetap yang laku dijual :

a). Untuk aktiva tetap :

Pendapatan Di Luar Usaha Rp. xxx

Akumulasi Penyusutan Rp. xxx

Aktiva tetap Rp. Xxx

b) Untuk aktiva tetap tidak berfungsi :

Pendapatan di Luar Usaha Rp. xxx

Aktiva Tetap tidak berfungsi Rp. Xxx

Universitas Sumatera Utara


Untuk Aktiva tetap yang tidak laku dijual

1). Untuk Aktiva tetap

Biaya Di Luar Usaha Rp. xxx

Akumulasi Penyusutan Rp. xxx

Aktiva Tetap Rp. xxx

2) Untuk aktiva tetap tidak berfungsi

Pendapatan di Luar Usaha Rp. xxx

Aktiva Tetap tidak berfungsi Rp. xxx

6. Penyajian Aktiva tetap di Neraca Perusahaan

PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan menyajikan aktiva tetapnya

di neraca sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi

penyusutannya. Karena aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

Medan terdiri dari beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mempunyai

berbagai jenis aktiva tetap demikian pula akumulasi penyusutannya, maka dalam

penyajiaannya di neraca hanya berdasarkan atas sub kelompok saja dan akumulasi

penyusutannya disajikan secara gabungan. Hal ini untuk menghindari pemborosan

tempat di dalam neraca.

Untuk mengetahui secara tepat jumlah masing-masing aktiva tetap dan

akumulasi penyusutannya PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan membuat

suatu Daftar Rekapitulasi Aktiva tetap dan Akumulasi penyusutan (lampiran).

Pada daftar ini akan diketahui secara rinci mengenai perkiraan masing-masing

jenis aktiva tetap tersebut.

Universitas Sumatera Utara


B. Analisa Hasil Penelitian

1. Penggolongan Aktiva Tetap

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan mengelompokkan aktiva

tetapnya berdasarkan jenis yang diklasifikaikan berdasarkan

kepentingan/fungsinya yang dibagi atas 3 kelompok utama yaitu : aktiva

tetap pokok, aktiva tetap penunjang dan aktiva tetap pelengkap. Yang

termasuk aktiva tetap pokok adalah bagunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-

alat fasilitas pelabuhan dan fasilitas pelabuhan. Yang termasuk aktiva tetap

penunjang adalah tanah, jalan dan bangunan dan peralatan. Sedangkan

aktiva tetap pelengkap adalah kendaraan dan emplasement.

Setiap aktiva tetap diberi nomor kode perkiraan. Penentuan aktiva

tetap menurut jeninya dan pemberian nomor kode perkiraan terhadap aktiva

tetap ini adalah untuk mempermudah perhitungan penyusutan. Dalam hal ini

perlakuan akuntansi yang dilaksanakan telah sesuai dengan prinsip

akuntanis berterima umum.

2. Perolehan Aktiva Tetap

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetap

melalui pembelian tunai, pembelian angsuran (dibangun oleh pihak ketiga),

hibah dan ada juga penyertaan dari Pemerintah yang dicatat sebagai

penambah modal. Dalam prakteknya nilai aktiva tetap yang dibangun sendiri

dicatat sebesar harga kontrak yang disetujui ditambah dengan Pajak

Pertambahan Nilai erta biaya-biaya laun yang dikeluarkan sehingga

Universitas Sumatera Utara


bangunan tersebut siap untuk digunakan. Nilai aktiva tetap yang diperoleh

dari pembelian dicatat sebesar harg perolehannya ditambah dengan

pengeluaran yang terjadi hingga pada keadaan dan tempat sebagaimana

mestinya.

Untuk barang inventaris perolehannya dicatat berdasarkan harga beli

ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan barang inventaris

tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Dalam hal ini

perusahaan sudah melakukan pencatatan sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum.

3. Penyusutan Aktiva Tetap

Penggunaan aktiva tetap secara terus menerus akan mengakibatkan

penuaan secara fisik. Walaupun ketika masa penggunaannya aktiva tetap

tersebut diperbaiki, akan tetapi kemampuan produksinya akan semakin

berkurang dan suatu saat aktiva itu harus diganti. Aktiva tetap tidak pernah

lepas dari penyusutannya, karena aktiva tetap itu sendiri memiliki masa

manfaat yang terbatas dan kemampuan ekonomis yang semakin hari

semakin berkurang kecuai tanah, jadi perlu diadakan pengalokasian biaya

secara berkala.

Dalam prakteknya terdapat beberapa macam metode penyusutan yang

dapat diterapkan oleh suatu perusahaan yang dapat disesuaikan dengan jenis

aktiva tetap yang dimiliki. Perusahaan bisa memilih salah satu atau beberapa

Universitas Sumatera Utara


diantaranya untuk dijadikan pedoman dalam menentukan beban penyusutan

setiap periode akuntansi.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan melaksanakan penyusutan

aktiva tetap berdasarkan metode garis lurus (Straight line method).

Prosentase penyusutan dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat dari

aktiva tetap tersebut. Metode ini telah dilaksanakan secara konsisten dari

tahun ke tahun dan telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.

Dalam hal penyusutan aktiva tetap PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan mempunyai kebijaksanaan memberi nilai sisa (Book value) sama

dengan Rp 1,- untuk setiap jenis aktiva tetap. Tidak aktiva tetap yang habis

disusutkan dalam arti nilai sama dengan nol. Kebijaksanaan tersebut

dilakukansebagai alat kontrol bagi perusahaan agar aktiva tetap tidak hulang

dari pencatatannya di neraca.

4. Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggunakan istilah

pengeluaran yang dikapitalisasi untuk capital expenditure dan pengeluarn

tidak dikapitalisasi untuk revenue expenditure.

Suatu perusahaan kadangkala menghadapi kesulitan untuk menentukan

apakah suatu pengeluaran digolongkan sebagai pengeluaran modall (revenue

expenditure) atau sebagi pengeluaran pendapatan (revenue expendituer).

Untuk menghindari kesulitan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan telah menetapkan suatu kriteria yatu :

Universitas Sumatera Utara


 Jumlah relatif pengeluaran,

 Rutinitas pengeluaran terjadi,

 Keputusan manajemen.

Berdasarkan kriteria –kriteria tersebut, PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan telah menetapkan dengan jelas mana pengeluaran yang

harus dikapitalisasi dan pengeluaran yang tidak dikapitalisasi.Pemberian

batasan-batasan ini tidak menyimpang dari pedoman atau standar yang telah

ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, hal ini tercantum dalam PSAK

No 16 pada Paragraph 07 yang isinya menyatakan : aktiva tetap sering

merupakan suatu bagian utama aktiva peruahaan, dan karenanya signifikan

dalam penyajian posisi keuangan. Perlakuan akuntansi ini telah sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan.

5. Penarikan Aktiva Tetap

Pada saat tertentu perusahaan melakukan penarika aktiva tetap yang

dimilikinya dari operasi normal perusahaan. Penghentian dan pelepasan

aktiva tetap dilakukan oleh perusahaan apabila kondisi fisik dari aktiva tetap

yang bersangkutan sudah tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi atau

aktiva tetap yang dihentikan atau dilepaskan tersebut tidak lagi ekonomis

bagi perusahaan.

Dalam pelaksanaanya, aktiva tetap yang dihentikan dari operasi

normal perusahaan akan dimasukkan dalam perkiraan aktiva tetap tidak

beroprasi dan apabila aktiva tetap tersebut dijual maka nilainya dihapuskan

Universitas Sumatera Utara


seluruhnya dari perkiraan aktiva tetap demikian juga dengan akumulasi

penyusutannya.

6. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, neraca disusun

secara sistematis dan dapat dipercaya sehingga dapat memberikan gambaran

posisi keuangan perseroan pada suatu saat tertentu yang meliputi aktiva,

kewajiban dan modal perubahannya. Penyajian aktiva di neraca adalah

menurut urutn likuiditas. Aktiva tetap dalam necara disajikan dalam sepuluh

golongan yaitu : tanah, jalan dan bangunan, bagunan fasilitas pelabuhan,

kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan(sewa guna usaha), peralatan, kendaraan

dan emplasement. Kesepuluh golongan tersebut merupakan sub bagian dari

tiga kelompok aktiva tetap yang ada di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan yaitu ; aktiva tetap pokok, aktiva tetap penunjang dan aktiva tetap

pelengkap. Jumlah yang disajikan adalah sebesar harga perolehannya.

Akumulasi penyusutan disajikan sebagai kontra akun dari aktiva tetap

tersebut.

Informasi lebih detail mengenai aktiva tetap diungkapkan oleh

perusahaan dalam suatu Daftar Rekapitulasi Aktiva Tetap dan akumulasi

Penyusutan, sehingga membantu pembaca dalam menilai keberadaan

masing-masing aktiva tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan bahwa laporan keuangan harus dapat dimengerti

dengan jelas oleh pemakai laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis megnanalis dan mengevalusi hasil penelitian pada PT

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan maka penulis membuat kesimpulan dan

saran kepada perusahaan yang mungkin bermanfaat bsejauh kemampuan penulis.

C. Kesimpulan

1. Penggolonan aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan dibagi kedalam tiga kelompok yaitu aktiva tetap pokok,

aktiva tetap penunjang dan aktiva tetap pelengkap sehingga perlakuan ini

telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

2. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetapnya


dengan empat cara yaitu : penyertaan dari Pemerintah, pembelian tunai,
pembelian angsuran (dibangun oleh pihak ketiga) dan yang diterima dari
hibah baik yang berasal dari bantuan Pemerintah, swasta maupun pihak
lain dan perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
3. Dalam menetapkan beban penyusutan setiap periode, perusahaan ini

menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method)

untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah dan hak atas tanah dan

perlakuan ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan aktiva tetap digolongkan

kedalam dua bagian yaitu biaya dikapitalisasi dan biaya tidak

dikapitalisasi. Pencatatan pengeluaran atas aktiva tetap tersebut sudah

dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh PT Pelabuhan

Universitas Sumatera Utara


Indonesia I (Persero) Medan sehingga perlakuan ini telah sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan.

5. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dalam penarikan aktiva tetap

harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan

Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Penanaman Modal.

6. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menyajikan aktiva tetap di

neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan,

sehingga perlakuan ini telah sesuai dengan Standard Akuntansi Keuangan.

D. Saran

1. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sebaiknya menerapkan salah

satu metode evaluasi proyek dalam melakukan perencanaan perolehan

aktiva tetap agar perusahaan dapat lebih mengetahui prospek keuangan

baik keuntungan atau kerugian yang berhubungan dengan perolehan aktiva

tetap tersebut.

2. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memiliki aktiva tetap yang

cukup besar dengan jenis yang beragam, untuk itu kiranya perlu ada

bagian yang khusus bertugas mulai dari perencanaan perolehan aktiva

tetap hingga penarikannya,menyelenggarakan catatan tentang aktiva tetap

dan menyiapkan laporan mengenai aktiva tetap tersebut.

3. Perapan kebijakan akuntansi yang sudah sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan, hendaknya dapat dipertahankan dan dilaksanakan secara

konsisten.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, BPE, Yogyakarta

Harahap, Sofyan Safri 2002. Akuntansi Aktiva tetap, Akuntansi Pajak,


Revaluasi, Leasing, PT, raja Grafindo Persada, Jakarta

Hongren, Charles T, Walter T. Harrison Jr, Michael A. Robinson dan Thomas H.


Secukusumo 2001, Akuntansi DI Indonesia, Edisi Ketiga, Buku Satu,
Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,


Jakarta
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, 2006. Buku Petunjuk Teknis
Penulisan Proposal dan Penulisan Skripsi, Medan

Mulyadi, 2002. Auditing, Cetakan Pertama, Salemba Empat Cetakan 13 Liberty,


Yogyakarta

Moloeng, Lexy, 2005. Metodologi Penelitian, Edisi Revisi, , PT. Remaja


Rosdakarya, Bandung

Munawir S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Empat Cetakan 13


Liberty. Yogyakarta

Niswonger, Warren, Reeve, Fess 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kedua


Puluh Satu, Erlangga, Jakarta

Skousen, dkk 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, jilid I, Edisi Kesepuluh,


terjemahan PT. Dian Mas Cemerlang, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Smith, Jay M. dan Fred K. Skousen 1997. Akuntansi Intermediate, Edisi


kesepuluh, Jilid Satu, Alih Bahasa Tim Penerjemah Penerbit Erlangga,
Penerbit Erlangga, Jakarta

Soemarso SR, 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Dua,
Salemba Empat, Jakarta

Warren,dkk 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu,


Erlangga, Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai