Anda di halaman 1dari 18

INDUSTRI PERSAINGAN DAN INDUSTRI OLIGOPOLI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Industri
Dosen Pengampu: Aizirman Djusan M.Sc.Econ

KELOMPOK 4

Disusun Oleh:
Najwan Alya Tsabita (11210840000015)
Umar Abdul Azis (11210840000018)
Agis Tia Bariah (11210840000023)
Fazrin Arfia (11210840000060)
Hafizh Nur Rozak (11210840000084)
Evrilia Kusumawardani (11210840000118)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat,
anugerah dan rihda-Nya kepada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan sebaik mungkin yang berjudul “Industri Persaingan dan Industri Oligopoli” dalam
rangka menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Ekonomi Industri.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Industri, Bapak Aizirman Djusan M.Sc.Econ yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat belajar dari ilmu yang kami dapat dan terima kasih atas bimbingannya kepada kami.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat bermanfaat
di dalam kehidupan sehari-hari. Kami para penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 17 Maret 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Persaingan Sempurna .................................................................................................. 6
2.2 Persaingan Monopoli................................................................................................... 8
2.3 Andaian – andaian Formal ........................................................................................ 11
2.4 Struktur – Perilaku – Kinerja .................................................................................... 14
2.5 Oligopoli Bebas dan Interdependensi ....................................................................... 15
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 17
3.2 Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika banyak bisnis kecil dan menengah bersaing untuk mendapatkan pangsa
pasar yang lebih kecil tetapi lebih menguntungkan, hasil industri yang bertahan.
Masalah persaingan bukanlah masalah yang eksklusif bagi bisnis. Sebaliknya, hal itu
dapat dilihat dalam rangkaian acara ketika inisiatif satu perusahaan terus-menerus
didukung oleh bisnis saingan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Setiap perusahaan
tidak dapat menghindari persaingan dari perusahaan lain. Untuk itu setiap perusahaan
dapat menyusun strategi pemasaran dalam melakukan persaingan bisnis seperti analisa
pesaing, efisiensi biaya, perluasan pasar, dan terus berinovasi untuk meningkatkan
kualitas produk. Menurut kamus dasar Bahasa Indonesia, "Persaingan" adalah segala
jenis "Persaingan" yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai keberhasilan atau hasil yang kompetitif.
Industri Persaingan Sempurna adalah jenis pasar yang terdapat banyak pembeli
dan penjual, sehingga tidak hanya ada satu organisasi yang dapat mempengaruhi harga
pasar secara signifikan. Dalam industri ini, produk yang ditawarkan oleh bisnis
seringkali merupakan yang terbaik dan hampir tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Selain itu, sangat sederhana dan murah bagi bisnis untuk memulai atau tumbuh untuk
menghasilkan produk yang sama di semua bisnis. Adapun contoh dari persaingan
sempurna ini seperti: Pasar sayuran segar di pasar tradisional industri pangan yang
memproduksi garam, beras, dan tepung terigu.
Sebaliknya, industri monopoli adalah keadaan pasar dimana hanya ada satu
penjual dan banyak pembeli, artinya penjual memiliki kendali penuh atas harga pasar.
Dalam hal ini, produk yang dijual memiliki kualitas atau karakteristik unik yang sulit
ditemukan di bisnis pesaing. Selain itu, sulitnya masuknya pendatang baru ke dalam
industri ini karena banyaknya hambatan masuk (seperti hak monopoli, barisan paten,
dan hambatan lainnya), yang berarti hanya sedikit atau mungkin tidak ada penjualan
berulang contoh dari persaingan monopoli ini Perusahaan listrik nasional.
Kemudian oligopoli bebas adalah situasi di mana beberapa perusahaan besar
mengendalikan pasar, tetapi bebas bersaing satu sama lain tanpa campur tangan
pemerintah. Namun, struktur perilaku kerja kinerja dalam oligopoli bebas juga dapat
mengarah pada kerugian konsumen dan inefisiensi dalam pasar. Beberapa perusahaan
mungkin memanipulasi harga untuk menciptakan keuntungan yang lebih besar, dan

4
inovasi cenderung lebih sedikit daripada dalam pasar yang lebih kompetitif. Dengan
ini, andaian formal digunakan untuk memprediksi bagaimana perusahaan-perusahaan
besar dapat bertindak dan merespons satu sama lain dalam situasi oligopoli bebas.
Contoh dari industri persaingan oligopoli adalah industri penerbangan di mana
beberapa maskapai besar seperti American Airlines, Delta Airlines memiliki kontrol
dominan atas pasar penerbangan. Mereka sering kali bersaing dengan harga, jadwal
penerbangan, dan layanan, tetapi tetap mengendalikan pasar.
Persaingan industri dan oligopoli dengan demikian muncul karena perusahaan
atau produsen ingin menjadi pemimpin pasar dalam industri tertentu, memperoleh
pangsa pasar terbesar dan keuntungan terbesar. Namun, di pasar yang sehat, industri
yang kompetitif lebih menguntungkan konsumen karena dapat menawarkan lebih
banyak pilihan dengan harga lebih rendah, sedangkan industri oligopolistik dapat
membatasi pilihan konsumen dengan harga yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, maka
dalam makalah ini kami akan bahas tentang bagaimana persaingan sempurna dan
persaingan monopoli, andaian-andaian formal, struktur-perilaku-kinerja dan oligopoli
bebas dan interpedensi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang, maka penulis
menguraikan rumusan – rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa dan bagaimana persaingan sempurna dan persaingan monopoli?
2) Bagaimana andaian - andaian formal dalam industri oligopoli?
3) Bagaimana struktur-perilaku-kinerja oligopoli?
4) Apa itu oligopoli bebas dan interdependensi?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1) Mengetahui persaingan sempurna dan persaingan monopoli.
2) Mengetahui andaian - andaian formal dalam industri oligopoli.
3) Mengetahui struktur-perilaku-kinerja dalam indstri oligopoli.
4) Mengetahui oligopoli bebas dan interdependensi.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Persaingan Sempurna
Dalam teori ekonomi mikro, para ahli sering menggunakan istilah yang
bergantian antara struktur pasar persaingan sempurna dan struktur pasar persaingan
murni untuk menggambarkan struktur pasar yang bersaing. Sebenarnya, perbedaannya
hanya terletak pada karakteristik dan pengetahuan tentang keadaan pasar yang dimiliki
oleh masing-masing pasar yang bersangkutan. Pasar persaingan sempurna merupakan
struktur pasar yang paling ideal karena dalam pasar ini sangat mengutamakan
terwujudnya efisiensi dalam kegiatan produksi barang, menciptakan inovasi produk,
serta meningkatkan kualitas terhadap suatu produk. Struktur pasar persaingan sempurna
memiliki beberapa asumsi formal sebagai berikut:
1) Pasar ini terdapat banyak penjual dan pembeli
Banyaknya penjual di pasar ini tidak satupun dari mereka dapat
memengaruhi harga dan output di dalam pasar. Perusahaan yang banyak dalam
pasar ini ukurannya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah
produksi dalam industri tersebut sehingga masing-masing perusahaan industri
tidak dapat saling memengaruhi satu sama lain.
2) Produk yang dijual bersifat homogen
Setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini memiliki corak dan
kegunaan yang sama walaupun berbeda merk dagang sehingga konsumen
memiliki banyak pilihan produk untuk dibeli. Oleh karena itu, pada pasar ini
promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan
produk.
3) Produsen sebagai price taker
Banyaknya penjual dan pembeli yang terdapat di dalam pasar, keduanya
tidak dapat menentukan atau merubah harga pasar. Harga barang di pasar
ditentukan oleh interaksi diantara seluruh produsen dan konsumen atau
berdasarkan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar tersebut.
4) Perusahaan sejenis bebas keluar masuk pasar (free entry and exit)
Pergerakan suatu perusahaan untuk keluar atau masuk pasar tidak
memerlukan ongkos sehingga sumber-sumber ekonomi dapat berpindah-pindah
tanpa adanya rintangan.

6
5) Tidak adanya regulasi pemerintah
Tidak adanya intervensi pemerintah di dalam pasar (seperti tarif,
subsidi, pembatasan produksi, dll). Jika adanya intervensi pemerintah di dalam
pasar maka mekanisme pasar tidak berjalan secara murni sehingga pasar sering
mengalami distorsi akibat adanya tindakan-tindakan yang tidak alami yang
dijalankan oleh pemerintah.
6) Informasi sempurna
Baik penjual ataupun pembeli memiliki informasi yang sempurna
mengenai kondisi pasar, baik kondisi sekarang maupun yang akan datang.
Dengan demikian, kondisi ketidakpastian di masa mendatang dapat diantisipasi.

Gambar 1.1 Keadaan Keseimbangan Pasar Struktur Persaingan Sempurna

Pada gambar di atas, diperoleh kesimpulan bahwa:


Keseimbangan pasar (Q1) terjadi pada saat kurva marginal cost atau biaya
marginal (MC) berpotongan dengan kurva marginal revenue atau penerimaan marginal
(MR). Dalam pasar persaingan sempurna MC memotong kurva biaya produksi rata-rata
perusahaan, AC pada titik terendah. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap
produsen berproduksi pada tingkat biaya yang terendah (efisiensi) sehingga dapat
bersaing di pasar. Pada pasar persaingan sempurna produsen hanya memperoleh
keuntungan normal, sehingga harga jual (P) sama dengan biaya produksi rata-rata.

7
Karena ketidakmampuan penjual dan pembeli dalam memengaruhi
harga (price takers), maka setiap produsen tidak dapat menambah atau mengurangi
output pasar, sehingga harga secara otomatis telah ditentukan (given) oleh
pasar. Dengan demikian penerimaan rata–rata (average avenue) dan penerimaan
marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga. Pertambahan output pasar akan
terjadi bila adanya kenaikan permintaan pasar. Oleh karena itu, kurva permintaan pasar
produsen individu bersifat horizontal. Adapun contoh industri dalam pasar persaingan
sempurna yaitu pasar beras dan sayur mayur.
2.2 Persaingan Monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah
suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu
harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai monopolis. Pada
tahun 1926 Pierro Sraffa menerbitkan penelitiannya tentang struktur pasar persaingan
tidak sempurna dalam artikel Jurnal Ekonomi The Law of Return Under Competitive
Conditions. Kemudian Chamberlin menulis lagi dalam disertasinya (1927) Teori
Persaingan Monopolistik. Perdebatan tentang status struktur pasar persaingan tidak
sempurna berlanjut hingga tahun 1930-an, termasuk sebuah buku karya Joan Robinson,
The Economic of Imperfect Competition, yang ia terbitkan pada tahun 1933.
Kecurigaan peristiwa ekonomi sehari-hari, bahwa produksi yang beredar di
pasar tidak sepenuhnya kompetitif, didasarkan pada pengamatan empiris yang
didukung oleh para ekonom industri. Yakni, bentuk perilaku biaya produksi yang
tampak bertentangan dengan asumsi industri dengan struktur pasar persaingan penuh.
Sraffa menyatakan (Sraffa, 1926: 189): Everyday experience shows that a very large
number of undertakings and the mayority of those which produce manufactured
consumers goods work under conditions of individual diminishing costs. Menegaskan
bahwa teori nilai dalam harga tidak lagi sesuai dengan kenyataan karena mekanisme
pasar. Sebagaimana dikemukakan oleh Hasibuan (1993), Sraffa menegaskan kembali
undang-undang sebagai berikut:
a. Pendapatan turun
b. Penerimaan yang tetap
c. Pendapatan Tumbuh
Saat penerimaan lemah, Kurva biaya sudah berada di sisi biaya yang meningkat.
Persoalan yang sering muncul adalah ketika pelaku usaha memproduksi barang dengan

8
harga di bawah atau sama dengan harga minimum (Sraffa, 1926). Suatu hal yang
menonjol dari teori nilai kompetitif yaitu adanya hubungan simetris antara kekuatan-
kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penyebab penting yang menentukan harga
suatu komoditas, seperti yang diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva permintaan
kolektif dan kurva penawaran. Menurut Sraffa (1926) adalah sangat berbeda bila
dikaitkan dengan teori nilai yang berlaku. Teori nilai modern memperlihatkan kepada
kita, ada satu titik hitam yang mengganggu keharmonisan hubungan keseluruhan yang
terjadi di sekitar kita. Menurut Piero Staffa, peristiwa ini diwakili oleh kurva
penawaran, yang didasarkan pada hukum hasil naik dan turun (the laws of increasing
and diminishing returns) terkait dengan masalah tanah jangka panjang, dan ekonom
klasik melihat faktor tanah. Karena tersedia dalam jumlah yang cukup. Dalam bisnis,
tanah tidak hanya dipengaruhi oleh sewa, tetapi juga oleh biaya produksi. Dalam
ekonomi klasik, posisi ini dipenuhi oleh hukum hasil yang meningkat, yang dipandang
sebagai aspek penting dari pembagian kerja yang dihasilkan dari kemajuan ekonomi
daripada peningkatan skala produksi.
Setiap unit industri menggunakan faktor produksi yang relevan, seperti dalam
kasus industri pertanian atau baja, yang mengandalkan hasil untuk mempertahankan
prioritas penting. Unit demi unit keberhasilan menjadi semakin dicirikan oleh bentuk
yang hanya menghasilkan komoditas yang saat ini sedang dikonsumsi. Keadaan produk
dan permintaan suatu komoditas, berkenaan dengan variasi kecil, bersifat independen
dalam hubunganya terhadap penawaran dan permintaan semua komoditas.
Karakteristik pasar monopoli adalah sebagai berikut:
● Satu produsen: Perusahaan atau produsen yang menjadi satu-satunya penjual
di pasar tertentu.
● Produk yang tidak tergantikan: Produk atau layanan yang dijual oleh
perusahaan monopoli tidak memiliki pengganti/substitusi yang sama persis.
● Hambatan masuk yang tinggi: Ada hambatan untuk masuk ke pasar oleh
produsen baru, karena biaya produksi yang tinggi atau regulasi pemerintah yang
ketat.
● Memiliki kendali atas harga: Perusahaan monopoli memiliki kendali penuh
atas harga yang dikenakan pada produk atau layanan yang dijual, karena tidak
ada persaingan.
Andaian-andaian pada struktur pasar persaingan monopoli secara dasar mirip
dengan struktur pasar persaingan murni, tetapi struktur pasar persaingan monopoli
9
memperkenalkan diferensiasi produk dan sedikit kekuatan pasar bagi produsen untuk
mengatur situasi pasar. Model pasar persaingan monopoli mencerminkan seberapa
besar kekuatan monopoli yang dimiliki oleh perusahaan tertentu karena produk dan
merek dagang yang mereka miliki telah dikenal luas oleh konsumen. Oleh karena itu,
kurva permintaan pada perusahaan persaingan monopoli berkemiringan negatif.

Keseimbangan pasar terjadi bila biaya marginal (mc) sama dengan penerimaan
marginal(mr). Perusahaan diandaikan memaksimumkan keuntungan, dengan demikian
harga melebihi penerimaan marginal. Dalam jangka panjang diandaikan pula
keuntungan murni akan hilang sejalan dengan berubahnya ukuran pabrik akibat adanya
kebebasan perusahaan untuk keluar/memasuki pasar sehingga kurva permintaan pasar
bagi perusahaan berubah.
Gambar 4.2.a. memperlihatkan keadaan keseimbangan pasar jangka pendek
perusahaan persaingan monopoli, yang sama situasinya dengan yang terjadi pada
perusahaan monopolis (Es). Pada jangka panjang (Gambar 4.2.b.) industri persaingan
monopoli memiliki keuntungan normal dan berproduksi pada tingkat excess capacity
(El). Selanjutnya, terjadi keluar/masuknya pesaing baru ke dalam industri akan
mengubah ukuran pabrik perusahaan sehingga menggeser kurva permintaan
perusahaan berada pada posisi tingkat keuntungan yang berkurang. Kelebihan kapasitas
produksi berada pada qlqc. Selanjutnya, andil pasar perusahaan yang mapan berkurang.
Setiap perusahaan dalam industri secara bersama menurunkan harga, sehingga
keuntungannya meningkat.

10
2.3 Andaian – andaian Formal
Dalam aktivitas ekonomi, terdapat beberapa perusahaan industri yang memiliki
keterbatasan untuk mengambil sebuah keputusan terkait output yang harus
didistribusikan kedalam pasar dan penetapan harga jual yang harus diberikan untuk
menadapatkan laba yang maksimum. Akan tetapi, dalam menghadapi pasar tentunya
setiap perusahaan memiliki pesaing-pesaing yang nyata sehingga segala sesuatu yang
menjadi sebuah keputusan perusahaan tersebut akan mempengaruhi perilaku pesaing
yang terdapat di pasar. Model tersebut dikenal sebagai oligopoli interdependensi. Jika
dilihat secara definisi oligopoli intedependensi merupakan adanya hubungan yang
saling ketergantungan. Menurut Bilas (1985:235) Industri oligopoli memiliki ciri-ciri
khusus, seperti beberapa penjual memiliki produk yang merupakan barang substitusi
dengan memiliki permintaan elastisitas silang yang tinggi, terdapat hambatan masuk,
keputusan harga dalam satu perusahaan harus melalui pertimbangan dengan perusahaan
lain dalam industri. Secara umum, industri oligopoli memiliki beberapa andaian formal,
antara lain:
1) Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang menguasai pasar.
Dalam pasar oligopoli biasanya terdapat sejumlah perusahaan yang
beroperasi, hanya saja sedikit yang dapat menguasai pasar. Perusahaan -
perusahaan industri yang berada di dalam pasar biasanya relatif banyak, namun
skala produksi yang dimiliki juga berbeda - beda. Akan ada beberapa
perusahaan yang memiliki skala produksi yang besar sehingga output yang
dihasilkannya pun juga besar dan membuatnya dapat menguasai pasar, serta
begitupun sebaliknya.
2) Produk yang dihasilkan bersifat homogen atau diferensiasi produk.
Dapat dilihat bahwa dalam segi produk yang dijual pada industri
oligopolis bersifat homogen dan juga diferensiasi produk. Adanya perbedaan
ini akan mempengaruhi perilaku bersaing bagi perusahaan industri yang ada di
pasar. Bagi produsen yang memiliki produk yang bersifat homogen, maka
mereka akan bersaing secara bebas. Setiap pesaing tentunya memiliki
keunggulan output yang sama dilihat dari sisi output yang ditawarkan. Dari sisi
konsumen, mereka juga memiki pilihan yang berbagai macam pada suatu
produk, yaitu tidak adanya unsur keterikatan kepada siapa mereka harus
membeli barang karena konsumen menganggap seluruh produsen dalam pasar
adalah sama. Oleh sebab itu, untuk dapat menguasai pasar sejumlah perusahaan
11
dominan akan menggunakan strategi bisnis agar menjadi bagian yag dominan
di pasar.
Namun, jika di pasar terdapat diferensiasi produk maka posisi
persaingan pasar mengalami perubahan karena perbedaan corak produk yang
diberikan oleh masing - masing pesaing akan memberikan keunggulan ekstra
bagi produsen tersebut. Bagi produsen yang memiliki output yang berbeda
corak akan mendapatkan wilayah pasarnya sendiri sehingga output mereka
menjadi dominan dan meninggalkan pesaing yang memperoleh output yang
sama.
3) Produsen memiliki wewenang untuk menentukan harga (price maker/price
setter).
Perusahaan yang menguasai pasar memiliki keunggulan bersaing di
dalam pasar. Perusahaan yang dapat menguasai pasar biasanya memiliki
keunggulan yang terbentuk secara natural, bisa dari jumlah modal yang dimiliki
besar atau tingkat efisiensi dalam berproduksi. Selain itu, mereka dapat
mengungguli pasar dengan menciptakan produk yang memiliki perbedaan
dengan pesaing lainnya, promosi, kolusi, dan lain - lain. Maka dari itu,
perusahaan yang telah menguasai pasar dapat dengan mudah mengatur output
dan harga jual yang berlaku di dalam pasar akibat keunggulan kompetitif
(competitive advantage) yang dimiliki.
4) Adanya rintangan bagi perusahaan untuk keluar/masuk ke dalam pasar.
Rintangan yang terdapat di dalam pasar terbagi atas dua macam, yaitu
rintangan alamiah dan rintangan artifisial. Rintangan alamiah dianggap sebagai
sebuah rintangan yang dimiliki oleh setiap perusahaan yang mapan guna
menghambat masuknya pesaing potensial yang diperoleh secara natural, seperti
memiliki keunggulan dalam kepemilikan faktor jumlah modal, efisiensi produk
dan manajemen bisnis yang unggul. Disisi lain, rintangan artifisial merupakan
keunggulan yang dimiliki perusahaan karena adanya proses tunjuk oleh
pemerintah dan kolusi formal.
Perusahaan yang dominan memilki keunggulan dalam menaikkan atau
menurunkan harga jual pasar sehingga mempengaruhi calon pesaing agar tidak
tertarik masuk ke dalam pasar. Diketahui pada konsep teori harga batas (cost-
based pricing), perusahaan yang memiliki biaya produksi yang rendah dapat
menghalangi calon pesaing masuk ke pasar dengan cara memberlakukan harga
12
jual sampai ke batas biaya marginal, rendah atau menjadi keuntungan normal.
Oleh sebab itu, adanya hambatan tersebut menjadikan calon pesaing
mengurungkan niatnya untuk memasuki pasar.
Selain itu, perusahaan yang memiliki keunggulan artifisial akan
memperbesar kekuatannya untuk menguasai pasar. Contohnya kolusi formal
OPEC atau bentuk asosiasi legal lainnya. Wadah kolusi tersebut telah
memberikan kekuatan ekstra begi perusahaan yang berada dalam persekutuan
untuk merintangi calon pesaing masuk ke dalam pasar. Dalam struktur pasar
oligopoli beberapa pesaing potensial memang biasanya sengaja dilepaskan
untuk hadir di dalam pasar demi menciptakan situasi yang aman bagi penguasa
pasar. Sehingga mereka terhindar dari ancaman pemerintah yang biasanya
dianggap mengeksploitasi konsumen dan peruahaan oligopoli dapat meraih
keuntungan super normal di dalam pasar. Bain menyebutkan bahwa untuk
mendapatkan keuntungan maksimal perusahaan industri dapat menaikkan
pengeluaran promosi. Adanya promosi yang dikeluarkan akan memberikan
output perusahaan yang semakin dikenal oleh konsumen. Image product yang
ada akan menciptakan pasar yang akan memperluas pasar sehinggga walaupun
harga jual tinggi, andil output perusahaan juga tetap besar dan pada akhirnya
mampu meraih keuntungan maksimal.
5) Produsen memaksimumkan laba.
Andaian yang terakhir ini merupakan andaian pokok dan menjadi
pembeda antara perusahaan yang hanya berorientasi kepada keuntungan dengan
jenis perusahaan industri yang memiliki sifat sosial. Pada umumnya perusahaan
yang memiliki tujuan memaksimumkan keuntungan merupakan perusahaan
swasta. Dalam kegiatannya perusahaan mempertimbangkan pasar semata atau
untung dan rugi. Sebaliknya, perusahaan pemerintah lebih kepada manfaat
sosial yang didapatkan jadi persoalan untung rugi tidak menjadi sebuah
prioritas. Perusahaan oligopoli berproduksi dengan kurva permintaan yang
negatif, dengan harga jual yang berada di atas biaya produksi rata-rata. Hal ini
menyebabkan adanya kehendak para oligopolis untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya di dalam pasar sehingga oligopolis perlu menjalankan
berbagai strategi pasar, baik itu melalui pendekatan output, pendekatan harga,
atau lain -lainnya. Kemudian, seringnya harga jual pasar yang tidak stabil
memberikan keuntungan oligopolis dalam meraih laba yang maksimal.
13
2.4 Struktur – Perilaku – Kinerja
Sebagaimana halnya kurva permintaan pasar perusahaan individu pada struktur
pasar persaingan tidak sempurna lain- lainnya, maka kurva permintaan pasar
perusahaan individu industri oligopoli juga berkemiringan negatif. Begitu juga halnya
dengan kurva penerimaan marginal oligopoli, dia selalu berada di bawah kurva
permintaan oligopoli. Hal ini terjadi karena adanya kemampuan beberapa produsen
industri guna mengendalikan keadaan pasar, baik harga maupun kuantitas output
sehingga mereka dapat mengatur harga dan output sedemikian rupa untuk
meningkat/menurun agar keuntungan menjadi maksimal.

Gambar 5.1
Memperlihatkan hubungan keterkaitan antar struktur, perilaku dan kinerja
industri oligopoli. Keseimbangan pasar terjadi ketika kurva penerimaan marginal
memotong kurva biaya marginal. Perusahaan oligopolis memaksimumkan keuntungan
dikarenakan harga jual yang dikenakan melebih biaya produksi yang dikeluarkan. Oleh
karena itu, oligopoli berproduksi pada tingkat harga melebihi biaya rata-rata, seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 5.1, yaitu terletak pada posisi tingkat harga sebesar P1
dan output sebesar Al Dengan berproduksi pada rentangan wilayah kurva biaya rata-
rata yang sedang menurun sebesar c, oligopolis memperoleh keuntungan super normal
seluas wilayah A.
Dengan demikian, terlihat ada perbedaan yang nyata antara kinerja industri
yang berstruktur pasar oligopoli dengan industri yang berstruktur pasar persaingan
sempurna. Pada industri oligopoli ditandai oleh adanya miss-allocation and distribution

14
resources. Pada industri oligopoli sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh beberapa
perusahaan industri yang kuat saja sehingga distribusi output menjadi tidak merata. Hal
tersebut terjadi sebagai akibat adanya beberapa perusahaan industri yang menguasai
keadaan pasar sehingga perilaku oligopolis sering menimbulkan kerugian bagi
konsumen di dalam perekonomian. Keadaan demikian pada akhirnya menghendaki
kembali perlunya campur tangan pemerintah di dalam mengatur alokasi sumber-
sumber dan distribusi sumber-sumber ekonomi yang terdapat di dalam perekonomian
guna melindungi kepentingan konsumen dan produsen itu sendiri sehingga kehadiran
oligopolis tidak menimbulkan beban bagi perekonomian.
2.5 Oligopoli Bebas dan Interdependensi
Sudah kita bahas di atas pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
monopoli. Setelah kita mengetahui kedua pasar tersebut, masi ada terdapat satu pasar
yang struktur pasar di mana hanya ada beberapa perusahaan yang menguasai pasar yaitu
pasar oligopoli (Kuncoro, 2007). Ciri utama dari ekonomi oligopoli ialah hadirnya
beberapa kelompok perusahaan terkemuka. Karena jumlahnya sedikit para oligopoli
saling tergantung, para oligoplis harus tetap waspada akan tindakan yang diambil oleh
pihak-pihak diantara mereka dengan merencanakan secara cermat serta siap
menghadapi taktik dari perusahaan lain (Jaya, 1994).
Oligopoli berada di pasar bebas dan pasar terbuka. Di satu sisi terbuka terhadap
yang lain, di sisi lain ia bersifat monopoli. Dalam prakteknya, ia tidak ada campur
tangan atau kolusi dengan pemerintah, melainkan antara sesama perusahaan atau
pengusaha. Maka dari itu, oligopoli sering didefinisikan sebagai persaingan di antara
sedikit penjual (competition among the few). Di pasar Oligopoli, penjual sadar akan
saling ketergantungannya (interdependensi) sesama. Dia mengetahui bahwa tindakan
mereka memunculkan reaksi bagi orang lain.1 Model interdependensi ini pesaing di
pasar tidak bisa bertindak secara bebas, untuk mengatur keadaan harga jual dan output
pasar mereka dan selalu di amati pesaing-pesaing lainnya yang berada di dalam pasar,
maka dari itu mereka berhati-hati setiap mengambil tindakan dan keputusan tentang
output harga yang akan ditentukan.
Agoustin Cournot adalah seorang ahli ekonomi yang mengemukakan model
oligopoli klasik yang bersifat saling ketergantungan memulai teorinya (1838).

1
Hendrawan Supratikno, Ekonomi Nurani vs Ekonomi Naluri, (Jakarta: Obor, 2011), 288.

15
Bila pesaing pertama menjual harga Pa1 dan Output A1, maka masuknya
pesaing kedua mengambil setengah dari bagian pasar yang tidak dipasok oleh pesaing
pertama. Dan hal ini bergantung kepada market demand masing-masing kompetitor,
bila pesaing kedua sesuai dengan keadaan kurva permintaan pasarnya hanya memasok
setengah dari output pasar yang seharusnya dapat dikuasai, turunnya price market
tersebut akan menyebabkan keutungan perusahaan pertama menurun sehingga pesaing
pertama harus bereaksi. Pesaing awal menganggap perusahaan kedua memasok output
seperempat bagian dari pasar yang dipenuhinya, agar tetap memaksimum kan, maka
persaing pertama memasok pasar sebesar ½ (1-¼) = ⅜ =½ - ⅛ . Dengan asumsi, pesaing
kedua kembali bereaksi dengan memasok pasar sebanyak ½ (1-⅜) = 5/16 = ¼ + 1/16.
Keadaan itu akan terus berlangsung secara tidak terbatas sampai suasana pasar menjadi
stabil.
Contoh struktur pasar oligopoli bebas Indonesia, yaitu terjadi pada industri
plywood pada periode 1980 - 1985. Pada saat ini pengusaha plywood domestik perang
harga antarsesama pesaing domestik guna merebut bagian pasar ekspor plywood dunia.
Akibatnya, ada sejumlah perusahaan industri plywood domestik gulung tikar,
sedangkan yang lainnnya yang kuat terus bertahan di dalam pasar.

16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena
dalam pasar ini sangat mengutamakan terwujudnya efisiensi dalam kegiatan produksi
barang, menciptakan inovasi produk, serta meningkatkan kualitas terhadap suatu
produk. Dalam pasar persaingan sempurna memiliki struktur seperti banyaknya penjual
dan pembeli, barangnya homogen, produsen sebagai price taker, lalu perusahaan dapat
bebas masuk keluar pasar, tidak adanya regulasi pemerintah dan informasinya
sempurna. Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Berbeda dengan pasar persaingan sempurna, pada pasar
ini produsen adalah sebagai penentu harga. Dalam pasar ini terdapat beberapa
karakteristik seperti hanya terdapat 1 Produsen, tidak ada barang pengganti yang mirip,
lalu hambatan masuk pasar yang tinggi, dan memiliki kendali atas harga.
Secara umum, industri oligopoli memiliki beberapa andaian formal seperti
Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang menguasai pasar, produk yang dihasilkan
bersifat homogen, produsen memiliki kendali menentukan harga, adanya rintangan bagi
perusahaan untuk keluar masuk pasar dan produsen dapat memaksimumkan laba. Ciri
utama dari ekonomi oligopoli ialah hadirnya beberapa kelompok perusahaan
terkemuka. Pasar ini berada di pasar bebas dan terbuka. Karena jumlahnya sedikit para
oligopoli saling tergantung, para oligoplis harus tetap waspada akan tindakan yang
diambil oleh pihak-pihak diantara mereka dengan merencanakan secara cermat serta
siap menghadapi taktik dari perusahaan lain
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami jelaskan dalam makalah ini, semoga dapat
memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi pembaca terutama mengenai
persaingan industri dan persaingan oligopoli. Kami menyadari makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami menerima masukan berupa saran dan kritik dari
penulisan makalah ini agar lebih sempurna.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hotana, M. S. (2018). Industri e-commerce dalam menciptakan pasar yang kompetitif
berdasarkan hukum persaingan usaha. Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune, 1(1),
28-38.
Kennedy, P. S. J. (2018). Modul Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Sempurna.
Rahardja, P dan Manurung, M. 2010. Teori Ekonomi Mikro, edisi keempat. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI.
SIREGAR, Bernardus Wishman; SE, M. E. Pasar Monopoli.
Sukirno, Sadono. 2006. Mikro Ekonomi, edisi ketiga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Teguh, Muhammad. 2016. Ekonomi Industri. Edisi Pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

18

Anda mungkin juga menyukai