Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI INDUSTRI

“PERILAKU INDUSTRI,

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DIFERENSIASI PRODUK DAN


PERIKLANAN“

Dosen pengampu: Suprihatin Lestari, S.Kom.I.,M.E

Disusun Oleh

Kelompok 7:

1. Nadya Anzally Putri (21.23.1078)

2. Winda Astuti (21.23.1070)

INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEMESTER V D

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini di
susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DIFERENSIASI PRODUK DAN PERIKLANAN“, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima
kasih

Kuala Tungkal, November 2023

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah.........................................................................1
B. RumusanMasalah……………………………………………………..2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Infaq dan Shadaqah...............................................................3
B. Perbedaan Zakat, Infaq dan Shadaqah....................................................5
C. Infaq dan Shadaqah dalam konteks ekonomi..........................................7

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Daftar pustaka.......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri pada era gobalisasi yang semakin pesat akhir-
akhir ini, membawa dampak timbulnya persaingan di dunia usaha yang
semakin ketat. Kondisi ini menjadikan setiap perusahaan untuk memiliki
keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat dan tanggap agar
dapat bersaing dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sejenis.
Keunggulan-keunggulan kompetitif ini dapat diperoleh dengan memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki loyalitas tinggi terhadap
perusahaan sehingga dapat memberdayakan sumber daya yang dimilikinya
secara efektif, efisien, dan produktif..1
Diferensiasi produk adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan
yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.
Diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi bentuk, fitur, mutu kinerja,
mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki (kotler dan keller,
2016). Diferensiasi produk bertujuan untuk memotivasi perusahaan
melakukan pembedaan produk mereka dengan pesaing. 2
Kelebihan diferensiasi produk pada perusahaan yang mempengaruhi
konsumen menjadi pelanggan setia di bandingkan dengan pesaingan lainnya.
Diferensiasi ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, meskipun
itu di perbolehkan. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang
mampu mengalihkan basis persaingan ke faktor lain, seperti karakter produk,
strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Jadi, modifikasi
produk yang substantif sangat diperlukan dan ini yang menjadi manfaat
dilakukannya diferensiasi produk.

Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena


konsumen potensial akan memerhatikan iklan dari produk yang akan
1
eprints.ums.ac.id
2
Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, DIFERENSIASI PRODUK DAN PERIKLANAN,
(jeramba ilmu sukses, juni 2021)

1
konsumen beli. Fungsi iklan selain sebagai ajang promosi dan dapat
menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan
sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau
jasa.
Iklan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan
dalam pencapaian tujuan. Meskipun produk yang ditawarkan adalah produk
yang bagus namun apabila masyarakat belum pernah mendengarnya dan tidak
yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
pernah membelinya. Maka dari itu, iklan dapat menciptakan kesadaran
konsumen terhadap sebuah produk atau merek, dan memungkinkan produk
yang sebetulnya kurang disukai untuk lebih diperhitungkan (Terhune &
Steinberg, 2003).
Persepsi konsumen terhadap sebuah produk yang negatif dapat berubah
menjadi positif setelah mereka melihat iklan produk tersebut. Menurut
(Hertzendorf, 1993) berpendapat bahwa kualitas dari sebuah produk
ditentukan oleh kemampuan manajer perusahaan tersebut dalam
mempresentasikan produknya dibenak konsumennya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Industri?
2. Bagaimana Pengertian Diferensiasi Produk Dan Periklanan?
3. Bagaimana Penelitian dan Pengembangan Diferensiasi Produk Dan
Periklanan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui apa itu Perilaku Industri.
2. Untuk mengetahui Penelitian Diferensiasi Produk Dan Periklanan.
3. Untuk mengetahui Pengembangan Diferensiasi Produk Dan Periklanan.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Perilaku Industri
Perilaku industri merupakan pola tanggapan dan penyesuaian perusahaan
dalam suatu industri untuk mencapai tujuannya dan untuk menghadapi
persaingan dalam rangka penjualan produknya. Perilaku industry satu dengan
industri lainnya adalah sangat berbeda, dan perbedaan ini salah satunya
disebabkan oleh perbedaan struktur pasar dalam industri. Perilaku yang
mempunyai struktur persaingan sempurna, berbeda dengan dengan struktur
industri yang mempunyai struktur oligopoli, monopoli, dan persaingan
monopolistic.3

Perilaku Industri dalam Pasar Persaingan Sempurna Perusahaan dalam


industri yang bersaing sempurna/kompetitif tidak dapat menentukan harga
pasar, karena harga pasar ditentukan oleh mekanisme permintaan dan
penawaran dari banyak penjual dan banyak pembeli. Karena ada asumsi
informasi tentang pasar sempurna dan jenis barang homogen, maka dalam
pasar persaingan sempurna ini tidk ada penjual yang menaikkan harga. Jika
penjual mencoba menaikkan harga, maka konsekuensinya pembeli akan
meninggalkannya dan membeli barang ke penjual lain yang harganya lebih
murah. Dalam jangka panjang, produsen bebas masuk atau keluar pasar
dengan tidak ada penghalang.

Di pasar persaingan sempurna, harga keseimbangan tercapai ketika MR =


MC; dan karena MR = D = AR = P, maka harga keseimbangan tercapai
ketika P = MC. Pada kondisi ini penjual di pasar persaingan sempurna
mencapai maksimum profit. Dengan kata lain, karena harga ditentukan oleh
mekanisme pasar, perusahaan tidak memiliki perangsang untuk beriklan
sebagai reaksi pada saingan-saingan atau untuk berusaha mencegah terjadi
entry para pesaing.

3
Sri Indah Nikensari, Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018),
hal.93

3
Meskipun banyak perusahaan kecil dalam suatu industri yang bersaing
kompetitif bisa mengkoordinir suatu kartel, namun perusahaan baru tetap
akan bisa masuk ke dalam pasar tanpa bisa dihalangi. Perilaku Industri dalam
Pasar Persaingan Tidak Sempurna Perilaku perusahaan menjadi suatu hal
yang menarik ketika terjadi persaingan yang tidak sempurna, di mana
penjual/produsen lebih sedikit dibandingkan pembeli/konsumen. Akan
banyak perilaku yang dimainkan perusahaan agar mencapai profit maksimum
dan tujuan perusahaan lainnya (Efisiensi, keberlanjutan usaha, dst).

Perilaku Industri dalam Era Desruptif Salah satu dilema mendasar dari
masyarakat modern adalah dampak yang tidak dapat diprediksi dan
bermasalah yaitu perkembangan teknologi yang cepat. Dampaknya tidak
hanya pada level perusahaan, tetapi juga pada level keseluruhan industri atau
masyarakat (Kilkki et al. 2018). Pelaku di dunia industri harus berubah
mengikuti lingkungan teknologi yang cepat berubah ini, bila tidak ingin
terpuruk dengan kondisi yang usang.

Teknologi informasi adalah salah satu pendukung utama era disruption.


Mau tidak mau, industri harus mengikuti era baru dan cepat berubah ini,
bukan saja dalam cara menyediakan produk yang dihasilkan, namun juga cara
dalam menawarkan produknya ke calon konsumen. Menurut Kilkki, et al.
(2018), mensiasati era disruption ini melalui “disruptive innovation rather
than disruptive technology“. Inovasi disruptif yang dapat dilakukan industri
dalam persaingan monopolistic misalnya melakukan iklan dengan cara-cara
baru.

Beberapa inovasi disruptif yang dilakukan perusahaan yang bersaing


monopolistik misalnya beriklan dengan mengiklankan produknya masuk
dalam cerita sinetron, beriklan melalui smartphone, mensponsori event-event
dengan memeberikan hadiah, dst. Oleh karena itu mengapa saat ini banyak
perorangan atau kelompok yang dengan mudah mendapat penghasilan cukup
besar dari rumah, hanya dengan modal smartphone dalam melakukan
transaksi penjualan produk atau jasa.

4
B. Pengertian Diferensiasi Produk

Pengertian produk menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh
Bob Sabran “Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen4. Diferensiasi secara etimologi berarti
proses, cara, pembuatan membedakan, pembedaan. Sedangkan secara istilah
diferensiasi merupakan jenis strategi kompetitif yang digunakan organisasi
untuk membedakan produk dan layanan perusahaan dibanding perusahaan
yang lain diindustri yang sama.5

Menurut Kotler Diferensiasi produk adalah tindakan merancang satu set


perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari
pesaing sehingga hasil yang dapat mempengaruhi pilihan dan kepentingan
konsumen yang paling istimewa. Artinya perusahaan berusaha membuat
produk yang ditawarkan mempunyai keunggulan atau mempunyai nilai lebih
dibandingkan produk kompetitor.

Diferensiasi merupakan strategi yang membuat produk berbeda dengan


competitor bahkan melebihinya, sehingga hasilnya dapat dinilai oleh
konsumen dan nilai yang diharapkan dapat mempengaruhi pilihan dan
kepuasan konsumen yang paling istimewa6. Konsep produksi beranggapan
bahwa konsumen akan menyukai produk yang gampang diperoleh dan sangat
terjangkau, karenanya manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi
produksi dan distribusi. Konsep ini adalah salah satu falsafah tertua yang
menjadi pedoman penjualan.

Diferensiasi merupakan proses penambahan serangkain perbedaan yang


penting dan bernilai guna membedakan tawaran perusahaan itu dari tawaran
4
Wiliam J Stantion. Prinsip Pemasaran , (Jakarta : Penerbit Erlangga 1984 jilid 1
5
Departemen Pendidikan NAsional, kamus besar Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama,2008) h. 231
6
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari‟ah dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani,
2004), Cet. Ke-1, h. 444

5
pesaing. Hingga batas-batas tertentu semua produk dapat didiferensiasikan,
tetapi tidak semua perbedaan itu bermakna atau berharga.

Dalam strategi diferensiasi, perusahaan berusaha menjadi unik dalam


industrinya dalam sejumlah dimensi tertentu yang secara umum dihargai
pembeli. Perusahaan memilih atau beberapa atribut yang dipandang penting
bagi pembeli dalam industri dan menempatkan dirinya secara unik untuk
memenuhi kebutuhan ini. Karena posisi yang unik itu, perusahaan merasa
layak untuk menetapkan harga premium (Premium prize). Strategi ini menitik
beratkan pada pembangunan persepsi pembeli, diantaranya kualitas, citra, dan
inovasi7.

Strategi diferensiasi yang sukses haruslah strategi yang mampu :

a. Menghasilkan nilai pelanggan.

b. Memunculkan persepsi yang bernilai khas dan baik.

c. Tampil sebagai wujud berbeda yang yang sulit untuk ditiru8.

Salah satu tujuan utama strategi diferensiasi adalah untuk mendapat


keunggulan bersaing dari pesaing lainnya. Pesaingan dalam bisnis
terjadikarena satu atau lebih perusahaan pesaing merasakan adanya tekanan
atau melihat peluang untuk memperbaiki posisinya.9

Perusahaan dapat melakukan diferensiasi dengan cara mengenali sumber


keunggulan kompetitif yang mungkin ada, memiliki ciri pembeda utama yang
dimiliki perusahaan, memilih penentu posisi yang efektif dipasar.

Pada prinsipnya strategi diferensiasi adalah mengambil pelanggan sebagai


titik perhatian utama. Strategi ini membangun persepsi pembeli diatas
7
Ibid., h.3
8
Ferdinand, Augusty T, Manajemen pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik Research
Paper Series, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2003), h. 87.
9
Daft, L, Richard, Op. Cit., h. 376

6
keunggulan kualitas, desain produk, teknologi, citra, berat bahan dan
pelayanan. Perusahaan dapat menaikan harga setinggi mungkin untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi harus dapat menciptakan
produk bagi konsumen yang tampak berbeda ketimbang produk yang sudah
ada, sehingga tampak unik. Perbedaan inilah yang nanti dibayar mahal dan
menjadi persepsi bagi pembeli. Menurunkan harganya, maka hal itu justru
akan membuat konsumen meragukan mutu produk yang bersan10

C. Penelitian dan Pengembangan Diferensiasi

Tujuaan Diferensasi produk adalah untuk memenangkan


persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam melaksanakan bisnis
dan persaingan bukanlah suatu hal yang harus dihindari.Persaingan selalu
menjadi rangsangan dalam melaksanakan suguhan yang terbaik buat
pelanggan.Persaingan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tujuan perusahaan tidaklah dapat dihindari begitu saja.Persaingan
merupakan faktor dari perusahaan yang dapat mempengaruhi kelancaran
kegiatan pemasaran perusahaan dalam memasarkan produk/ jasa yang
dihasilkan kepada konsumen atau pasar.

Jika pasar melihat perbedaan produk perusahaan dibanding produk


pesaing, maka perusahaan lebih mudah mengembangkan marketing mix
untuk produk tersebut. Selain itu, perbedaan mencolok yang terkait dengan
suatu produk akan merangsang daya ingat karena perbedaan tersebutakan
diapresiasi secara intelektual.11

Menurut Covey perusahaan dapat menciptakan sebuah tawaran


yang unik dengan berkonsentrasi pada tiga dimensi diferensiasi yaitu:

1. Content (kepuasan)

10
Philip Kotler, A.B Susamto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia: Analisis
perencanaan Implementasi dan Pengendalian , (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 18
11
Agus Ahyari, Manajemen Produksi (Yogyakarta : BPFE, 2002) h. 134-135

7
Adalah dimensi yang menunjukkan pada value yang ditawarkan.
Ini merupakan bagian tangible (nyata) dari diferensiasi. Ini merupakan hal
yang benar-benar perusahaan tawarkan kepada konsumen. Misalnya
kelebihan-kelebihan produk dibanding produk yang ditawarkan oleh
pesaing, meyakinkan agar konsumen memilih dan percaya terhadap
produk yang ditawarkan. Dalam konteks ini, Allah juga menghendaki
setiap umatnya untuk menepati janji yang telah dibuat dan dinyatakan
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 91:
Yang Artinya: “dan tepatilah perjanjian dengan allah apabila kamu berjanji
dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah sumpah itu), sesungguhnya allah mengetahui apa yang
kamu perbuat”.

2. Context (keadaan/ suasana)

Merupakan dimensi yang menunjukkan pada cara perusahaan


menawarkan produk. Bagaimana agar konsumen benar-benar menikmati
pelayanan dalam memaksimalkan penggunaan produk. Hal ini merupakan
bagian dari intangible (tidak nyata) dari diferensiasi. Ini berhubungan
dengan usaha-usaha perusahaan untuk membantu pelanggan dalam menilai
tawaran perusahaan dengan cara yang berbeda dari pesaing. dengan
kemauan pegawai untuk peduli dan memberi perhatian secara individu
kepada konsumen. kemauan ini yang ditunjukkan melalui hubungan,
komunikasi, memahami dan perhatian terhadap kebutuhan serta keluhan
konsumen hal ini yang akan mendatangkan kesukaan, kepuasan dan
meningkatkan loyalitas konsumen.

Berkenaan dengan hal tersebut diterangkan dalam hadits


Rasullulah Saw, menyatakan:ُ

8
Yang Artinya: “Abu Musa Al-asy’ary ra. berkata: bersabda nabi
saw, “seorang muslim yang menjadi bendahara (kasir) yang amanat, yang
melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna
dan suka hati, memberikannya kepada siapa yang diperintahkan
memberikannya, maka bendahara itu termasuk salah seorang yang
mendapat pahala bersedekah”.12

3. Infrastructure (fasilitas)

Infrastruktur menunjuk pada teknologi, SDM (people), dan fasilitas


yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan context diatas.
(bukti fisik) dapat berupa fasilitas fisik seperti gedung, ruangan yang
nyaman, dan sarana prasarana lainnya44 13. dalam konsep islam pelayanan
yang berkenaan dengan tampilan fisik hendaknya tidak menunjukkan
kemewahan. fasilitas yang membuat konsumen merasa nyaman memang
penting, namun bukanlah fasilitas yang menonjolkan kemewahan.
pernyataan ini sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur’an Surat At-
Takaatsur Ayat 1-5:

Yang Artinya: ‘Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai


kamu masuk kedalam kubur. janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu) dan janganlah begitu, kelak kamu
akan mengetahui. janganlah begitu,jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin.”

4. Daya tahan Diferensiasi

Menurut Porter daya tahan diferensiaisi ditentukan leh dua hal, yaitu 14:
12
Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah Bukhari Abu Abdillah, Al-Jami‟musnid Shahih
Mukhtasir Min Umur Rasulullah Salallahu‟alaihi Wassalam, Juz 5 h. 265
13
Lina Anatan, Service Exelence, (Bandung: Alfabeta, 2008) h. 71
14
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi 1, (Jakarta: PT. salemba Empat, 2004), h. 5

9
a. Langgengnya nilai yang terlihat pembeli

Selalu ada risiko bahwa kebutuhan atau persepsi pembeli akan berubah
sehingga menghilangkan nilai pada bentuk tertentu diferensiasi.

b. Tiadanya peniru dari pesaing

Menurut Porter pesaing juga bisa meniru strategi perusahaan


bersangkutan atau mencari strategi baru yang lebih maju dari pada
strategi yang dipilih oleh perusahaan itu.

Diferensiasi akan memiliki daya tahan lebih lama dalam kondisi


sebagai berikut:

(a). sumber keunikan perusahaan mempunyai penghalang. Hasil


belajar yang telah menjadi hak milik, keterkaitan antar hubungan dan
keuntungan sebagai pengambilan langkah pertama semuanya cendrung
menjadi faktor keunikan yang lebih tahan lama dibandingkan dengan
sekedar pilihan kebijakan untuk menjadi unik dalam sebuah aktivitas.

(b). perusahaan mempunyai keuntungan biaya dalam


mendiferensiasikan diri. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
biaya yang tahan lama melakukan aktivitas yang mengarah tercapainya
diferensiasi akan menikmati daya tahan yang jauh lebih besar.

(c). sumber diferensiasi banyak jumlahnya. Daya tahan sebuah


diferensiasi paling besar jika diferensiasi berakar pada sumber yang
banyak jumlahnya, bukan hanya sekedar pada satu faktor tunggal
seperti desain produk.

(d). perusahaan menciptakan biaya beralih pada saat dia


mendiferensiasikan diri. Biaya beralih merupakan biaya tetap yang
dikeluarkan pembeli pada saat berganti pemasok.Hal ini
memungkinkan perusahaan menetapkan premi harga yang tahan lama
walaupun produknya setara dengan produk pesaing.

10
Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat penting diketahui oleh
suatu perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran.Untuk
keberhasilan perusahaan, semua kegiatan pemasaran yang dilakukan
harus untuk memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen.46sebagai sasaran pemasaran. 15Seperti diketahui,
kebutuhan dan keinginan mempunyai keanekaragaman serta banyak
tingkatan pula.

5. Strategi Diferensiasi

Perubahan dalam selera konsumen, teknologi, dan persaingan yang


cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk dan jasa
baru secara terus menerus.Perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi
akan berusaha membangun loyalitas pelanggan melalui penempatan
produk atau jasanya secara unik atau berbeda.Cara-cara untuk
menciptakan stratagi diferensiasi telah ditempuh, tetapi konsep utamanya
adalah menjadi yang menjadi yang istimewa pada sesuatu yang penting
bagi pelanggan.Perusahaan, dengan kata lain, berjuang agar menjadi lebih
baik dari pada pesaingnya pada faktor tertentu yang dianggap bernilai oleh
pelanggan16.

Perusahaan kecil yang dapat meningkatkan kinerja produk atau


jasanya, mengurangi biaya dan risiko yang harus ditanggung
pelanggan ketika membelinya, atau memberikan manfaat yang tidak
kelihatan yang dirasakan bernilai oleh pelanggan, maka perusahaan
17
tersebut memiliki potensi sukses dalam melakukan diferensiasi.
Perusahaan yang berhasil melakukan strategi diferensiasi bisa

15
Sofjan Assauri, Manajemen pemasaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2007) h. 89-90
16
Arif Yusuf Hamali. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. ( Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016) h. 127-128
17
Ibid., h. 130

11
menetapkan harga premium untuk produk-produk dan jasanya,
meningkatkan pangsa pasarnya, dan menuai keuntungan karena
pelanggannya akan selalu ingat dan loyal. Perusahaan agar sukses
harus membuat produk atau jasanya sama sekali berbeda, paling tidak
dimata pelanggan.

Basis umum untuk diferensiasi produk mencakup layanan


pelanggan yang istimewa, ciri produk yang khusus, linu produk yang
lengkap, ketersedian suku cadang dengan segera, keadaan produk
tanpa kompromi, kualitas produk yang prima, serta pengetahuan
produk yang luas. Perusahaan kecil akan menghadapi risiko ketika
ingin menerapkan strategi diferensiasi, salah satunya adalah berusaha
melakukan diferensiasi terhadap produk atau jasa yang tidak
meningkatkan kinerja atau menurunkan biaya bagi pembeli.
Penjiplakan dan salinan murahan dari para pesaing juga merupakan
ancaman bagi kesuksesan strategi diferensiasi. Bahaya lainya adalah
diferensiasi yang berlebihan akan menyedot biaya yang terlalu tinggi
hingga perusahaan membuat harga produknya tidak terjangkau oleh
pasar.

Risiko terakhir adalah hanya berfokus pada karakteristik fisik suatu


produk atau jasa dan mengabaikan faktor psikologis, seperti status,
prestise, dan citra, yang dapat merupakan sumber yang sangat berguna
untuk diferensiasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku industri merupakan pola tanggapan dan penyesuaian


perusahaan dalam suatu industri untuk mencapai tujuannya dan untuk
menghadapi persaingan dalam rangka penjualan produknya. Perilaku

12
industry satu dengan industri lainnya adalah sangat berbeda, dan
perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh perbedaan struktur pasar
dalam industri. Perilaku yang mempunyai struktur persaingan sempurna,
berbeda dengan dengan struktur industri yang mempunyai struktur
oligopoli, monopoli, dan persaingan monopolistic.
Diferensiasi produk adalah tindakan merancang serangkaian
perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan
tawaran pesaing. Diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi bentuk,
fitur, mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah
diperbaiki (kotler dan keller, 2016). Diferensiasi produk bertujuan untuk
memotivasi perusahaan melakukan pembedaan produk mereka dengan
pesaing. 18
Kelebihan diferensiasi produk pada perusahaan yang mempengaruhi
konsumen menjadi pelanggan setia di bandingkan dengan pesaingan
lainnya. Diferensiasi ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter
produk, meskipun itu di perbolehkan. Diferensiasi produk yang berhasil
adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan ke faktor
lain, seperti karakter produk, strategi distribusi atau variabel-variabel
promotif lainnya. Jadi, modifikasi produk yang substantif sangat
diperlukan dan ini yang menjadi manfaat dilakukannya diferensiasi
produk.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://eprints.ums.ac.id/38969/4/BAB%20I.pdf
2. file:///C:/Users/Acer/Downloads/277-Article%20Text-943-1-10-
20210619.pdf

18
Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, DIFERENSIASI PRODUK DAN PERIKLANAN,
(jeramba ilmu sukses, juni 2021)

13
3. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, e-ISSN: 2745-7257, Vol.
2, No. 2, Juni 2021
4. Sumber:
https://www.rathbones.com/knowledge-and-insight/opportunities-and-
challenges-disruptive-technologies
5. https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/ekonomi-
industri/perilaku-industri/45228822
6. Ibid.
7. Sofjan Assauri, Manajemen pemasaran (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2007) h. 89-90
8. Arif Yusuf Hamali. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.
( Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) h. 127-128
9. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi 1, (Jakarta: PT. salemba
Empat, 2004), h. 5
10. Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah Bukhari Abu Abdillah,
Al-Jami‟musnid Shahih Mukhtasir Min Umur Rasulullah Salallahu‟alaihi
Wassalam, Juz 5 h. 265
11. Lina Anatan, Service Exelence, (Bandung: Alfabeta, 2008) h. 71
12. Philip Kotler, A.B Susamto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia: Analisis
perencanaan Implementasi dan Pengendalian , (Jakarta: Salemba Empat,
2001), h. 18
13. Agus Ahyari, Manajemen Produksi (Yogyakarta : BPFE, 2002) h. 134-135
14. Ferdinand, Augusty T, Manajemen pemasaran: Sebuah Pendekatan
Stratejik Research
15. Paper Series, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2003), h. 87.
16. Daft, L, Richard, Op. Cit., h. 376
17. Wiliam J Stantion. Prinsip Pemasaran , (Jakarta : Penerbit Erlangga 1984
jilid 1
18. Departemen Pendidikan NAsional, kamus besar Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama,2008) h. 231
19. Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari‟ah dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004), Cet. Ke-1, h. 444

14
20. eprints.ums.ac.id
21. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, DIFERENSIASI
PRODUK DAN PERIKLANAN, (jeramba ilmu sukses, juni 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai