Oleh
Kelompok 2
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
terhadap kami semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini berisi mengenai Menentukan Strategi Produk yang diterapkan
oleh perusahaan, selain itu penulis mencantumkan teori-teori yang berkaitan
dengan manajemen strategi produk. Makalah ini tidak semata-mata hanya
untuk memenuhi nilai tugas, tetapi makalah ini kami buat agar dibaca dan
dapat diambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih
Makassar , 18 oktober
2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Sampul............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................... iv
B. Rumusan Masalah.......................................................................... iv
C. Tujuan............................................................................................ v
Bab II Pembahasan
A. Strategi Produk.............................................................................. 1
B. Penetapan Strategi Produk............................................................. 4
C. Diferensiasi Produk....................................................................... 7
D. Hubungan Produk dan Merek........................................................ 9
E. Pengemasan, Pelabelan, Jaminan, dan Garansi............................. 10
F. Daur Hidup Produk........................................................................ 12
G. Tahapan Strategi Produk................................................................ 14
Bab IV Penutup
A. Simpulan........................................................................................ 17
B. Saran.............................................................................................. 17
Daftar Pustaka................................................................................................ 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
5. Bagaimana pengemasan, pelabelan, jaminan dan garansi suatu produk dalam
menentukan strategi produk yang baik?
6. Bagaimana tahapan daur hidup produk?
7. Apa saja tahapan dalam penentuan strategi produk?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu strategi produk
2. Mengetahui dalam penetapan strategi produk
3. Mengetahui perlu adanya diferensiasi produk
4. Mengetahui hubungan antara produk dan merek
5. Mengetahui pengemasan, pelabelan, jaminan, dan garansi dalam strategi produk
6. Mengetahui daur hidup produk
7. Mengetahui tahapan dalam penetuan stretegi produk
vi
BAB II
PEMBAHASAN
1
pemikiran konsumen perihal daya guna produk. Diskonfirmasi merujuk pada
perbedaan diantara keduanya. Ada tiga diskonfirmasi , pertama diskonfirmasi
positif terjadi
2
saat daya guna produk lebih baik dari pada yang diharapkan. Situasi ini
dianggap menimbulkan kepuasan atau tingkat pemenuhan yang
menyenangkan. Kedua, diskonfirmasi negatif terjadi pada saat daya guna
produk lebih rendah daripada yang diharapkan. Situasi ini dianggap
menimbulkan ketidakpuasan. Ketiga, diskonfirmasi netral terjadi saat persepsi
kedayagunaan hanya sekedar memenuhi ekspetasi saja, entah konsumen puas
atau tidak dalam hal ini tergantung pada variabel-variabel lain, misalnya
tingkat ekspetasi dan tingkat kegunaan.
2. Perilaku Produk
a. Interaksi dengan produk
Konsumen dapat berinteraksi dengan produk dan merasakan pengalaman
dengannya dengan berbagai cara. Barangkali konsumen menerima sampel
gratis lewat pos atau diletakkan pada pintu rumahnya atau diberi sampel toko,
meminjam produk dari teman dab menggunakannya , menerima produk sebagi
hadiah, atau hany asekedar melihat orang lain menggunakan produk dan
mengalaminya sebagai teladan.
b. Kesetiaan kepada Merek/Pencarian Selingan
Kesetiaan kepada merek merupakan komitmen intrinsik untuk berulang
kali membeli merek tertentu saja. Kesetiaan kepada merek berbeda dengan
mengulang perilaku pembelian sebab perilaku yang disebut terakhir ini hanya
berfokus kepada ktindakan perilaku yang tidak lada hubungannya dengan
sebab-sebab respon kebiasaan.
Pencarian selingan merupakan komitmen kognitif untuk membeli merek
yang berbeda-beda dikarenakan faktor seperti stimulasi yang terlibat dalam
menjajal merek yang berbeda, rasa ingin tahu, kebaruan, atau mengatasi
kebosanan terhadap barang lama yang itu-itu saja. Pencarian selingan
merupakan antitesis kestiaan kepada merek, karena perilaku pembelian
konsumen berbeda dan komitmen kognitif terhadap pembelian bertolak
belakang dengan komitmen pembelian terhadap pembelian kesetiaan kepada
merek. Pencarian selingan juga dibedakan dari perilaku bermacam-macam
3
yang merupakan turunan(derived varied behaviour) karena perilaku ini tidak
melibatkan perilaku yang termotivasi secara intrinisik. Perilaku bermacam-
macam yang merupakan turunan di akibatakan oleh stimulus eksternal di
lingkungan, sebagai contoh sebuah toko kehabisan stok merek tertentu atau ada
penawaran menarik untuk merek lain.
3. Lingkungan Produk
a. Atribut Produk
Produk atau atribut produk adalah stimulus utama yang mempengaruhi
efeksi, kognisi, dan perilaku ,konsumen. Konsumen mengevaluasi atribut-
atribut tersebut dalam hubungannyadengan nilai, kepercayaan, dan
pengalamannya sendiri diwaktu lampau. Pemasaran dan informasi lain juga
mempengaruhi pembelian dan penggunaan produk akan memuaskan atau tidak.
b. Pengemasan
Pengemasan merupakan unsur lingkungan produk yang menghabiskan
miliaran dolar belanja pemasar setiap tahunnya. Ada empat tujuan pengemasan
yang dipertimbangkan. Pertama, pengemasan harus melindungi produk saat
berpindah melalui saluran ke konsumen. Kedua, pengemasan harus ekonomis
dan tidak menambah biaya yang tidak semestinya terhadap produk. Ketiga,
pengemasan harus memungkinkan produk mudah disimpan dan digunakan oleh
konsumen. Keempat, pengemasan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk
mempromosikan produk kepada konsumen.
Ukuran kemasan tidak hanya mempengaruhi pilihan konsumen, tetapi juga
kekerapan penggunaan sebuah produk dalam kesempatan tertentu. Pada
umumnya, konsumen percaya semakin besar ukuran kemasan semakin rendah
biaya satuan, sehingga konsumen rela menggunakan isinya dengan lebih
leluasa daripada kemasan yang lebih kecil.
Selain bentuk kemasan, warna juga dianggap mempunyai dampak
pentingterhadap afeksi, kognisi,dan perilaku konsumen. Dampak ini bukan
sekedar menarik perhatian konsumen menggunakan warna-warna mencolok.
4
Sebaliknya dikatakan bahwa warna mkemasan berkonotasi dengan makna bagi
konsumen dan dapat dimanfaatkan secara strategis.
Identifikasi merek dan juga label pada kemasan memberikan stimulus
tambahan untuk dipertimabangkan oleh konsumen. Dalam banyak hal
identifikasi merek menyederhanakan pembelian bagi konsumen dan
memungkinkan terjadinya proses pengembangan kesetiaan. Informasi label
meliputi petunjuk penggunaan, kandungan isi, daftar bahan atau bahan baku,
peringatan penggunaan dan perawatan produk. Untuk sebagian produk
informasi ini dapat mempengaruhi pembelian.
5
diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. Tamu hotel
mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk baru, lampu yang dapat
dinyalakan, dan suasana yang relatif tenang.
d. Tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented
product) yang melebihi harapan pelanggan. Di negara-negara maju,
positioning merek dan persaingan terjadi pada tingkat ini. Tetapi, di pasar
negara berkembang atau pasar yang berkembang seperti India dan Brazil,
sebagian besar persaingan terjadi di tingkat produk yang diharapkan.
e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang
mencakup semua kemungkinan tambahan dan transfomasi yang mungkin
dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat
di mana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan
membedakan penawaran mereka.
2. Klasifikasi Produk
Dulu pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan
ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan (konsumen atau industri).
Setiap jenis produk mempunyai strategi bauran pemasaran yang sesuai.
a. Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility)
Pemasar menggolongkan produk menjadi tiga kelompok menurut
ketahanan dan keberwujudannya:
Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah
barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-
barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-
barang tersebut tersedia di banyak lokasi, hanya mengenakan markup
yang kecil, dan beriklan secara besar-besaran untuk mendorong
percobaan dan membangun preferensi.
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang berwujud
yang baisanya dapat digunakan untuk waktu lama; kulkas, alat-alat
mesin, dan pakaian. Produk-produk tahan lama biasanya memerlukan
6
penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan
memerlukan garansi penjual yang banyak.
Jasa (services) adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan,
bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan
kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang
lebih besar. Contohnya meliputi salon potong rambut, nasihat hukum,
dan perbaikan peralatan.
b. Klasifikasi barang konsumen
1). Barang sehari-hari (convenience goods) biasanya dibeli dengan segera, dan
dengan usaha minimum. Contohnya meliputi minuman ringan, sabun, dan
surat kabar. Barang sehari-sehari meliputi :
Barang kebutuhan pokok/staples adalah barang yang dibeli konsumen
secara teratur.
Barang impuls adalah barang yang dibeli tanpa usaha perencanaan
atau pencairan.
Barang darurat adalah barang yang dibeli ketika ada kebutuhan
mendesak.
2). Barang belanja (shopping goods) adalah barang yang secara karakteristik
dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas , harga, dan
gaya. Barang belanja meliputi :
Barang belanja homogen mempunyai kualitas yang serupa tetapi harganya
cukup berbeda sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja.
Barang belanja heterogen mempunyai fitur produk dan jasa yang
berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga. Penjual barang
belanja heterogen menjual pilihan barang yang luas untuk memuaskan
selera perorangan dan harus mempunyai wiraniaga yang terlatih
dengan baik untuk memberitahu dan memberi nasihat kepada
pelanggan.
3). Barang khusus (specialty goods) mempunyai karakteristik atau
identifkasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang
bersedia melakukan usaha pembelian khusus.
7
4). Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak
dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Barang
ini tidak memerlukan adanya kegiatan promosi atau iklan.
C. DIFERENSIASI
1. Difrensiasi Produk
Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk (ukuran, model,
atau struktur fisik produk). Contohnya, aspirin. Walalupun pada hakikatnya
merupakan komoditas, ia dapat dideferensiasikan berdasarkan :
a. Bentuk, banyak produk dapat diferesiasikan berdasarkan bentuk seperti
ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk.
b. Fitur, sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan memvariasikan fitur
(feature) yang melengkapi fungsi dasar mereka. Perusahaan dapat
mengindentifikasi dan memilih fitur baru yang tepat dengan mensurvei
pembeli terbaru dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan
dan biaya perusahaan untuk setiap fitur potensial.
8
c. Penyesuaian, pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan
menyesuaikan produk tersebut dengan keinginan perorangan.
d. Kualitas kerja, sebagian besar produk ditetapkan pada satu dari empat
tingkat kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, atau unggul. Kualitas kerja
(perfomance quality) adalah tingkat di mana karakteristik utama produk
beroperasi. Perusahaan harus mengelola kualitas kinerja sepanjang waktu
dengan terus memperbaiki produk, sehingga perusahaan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian dan pangsa pasar yang tinggi,
kegagalan melakukannya akan memberikan konsekuensi negatif.
e. Kualitas kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki kualitas
kesesuaian yang tinggi, yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi
identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
f. Ketahanan (durability), pembeli biasanya akan membayar lebih untuk
produk yang tahan lama, tetapi walaupun penjual menawarkan produk
yang berkualitas tinggi namun tetap dalam harga yang tidak berlebihan.
g. Keandalan, adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan
mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu. Dengan
kata lain pembeli biasanya akan membayar lebih untuk produk yang lebih
dapat diandalkan.
h. Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. Kemudahan
perbaikan yang ideal terjadi ideal terjadi jika pengguna dapat memperbaiki
sendiri produk tersebut dengan sedikit biaya dan waktu.
i. Gaya (style), gaya menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada
pembeli biasanya gaya produk dibuat untuk menciptakan perbedaan
dengan pesaing yang sulit untuk ditiru.
j. Desain merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan
fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Desain memberikan
keunggulan kompetitif kepada perusahaan selain harga dan teknologi.
2. Diferensiasi Jasa
9
Jika prooduk fisik tidak mudah didefensiasi, kunci keberhasilan dalam
persaingan sering terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang
menambah nilai serta perbaikan mutu produk fisik itu. Pembeda utama layanan
adalah hal berikut:
a. Kemudahan pemesanan mengacu pada seberapa mudah pelanggan
melakukan pesanan kepada perusahaan.
b. Pengiriman (delivery) mengacu pada seberapa baik produk atau jasa
dibawa atau dikirim ke pelanggan. Pengiriman meliputi kecepatan,
akurasi, dan perawatan sepanjang proses.
c. Instalasi mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat produk
beroperasi di lokasi yang direncanakan.
d. Pelatihan pelanggan mengacu pada pelatihan karyawan untuk
memberikan pengetahuan kepada konsumen untuk menggunakan
peralatan pemasok dengan benar dan efisien.
e. Konsultasi pelanggan mengacu pada data, sistem informasi, dan layanan
nasihat yang ditawarkan penjual kepada pembeli.
f. Pemeliharaan dan perbaikan menggambarkan program layanan untuk
membantu pelanggan untuk mempertahankan produk yang dibeli dalam
kondisi baik.
g. Pengembalian, salah satu strategi pengembalian dasar yang dapat
diterapkan perusahaan adalah berusaha menghilangkan akar penyebab
pengembalian yang dapat dikendalikan sementara pada saat yang sama
mengembangkan proses penanganan untuk pengembalian produk yang
tidak dapat dikendalikan.
1. Hirarki Produk
10
Hirarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu
yang memuaskan kebutuhan tersebut. Kita dapat mengindentifikasi 6 tingkat
hirarki produk :
a. Keluarga kebutuhan (need family), kebutuhan inti yang mendasari
keberadaan keluarga produk, contohnya keamanan.
b. Keluarga produk (product femeily), semua kelas produk yang dapat
memuaskan kebutuhan inti dengan efektifitas yang masuk akal,
contohnya : tabungan dan pengahasilan.
c. Kelas Produk (product clas), keluarga produk yang di dalam keluarga
produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren. Dikenal
juga sebagai kategori produk, misalnya instrument keuangan.
d. Lini Produk (product line), kelompok produk di dalam kelas produk yang
berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada
kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran
yang sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu, contohnya : asuransi
jiwa.
e. Jenis produk (product type), sekelompak barang di dalam lini produk
yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk, contohnya
asuransi jiwa berjangka.
f. Barang (item), disebut juda unit penyimpanan stok. Uni yang berada
dalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga,
tampilan, atau beberapa atribut lain, contohnya : asuransi jiwa berjangka
yang dapat diperbaharui.
11
1. Pengemasan
Pengemasan (packaging) disifinisikan sebagai semua kegiatan menrancang
dan memproduksi wadak untuk sebuah produk. Kemasan dapat mencapai
sampai tiga tingkat bahan. Misanya sebuah produk dikemas dalam botol
(kemasan primer), botol diletakkan dalam kotak kerdus (kemasan sekunder), di
dalam kardus yang bergelombang (kemasan pengiriman) yang berisi enam
lusin.
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek
dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama yang dihadapi oleh
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Kemasan juga
mempengaruhi pengalaman produk konsumen dikemudian hari. Beberapa
factor mempeunyai kontribusi terhadap semakin banyaknya penggunaan
kemasan sebagai alat pemasaran.
Dari perspektif perusahaan dan konsumen, kemasan harus mencapai
sejumlah tujuan :
2. Pelebelan
Lebel bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada produk,
atau gambar yang dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari kemasan.
Lebel bisa membawa merek saja, atau sejumlah besar informasi. Bahkan jika
penjual memilih lebel sederhana, hokum mungkin mensyaratkan lebih banyak.
Lebih melaksanakan beberapa fungsi :
a. Lebel mengindentifikasi produk atau merek, misalnya nama suncist yang
dilekatkan pada jeruk, dll.
12
b. Lebel dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik.
Teknologi baru memungkinkan lebel dibungkus-susutkan 360 derajat
untuk membungkus wadah dengan grafis yang terang dan
mengakomodasi informasi produk yang lebih banyak pada konsumen,
mengganti lebel kertas yang dilekatkan pada kaleng dan botol.
1. Tahap Perkenalan
Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada
masyarakat. Pada masa/tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung lama
karena memang sukar untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen
sehingga masyarakat akan menjadi kenal dengan produk tersebut. Seringkali
produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat akan tetapi tidak banyak
anggota masyarakat yang mengetahui akan kehadiran produk tersebut sehingga
yang mengenalnya hanya sebagian kecil masyarakat.
2. Tahap Pertumbuhan
Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka
diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan
apabila hal ini terjadi maka produk produk tersebut akan berada pada tahap
pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan adanya jumlah penjualan yang
meningkat terhadap produk tersebut, itulah sebabnya lalu disebut sebagai tahap
13
perkembangan atau tahap pertumbuhan. Pada tahap ini ditandai atau
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. Para pemakai awal mengadakan pembelian ulang dan diikuti oleh
pembeli-pembeli potensial
b. Tingkat laba tinggi, sehingga menarik pesaing masuk dalam bisnis.
Pesaing biasanya membuat produk dengan cirri khas.
c. Harga tetap atau naik sedikit, karena naiknya permintaan dengan pesat
d. Biaya promosi tetap atau sedikit naik untuk melawan pesaing atau
mendidik pasar
e. Penjualan meningkat secara tajam, sehingga jumlah laba besar
f. Biaya produksi per unit turun berkat pengaruh kurva pengalaman
3. Tahap Kedewasaan
Tahap ini menunjukkan adanya kejenuhan dimana masyarakat atau
konsumen sudah jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan
penjualan produk tersebut. Oleh karena itu maka pada tahap ini grafik
penjualan pada siklus kehidupan produk itu tidak sepesat seperti tahap
sebelumnya. Pada tahap ini bagi perusahaan yang lemah akan meninggalkan
pasar. Sedangkan untuk perusahaan yang kuat atau raksasa tetap dapat
bertahan, selanjutnya manager produk harus sudah mulai mengadakan
14
persiapan untuk mempertimbangkan strategi-strategi yang baru dalam hal ini
sebagai berikut:
a. Modifikasi Produk
Dalam hal ini manager produk harus mempertimbangkan kembali
tentang mutu produk, cirri khas produk, gaya atau corak produk.
Modifikasi produk ini dilakukan agar memakai penarik baru dan
penggunaan yang lebih besar. Penyempurnaan mutu produk bisa dalam
hal daya tahannya, keandalannya, kecepatannya, ataupun rasanya.
b. Modifikasi Pasar
Dalam hal ini manager harus mencari pemakai baru, menambah
segmen pasar, meningkatkan pemakai yang sudah ada dan menentukan
kembali posisi produknya.
c. Modifikasi Marketing Mix
Misalnya menurunkan harga dengan harapan menarik konsumen
baru dan pelanggan dari pesaing. Atau meningkatkan periklanan dan
promosi penjualan yang lebih menarik dengan jalan memberikan undian
atau sayembara. Selain itu juga dapat menyempurnakan pelayanan yang
lebih disempurnakan.
4. Tahap Penurunan
Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut
sehingga penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila
pengusaha tidak mampu lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap
kedewasaan. Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan pada
tahap ini yaitu:
a. Faktor kemajuan teknologi
b. Factor perubahan selera konsumen
c. Factor ketatnya persaingan dalam negeri atau luar negeri.
Menurunnya penjualan berarti juga menurunnya laba, sehingga banyak
perusahaan akan keluar dari pasar pada tahap ini. Sedangkan bagi perusahaan
15
yang tetap bertahan akan mengurangi produksinya. Pada tahap ini juga ditandai
dengan mengurangi anggaran promosi, menurunkan laba.
16
2. Penetapan Merek
Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu
bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing.
Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen
mendorong terjadinya pembelian ulang.Strategi pemberian merek dapat
dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek yaitu dengan
cara mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang
dibuat. Strategi merek bisnis menjadi alternatif yang dilaksanakan dengan cara
membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi
seluruh produk yang ditawarkan.
3. Strategi Distribusi
Customers service melayani aktifitas-aktifitas permohonan spesifikasi
produk, permohonan rincian, pemrosesan pembelian, penyelidikan status
pesanan, dan layanan garansi.Pengelolaan customers service penting dipandang
sebagai bagian strategi pemasaran. Berkaitan dengan hal itu, perlu dijelaskan
proses internal yang mempengaruhi layanan konsumen, menetapkan tujuannya,
mengembangkan dan mengelola penyediaan dan memberikan tanggung jawab
untuk melaksanakannya. Customers service dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
4. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada
produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Strategi Produk dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen, baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Aspek yang paling menentukan
dalam merancang strategi produk melibatkan analisis hubungan konsumen-
produk. Artinya afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen berkait produk dan
lingkungan harus dipertimbangkan dengan cermat dalam memperkenalkan
produk baru dan harus dipantau sepanjang siklus hidup sebuah produk. Siklus
hidup produk sendiri yakni dari perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan
penurunan. Maka agar tidak terjadi penurunan sebuah produk maka dibuatlah
strategi produk yang tahap tahapanya meliputi strategi penetapan harga,
penetapan merek, strategi distribusi dan yang paling penting manajemen
waktu.
B. SARAN
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran
sangatlah penting dan hal ini haruslah ditunjang oleh manajer pemasar yang
professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah
manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam perusahaan demi
mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19