Anda di halaman 1dari 36

TUGAS: INDIVIDU

AGRIBISNIS PERTANIAN PRODUK EXPROT.

DI SUSUN OLEH

NAMA : SAMUEL WEIRASO

NIM : B1A120318

KELAS : ( A )

MATA KULIAH : AGRIBISNIS

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGATAR

Puji Syukur Saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas segalah
rahamat-Nya Sehingga Tugas ini.Saya dapat Susun Hingga Selesai. Tidak Lupa
Saya Mengucapakan Terima kasih banyak terhadap bantuan dari Bapak Dosen
yang telah berkontribusi memberikan tugas ini dengan pikiran maupun materi-Nya
yang baik.

Semogga dengan harapan tugas ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
untuk para pembaca.

Maka saya Pecaya masih Kedapatan Kekurangan dalam Penyususnan Tugas


PRODUKSI EXPORT ini karena masih banyak keterbatasan pengetahuan saya.
Maka saya sangat mengharapakan kritikan atau masukan dan saran yang
membangun dari pembacaan demi kesempurnaan tugas ini.

Kendari 25 Mei 2023.

Penulis
DAFTAR ISI

CAVER………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii


1.1 Kualitas ( The Best Quality ) Technology/Industri.
Bagi perusahaan, kualitas produk menghasilkan loyalitas pelanggan, membantu
membangun pengenalan merek, dan mengelola biaya. Pelanggan sering
membeli lebih banyak dari perusahaan yang mereka kenal dan percayai, dan
bisnis dapat mengurangi biaya yang diakibatkan oleh pengembalian produk,
cacat, dan kerugian melalui kontrol kualitas produk. Dengan memastikan
kualitas produk, Anda dapat membantu pelanggan mengenal merek Anda,
mendorong mereka untuk membeli produk Anda, dan meningkatkan
pendapatan Anda.

1. kualitas produk.
Kualitas produk mengacu pada seberapa baik suatu produk memenuhi
kebutuhan pelanggan, memenuhi tujuannya dan memenuhi standar
industri. Saat mengevaluasi kualitas produk, bisnis mempertimbangkan
beberapa faktor utama, termasuk apakah suatu produk menyelesaikan masalah,
bekerja secara efisien, atau sesuai dengan tujuan pelanggan.
Perusahaan juga dapat mengevaluasi kualitas produk berdasarkan berbagai
perspektif yang menunjukkan bagaimana berbagai kelompok memandang
kegunaan suatu produk. Perspektif yang perlu dipertimbangkan ketika menilai
kualitas produk meliputi perspektif pelanggan, perspektif manufaktur,
perspektif berbasis produk dan berbasis nilai, dan perspektif transendental,
yang mempersepsikan nilai produk dalam hubungannya dengan biayanya.
menggunakan perspektif ini, Anda dapat menentukan kualitas produk menurut:
 Performa dan fungsi yang diinginkan
 Keandalan produk dalam jangka waktu tertentu
 Kesesuaian dengan spesifikasi produk
 Daya tahan dan masa pakai produk
 Kemudahan servis produk
 Fitur fisik produk
 Persepsi pelanggan terhadap produk
2. Mengembangkan strategi kualitas produk
Sebelum Anda memutuskan strategi kualitas produk, penting untuk meneliti
faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas produk Anda sehingga Anda
tahu di mana Anda perlu melakukan perubahan. Kemudian, Anda dapat
menentukan area peningkatan dan mengidentifikasi elemen yang menentukan
manajemen kualitas produk. Pertimbangkan konsep berikut untuk membuat
strategi pemantauan kinerja dan kesuksesan.

3. Faktor yang berpengaruh


Kualitas produk Anda dimulai dengan cara Anda memproduksinya. Setelah
perusahaan merancang konsep produk, tim produksi menentukan jenis dan
jumlah sumber daya yang mereka perlukan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk antara lain
teknologi dan bahan untuk pembuatan produk, ketersediaan tenaga kerja dan
transportasi produk, penyimpanan dan distribusi. Menggunakan faktor-faktor
ini saat membuat strategi dapat membantu perusahaan Anda mengembangkan
produk berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan
menghasilkan pendapatan secara efisien.

4. Komponen manajemen mutu


Manajemen kualitas produk, atau singkatnya PQM, adalah metode yang
membantu bisnis mengidentifikasi cacat produk dan mencatat kekhawatiran
pelanggan. Manajer produk dan proyek kemudian menerapkan informasi yang
mereka rekam untuk mengurangi masalah dan melakukan peningkatan kualitas
produk di masa mendatang. PQM mencakup empat bidang evaluasi kualitas
produk yang berbeda, termasuk perencanaan, pengendalian, jaminan kualitas,
dan peningkatan.
5. Cara meningkatkan kualitas produk
Strategi kualitas produk yang baik berkontribusi pada keberhasilan penciptaan
dan produksi produk yang berkinerja baik di pasar. Organisasi dapat
menggunakan satu atau lebih pendekatan untuk membangun efisiensi jangka
panjang , yang dapat meningkatkan kualitas produk mereka. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan kualitas
produk Anda:

6. Metodologi manajemen kualitas total


Manajemen kualitas total adalah metodologi yang melibatkan pemberdayaan
semua anggota staf dalam suatu organisasi untuk berkomitmen pada standar
kerja yang tinggi. Metode manajemen kualitas total terdiri dari beberapa
prinsip utama:
 Fokus pelanggan
 Kepemimpinan
 Keterlibatan karyawan
 Pendekatan proses
 Pendekatan manajemen strategis
 Peningkatan berkelanjutan
 Pendekatan faktual untuk membuat keputusan
 Komunikasi yang saling menguntungkan dengan pemasok
Metode ini juga menitikberatkan pada kepuasan pelanggan yang memiliki
peran besar dalam menentukan kualitas suatu produk. Pendekatan ini
menawarkan banyak manfaat potensial bagi perusahaan, termasuk peningkatan
laba dan produktivitas, pengurangan atau penghapusan cacat produk, dan
pengurangan biaya.
1.2. Kemasan yang menarik,khas dan unik

1. Membuat desain kemasan produk menarik dan unik!

Di era globalisasi seperti sekarang di mana situasi persaingan dalam pasar semakin
tajam, “estetika” dapat berfungsi sebagai suatu  “perangkap emosional” yang
sangat ampuh untuk menarik perhatian para pembeli atau konsumen.

Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi
canggih saja, tetapi juga pada usaha untuk mendapatkan nilai tambah untuk
memberikan emotional benefit kepada para konsumen.

Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya karena kemasan
merupakan pemicu utama yang langsung berhadapan dengan konsumen.

Oleh karena itu, kemasan harus dapat memengaruhi konsumen untuk memberikan
respon yang positif, yaitu membeli produk.

Desain kemasan produk memang memegang pengaruh yang cukup penting dalam
upaya menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan suatu produk.

Itulah mengapa para pebisnis saat ini harus mulai memperhatikan kemasan untuk
menambah nilai jual. Apalagi jika produk yang dipasaran semakin banyak jumlah
dan jenisnya sehingga  membutuhkan pembeda antara satu produk dengan produk
lainnya.

Salah satu pembeda yang dimaksud adalah kemasan dan desainnya.

Desain produk harus disesuaikan dengan target pasar yang akan dibidik. Setiap
kelas konsumen memiliki karakteristik sendiri.

Selain itu, kemasan juga harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional
dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus harus memberikan sebuah nilai
tambah terhadap produk yang dikemasnya.

Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah


penginderaan melalui penglihatan atau kasat mata.
Desain produk dapat berfungsi sebagai :
 meningkatkan brand awareness dan kualitas produk tersebut karena makin
dikenal sekaligus dipercaya oleh konsumen dan juga calon konsumen baru.

 Membantu pemasaran karena dalam desain kemasan tersebut tercantum


informasi penting seperti merek bisnis, jenis produk, label produk, expire
date, kandungan gizi serta alamat dan keterangan produsen.

 Menjaga kualitas barang di dalamnya, untuk makanan maka menjadi lebih


awet, pakaian menjadi tidak kusut, alat elektronik tetap aman terjamin dan
dapat digunakan.

2. Faktor-faktor dalam pertimbangan desain kemasan produk

Kemasan yang baik dan yang akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar
harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor di antaranya
seperti berikut ini:

1. Faktor pengamanan

Kemasan harus dapat melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang


dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang.

2. Faktor ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif. Termasuk pemilihan bahan sehingga


biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.

3. Faktor pendistribusian

Kemasan harus mudah didistribusikan. Mulai dari pabrik ke distributor maupun


pengecer sampai ke tangan konsumen.

4. Faktor komunikasi

Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra


merek. Serta bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami
dan diingat.

4. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil.

5. Faktor estetika

Dengan tujuan mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

6. Faktor identitas

Kemasan harus berbeda dengan kemasan lain. Selain itu juga harus memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang
lain.

7. Faktor promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi. Dalam hal ini
kemasan berperan sebagai silent sales person.

8. Faktor lingkungan

Dengan cara menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan


(environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai
ulang (reusable).

Dalam membuat kemasan produk, faktor keamanan dan kenyamanan adalah hal
pertama yang harus dipastikan.

Namun, untuk mendukung sebuah pemasaran, kemasan yang aman dan nyaman
saja tidaklah cukup, kemasan tersebut juga harus memiliki sifat unik, agar mudah
dikenali dan meninggalkan kesan mendalam bagi konsumen.

Berikut ini adalah tips membuat kemasan yang unik dan menarik agar produk anda
memenangkan persaingan pasar.

3. Gunakan desain yang sederhana

Jika berniat untuk membuat sebuah kemasan yang baik dan menarik, salah satu hal
yang harus diperhatikan yaitu tentang desainnya.
Buatlah desain yang simpel namun tetap menarik jangan membuat desain yang
terlalu rumit karena kesan yang ditampilkan akan membingungkan para konsumen.

Buatlah desain kemasan produk yang mudah dibawa dan juga lebih mudah
dikonsumsi para konsumen. Jangan lupa walaupun simpel namun juga harus tetap
unik.

4. Gunakan warna cerah dan berbeda

Membuat kemasan produk yang menarik dan unik salah satunya didukung dari
pilihan warna-warna cerah dan berbeda. Cobalah untuk mengadakan riset pada
kompetitor produk serupa, perhatikan warna-warna yang biasa digunakan pada
produk mereka dan mulailah untuk menentukan warna yang berbeda untuk produk
anda. Warna cerah biasanya menjadi salah satu pilihan tepat karena terkesan
mencolok dan berbeda  jika diletakkan bersamaan dengan produk lain di rak
maupun etalase toko.

5. Manfaatkan gambar yang menarik

Orang indonesia cenderung lebih mudah menerima sesuatu yang berbau visual,
oleh sebab itu cantumkan gambar agar lebih menarik minat pembeli.

Gambar tidak harus selalu berkaitan dengan produk, anda bisa saja menambahkan
gambar-gambar lucu atau karikatur yang secara tidak langsung masih terkait
dengan pencitraan produk tanpa harus terkesan kaku.

6. Tambahkan data legalitas dari lembaga pemerintah

Ini adalah salah satu hal yang tidak kalah penting yaitu mencantumkan data
legalitas dari lembaga pemerintahan yang memang berwenang dengan produk-
produk yang anda produksi sehingga produk anda lebih terjamin kesehatannya dan
lebih tepercaya.

Contohnya legalitas dari  badan pengawas makanan dan obat, dinas kesehatan,
maupun sertifikasi halal.
7. Tambahkan informasi penting dengan font menarik

Jika sudah menetapkan warnanya maka selanjutnya anda perlu memikirkan


informasi apa yang akan ditambahkan di kemasan produk tersebut mengingat
informasi-informasi itu juga sangat penting bagi konsumen.

Buatlah informasi yang singkat jangan terlalu padat, dengan gambar yang unik
dan font huruf yang menarik, agar konsumen tidak mengabaikan informasi tersebut
dan mengetahui keunikannya.

8. Gunakan kemasan dengan bahan berbeda dan terjangkau

Untuk menghemat dana, tanpa harus meninggalkan kesan kemasan produk yang
unik dan berbeda, anda bisa mulai menggunakan alternatif bahan packaging dari
kertas daur ulang atau bahan daur ulang lainnya selama hal tersebut aman dan tidak
memengaruhi kualitas produk.

Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan penggunaan kemasan daur ulang.
Pertama, produk anda akan dikenal sebagai produk ramah lingkungan.

Kedua, kemasan daur ulang cenderung memiliki harga lebih ekonomis. Ketiga,
biasanya produk akan terkesan unik, karena tekstur bahan daur ulang cenderung
berbeda dari bahan lain pada umumnya.

Untuk mendukung  proses pembuatan kemasan produk yang unik dan menarik,
sebuah perusahaan tidak boleh lupa untuk menghitung biaya anggaran yang
diperlukan selama proses berlangsung dari mulai pembuatan desain, pengadaan
material sampai proses produksi.

Jurnal software akuntansi online, adalah platform penyedia jasa pengelolaan


akuntansi keuangan yang bisa anda miliki dengan varian harga terjangkau, mudah,
aman dan tanpa memerlukan instalasi.

Dengan menggunakan jurnal, miliki kemudahan untuk menghitung biaya


pembuatan kemasan produk yang unik maupun pembiayaan lainnya secara cepat
dan akurat sehingga tidak mengganggu proses produksi dan keuangan bisnis.
Oleh karena itu, dengan menggunakan jurnal, anda juga memiliki kemudahan
untuk mengakses stok barang dimana saja, karena jurnal juga
menyediakan aplikasi stok barang android.

Manfaatkan aplikasi sistem informasi akuntansi untuk akselerasi bisnis anda


sekarang. Miliki info menarik tentang software keuangan dari jurnal di sini, dan
dapatkan kesempatan untuk mendapatkan free trial 14 hari.

Desain produk memang digadang-gadang mempunyai pengaruh yang besar


terhadap minat konsumen.

Dengan memiliki desain produk yang menarik dan kreatif disandingkan pada
teknik pemasaran yang tepat, diharapkan penjualan bisnis anda akan meningkat.

Selain menentukan desain prosuk yang menarik, anda juga perlu memerhatikan
pencatatan keuangan bagar bisnis dapat terus berkembang.

Agar keuangan bisnis dapat dikelola dengan tepat, gunakan aplikasi akuntansi yang
tepat pula. Jurnal hadir sebagai aplikasi akuntansi online yang telah digunakan dan
dipercaya oleh ribuan pengguna.

1.4 Mark Hars Sesuai Tujuan Negara Tujuan Audit Investigatif

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Negara


Pendayagunaan Aparatur Negara No: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang
Standar Audit, tujuan audit investigatif adalah untuk mengungkapkan
terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan
tindakan hukum selanjutnya. Untuk audit investigasi tentang
penggelembungan harga kontrak pengadaan barang, tujuan auditnya
adalah untuk membuktikan apakah penggelembungan harga terjadi
karena perbuatan yang melawan hukum sehingga dapat dikategorikan
sebagai tindak pidana korupsi. Jika ada indikasi tindak pidana korupsi,
auditor harus mengungkap pula siapa pelaku yang diduga bertanggung
jawab.
Kolusi Dalam Pengadaan Barang

Pada dasarnya, penggelembungan harga kontrak hanya dapat


dilakukan dengan berkolusi di antara pihak-pihak yang terkait dalam
pengadaan barang. Untuk menguak kolusi ini diperlukan strategi audit
yang sistematik. Tanpa prosedur yang sistematik, sangat sulit
mengungkap adanya kolusi. Hal ini dapat terjadi karena semua pihak
terkait memeroleh keuntungan sehingga semua pihak akan menutup-
nutupi kejadian yang sebenarnya.

Kolusi yang paling sederhana dilakukan hanya oleh kalangan calon


penyedia barang. Dalam hal ini para calon penyedia barang berkolusi
dengan membuat kesepakatan tentang harga yang akan ditawarkan ke
proyek. Harga terendah yang disepakati oleh para calon penyedia
barang adalah yang dapat menyerap sebesar mungkin pagu anggaran.
Sekalipun dalam kenyataannya kolusi juga melibatkan berbagai pihak
intern instansi pemerintah. Hal ini dapat terjadi pada era berlakuknya
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang Pemerintah belum memfungsikan
harga perkiraan sendiri (HPS) sebagai dasar untuk menggugurkan
penawaran harga. Lampiran I Keppres Nomor 80 Tahun 2003 butir C.
3. 6). a) menetapkan bahwa HPS tidak dapat dijadikan dasar untuk
menggugurkan penawaran.

Dengan berlakunya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun


2010 tentang Pengadaan Barang Pemerintah, kolusi dilakukan secara
lebih luas dengan melibatkan pihak intern instansi penguasa proyek
pengadaan barang. Melalui Perpres ini, HPS difungsikan sebagai batas
tertinggi harga penawaran. Harga penawaran yang lebih tinggi
daripada HPS dinyatakan gugur. Dengan adanya ketentuan tersebut
kolusi dilakukan dengan melibatkan penyusun HPS untuk menetapkan
HPS setinggi-tingginya untuk dapat menyerap pagu anggaran secara
maksimal.
Dalam kolusi ini, seluruh calon penyedia barang bersepakat mengatur
harga. Calon pemenang menawarkan harga terendah. Calon penyedia
yang diposisikan sebagai pihak yang kalah menawarkan harga lebih
tinggi tetapi masih berada di bawah HPS. Kolusi seringkali juga
melibatkan para pejabat atasan dari penguasa proyek. Semua pihak
yang terkait dengan kolusi, dapat diduga mendapatkan bagian atau fee.
Semakin banyak yang terlibat, dipastikan semakin besar fee yang
harus ditanggung oleh pemenang lelang. Seluruh fee yang ditanggung
pemenang lelang dapat dipastikan menjadi beban penyedia barang,
yang dengan sendirinya meningkatkan harga barang yang
bersangkutan. Dengan kata lain, kolusi yang ada dipastikan
menggelembungkan atau me-mark-up harga barang.

Strategi Makan Bubur Panas

Untuk mengaudit mark-up harga, auditor perlu menerapkan


strategi tertentu, yang mirip strategi makan bubur panas. Strategi ini
pada dasarnya diarahkan untuk dapat menggiring kasus ke
terpenuhinya definisi korupsi sebagaimana diatur dalam pasal 2
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi juncto Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001. Pasal 2
tersebut berbunyi: “ Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memerkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara …”. Tindak pidana korupsi menurut pasal 2
tersebut harus memenuhi unsur: (1) ada pelakunya, orang
perseorangan atau termasuk korporasi; (2) melawan hukum; (3)
perbuatan memerkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; dan (4)
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Dalam audit investigatif, jika kolusi penggelembungan harga memang


terjadi, seluruh unsur tersebut di atas harus dapat diungkap dan
didukung dengan bukti-bukti yang kuat. Karena seluruh unsur tersebut
harus dibuktikan, maka unsur-unsur tersebut merupakan suatu paket
layaknya sepiring bubur panas yang akan dimakan. Agar makannya
enak dan mudah, orang harus memulainya dari bagian yang paling
pinggir, selanjutnya menuju ke bagian tengah. Pertanyaannya, unsur
mana dari empat unsur tersebut yang merupakan bagian paling
pinggir? Karena bubur yang paling pinngir adalah bagian yang paling
tidak panas, maka unsur yang harus dibuktikan terlebih dahulu adalah
unsur yang paling mudah untuk dibuktikan. Untuk ini, unsur yang
paling mudah adalah unsur adanya kerugian negara.

Unsur kerugian negara dapat diindentifikasi dengan adanya


kemahalan harga kontrak. Auditor harus meyakinkan bahwa harga
kontrak adalah mahal. Hal ini dapat ditempuh dengan membandingkan
harga kontrak dengan harga pasar setempat. Harga pasar dapat
diketahui dengan melakukan survei harga di pasar setempat. Harga
yang disurvei adalah harga barang yang sama dengan yang dibeli oleh
proyek, termasuk semua unsur yang melekat pada kewajiban penyedia
barang unruk memenuhinya. Unsur-unsur harga tersebut meliputi
syarat penyerahan (biaya pengiriman barang sampai ke lokasi
penyerahan), biaya pelatihan (jika ada), biaya overhead secara wajar,
laba wajar, dan PPN (pajak pertambahan nilai). Jika harga kontrak
masih dalam batas kewajaran dibandingkan dengan harga pasar, maka
unsur kerugian negara tidak ada, audit tidak perlu dilanjutkan.
Sebaliknya, jika diketahui harga kontrak mahal melebihi batas
kewajaran, dapat diduga unsur kerugian negara telah terjadi.

Langkah berikutnya, memasuki bubur yang lebih ke tengah. Dalam hal harga
kontrak diketahui mahal, langkah berikutnya adalah mengarah pada unsur
melawan hukum. Unsur melawan hukum yang paling mudah dibuktikan
adalah penyimpangan dalam penyusunan HPS. Peluang penyimpangan
hukum dalam penyusunan HPS oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
adalah tidak menyusun HPS sesuai dengan ketentuan. Jika HPS disusun
sesuai dengan ketentuan, dapat dipastikan harganya sesuai dengan harga
wajar. Karena harga kontrak telah diketahui mahal, pantas diduga bahwa
HPS tidak didasarkan pada survei harga. Jika HPS memang tidak
didasarkan pada survei harga, dan kenyataannya harga kontrak mahal,
berarti HPS lebih tinggi daripada harga kontrak. Dengan demikian unsur
melawan hukum dapat lebih dipastikan keberadaannya.
Pasal 66 ayat (7) Perpres 54 Tahun 2010 menyatakan bahwa
penyusunan HPS harus didasarkan pada data harga pasar setempat,
memertimbangkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), biaya
satuan dari asosiasi terkait, daftar biaya/tarif yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor tunggal, kontrak sebelumnya atau yang sedang
berjalan, unsur inflasi, suku bunga, kurs tengah Bank Indonesia,
kontrak sejenis, perkiraan biaya konsultan perencana, norma indeks
dan/atau informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Memerhatikan ketentuan tersebut, auditor dapat meminta kepada PPK
selaku penyusun HPS untuk menunjukkan dokumen survei harga. Jika
PPK melakukan survei harga sebagaimana diatur dalam pasal 66 ayat
(7), dipastikan HPS akan setinggi harga wajar sebagaimana hasil survei
auditor. Karena harga kontrak mahal, dan HPS lebih mahal daripada
harga kontrak,

1.5 Temperatur/Iklim Negara Tujuan.

-unsur cuaca dan iklim:

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan


iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan
udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Berikut adalah penjelasan
dari unsur-unsur tersebut.

1. Suhu atau Temperatur Udara Suhu atau temperatur udara adalah derajat
panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau udara yang timbul karena
adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan
panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa.

faktor, antara lain:

• Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan

bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang

sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi

dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.


• Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin

banyak panas yang diterima bumi.

• Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas

dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat

daratan.

• Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang

diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit

panas yang diterima bumi.

Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
persebaran horizontal dan vertikal. Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada
uraian

berikut:

a. Persebaran suhu atau temperatur udara horizontal.

Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat


tidak sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta
isotherm.

Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat

yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran

horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya,

misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan. Ada

berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari, isotherm bulan Juli,

dan isotherm tahunan.

1. Isotherm bulan Januari, yaitu tempat-tempat yang terdingin di belahan

bumi utara karena pada waktu itu matahari berada di belahan bumi
selatan. Contoh daerah yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland,

sedangkan daerah yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan Argentina.

2. Isotherm bulan Juli, yaitu daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi

selatan seperti Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi utara

seperti Arab Persia.

3. Isotherm tahunan, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat

yang sama temperatur rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di

sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari

Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan.

b. Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal

Semakin tinggi, suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara

umum, setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C.

Ketentuan ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya

perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian

suhu atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan

suhu tertinggi yang sangat besar. Dengan bervariasinya persebaran suhu atau

temperatur udara baik secara horizontal maupun vertikal, maka dapat


terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan.

2. Tekanan Udara

Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah

tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya
berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada
suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut,
makin rendah udaranya.
Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang

menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan

dengan milibar (mb).

Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.

2. Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.

3. Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.

3. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke
daerah

bertekanan udara rendah.

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, yaitu meliputi:

➢ Kecepatan Angin

Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut

Anemometer. Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara


lain:

A. Besar kecilnya gradien barometrik.

Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan

udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk tiap-tiap 111

km (jarak 111 km di equator 1( atau 1/360 x 40.000 km = 111 km). Menurut

hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding lurus

dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien barometriknya,

semakin besar pula kecepatannya.


B. Relief Permukaan Bumi

Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada

rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan

rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.

C. Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan

Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan

sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi

hambatan pada kecepatan angin.

D. Tinggi dari permukaan tanah

Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan

mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan

angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari


hambatanhambatan.

➢ Kekuatan Angin

Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup

maka makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang

Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin


yang

digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan

secara internasional.

➢ Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot

mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah

maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin

berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah

angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena
bumi bulat.

Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah angin.

Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling angin.

4. Kelembaban Udara

Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu

tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap


air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat
untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer.
Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi:

1. Kelembaban mutlak atau kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang

menunjukkan berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter
kubik (1 m3) udara.

2. Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang


menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut.

5. Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu
daerah dalam waktu tertentu.

Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah

hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh
di wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Bentuk medan atau topografi;

2) Arah lereng medan;

3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan

4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.

Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke


permukaan

bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang


mendapat

curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang


dicurahkan dan

asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:

1) Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan


menjadi empat macam, yaitu:

• Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran

kurang dari 0,5 mm.

• Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang

temperaturnya berada di bawah titik beku.

• Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca

panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.

• Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang

temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.

2) Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat


macam, yaitu:
➢ Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda

temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga

berkondensasi dan turun hujan.

➢ Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang

menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan

air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.

➢ Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan
berkondensasi dan turun sebagai hujan.

➢ Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman


untukmerangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki
lebihcepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.

➢ Peranan Iklim dan Cuaca Bagi Kehidupan Perlu diketahui bahwa iklim
dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan
seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan,
telekomunikasi, dan pariwisata.

Untuk mengetahui peranan apa saja yang diberikan dapat disimak uraian
berikut.

1. Peranan Iklim Di Bidang Pertanian Di Indonesia yang sebagian besar


penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor pertanian, sifat-
sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat berpengaruh
terhadap kehidupannya. Faktorfaktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-
benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu,
curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi
pembudidayaan tanaman pertanian. Begitu pula di bidang perikanan atau
kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh,
baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap.
Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca,
terutama yang behubungan dengan angin dan musim.

Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin


musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat
mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim
angina barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan
mereka.

Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya
badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk
menangkap ikan.

2. Peranan Iklim Di Bidang Transportasi

Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar

tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan

angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur

penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan

iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan

kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.

3. Peranan Iklim Di Bidang Telekomunikasi

Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata.

Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara

sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap

pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti

yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati

1.6 Label Kandungan Yang Jelas dan Sesuai.

ENERAPAN LABEL PANGAN


Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang
berbentuk gambar,tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkanke dalam, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian kemasan pangan (PP no. 69 tahun 1999)

Pelaku Usaha yang memproduksi Pangan di dalam negeri untuk


diperdagangkan, termasuk UMKM Pangan dan IRTP wajib mencantumkan
label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan, baik ditulis atau dicetak
dengan menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit
keterangan mengenai (PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955
Tahun 2011 ) :

A. Nama Produk; (UU no. 18 tahun 2012 Pasal 97 ; PP no. 69 tahun 1999
Pasal 2-3;17-18 ; PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun
2011 Lampiran 3 )

1. Harus menunjukkan sifat dan atau keadaan yang sebenarnya

2. Penggunaan nama produk pangan yang sudah terdapat dalam Standar


Nasional Indonesia:

a. Diizinkan jika produk pangan telah memenuhi persyaratan tentang nama


produk pangan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia

b. Tidak diizinkan jika Produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan


yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)(PP no. 69 tahun
1999 Pasal 18 )

3. Penggunaan nama selain yang termasuk dalam SNI harus menggunakan


nama yang lazim atau umum dan harus benar dan tidak menyesatkan, baik
mengenai tulisan, gambar, atau bentuk apapun lainnya

4. Penggunaan nama jenis produk pangan yg ditetapkan Kepala Badan


POM RI dalam kategori Pangan Diizinkan jika memenuhi persyaratan sesuai
nama jenis produk pangan yang bersangkutan.

(PP no. 69 tahun 1999 Pasal 18)


a. Keterangan lebih lengkap tentang bagaimana mencantumkan nama
pangan olahan ini dapat dilihat pada (PerKa Badan POM RI no. HK
03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3 )

B. Daftar bahan yang digunakan/komposisi(PP no. 69 tahun 1999 Pasal 19-


20 ; PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 )

1. Bahan yang digunakan dalam proses produksi dicantumkan pada Label


sebagai daftar bahan/komposisi secara berurutan dimulai daribagian yang
terbanyak, kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya.

2. Nama untuk bahan yang digunakan tersebut di atas adalah nama yang
lazim digunakan.

3. Nama bahan yang digunakan boleh menggunakan nama yang ditetapkan


dalam SNI jika bahan tersebut memenuhi persyaratan bahan yang ditetapkan
dalam SNI

4. Air yang ditambahkan harus dicantumkan sebagai komposisi pangan,


kecuali apabila air itu merupakan bagian dari bahan yang digunakan.

5. Air atau bahan pada pangan yang mengalami penguapan seluruhnya


selama prosespengolahan pangan, tidak perlu dicantumkan.

6. Keterangan lebih lengkap tentang bagaimana mencantumkan daftar


bahan yang digunakan/komposisi ini dapat dilihat pada (PerKa Badan POM
RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3 )

7. Untuk pangan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan : (PP no. 69


tahun 1999 Pasal 22 ; Permenkes no. 033 Tahun 2012,Pasal 13 )

a. Pada Label wajib dicantumkan Golongan Bahan Tambahan Pangan.


b. Dalam hal Bahan Tambahan Pangan yang digunakan memiliki nama
Bahan TambahanPangan dan atau kode internasional, pada Label dapat
dicantumkan nama Bahan Tambahan dan kode internasional dimaksud,
kecuali Bahan Tambahan Pangan berupa pewarna.

c. Dalam hal Bahan Tambahan Pangan berupa pewarna, selain


pencantuman golongan dan nama Bahan Tambahan Pangan, pada Label
wajib dicantumkan indeks pewarna yangbersangkutan.

d. Pada label pangan yang mengandung BTP golongan antioksidan, pemanis


buatan, pengawet, dan penguat rasa, selain dicantumkan golongan juga wajib
dicantumkan nama jenis BTP.

e. Pada label pangan yang mengandung pemanis buatan, wajib dicantumkan


tulisan "Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh
anak di bawah 5 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui".

f. Pada label pangan untuk penderita diabetes dan/atau makanan berkalori


rendah yang menggunakan pemanis buatan wajib dicantumkan tulisan "
Untuk penderita diabetes dan/atau orang yang membutuhkan makanan
berkalori rendah".

g. Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan aspartam,


wajib dicantumkan peringatan " Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk
penderita fenilketonurik"

h. Pada label pangan olahan yang mengandung pemanis poliol, wajib


dicantumkan peringatan " Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif"

i. Pada label pangan olahan yang menggunakan gula dan pemanis buatan,
wajib dicantumkan tulisan "Mengandung gula dan pemanis buatan"

j. Pada label pangan olahan yang mengandung perisa, wajib dicantumkan


nama kelompok perisa dalam daftar atau ingredient.

k. Pada label pangan olahan yang mengandung BTP Ikutan (Carry


over)wajib dicantumkan BTP Ikutan (Carry over)setelah bahan mengandung
BTP tersebut.
C. Berat bersih atau isi bersih (PP no. 69 tahun 1999 Pasal 23,24,25;
Permenkes no. 033 Tahun 2012,Pasal 13 ; PerKa Badan POM RI no. HK
03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3 );

1. Pada label yang memberikan keterangan mengenai kuantitas atau jumlah


pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah.

2. Bobot tuntas atau berat tuntas adalah ukuran berat untuk pangan padat
yang menggunakan medium cair dihitung dengan cara pengurangan berat
bersih dengan berat medium cair.

3. Keterangan tentang berat bersih atau isi bersih dan bobot tuntas harus
ditempatkan pada bagian utama label.

4. Persyaratan pencantuman berat bersih atau isi bersih dalam satuan


metrik yaitu:

a. Pangan padat dinyatakan dengan berat bersih (satuan : miligram (mg),


gram (g), kilogram (kg) )

b. Pangan semi padat atau kental dinyatakan dengan berat bersih atau isi
bersih; (satuan :miligram (mg), gram (g), kilogram (kg), mililiter (ml atau
mL) atau liter (l atau L) )

c. Pangan cair dinyatakan dengan isi bersih. (satuan : mililiter (ml atau mL),
liter (l atau L))

d. Penulisan untuk menerangkan bentuk butiran atau bijian adalah seperti


contoh berikut: "Berat bersih: 1 gram (Isi 5 butir @ 200 mg)", "Berat bersih:
1 gram (5 butir @ 200 mg)"

5. Label yang memuat keterangan jumlah takaran saji harus memuat


keterangan tentang berat bersih atau isi bersih tiap takaran saji.

6. Keterangan lebih lengkap tentang bagaimana mencantumkan berat bersih


atau isi bersih ini dapat dilihat pada (PerKa Badan POM RI no. HK
03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3 )
D. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor(PP no. 69
tahun 1999 Pasal 26; PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun
2011 Lampiran 3 )

1. Nama dan alamat pihak yang memproduksi pangan wajib dicantumkan


pada Label. Alamat perusahaan paling sedikit mencantumkan nama kota,
kode pos dan Indonesia. Jika nama dan alamat perusahaan tersebut tidak ada
kode pos atau tidak terdapat dalam buku telepon, maka harus
mencantumkan alamat perusahaan secara jelas dan lengkap.

2. Jika pangan yang diproduksi merupakan pangan olahan lisensi atau


pangan olahan yang dikemas kembali, maka harus dicantumkan informasi
yang menghubungkan antara pihak yang memproduksi dengan pihak
pemberi lisensi dan atau pihak yang melakukan pengemasan kembali.

3. Jika pangan yang diproduksi merupakan pangan olahan yang diproduksi


berdasarkan kontrak, maka harus dicantumkan informasi yang
menghubungkan antara nama perusahaan yang mengajukan pendaftaran
dengan produsennya, seperti "diproduksi oleh .... untuk .....".

Khusus pangan impor dengan nomor pendaftaran BPOM RI ML :

>> Selain keterangan tersebut di atas, pada Label wajib dicantumkan nama
dan alamat pihak yang memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.

>> Dalam hal pihak yang memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia
berbeda dari pihak yang mengedarkannya di dalam wilayah Indonesia, selain
nama dan alamat pihak yang memasukkan pangan ke dalam wilayah
Indonesia, pada Label wajib pula dicantumkan nama dan alamat pihak yang
mengedarkan tersebut.

>> Keterangan lebih lengkap tentang bagaimana label pangan impor dengan
nomor pendaftaran BPOM RI ML dapat dilihat pada PerKa Badan POM RI
no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3
E. Halal bagi yang dipersyaratkan; (UU Pangan no. 18 tahun 2012 Pasal
97,101 (1) ; UU Jaminan Produk Halal No 33 Th.2014; PP no. 69 tahun 1999
Pasal 10,11 ; PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011
Lampiran 3)

1. Setiap Orang yang menyatakan dalam label bahwa Pangan yang


diperdagangkan adalah halal sesuai dengan yang dipersyaratkan
bertanggung jawab atas kebenarannya dan wajib mencantumkan keterangan
atau tulisan halal pada Label.

2. Untuk mendukung kebenaran pernyataan halal pada label pangan maka


pangan tersebut wajib diperiksa terlebih dahulu pada lembaga pemeriksa
yang telah diakreditasi dan memiliki kompetensi di bidang tersebut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Persetujuan pencantuman tulisan "Halal" pada label pangan diberikan


oleh Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM RI (berupa
Surat Persetujuan Pencantuman Tulisan "Halal" pada Label Pangan) setelah
pangan tersebut dinyatakan halal oleh lembaga yang berwenang di Indonesia
yang dibuktikan dengan sertifikat halal dari dari lembaga yang berwenang di
Indonesia.

4. Khusus IRTP, izin pencantuman halal pada label, diberikan oleh Balai
Besar/Balai POM setempat setelah setelah pangan IRTP dinyatakan halal
oleh lembaga yang berwenang di Kab/Kota/Provinsi yang dibuktikan dengan
sertifikat halal dari dari lembaga yang berwenang di Kab/Kota/Provinsi.

5. Tulisan "halal" dapat dicantumkan pada bagian utama label dan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku setelah mendapat Surat
Persetujuan Pencantuman Tulisan "Halal" pada Label Pangan dari Badan
POM RI/BB/BPOM setempat.

F. Tanggal dan kode produksi ((PP no. 69 tahun 1999 Pasal 31 ; PerKa
Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3) ;
1. Kode produksi pangan olahan wajib dicantumkan pada Label, wadah
atau kemasan pangan, dan terletak pada bagian yang mudah untuk dilihat
dan dibaca, serta sekurang-kurangnya dapat memberikan penjelasan
mengenai riwayat produksi pangan yang diproses pada kondisi dan waktu
yang sama.

2. Kode produksi dapat dicantumkan dalam bentuk nomor bets.

3. Kode produksi dapat disertai dengan atau berupa tanggal produksi, yaitu
tanggal, bulan tahun dimana pangan olahan tersebut diproduksi.

G. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa (PP no. 69 tahun 1999 Pasal 27 ;
PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Lampiran 3) ;

1. Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu pangan olahan


dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang
diberikan produsen.

2. bulan dan tahun kedaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label
setelah pencantuman tulisan "Baik Digunakan Sebelum", sesuai dengan jenis
dan daya tahan pangan yang bersangkutan :

a. Jika daya simpannya sampai dengan 3 (tiga) bulan dinyatakan dalam


tanggal, bulan dan tahun, misalnya, "Baik Digunakan Sebelum 17 Juli 2015."

b. Jika kedaluwarsanya lebih dari 3 (tiga) bulan, diperbolehkan untuk hanya


mencantumkan bulan dan tahun kedaluwarsa saja. Misalnya, "Baik
Digunakan Sebelum Juli 2015

3. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari tulisan "Baik


digunakan sebelum", akan tetapi harus disertai dengan petunjuk tempat
pencantuman tanggal kedaluwarsa, Misal : "Baik digunakan sebelum, lihat
bagian bawah kemasan", "Baik digunakan sebelum, lihat pada tutup botol".

4. Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan,


maka petunjuk/cara penyimpanan harus dicantumkan pada label, dan
berdekatan dengan keterangan kedaluwarsa. Misal : "Baik digunakan
sebelum 10 11 jika disimpan pada suhu 5oC - 7oC"

5. Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal


kedaluwarsa, yaitu :

a. Minuman beralkohol jenis anggur (wine);

b. Minuman yang mengandung alkohol lebih dari 10 (sepuluh) persen;

c. Cuka;

d. Gula (sukrosa); dan

e. Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama
dengan 24 (dua puluh empat) jam.

Pada label pangan tersebut di atas, tetap harus mencantumkan tanggal


pembuatan dan atau tanggal pengemasan.

H. Nomor izin edar bagi Pangan Olahan (PP no. 28 tahun 2004 Pasal 44 ; PP
no. 69 tahun 1999 Pasal 30 ; PerKa Badan POM RI no. HK 03.1.5.12.11.09955
Tahun 2011 Lampiran 3 );

1. Nomor izin edar terdapat pada Surat Persetujuan Pendaftaran yang


diterbitkan oleh Badan POM RI untuk produk pangan yang memenuhi
kriteria atau persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan
gizi pangan olahan, misalnya BPOM RI MD dan/atau BPOM RI ML.

2. Nomor izin edar biasanya disebut juga sebagai nomor pendaftaran


pangan dan wajib dicantumkan pada label pangan olahan yang dikemas.
Ketentuan ini berlaku untuk produk pangan yang dihasilkan oleh industri
pangan bukan kategori IRTP.

3. Untuk pangan olahan hasil produksi IRTP, sebelum diedarkan wajib


mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan IRT yang di dalamnya terdapat
nomor P-IRT yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota melalui Dinas
Kesehatan Kab/Kota. Nomor P-IRT tersebut wajib dicantumkan pada label
pangan.
I. asal usul bahan Pangan tertentu.

1. Yang dimaksud dengan "keterangan mengenai asal usul bahan Pangan"


adalah penjelasan mengenai informasi asal bahan tertentu, misalnya, bahan
yang bersumber, mengandung, atau berasal dari hewan atau Pangan yang
diproduksi melalui proses khusus, misalnya, Rekayasa Genetik Pangan atau
Iradiasi Pangan ( UU no. 18 tahun 2012 Lampiran )

2. Pangan Iradiasi yang akan diedarkan di Indonesia harus memiliki


Sertifikat Iradiasi yang diterbitkan oleh Kepala Badan. Pangan PRG yang
diterbitkan oleh Kepala Badan dan pada labelnya wajib dicantumkan
keterangan berupa tulisan "PANGAN iradiasi (PERKA Badan POM RI
NOMOR 26 TAHUN 2013 Pasal 7 )

3. Pangan rekayasa genetik sebelum diedarkan wajib memiliki keputusan


izin peredaran Pangan PRG yang diterbitkan oleh Kepala Badan dan pada
labelnya wajib dicantumkan keterangan berupa tulisan "PANGAN PRODUK
REKAYASA GENETIK (PERKA Badan POM RI NOMOR
HK.03.1.23.03.12.1564 TAHUN 2012 Pasal 7 ). Dengan demikian, pangan
rekayasa genetik tidak boleh diproduksi oleh IRTP.

J. Ketentuan lain yang harus dipenuhi pada Label Pangan yaitu (PerKa
Badan POM HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 Lampiran 3 ) :

1. Keterangan dan atau pernyataan tentang pangan olahan harus benar dan
tidak menyesatkan, baik mengenai tulisan, gambar atau bentuk apapun
lainnya. (UU no. 18 tahun 2012 Pasal 97 (4) dan 100(1))

2. Label memuat tulisan yang jelas, dapat mudah dibaca, teratur dan tidak
berdesak-desakan. (UU no. 18 tahun 2012 Pasal 97 (4) dan 100(1))

3. gambar, warna maupun desain lainnya tidak boleh mengaburkan tulisan


pada Label.

4. Pelabelan dilakukan sedemikian rupa sehingga:

a. Tidak mudah lepas dari kemasan;

b. Tidak mudah luntur atau rusak; dan


c. Terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan
dibaca.

5. Label yang melekat atau ditempelkan pada kemasan harus melekat kuat
sehingga jika dilepas akan merusak label/kemasan aslinya.

6. Pencantuman pernyataan tentang manfaat pangan bagi kesehatan dalam


Label hanya dapat dilakukan apabila didukung oleh fakta ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
(hanya untuk pangan olahan yang didaftar dengan nomor pendaftaran
BPOM RI MD/ML No xxx)

7. Label pangan olahan terdiri dari bagian utama dan bagian lain.

Bagian Utama Label

a. Memuat keterangan paling penting untuk diketahui oleh konsumen.

b. Terletak pada sisi kemasan yang paling mudah diamati atau dibaca oleh
masyarakat pada umumnya.

c. Keterangan yang harus dicantumkan pada bagian utama label paling


sedikit mencakup :

>> Nama jenis, dan bila ada nama dagang.

>> Berat bersih atau isi bersih.

>> Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan
ke dalam wilayah Indonesia.

8. Khusus untuk produk pangan olahan dengan nomor pendaftaran BPOM


RI MD/ML, selain keterangan sebagaimana dimaksud pada nomor 7 di atas,
pada labelnya juga harus dicantumkan keterangan sebagai berikut:

a. Keterangan tentang kandungan gizi,

b. Keterangan tentang iradiasi pangan (Jika produk berupa pangan


iradiasi),
c. Keterangan tentang Pangan organik (Jika produk berupa pangan
organik),

d. Keterangan tentang Pangan rekayasa genetika (Jika produk berupa


pangan rekayasa genetika)

e. Keterangan tentang pangan yang dibuat dari bahan baku alamiah,

f. Petunjuk penggunaan/penyiapan

g. Petunjuk tentang cara penyimpanan

h. Keterangan tentang petunjuk atau saran penyajian

i. Keterangan tentang peruntukan

j. Keterangan lain yang perlu diketahui mengenai dampak pangan terhadap


kesehatan manusia

k. Peringatan.

Khusus untuk huruf f) sampai h), dapat digunakan untuk produk pangan
olahan IRTP. Misalnya, petunjuk penggunaan/penyiapan tepung sagu,
petunjuk penyimpanan pangan yang digoreng seperti kerupuk, keripik,
biskuit, petunjuk penyajian minuman ringan.

9. Menggunakan bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf Latin

10. Istilah asing dapat digunakan sepanjang tidak ada padanannya, tidak
dapat diciptakan padanannya atau digunakan untuk kepentingan
perdagangan pangan ke luar negeri.

TIDAK TUNTAS TUGAS LENGKAP :


Label halal dan haram……………………….

Tentara waktu kedaluarsa……………………

Izin Produk Balai POM………………………

Demikian Terimakasih

Penulis

Kendari 25 mei 2023

Anda mungkin juga menyukai