Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGEMBANGAN BISNIS DI BIDANG MANUFAKTUR

OLEH:

SHERLY

S1B121116

KELAS C

JURUSAN ADMINISTRASI

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemodelan Bisnis.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber informasi untuk pembaca, sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selama penyusunan makalah ini
penulis banyak menerima bantuan dan dukungan.

Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.Penulis
menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Inovasi Pendidikan Dalam Pendekatan Pembelajaran.............................................


B. Novasi Model, Pendekatan Dalam Pembelajaran....................................................
C. Jenis-Jenis Model Pembelajaran..............................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................

A. Simpulan..................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri manufaktur memainkan peran krusial dalam perekonomian global
dengan menjadi tulang punggung bagi berbagai sektor, mulai dari otomotif,
teknologi, farmasi, hingga makanan dan minuman. Namun, di era yang terus
berkembang ini, industri manufaktur dihadapkan pada sejumlah tantangan yang
signifikan yang memerlukan perubahan dan adaptasi strategis.
Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya persaingan global, baik dari
perusahaan tradisional maupun startup yang menghadirkan inovasi dan efisiensi
baru. Selain itu, perubahan cepat dalam teknologi dan permintaan konsumen,
termasuk permintaan untuk produk yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan, mendorong perusahaan manufaktur untuk terus berinovasi dan
beradaptasi.
Pengembangan bisnis menjadi kunci dalam menjawab tantangan tersebut.
Strategi pengembangan bisnis dalam industri manufaktur melibatkan peningkatan
efisiensi operasional, inovasi produk dan proses, ekspansi pasar, serta
pemanfaatan teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif
dan relevan di pasar yang terus berubah.
Dalam konteks ini, perusahaan manufaktur perlu mengadopsi pendekatan yang
holistik dan proaktif terhadap pengembangan bisnis, yang mencakup analisis
pasar yang mendalam, penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan,
investasi dalam infrastruktur teknologi yang modern, dan fokus pada keunggulan
operasional.
Dengan memahami pentingnya pengembangan bisnis dalam industri manufaktur
dan menghadapi tantangan yang ada dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat
menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang
dalam perekonomian yang terus berubah dan kompetitif ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perusahaan manufaktur menurut para ahli?
2. Bagaimanakah strategi pengembangan bisnis dalam bidang manuktur?
3. Bagaimana proses produksi pada perusahaan manufaktur?
C. Tujuan
1. Untuk mengentahui pengertian perusahaan manufaktur menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis dalam bidang manufaktur.
3. Untuk mengetahui proses produksi pada perusahaan manufaktur.
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Perusahaan Manufaktur Menurut Para Ahli
1. Michael Porter: Seorang ahli dalam bidang strategi bisnis, Porter
menggambarkan perusahaan manufaktur sebagai organisasi yang
berfokus pada produksi barang fisik melalui proses transformasi
bahan mentah menjadi produk jadi. Menurut Porter, keunggulan
kompetitif dalam perusahaan manufaktur dapat dicapai melalui
pengendalian biaya, diferensiasi produk, atau fokus pada segmen
pasar tertentu.
2. Philip Kotler: Seorang pakar pemasaran, Kotler melihat perusahaan
manufaktur sebagai entitas yang bertanggung jawab atas produksi
barang fisik dan distribusinya ke pasar. Baginya, perusahaan
manufaktur harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen
serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk
memasarkan produk-produk mereka.
3. Kim B. Clark dan Steven C. Wheelwright: Dalam buku mereka yang
berjudul "Revolutionizing Product Development", Clark dan
Wheelwright menyatakan bahwa perusahaan manufaktur tidak hanya
terlibat dalam produksi fisik, tetapi juga dalam pengembangan
produk yang inovatif. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi
antara departemen desain, teknik, dan produksi untuk menciptakan
produk-produk yang kompetitif di pasar.
4. Peter Drucker: Seorang ahli manajemen terkenal, Drucker melihat
perusahaan manufaktur sebagai organisasi yang harus terus
beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Baginya, perusahaan manufaktur harus memiliki fleksibilitas dan
kemampuan untuk inovasi untuk tetap relevan dan berkelanjutan
dalam jangka panjang.
5. W. Edwards Deming: Seorang pakar dalam manajemen kualitas,
Deming menekankan pentingnya pengendalian kualitas dalam
perusahaan manufaktur. Baginya, perusahaan manufaktur harus terus
berusaha untuk meningkatkan proses produksi dan mengurangi
variabilitas untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi dalam produk
mereka.
Secara keseluruhan, para ahli melihat perusahaan manufaktur
sebagai organisasi yang bertanggung jawab atas produksi barang
fisik dan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan nilai bagi
konsumen melalui produk-produk inovatif, kualitas tinggi, dan
strategi pemasaran yang efektif.
B. Strategi Pengembangan Bisnis Dalam Bidang Manufaktur
Strategi pengembangan bisnis dalam bidang manufaktur adalah
serangkaian langkah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan mereka dalam
lingkungan industri yang kompetitif. Beberapa strategi yang umum
digunakan meliputi:
1. Inovasi Produk: Mengembangkan produk-produk baru atau
meningkatkan produk yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan yang terus berubah. Ini melibatkan penelitian
pasar yang mendalam, pengembangan produk yang berkelanjutan,
dan peluncuran produk dengan diferensiasi yang jelas.
2. Efisiensi Operasional*: Memperbaiki proses produksi, manajemen
rantai pasokan, dan pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi
operasional dan mengurangi pemborosan. Hal ini dapat mencakup
penerapan metodologi Lean atau Six Sigma untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas.
3. Diversifikasi Produk dan Pasar*: Mengekspansi ke segmen pasar
baru atau mengembangkan portofolio produk yang lebih luas untuk
mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pendapatan. Ini bisa
melalui akuisisi perusahaan, investasi dalam riset pasar, atau
pengembangan produk tambahan.
4. Kemitraan dan Aliansi*: Berkolaborasi dengan pemasok, distributor,
atau mitra strategis lainnya untuk meningkatkan akses pasar,
mengurangi biaya, atau memperluas jangkauan geografis. Kemitraan
dapat mencakup kerjasama dalam pengembangan produk, distribusi,
atau pemanfaatan teknologi bersama.
5. Adopsi Teknologi Baru: Memanfaatkan teknologi terbaru seperti
kecerdasan buatan, Internet of Things, atau manufaktur digital untuk
meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan inovasi dalam proses
produksi.
C. Proses produksi pada perusahaan manufaktur
Proses produksi dalam perusahaan manufaktur merupakan serangkaian
langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengubah bahan mentah
menjadi produk jadi yang siap dijual.
Proses ini melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari perencanaan
produksi, pengadaan bahan baku, pengolahan, hingga pengemasan
produk akhir.
Berikut ini adalah langkah umum dalam proses produksi perusahaan
manufaktur:
1. Perencanaan Produksi: Tahap ini melibatkan penentuan jumlah
produksi, jadwal, dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan pasar. Rencana produksi juga melibatkan
perhitungan biaya, pengadaan bahan baku, dan pengaturan tenaga
kerja.
2. Pengadaan Bahan Baku: Setelah perencanaan produksi, langkah
berikutnya adalah mengumpulkan bahan baku yang diperlukan.
Perusahaan harus memastikan ketersediaan bahan baku yang
memadai dan berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3. Pengolahan: Tahap ini melibatkan transformasi bahan baku menjadi
produk jadi melalui serangkaian proses seperti pemrosesan,
perakitan, atau produksi berdasarkan jenis industri yang berbeda.
Proses ini melibatkan mesin, peralatan, dan tenaga kerja yang
terampil.
4. Pengujian dan Kualitas: Setelah produk selesai diproduksi, tahap
pengujian dan pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan
produk memenuhi standar yang ditetapkan. Pengujian meliputi
pemeriksaan visual, pengujian fungsional, dan pengujian kualitas
lainnya.
5. Pengemasan: Setelah lulus pengujian kualitas, produk siap untuk
dikemas. Tahap ini melibatkan pemilihan kemasan yang sesuai,
seperti kotak, botol, atau wadah lainnya. Pengemasan dilakukan
untuk melindungi produk selama penyimpanan dan transportasi, serta
untuk memberikan informasi produk kepada konsumen.
6. Penyimpanan dan Distribusi: Setelah dikemas, produk siap untuk
disimpan dalam gudang dan didistribusikan ke pasar. Proses ini
melibatkan manajemen persediaan, pengaturan logistik, dan
pengiriman produk ke pelanggan.
7. Pelayanan Pelanggan: Selain proses produksi, penting juga bagi
perusahaan manufaktur untuk memberikan pelayanan pelanggan
yang baik. Ini meliputi pelayanan purna jual, penanganan keluhan,
dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan bisnis di bidang manufaktur adalah bahwa melalui strategi yang
tepat, inovasi produk, efisiensi operasional, dan pemahaman yang mendalam
tentang pasar, sebuah perusahaan manufaktur dapat mengoptimalkan pertumbuhan
bisnisnya.
Dalam menghadapi tantangan seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan regulasi,
penting bagi perusahaan untuk tetap fleksibel dan responsif. Dengan memanfaatkan
teknologi dan sumber daya manusia secara efektif, serta mempertahankan fokus
pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan, perusahaan dapat memperkuat
posisinya di pasar dan mencapai kesuksesan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Azwina, Rafika Dkk. (2023). Strategi Industri Manufaktur Dalam Meningkatkan
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi. (2)
Karnila, W. S. (2018). Permodelan Proses Bisnis. Bandar Lampung: DJ Press
Abdul Ghofar Syarif Alam Sudin. (2022). Pengaruh Strategi Manufaktur Terhadap
Kinerja. Jurnal Manajamen Maranatha. (3)

Anda mungkin juga menyukai