ANTENATAL CARE
Oleh:
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu
hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi
tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu hamil
sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas
minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan
14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28minggu) dan
minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia
kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.
Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu (Backe
et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015, hampir seluruh
ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama
(K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan
frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan wanita
dalam menghadapi persalinan (NICE, 2012). Kesiapan persalinan adalah perencanaan
awal dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu perempuan, suami
dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan membuat rencana menghadapi
komplikasi dan hal tak terduga (FCI, 2016; WHO, 2006). Kesiapan persalinan dapat
dinilai di enam level yaitu level individu perempuan, suami atau keluarga,
lingkungan, tenaga kesehatan, fasilitas Kesehatan dan kebijakan. Pada level individu,
perempuan hamil dan suaminya dapat mempersiapkan persalinan dan menghadapi
komplikasi dengan mengenal tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan komplikasi
yang mengancam jiwa ibu dan bayi, mengidentifikasi penolong persalinan terlatih dan
tempat persalinan, menyediakan tabungan dan mengatur transportasi, sedangkan pada
level keluarga dan lingkungan dapat mengidentifikasi pendonor darah (JHPIEGO,
2004; WHO, 2006). Seorang wanita yang telah mempersiapkan keenam unsur
kesiapan persalinan yang telah di jelaskan WHO dikategorikan siap dan sebaliknya
bila mempersiapkan kurang dari keenam unsur kesiapan persalinan dikategorikan
tidak siap (Gitonga, 2014).
Selain bertujuan untuk mempersiapkan persalinan, Salah satu alasan penting
ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC adalah untuk membangun rasa saling
percaya antara klien dan petugas Kesehatan (Saifuddin, 2013).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis preeklamsia dan eklampsia
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan preeklampsia dan eklampsia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Defenisi Antenatal care
Antenatal care adalah suatu pelayanan yang bersifat preventif care kepada
individu untuk mencegah suatu masalah yang kurang baik kepada ibu maupun
janin. Asuhan Antenatal merupakan suatu program dari pelayanan kesehatan
obstetrik yang mempunyai upaya preventif untuk mengoptimalisasi luaran
maternal maupun neonatal melalui kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
rutin pada saat kehamilan (Depkes RI, 2012).
Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
serta penanganan medik yang dilakukan pada ibu hamil, persalinan maupun nifas
dengan tujuan untuk menjaga kehamilan tersebut agar ibu sehat serta
mengusahakan bayi yang dilahirkannya juga sehat, kehamilan dan proses
persalinan yang aman serta memuaskan, memantau adanya risiko-risiko yang
terjadi selama kehamilan, menurunkan angka morbiditas serta mortalitas pada ibu
maupun janin, dan merencanakan penatalaksanaan yang secara optimal pada
kehamilan yang memiliki risiko tinggi (Kemenkes RI, 2016).
2. Tujuan Antenatal care
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care menurut Depkes
RI (2012), antara lain:
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil dalam memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilah dengan
sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan ANC antara lain :
1) Menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta
berkualitas.
2) Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI
3) Meminimalkan missed opportunity pada ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
4) Mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu
hamil
5) Dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap kelainan atau penyakit
sedini mungkin pada ibu hamil
6) Dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan system rujukan yang sudah ada.
7) Dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang
kehamilan, persalinan dan persiapan menjadi orang tua.
3. Jadwal Kunjungan Antenatal care
Pemeriksaan kehamilan antenatal care sangatlah dibutuhkan guna memantau
kondisi kesehatan ibu dan janinnya sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. Berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang
dengan ketentuan sebagai berikut (Jannah, 2012) :
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
d. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut
(Kemenkes, 2012) :
a. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan <14 minggu)
b. Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14-28 minggu)
c. Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( > 28 minggu sampai kelahiran).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan
paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1 )
K1/kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali ada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
ibu hamil terlambat datang bulan. Tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal
care adalah :
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan
2) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas
3) Mengenali dan mengobati penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
5) Memberikan nasihat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil agar dapat mengenali faktor risiko ibu dan janin.
Informasi yang dapat diberikan antara lain :
1) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia, karena selama kehamilan
akan terjadi peningkatan secret di vagina.
3) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan berserat tinggi
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu kepada tenaga kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
b. Kunjungan 2/K2 ( Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan
pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklampsia gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan 3 dan 4/K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan
dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan
trimester III yaitu :
1) Mengenali adanya kelainan letak janin
2) Memantapkan rencana persalinan
3) Mengenali tanda-tanda persalinan
Jadwal tersebut merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi kehamilan yang
normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan muncul pada trimester
ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka
jadwal pemeriksaan kehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil
(Purwaningsih, 2010).
4. Standar Asuhan Pelayanan Antenatal care
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo
(2016) antara lain:
a. Ukur
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung
dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu
mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
b. Ukur Tekanan Darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan
UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
a) Uterus
Pada Trimester III (> 28 minggu) dinding uterus mulai menipis dan
lebih lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badannya dapat diraba
untuk mengetahui posisi dan ukurannya, korpus berkembang menjadi
segmen bawah rahim. Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan
janin ke bagian bawah rahim, hal ini disebabkan melunaknya jaringan-
jaringan dasar panggul bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot
rahim dan kedudukan bagian bawah rahim.
b) Serviks
c) Vagina
d) Ovarium
e) Payudara
b) Lambung
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
Hanni, Ummi. dkk,. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
Jannah, Nurul. (2012). Buku Ajar Asuhan kebidanan Kehamilan. Yogyakarta :CV Andi.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Kumalasari, I . (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik keperawatan Antenatal,
Intranatal, Postnatal, Bayi Baru lahir dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika
Lalenoh, Diana C. (2018). Preeklampsi Berat & Eklampsia : Tatalaksana Anestesia
Perioperatif Edisi 1.Yogyakarta : Deep publish.
Mitayani. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.
National Institute for Health and Clinical Excellence, (2012). Nice Guideline of
Hypertension. NICE Clinical Guideline 127. London.
Novita Lusiana. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia
Pada Ibu Bersalin Di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun
2014. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 1, Nopember 2015.
POGI. (2016). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ketuban Pecah Dini. Himpunan
Kedokteran Fetomaternal.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Purwaningsih, Wahyu. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas . Yogyakarta : Nuha
Medika.
Ratnawati, A. T., Amdad, A., & Nurdiati, D. S. (2018). Upaya ibu hamil risiko tinggi untuk
mencari layanan persalinan di puskesmas Waruroyo. BKM Journal of Community
Medicine and Public Health, 67-71.
TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(I). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Wagiyo,Ns, Putranto. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan patologis. Yogyakarta : CV Andi.
Walyani, Elisabeth siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.