Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKONOMI MONETER

“ Kerangka Strategi Kebijakan Moneter“


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter

Dosen pengampu: Shanty Bustami,S.E., M.M

Disusun Oleh Kelompok 6


1. Indah Rahmasari (21.23.994)
2. Meisya Wenita (21.23.1011)
3. Risma Nabila (21.23.1049)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH


KUALA TUNGKAL
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEMESTER V D
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tempt pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini di susun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang “ Kerangka Strategi Kebijakan Moneter”, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih

Kuala Tungkal, 23 November 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro
yang dilakukan oleh otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian
besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Tujuan utama kebijakan moneter di Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah yang tercermin pada perkembangan laju inflasi. Bank Indonesia
memiliki kerangka kebijakan moneter yang meliputi implementasi kebijakan moneter dan
strategi kebijakan moneter. Implementasi kebijakan moneter meliputi penentuan
kombinasi instrumen moneter, sasaran operasional, dan pelaksanaan operasi
pengendalian moneter di pasar keuangan yang sesuai dengan arah dan respon kebijakan
moneter. Strategi kebijakan moneter secara umum berkaitan dengan pencapaian tujuan
akhir kebijakan moneter serta strategi untuk mencapainya yaitu penargetan nilai tukar,
penargetan moneter, dan penargetan inflasi. Kebijakan moneter dilakukan secara
forwardlooking, artinya perubahan sikap kebijakan moneter dilakukan melalui evaluasi
apakah perkembangan inflasi ke depan masih sesuai dengan target inflasi yang telah
ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Strategi Kebijakan Moneter?
2. Bagaimana Strategi Penargetan Nilai Tukar?
3. Apa yang dimaksud dengan Pentargetan Moneter?
4. Apa yang dimaksud dengan Pentargetan Inflasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerangka Strategis Kebijakan Moneter


Kerangka strategis kebijakan moneter pada dasarnya terkait dengan penetapan tujuan
akhir kebijakan moneter dan strategi untuk mencapainya. Tujuan akhir yang ingin dicapai
oleh kebijakan moneter lebih terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Tujuan akhir kebijakan moneter untuk menstabilkan harga bersamaan dengan kegiatan
ekonomi seringkali tidak dapat dicapai secara bersamaan. Kontradiksi ini menunjukkan
keterbatasan dari kebijakan moneter dalam mempengaruhi perekonomian. Berdasarkan
kondisi tersebut, kebijakan moneter pada akhirnya lebih difokuskan sebagai kebijakan
stabilisasi harga. Upaya bank sentral untuk mencapai kestabilan harga dapat dilakukan
melalui berbagai macam kerangka kebijakan moneter yang menggunakan indikator nominal
sebagai jangkar atau sasaran antara. Menurut Warjiyo & Solikin (2003), kerangka kebijakan
moneter secara umum terbagi menjadi kerangka kebijakan strategis dan kerangka kebijakan
operasional.

B. Penargetan Nilai Tukar


Strategis kebijakan moneter dengan pentargetan nilai tukar mendasarkan keyakinan
bahwa nilai tukarlah yang paling dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran akhir
kebijakan moneter. Umumnya, strategi ini ditempuh oleh Negara Negara dengan
perekenomian kecil tapi sangat terbuka, seperti singapura dan Belanda. Dalam
pelaksanaanya ada tiga alternative yang di tempuh. Pertama, dengan menetapkan nilai mata
uang domestic terhadap harga komoditas tertentu yang diakui secara internasional, seperti
emas. Kedua, dengan menetapkan nilai mata uang domestic terhadap Negara Negara besar
yang mempunyai laju inflasi yang rendah. Ketiga, menyesuaikan nilai mata uang domestic
terhadap mata uang Negara tertentu ketika perubahan nilai mata uang diperkenankan sejalan
dengan perbedaan laju inflasi diantara kedua Negara.
Kerangka strategis kebijakan moneter dengan penargetan nilai tukar dapat dicapai dengan
menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditas internasional tertentu,
menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara besar dengan laju inflasi
rendah, atau menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu
berdasarkan pada perbedaan laju inflasi kedua negara (crawling peg). Secara umum,
kelebihan dan kekurangan dari strategi penargetan nilai tukar dapat dijelaskan pada tabel
berikut.

Kelebihan Kekurangan
Mampu meredam laju inflasi yang berasal Negara dengan perekonomian terbuka akan
dari barang impor kehilangan independensinya.
Mampu mengarahkan ekspektasi inflasi Membuka peluang transmisi gejolak
masyarakat. struktural antarnegara.
Tergolong kebijakan moneter rule – based Rentan terhadap spekulasi dalam pemegangan
policy. mata uang domestik.
Mudah dipahami masyarakat.

C. Penargetan Moneter
Penargetan nilai tukar bukan menjadi pilihan utama dari startegi kebijakan moneter
karena tidak ada suatu Negara yang mata uangnya secara meyakinkan dapat dijadikan acuan
dalam penetapan startegis oleh Negara lain. Untuk itu,beberapa Negara lebih memilih
penargeran besaran moneter sebagai sasaran antara, misalnya uang beredar dalam arti sempit
( M1) dan dalam arti luas (M2), serta kredit. Kelebihan utama dari penargetan besaran
moneter dibandingkan dengan penargetan nilai tukar adalah dimungkinkan kebijakan
moneter yang independen sehingga bank sentral dapat memfokuskan pencapaian tujuan
yang ditetapkan seperti laju inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan.
Penargetan moneter memungkinkan masyrakat segera mengetahui arah kebijkan moneter
yang ditempuh oleh bank sentral. Sinyal tersebut diharapkan dapat mengarahkan ekspetasi
masyarakat terhadap laju inflasi yang akan terjadi serta mengurangi tekanan inflasi. strategi
ini sangat bergantung pada kestabilan hubungan antar besaran moneter dengan sasaran akhir
kebijakan (perkembangan harga dan output). Dengan semakin berkembangnya instrument
keuangan dan semakin terintegritasna perekonomian domestuk dengan internasional, maka
kestabilan hubungan tersebut menjadi terganggu, seperti vtercemin pada ketidakstabilan
tingkar perputaran uang dalam ekonomi. Kerangka strategis kebijakan moneter dengan
penargetan besaran moneter dapat dicapai dengan menetapkan jumlah uang beredar dan
kredit sebagai sasaran antara. Kelebihan dan kekurangan dari strategi ini dijelaskan pada
tabel berikut.

Kelebihan Kekurangan
Kebijakan moneter lebih independen dan Perkembangan instrumen keuangan
pencapaian tujuan akhir menjadi lebih membuat hubungan antara besaran moneter
terfokus. dan sasaran akhir menjadi tidak stabil,
sehingga strategi ini dianggap tidak lagi
relevan.
Masyarakat dapat memahami sinyal
kebijakan bank sentral dengan cepat

D. Penargetan Inflasi
Melemahnya hubungan antara moneter dan sasaran akhir dari kebijakan moneter, banyak
Negara mulai mengadopsi penargetan inflasi dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Penargetan inflasi dilakukan dengan mengumumkan kepada public mengenai target inflasi
jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai jangka
panjang dari kebijakan moneter. Untuk mencapai sasaran inflasi tersebut,srategi ini tidak
mendasarkan pada indicator saja, misalnya nilao tukar atau uang beredar saja, tetapi
mengevaluasi berbagai indicator kunci yang relavan untuk perumusan kebijakan moneter.
Yang diutamakan adalah pencapaian sasaran akhir inflasi, dan bukan pencapaian sasaran
antara seperti uang beredar atau nilai tukar. Dengan menargetkan inflasi sebagai jangkar
nominal, bank sentral dapat lebih focus dalam mencapai kestabilan harga sebagai tujuan
akhir.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerangka strategis kebijakan moneter pada dasarnya terkait dengan penetapan
tujuan akhir kebijakan moneter dan strategi untuk mencapainya. Tujuan akhir yang ingin
dicapai oleh kebijakan moneter lebih terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Strategis kebijakan moneter dengan pentargetan nilai tukar mendasarkan keyakinan
bahwa nilai tukarlah yang paling dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran
akhir kebijakan moneter. Penargetan nilai tukar bukan menjadi pilihan utama dari startegi
kebijakan moneter karena tidak ada suatu Negara yang mata uangnya secara meyakinkan
dapat dijadikan acuan dalam penetapan startegis oleh Negara lain. Melemahnya
hubungan antara moneter dan sasaran akhir dari kebijakan moneter, banyak Negara mulai
mengadopsi penargetan inflasi dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
DAFTAR PUSTAKA

Ersandi, Fahri. "Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Bank Lending Di Era
Penargetan Inflasi Periode 2002: 1-2012: 4 (Studi Kasus Pada Empat Jenis Bank)."
(2013).

Ferdiansyah, Fadli. "Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga SBI, Nilai Tukar
Suku Bunga Deposito Terhadap Tingkat Inflasi." Media Ekonomi 19.3 (2011): 43-68.

Pusriadi, Tommy, and Dio Caisar Darma. "Penerapan flexible ITF (inflation targeting framework):
sinergitas kebijakan moneter indonesia dengan sasaran kestabilan harga." Prosiding
SNMEB (Seminar Nasional Manajemen dan Ekonomi Bisnis). 2018.

Septiana, Dyah. "Analisis penerapan kerangka kebijakan pertargetan inflasi di Indonesia dengan
menggunakan pendekatan new keynesian." (2007).

Sriyono, Sriyono. "Strategi Kebijakan Moneter di Indonesia." JKMP (Jurnal Kebijakan dan
Manajemen Publik) 1.2 (2013): 111-130.

ULHAQ, AFIFAH NAIMAH ANGGITA DIYA, and M. Ec Daryono Soebagiyo. Pengaruh Kebijakan
Moneter (Bi Rate, Nilai Tukar, dan Jumlah Uang Beredar/M1) Terhadap Inflasi di
Indonesia Tahun 1999-2017. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019.

Yanti, Nursantri. "Pengaruh SBI, SBIS, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Transaksi Pasar
Uang Antar Bank Syariah." AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam 3.1 (2018): 120-141.

Anda mungkin juga menyukai