Anda di halaman 1dari 42

KEBIJAKAN MONETER

(Teori vs Praktik)

BANK INDONESIA MENGAJAR DI


UNIVERSITAS LAMPUNG (UNILA)

Arief Hartawan
KEPALA DEPARTEMEN REGIONAL
BANK INDONESIA

Selasa, 5 Maret 2024

Sang Bumi Ruwa Jurai


CURRICULUM VITAE
• NAMA : ARIEF HARTAWAN, SE, MA PANGKAT: DIREKTUR EKSEKUTIF

• PENDIDIKAN TERAKHIR
• SARJANA EKONOMI (SE) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS LAMPUNG,
1992
• MASTER OF ARTS (MA), CENTER OF DEVELOPMENT ECONOMICS, WILLIAMS COLLEGE,
MASSACHUSETTS USA, 1998
• MAHASISWA PROGRAM DOKTOR (S3) ILMU EKONOMI, PROGRAM STUDI ISLAMIC
ECONOMIC AND FINANCE, TRISAKTI UNIVERSITY JAKARTA, 2023 - PRESENT

• PENGALAMAN BEKERJA DI BANK INDONESIA


• PENDIDIKAN CALON PEGAWAI MUDA (PCPM) ANGKATAN 17, BANK INDONESIA, 1994
• ECONOMIST, MONETARY POLICY DEPARTMENT, 1995
• SENIOR ECONOMIST, TOKYO REPRESENTATIVE OFFICE, 2007-2010
• DIVISION CHIEF, INFLATION AND REGIONAL ECONOMY, 2011-2014
• GROUP HEAD, ECONOMY AND MONETARY POLICY DEPARTMENT, 2015 - 2016 (JUNE)
• CHIEF REPRESENTATIVE, LAMPUNG PROVINCE OFFICE, 2016 (JULY) – 2017 (SEPT)
• CHIEF REPRESENTATIVE, BEIJING REPRESENTATIVE OFFICE, 2017 (OCT)- 2021 (SEPT)
• DEPARTMENT HEAD, SYARIAH ECONOMY AND FINANCE, 2022 (FEB) – 2023
• DEPARTMENT HEAD, REGIONAL DEPARTMENT, 2024 (JAN) - PRESENT
OUTLINE

• Konsep & Kerangka Kebijakan Moneter


• Kerangka Strategis Kebijakan Moneter
• Kerangka Operasional Kebijakan Moneter
• Praktik Kebijakan Moneter di Indonesia
• Kebijakan Bank Indonesia Terkini
I. Konsep & Kerangka Kebijakan Moneter
KEBIJAKAN MONETER

❑ Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran
moneter dan/ atau suku bunga & merupakan bagian integral dari kebijakan makroekonomi yang
memiliki tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare).
Kebijakan Makroekonomi Social welfare
▪ Demand side ▪ Stabilization Y Pertumbuhan ekonomi
Moneter, fiskal, nilai tukar Short-run business
▪ Supply side cycle π Inflasi rendah
Perdagangan, industri, ▪ Growth
sektoral Long-run growth u Tk. Pengangguran rendah
❑ Dalam prakteknya, kebijakan moneter dapat memiliki satu maupun beberapa tujuan.

Tujuan Kebijakan Moneter

Single Dual Multiple (>3)


Price stability Price & XR Price, growth, XR
Exchange rate (XR) Price & growth Price, growth, other
Price & other Price, XR, other
XR & other Price, growth, XR, other
PRINSIP KEBIJAKAN MONETER

❑ Prinsip dasar kebijakan moneter adalah mengelola kegiatan ekonomi dari sisi permintaan (IS-LM, John Hicks
1937) dalam rangka mengurangi “fluktuasi” kegiatan ekonomi (business cycle) → kebijakan moneter counter-
cyclical
▪ Mendorong pemulihan ekonomi pada saat resesi melalui kebijakan moneter ekspansif;
▪ Menjaga agar ekonomi tidak mengalami pemanasan atau overheating melalui kebijakan moneter kontraktif;

Interaksi Permintaan-Penawaran Siklus Bisnis


KERANGKA KEBIJAKAN MONETER

Kerangka Kebijakan Moneter

Kerangka Operasional Kerangka Strategis

Operating * Intermediate**
Tools /
Target Target Ultimate Goal
Instrument
(Target Operasional) (Target Antara) (Tujuan Akhir)

- Open market opt. - Base money - M1, M2, Kredit - Inflation


- Reserve Requirement - Sk bunga jk pendek - Sk bunga jk panjang - Economic Growth
- Direct Control - Nilai tukar

Policy Implementation Policy Strategy

* Terukur dan dalam kendali bank sentral serta responsif terhadap policy tool
** Memiliki dampak langsung terhadap sasaran akhir dan dapat terprediksi
II. Kerangka Strategis Kebijakan Moneter
Strategi Kebijakan Moneter

❑ Terdapat beberapa strategi yang dapat dipilih otoritas moneter, dimana masing2 strategi memiliki karakteristik
sesuai dengan indikator yg digunakan sebagai nominal anchor atau semacam ‘sasaran antara’ dalam mencapai
tujuan akhir.

catatan: Implicit target i.e. suku bunga jangka pendek di pasar uang (term structure)
Kerangka Strategis (Rezim) Kebijakan Moneter

Tidak menetapkan sasaran akhir dan intermediate tertentu. Tergantung


1. No Anchor penilaian dan keyakinan board of governor. Untuk operating target
biasanya menggunakan suku bunga.

Mendasarkan pada pengendalian nilai tukar (sbg intermediate target)


2. Exchange Rate
untuk mencapai sasaran akhir (inflasi dan pertumbuhan ekonomi).
Targeting

Mendasarkan pada pengendalian uang beredar (sbg. Intermediate


3. Monetary target) dan uang primer (sbg. Sasaran operasional) untuk mencapai
Targeting sasaran akhir, dengan berdasar kestabilan permintaan uang.

Memfokuskan sasaran akhir pada target inflasi yang diumumkan. Untuk


4. Inflation intermediate targetnya menggunakan inflation forecast, yang
mendasarkan pada semua channel transmisi moneter. Biasanya
Targeting
dikombinasikan dengan suku bunga untuk penentuan operating targetnya.
Exchange Rate Targeting

• Kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga pergerakan nilai tukar dalam kisaran tertentu sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
• Nilai mata uang domestik dipatok terhadap mata uang negara tetentu

• Dlm kondisi perekonomian yang sangat


• Dpt meredam laju inflasi dari perubahan
terbuka, dan mobilitas dana luar negeri sangat
harga barang impor
tinggi, kebijakan moneter tidak dapat dilakukan
• Sederhana & mudah dipahami masyarakat
secara independen.
• Penargetan nilai tukar kondusif untuk
• Sulit untuk mempertahankan kestabilan nilai
stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi
tukar dalam jangka panjang
dalam jangka panjang.
• Gejolak yang terjadi dapat dengan mudah
• Ditetapkan dengan kaidah yang dapat
ditransmisikan / berdampak langsung terhadap
mendisiplinkan kebijakan moneter.
perekonomian domestik.
Monetary Targeting

• Kebijakan moneter diarahkan pada target tertentu pertumbuhan indikator besaran moneter
(mis. uang beredar)
• Jumlah uang beredar menjadi sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir

• Penerapannya bergantung kepada kestabilan


hubungan antara besaran moneter dengan
▪ Dimungkinkan pelaksanaan kebijakan sasaran akhir dan kemampuan otoritas
moneter yang independen shg bank sentral mengontrol money supply.
dapat fokus pada pencapaian tujuan • Dengan semakin berkembangnya instrumen
( inflasi ) keuangan dan terintegrasi perekonomian
▪ Immediate signal karena dapat dikontrol domestik dengan eksternal, kestabilan tersebut
oleh Bank sentral menjadi terganggu.
• Sulit dipahami oleh masyarakat.
Inflation Targeting

• Bank Sentral menetapkan target inflasi jangka menengah dan ber komitmen untuk mencapai stabilitas harga sbg
tujuan jangka panjang.
• Target inflasi diumumkan kepada publik secara transparan

▪ Sederhana dan kejelasan target


▪ Tidak bergantung kepada kestabilan
hubungan antara besaran moneter dan
• Sinyal terhadap pencapaian target tidak
sasaran akhir (inflasi)
secepat dengan pendekatan sebelumnya
▪ Meningkatkan akuntabiitas bank sentral krn
• Jika diterapkan terlalu rigid, dapat menganggu
transparan
pencapaian sasaran akhir lainnya
▪ Kebijakan moneter dapat difokuskan pada
pencapaian kestabilan perekonomian
domestik
No Anchor / Kebijakan Moneter Eclectic

• Kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai tujuan akhir spt pertumbuhan eknomi dan inflasi, namun
tidak ada target yang diumumkan secara formal.
• Karena kebijakan moneter mempengaruhi output dengan lag tertentu maka dibutuhkan forward looking
forecast untuk output dan inflasi .
• Target yang digunakan dapat berupa suku bunga maupun besaran moneter namun tidak mengumumkan
target nilai tukar dan target jumlah uang beredar secara formal.

▪ Tidak bergantung kepada kestabilan


hubungan antara besaran moneter dan
sasaran akhir (inflasi) ▪ Kurang transparan
▪ Kebijakan moneter dapat difokuskan ▪ Akuntabilitas kurang
pada pencapaian kestabilan
perekonomian domestik
No Anchor / Kebijakan Moneter Eclectic

Price stability & inflation targeting framework merupakan tujuan & strategi kebijakan
yang banyak ditempuh otoritas moneter…
Tujuan & Strategi Kebijakan Moneter Emerging Market

Sumber: IMF, October 2015.


III. Kerangka Operasional Kebijakan Moneter
Operational Target

Kerangka Operasional dengan Pendekatan Kuantitas

Instrumen Moneter Sasaran Operasional Sasaran Antara Sasaran Akhir

-OPT -Uang Primer -M1, M2, Kredit -Stabilitas Harga


-Reserve Requirement -Sk bunga jangka pendek -Suku Bunga jk panjang -Pertumbuhan Ekonomi
-Fas. Diskonto -Kesempatan Kerja

Kerangka Operasional dengan Pendekatan Harga/ Suku Bunga

Sasaran Operasional Sasaran Akhir


Instrumen Moneter
Variabel - Variabel Informasi

-OPT -Suku Bunga -Stabilitas Harga


-Reserve Requirement (pasar uang jk pendek) -Pertumbuhan Ekonomi
-Fas. Diskonto -Kesempatan Kerja
-Imbauan
Kerangka Operasional Pendekatan Kuantitas

Asumsi yang digunakan dalam Pendekatan Kuantitas adalah sbb:


1. Kebijakan dan perkembangan sektor-sektor lain (fiskal, nilai tukar, dan riil) akan
berjalan seperti yang ditetapkan.
2. Adanya hubungan yang stabil antara uang beredar (sebagai sasaran antara)
dengan kegiatan ekonomi riil (sebagai sasaran akhir) → stabilitas fungsional income
velocity dan demand for money
3. Adanya hubungan yang stabil antara uang primer (sebagai sasaran operasional)
dengan uang beredar (sebagai sasaran antara) → stabilitas fungsional angka
pengganda uang (money multiplier)

Namun, hasil kajian empiris BI menyimpulkan bahwa:


✓ Income velocity, demand for money, dan money multiplier cenderung
“kurang” stabil.
✓ Money multiplier (mm1) M1 relatif stabil dibandingkan dengan M2.
Kerangka Operasional Pendekatan Kuantitas

❑ Penyebab Ketidakstabilan Struktural tersebut adalah karena:


✓ Pesatnya perkembangan sektor keuangan dan majunya inovasi produk keuangan yang menyebabkan
kegiatan penciptaan uang (money creation) oleh sistem keuangan menjadi berlipat ganda.
✓ Terjadinya proses decoupling antara sektor moneter dan sektor riil.
✓ Sulitnya mengidentifikasi arah kausalitas antara uang beredar dan kegiatan ekonomi. Adanya
kecenderungan kegiatan ekonomi mempengaruhi uang beredar, bukan sebaliknya.

❑ Sejalan dengan permasalahan dalam pengendalian moneter dengan menggunakan agregat moneter, paradigma
baru yang lebih meyakini “harga” uang, yaitu suku bunga dan nilai tukar, sebagai jalur utama transmisi kebijakan
moneter (price targeting) di Indonesia semakin mendapatkan perhatian.

❑ Bond (1994) menunjukkan secara empiris bahwa hubungan antara suku bunga dengan laju inflasi jauh lebih kuat
dibandingkan dengan hubungan antara uang beredar dengan inflasi.

❑ Di sisi lain, dalam ekonomi yang semakin terbuka dengan sistem nilai tukar yang fleksibel, pergerakan nilai tukar
rupiah juga dianggap sangat penting dalam mempengaruhi permintaan agregat, pertumbuhan ekonomi, dan
inflasi.
Kerangka Operasional Pendekatan Kuantitas

❑Hasil kajian empiris tersebut merupakan pertimbangan utama bagi Bank Indonesia untuk
mengubah paradigma pengendalian moneternya dari quantity-based approach menjadi
price-based approach. Pada pertengahan tahun 2005 price-based approach telah mulai
dilaksanakan yang antara lain diindikasikan dengan adanya penetapan BI-rate.

❑Penerapan price-based approach tidak terlepas dari upaya Bank Indonesia yang kemudian
menerapkan full-fledged inflation targeting framework.
Kerangka Operasional Pendekatan Suku Bunga

❑ Stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan BI 7 days reverse repo rate
❑ Sasaran operasional kebijakan moneter : suku bunga Pasar Uang Antara Bank (PUAB) overnight (o/n)
❑ BI menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga terbentuk suku
bunga yang wajar dan stabil melalui pelaksanaan operasi moneter (OM).

Suku bunga

Lending Facility (LF)


rate PUAB o/n

Interest
BI 7 days Reverse
Repo rate Rate
Corridor

Deposit Facility (DF)


rate

Waktu
Instrumen Kebijakan Moneter

Pengendalian besaran moneter oleh bank sentral dilakukan melalui berbagai instrumen kebijakan moneter

Instrumen Langsung
• Instrumen yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan
oleh bank sentral

Instrumen Tidak Langsung


• Mengendalikan besaran moneter (jumlah uang beredar) dengan cara mempengaruhi
neraca bank
Instrumen Kebijakan Moneter

Penetapan suku bunga • Penetapan tingkat suku bunga pinjaman /


simpanan bank
Instrumen Langsung

• Penetapan jumlah maksimum kredit yang


Penetapan pagu kredit dapat disalurkan oleh bank

• Mewajibkan bank untuk memelihara rasio


Rasio Likuiditas SSB/mata uang tertentu dalam % tertentu

Kredit Langsung • Kewajiban bank untuk memberikan kredit


pada sektor-sektor tertentu
Instrumen Kebijakan Moneter

Operasi Moneter

• Jual beli surat berharga Pem. atau BI di pasar primer/


Operasi Pasar Terbuka pasar sekunder
Instrumen Tidak Langsung
• Jual Beli valuta asing di pasar valas untuk
(OPT) mempengaruhi jumlah uang beredar dan nilai tukar
• Mekanisme lelang atau non lelang

• Fasilitas kredit / simpanan dari bank sentral berjangka


pendek
Standing Facility (SF) • Dengan jaminan surat2 berharga
• Tingkat sk bunga ditetapkan sesuai arah kebijakan

• Kewajiban bank-bank untuk menyimpan % tertentu


Reserve Requirement dari Dana Pihak Ketiga di bank sentral
(RR) • Akan Mempengaruhi kemampuan bank u/
menyalurkan kredit
Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter Ekspansif Kebijakan moneter Kontraktif

OPT : BI membeli SSB OPT : BI menjual SSB

SF : BI menurunkan tk suku bunga SF : BI menarikkan tk suku bunga


diskonto diskonto

RR : BI menurunkan ketentuan RR RR : BI menaikkan ketentuan RR

IV : BI membeli USD Dolar dari pasar IV : BI menjual dollar di pasar valas


valas dengan Rupiah untuk menarik Ruiah

OPT : Operasi Pasar Terbuka


SF : Standing Facility
RR : Reserve Requirement
IV : Intervensi di pasar valas
Instrumen Operasi Moneter
Framework Kebijakan Moneter Bank Sentral Dunia
IV. Praktik Kebijakan Moneter di Indonesia
Timeline Kebijakan Moneter di Indonesia
29

1998/1999 2004 2005 2008 2008/2009 2011 2013/2014 2023


Krisis Asia UU No. 3 ITF (BI Full fledge Global Flexible ITF OJK UU Pengembangan dan
1998 tahun 2004 ITF Financial (FITF) dan Penguatan Sektor
Rate)
lahirnya UU and strategi Keuangan
No. 23 tahun Economic bauran
1999 Crisis kebijakan UU NO.4 Tahun 2023
Tentang P2SK

• Ps.4 (2). Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen,….


• Ps 7. Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
• Ps.10 (1a ). menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkannya. → Sasaran laju inflasi ditetapkan oleh Bank Indonesia

• Ps. 4 (2). Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya
• Ps. 7(1). Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Ps.7(2). Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank
Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten,
transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.”
• Ps.10 (1a ). menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi. → Sasaran laju inflasi ditetapkan oleh Pemerintah. Dalam menetapkan
sasaran laju inflasi, Pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia.
Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia

Perubahan Sasaran Operasional

KERANGKA KERJA
STRATEGIS - Inflasi sebagai sasaran akhir jangka panjang
- Is not a rule; just a framework
Non ITF: ITF: “Dalam penetapan sasaran inflasi jangka men engah panjang,
Multiple selalu dipertimbangkan sasaran yang optimal berdasarkan
objectives social welfare loss function implikasi dari tradeoff antara price
dan output.”

Base money Suku Bunga Suku Bunga Suku Bunga


BI Rate •BI Rate •BI Rate sec. resmi
diimplementasikan diimplementasikan diimplementasikan Sk. Bunga Penyebutan
pada sk bunga SBI pd sk bunga PUAB pd sk bunga PUAB BI 7 Day BI7DRR
1 bulan O/N (secara implisit) O/N
Reverse diganti
•Penyempurnaan OM •Penyempurnaan OM
dilanjutkan Repo Rate menjadi
KERANGKA KERJA BI RATE
OPERASIONAL Masa Transisi Implementasi Penuh

July 2005 January 2008 June 2008 August 2016 21 Des 2023
Transmisi Kebijakan Moneter (1)
No. Jalur Mekanisme transmisi Keterangan
1 Suku bunga BI7DRR ↑ → LPS rate ↑ → suku bunga deposito Peningkatan suku bunga pasar akan menurunkan investasi dan
↑ → suku bunga kredit ↑ → kredit gap ↓ → output, maka tekanan inflasi menurun.
Investasi ↓ → Y↓ → π↓

2 Nilai tukar Trade Channel Nilai tukar terapresiasi, menurunkan ekspor dan output
BI7DRR ↑ → Nilai tukar ↓ (apresiasi) → Net sehingga tekanan inflasi menurun.
Ekspor ↓ → Y↓ → π↓
Financial Channel Peningkatan suku bunga PUAB mendorong peningkatan yield
BI7DRR ↑ → PUAB O/N ↑ → yield SUN 10 tahun SUN yang menyebabkan nilai tukar terapresiasi dan
↑ → nilai tukar ↓ (apresiasi) → π↓ menurunkan tekanan inflasi.

3 Ekspektasi Rumah Tangga Kebijakan moneter dapat membentuk ekspektasi inflasi ke


BI7DRR ↑ → market perception ↓ (prediktabilitas depan. Keputusan tersebut kemudian akan mempengaruhi
membaik) → menahan konsumsi → ekspektasi kegiatan investasi dan konsumsi pelaku ekonomi, sehingga
inflasi ↓ → π↓ berpengaruh terhadap permintaan agregat dan inflasi,
termasuk terhadap upah.

Pasar Keuangan Peningkatan yield bond akan mendorong peningkatan risk


BI7DRR ↑ → yield bond ↑ → bond risk premium premium dari bond sehingga akan mendorong penurunan
↑ → expected return ↓ → π↓ ekspektasi pendapatan dari bond yang menyebabkan
penurunan laju konsumsi yang berimplikasi terhadap
penurunan laju inflasi.
Transmisi Kebijakan Moneter (2)

No. Jalur Mekanisme transmisi Keterangan


4 Kredit Bank lending Dana yang tersedia di perbankan lebih sedikit sehingga
BI7DRR ↑ → M ↓ → bank deposit ↓ → kredit ↓ → kredit menurun, mendorong penurunan investasi dan
Investasi ↓ → Y↓ → π↓ output, sehingga tekanan inflasi berkurang.

Balance sheet Nilai collateral perusahaan berkurang, kredit menurunyang


BI7DRR ↑→ suku bunga kredit ↑ → cashflow ↓ → mengurangi investasi dan output sehingga tekanan inflasi
kredit ↓ → Investasi ↓ → Y ↓ → π↓ berkurang.

5 Harga aset Harga Saham Konsumen akan mengurangispending yang salah satunya
BI7DRR ↑ → ekspansi ekonomi tertahan → harga mengurangi jumlah uang di pasar saham sehingga harga
saham ↓ → Investasi ↓ → Y↓ → π↓ saham menurun yang pada akhirnya menyebabkan tekanan
inflasi berkurang.

Harga Properti Nilai collateral kredit berkurang sehingga menurunkan


BI7DRR ↑ → harga properti ↓ → kredit ↓ → Investasi kredit dan mendorong penurunan investasi dan output,
↓ → Y↓ → π↓ maka tekanan inflasi pun berkurang.
Penerapan ITF

Elemen Key Arrangements Features


Target Inflasi ▪ Ditetapkan oleh Pemerintah (KMK) atas ▪ Sasaran inflasi IHK 2016, 2017, 2018: 4±1%, 4±1%,
rekomendasi BI. dan 3.5±1%. Target sd Akhir 2023 3%+1% Mulai
2024 2,5%+1%
Instrumen & operasional ▪ Independensi instrumen ▪ Suku bunga kebijakan: BI Rate (BI7DRR)
▪ Operasi Pasar Terbuka dengan SBI ▪ Diimplementasikan dalam PUAB O/N Rate
▪ Deposit Facility, TD

Proses Pengambilan ▪ Rapat Dewan Gubernur (RDG) ▪ RDG bulanan : BI Rate (BI7DRR)
Keputusan
Transparansi & ▪ Akuntabilitas kepada DPR ▪ Tinjauan Kebijakan Moneter bulanan
Akuntabilitas ▪ Laporan-laporan dan Komunikasi ▪ Laporan Kebijakan Moneter Triwulanan
▪ Siaran Pers dan Konferensi Pers
▪ Website
▪ Diseminasi ke daerah + diskusi dengan
pengamat/pelaku pasar
Koordinasi dengan ▪ Tim Pengendalian Inflasi yg ▪ Koordinasi kebijakan untuk menentukan target dan
Pemerintah beranggotakan BI dan Pemerintah mengendalikan inflasi (TPI&TPID)
Pusat/Daerah ▪ Pembahasan asumsi makroekonomi APBN
▪ Pertemuan secara regular
V. Kebijakan Bank Indonesia Terkini
2024: Tantangan Perekonomian dan Implikasi Kebijakan...

memadai utk impor dan pembayaran utang pemerintah


ARAH BAURAN KEBIJAKAN BI:
MENJAGA STABILITAS, MENDORONG PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

15
115
5
KEBIJAKAN PENDUKUNG
Sinergi bauran kebijakan Indonesia dalam mencapai stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi…

PENDALAMAN
PASAR
KEUANGAN
Kebijakan Internasional
PENGEMB.
UMKM Mempercepat Pendalaman pasar uang sesuai • Terus aktif dalam berbagai forum
Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025 internasional.
KEBIJAKAN untuk memperkuat efektivitas transmisi • Memperkuat persepsi positif
kebijakan dan mendukung pembiayaan • Mempromosikan investasi ke Indonesia
PENDUKUNG perekonomian.

KEBIJAKAN
INTERNASIONAL
EKONOMI
SYARIAH P e n gemba ngan
UMKM

• Memperkuat sinergi dg K/L terkait, Pemerintah • Memperkuat sinergi dengan KNEKS, pondok
Daerah, lembaga keuangan, dan para penggiat pesantren, asosiasi pengusaha, dan para penggiat
usaha. ekonomi syariah.
• Klasterisasi, kapasitas kewirausahaan, dan • Memperluas mata rantai ekonomi halal pada
pembiayaan. Digitalisasi UMKM terus didorong. sektor-sektor unggulan.
• Penyelenggaraan KKI untuk mengangkat • Memperluas keuangan syariah ke sektor
UMKM Go Export dan Go Digital bersama keuangan & mobilisasi zakat-wakaf produktif 1 14
14
4
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
BANK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai