Anda di halaman 1dari 5

KEBIJAKAN MONETER

Definisi : secara umum, kebijakan moneter adalah proses yang dilakukan oleh otoritas
moneter (bank sentral) suatu negara dalam mengontrol atau mengendalikan
jumlah uang beredar (JUB) melalui pendekatan kuantitas dan atau pendekatan
tingkat bunga yang bertujuan untuk mendorong stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi, sudah termasuk didalamnya stabilitas harga dan tingkat pengangguran
yang rendah.

LE = PD Bt – PDB t – 1

PDB t – 1 x 100%

PDBT = PDB tahun sekarang.

PDBt – 1 = PDB tahun sekarang.

 Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Bank
Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah yang dilakukan antara lain
melalui pengendalian uang beredar dan / atau suku bunga.
 Bank Indonesia dalam operasi kebijakan moneternya bisa menggunakan pendekatan
kuantitas atau pendekatan suku bunga / harga.
 Pilihan pendkatan yang akan digunakan tergantung pada :
 Efektivitas diantara kedua pendekatan tersebut.
 Sifat dari tujuan akhir kebijakan moneter, apakah bertujuan jamak (ganda) atau
tunggal (single).
 Kebijakan moneter bertujuan ganda yaitu tujuan akhirnya dari satu sasaran kebijakan
makro ekonomi.
Sasaran – sasaran kebijakan makro ekonomi :
1) Memperluas kesempatan kerja (high employment).
2) Meningkatkan pertumubuhan ekonomi (economic growth).
3) Stabilitas harga (price stability).
4) Stabilitas tingkat bunga (interest rate stability).
5) Stabilitas pasar uang (stability of financial market).
6) Stabilitas pasar valuta asing (stability in foreign exchange markets).

Kurs Valuta Asing stabil

Fixed Exchange Rate Floathing Exchange Rate

Kebijakan Moneter :

 Dilakukan oleh bank sentral atau otoritas moneter.


 Pengendalian besaran moneter (jumlah uang beredar) dan suku bunga untuk mencapai
stabilitas makro.
 Dilakukan dengan mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian
(terbuka / tertutup) dan faktor fundamental lainnya.
 Kebijakan moneter terbagi menjadi kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif.
 Kebijakan moneter kontraktif di desain untuk menekan laju perekonomian, kebijakan ini
biasanya dilakukan apabila JUB dianggap lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
yang ditetapkan atau perekonomian mengalami tekanan inflasi.
 Kebijakan moneter ekspansif di desain untuk memberikan stimulus bagi perekonomian.
 Penerapan kebijakan moneter harus mengacu pada kondisi aktual ekonomi, sehingga
jumlah uang beredar akan berada pada tingkat atau jumlah yang ditetapkan oleh otoritas
moneter.
 Pelaksanaan kebijakan moneter juga mempertimbangkan sifat perekonomian suatu
negara (terbuka dan tertutup), dan faktor fundamental ekonomi lainnya.

Kerangka Kerja Kebijakan Moneter


 Kerangka kerja kebijakan moneter terdiri dari 4 komponen utama :
1. Instrumen – instrumen kebijakan moneter.
2. Sasaran operasional.
3. Sasaran antara.
4. Sasaran akhir kebijakan moneter.
 Ada 2 kerangka operasional kebijakan moneter :
1. Kerangka operasional pendekatan kuantitas.
2. Kerangka operasional pendekatan harga atau suku bunga.
 Kerangka operasional pendekatan kuantitas
 Berfungsi pada pandangan bahwa bank sentral dapat mengambil JUB.
 Menggunakan besraan – besaran moneter sebagai variabel sasaran operasional yaitu uang
primer (MO) dan cadangan perbankan.
 Berpandangan bahwa variabel JUB (M) dan perputaran uang (U) memiliki keterkaitan
yang stabil dengan kegiatan ekonomi (T) laju perubahan harga – harga (P).
 Dengan alasan diatas, maka bank sentral cukup menegndalikan lagu pertumubuhan JUB
yang direncanakan.
 Kerangka operasional pendekatan harga (suku bunga) berpandangan bahwa bank sentral
tidak sepenuhnya bisa mengendalikan JUB. Alasannya :
 Perubahan terhadap permintaan uang juga dipengaruhi oleh perkembangan suku bunga.
 Hubungan antara JUB dan inflasi bersifat tidak langsung tapi terlebih dahulu dipengaruhi
oleh suku bunga.
 Untuk alasan itu, kebijakan moneter bank sentral harus diarahkan pada upaya
mengendalikan suku bunga dengan harapan JUB akan ikut terpengaruh menuju pada
keseimbangan antara permintaan dan penawarannya.
Instrumen Kebijakan Moneter :
Instrumen pengendalian moneter digolongkan :
1. Menurut cara instrumen memengaruhi sasaran operasional.
 Instrumen langsung dan tidak langsung.
2. Menurut orientasinya di pasar uang
 Instrumen yang berorientasi pasar dan tidak berorientasi pasar.
3. Menurut direksinya :
 Instrumen yang direksinya berada di bank sentral dan/ atau di peserta pasar keuangan.
 Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara langsung
memengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral.
 Bentuk instrumen langsung yang umum digunakan oleh bank sentral terdiri dari :
 Pengendalian suku bunga.
 Pagu kredit.
 Kredit program / kredit khusus.
 Instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan variabel moneter
dengan cara memengaruhi neraca bank sentraql.
 Instrumen tidak langsung yang dimiliki oleh bank sentral (Bank Indonesia) terdiri dari :
1. Operasi pasar terbuka.
2. Cadangan primer.
3. Fasilitas pendanaan jangka pendek atau fasilitas diskonto.
4. Himbauan moral.

Instrumen Langsung :

1. Pendapatan suku bunga.


2. Pagu kredit.
3. Rasio likuiditas.
4. Kredit langsung
5. Kuota rediskonto
6. Instrumen lain.
a. Pengguntingan uang.
b. Pembersihan uang.
c. Penetapan uang muka impor.

Instrumen Tidak Langsung :

1. Operasi Pasar Terbuka (OPT).


a. Lelang surat berharga bank sentral.
b. Lelang surat berharga pemerintah.
c. Operasi pasar sekunder.
2. Fasilitas diskonto.
3. Fasilitas rediskonto.
4. Giro Wajib Minimum (GWM) :
a. GWM Primer.
b. GWM Sekunder.
c. GWM LDR.
d. GWM Valas.
5. Fasilitas simpanan bank sentral.
6. Intervensi valuta asing.

Anda mungkin juga menyukai