Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN

MONETER
Kuliah 14
Konsep dan Pengertian
Kebijakan Moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk mencapai perkembangan
kegiatan perekonomian yang diinginkan
Tujuan kebijakan moneter adalah dicapainya keseimbangan interen (internal balance) dan
keseimbangan ekstern (external balance)
Keseimbangan interen biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi,
dan laju inflasi yang rendah.
Sedangkan keseimbangan ekstern ditujukan agar neraca pembayaran internasional
seimbang.
Konsep dan Pengertian
Kebijakan moneter dibagi dalam dua jenis, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan
moneter kontraktif.
Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong
kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar.
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk
memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan jumlah
uang beredar.
Tenggang Waktu (Lag) Efek dari
Kebijakan Moneter
Jangka waktu antara perubahan kebijakan dengan perubahan kegiatan ekonomi sering disebut tenggang
waktu (lag).
Dua macam lag dalam kebijakan moneter, yaitu inside lag dan outside lag.
Yang dimaksud dengan Inside lag adalah jarak waktu dari timbulnya permasalahan di dalam perekonomian
sampai dengan dimulainya tindakan kebijakan untuk mengatasinya.
 Recognition lag adalah jarak waktu mulai dari timbulnya masalah sampai dengan saat para
pembuat kebijakan menyadari bahwa memang ada masalah.
 Decision lag adalah jarak waktu antara saat diketahuinya ada masalah dan saat diputuskannya
suatu tindakan.
 Action lag adalah jarak waktu antara saat keputusan kebijakn diambil dan saat keputusan tersebut
mulai dilaksanakan.
Outside lag adalah jarak waktu antara saat mulai dilaksanakannya langkah kebijakan dan saat timbulnya
akibat pada perekonomian.
Kerangka Strategis Kebijakan
Moneter
beberapa strategi dalam mencapai tujuan kebijakan moneter:
 Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
 Penargetan Besaran Moneter (Monetary Targeting)
 Penargetan Inflasi (Inflation Targeting)
 Strategi Kebijakan Moneter tanpa jangkar yang tegas (implicit but not explicit anchor)
Penargetan Nilai Tukar
(Exchange Rate Targeting)
Strategi kebijakan moneter dengan penargetan nilai tukar mendasarkan pada keyakinan
bahwa nilai tukarlah yang paling dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran akhir
kebijakan moneter.
Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga alternatif yang dapat ditempuh:
 dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditas tertentu
yang diakui secara internasional
 dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-negara
besar yang mempunyai laju inflasi yang rendah
 dengan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu
ketika perubahan nilai mata uang diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju
inflasi diantara kedua negara.
 Penargetan Besaran Moneter
(Monetary Targeting)
Penargetan besaran moneter dilakukan dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang
beredar sebagai sasaran antara, serta kredit
Kelebihan utama dari penargetan besaran moneter adalah dimungkinkannya kebijakan
moneter yang independen sehingga bank sentral dapat memfokuskan pencapaian tujuan
yang ditetapkan.
Strategi Kebijakan Moneter tanpa jangkar
yang tegas (implicit but not explicit anchor)
Dalam rangka mencapai kinerja perekonomian yang memuaskan , beberapa Negara lebih
memilih strategi kebijakan moneter tanpa mengungkapkan penargetan secara tegas.
Akan tetapi, bank sentral tetap memberikan perhatian dan komitmen untuk mencapai
tujuan akhir kebijakan moneter.
Penargetan Inflasi (Inflation
Targeting)
Penargetan inflasi dilakukan dengan mengumumkan kepada publik mengenai target inflasi
jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai
tujuan jangka panjang dari kebijakan moneter
Menargetkan inflasi sebagai jangkar nominal, bank sentral dapat menjadi lebih kredibel dan
lebih fokus didalam mencapai kestabilan harga sebagai tujuan akhir.
MACAM KEBIJAKSANAAN
MONETER
1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open market Operation)Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank
Sentral dengan cara menjual belikan surat-surat berharga.
Tentu saja untuk dapat dilaksanakan kebijakan ini dengan sukses harus tersedia pasar
surat berharga.
Itu berarti harus ada pihak-pihak atau agen ekonomi yang bertindak sebagai peminta
surat berharga dan pemasok surat berharga.
2. Tingkat Suku Bunga (Tingkat Diskonto)
Yaitu tingkat bunga yang diberlakukan bank sentral terhadap pinjaman-pinjaman bank-bank
umum yang membutuhkan likuiditas
3. Penentuan Cadangan Wajib (Reserves Requirement Policy)
Bank-bank umum dapat memberikan kredit bila mereka mempunyai cadangan yang cukup
untuk itu.
Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi untuk laba selayaknya bank umum harus
mengatur agar cadangan yang ada mampu mendatangkan keuntungan dari kredit yang
diberikan.
Berkaitan dengan itu Bank Sentral mempunyai kewenangan untuk menentukan besarnya
cadangan wajib minimum bank-bank umum, dan ketentuan cadangan wajib minimum itu akan
berpengaruh terhdap besarnya kelebihan cadangan yang merupakan dana potensial bagi
terciptanya kredit.
Jika cadangan wajib meningkat maka akan mengurangi cadangan yang dimiliki bank-bank
umum sehingga akan menurunkan jumlah kredit yang dikeluarkan dan dapat mengurangi laju
pertumbuhan uang beredar.
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan ini biasanya diberlakukan untuk sector dan tujuan tertentu.
Misal kredit ekspor berarti kredit tersebut ditujukan untuk menunjang ekspor.
Dalam hal ini tujuan utama dari kebijakan terkait bukanlah untuk mengawasi jumlah uang
beredar, tetapi lebih diarahkan untuk mengawasi apakah kredit yang diberikan oleh bank-bank
umum sesuai dengan keinginan pemerintah.
5. Bujukan Moral
Kebijakan ini diambil oleh Bank Sentral bukan dengan
ketentuan-ketentuan tertulis tetapi dengan mengadakan
pertemuan, saran-saran dan himbauan.
 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN
MONETER
Pada umumnya efektivitas kebijakan ekonomidipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :
1. Ada tidaknya tujuan yang saling bertentangan
Kemungkinan yang terjadi antara kebijakan mempunyai tujuan bisa selaras atau searah,
bisa bertentangan, bisa tumpang tindih atau kembar.
Jika yang terjadi tujuan kebijakan-kebijakan tersebut searah maka sasaran aau tujuan
tersebut dapat dicapai.
2. Tingkat monetarisasi masyarakatKebijakan moneter akan efektif
bila masyarakat telah menggunakan uang baik sebagai media pertukaran, alat pengukur
dan penyimpan kekayaan maupun fungsi uang yang lain.
Di Indonesia masih banyak kegiatan transaksi ekonomi yang tidak dilakukan lewat pasar atau
tidak menggunakan uang, misalnya : pembayaran transaksi tenaga kerja dengan mengguanakan
barang atau hasil pertanian. Hal ini menyebabkan kebijakan moneter yang berkaitan dengan M1
tidak akan efektif bagi kelompok atau sector tersebut.
Semakin tinggi tingkat monetarisasi masyarakat akan semakin efektif kebijakan moneter yang
diambil.
Tingkat monetarisasi masyarakat dapat ditingkatkan melalui berbagai cara seperti dikenalkannya
atau dibukanya cabang-cabang bank dan digunakannya uang sebagai alat pembayaran.
3. Faktor Kelambanan (Time Lag)
Salah satu keunggulan dari kebijakan moneter dibandingkan dengan kebijakan fiscal adalah
kecepatan otoritas moneter dalam menetapkan kebijakan tersebut.
Masalah kelambanan atau time lag ini sangat sering dihadapi, karena memang tidak semua
informasi dapat dengan mudah diperoleh khususnya di negara-negara berkembang.
Adanya kelambatan dalam mengantisipasi suatu gejolak ekonomi akan dapat mengurangi
efektivitas suatu kebijakan ekonomi.
4. Pengaruh Lembaga Keuangan
Perilaku lembaga keuangan bank pada prinsipnya dapat diawasi oleh Bank Sentral, akan tetapi
perilaku lembaga keuangan bukan bank tidak sepenuhnya berada di bawah pengawasan Bank
Sentral.
Dengan demikian adanya suatu kebijakan moneter belum tentu berpengaruh terhadap kegiatan
atau kebijakan yang dijalankan oleh lembaga keuangan bukan bank.
5. Harapan (Expectation) masyarakat
Secara teoritis khususnya dalam analisis ekonomi dengan pendekatan harapan nalar, kebijakan
ekonomi akan efektiv bila kebijakan tersebut merupakan suatu syok (shock) bagi masyarakat.
Dengan demikian bila informasi dapat diperoleh dari perilaku otoritas moneter dan
perekonomian dapat diantisipasi oleh masyarakat, maka kebijakan moneter tidak efektiv.
Semakin rendah harapan atau ekspektasi masyarakat terhadap keadaan ekonomi dan perilaku
pemerintah, maka semakin efektiv kebijakan moneter yang dijalankan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi
variabel target
Jika target yang ingin dicapai adalah mengendalikan atau mengurangi jumlah investasi swasta,
untuk dapat merumuskan kebijakan yang cocok perlu diamati faktor-faktor atau variabel-
variabel yang mempengaruhi investasi.
Kesalahan dalam memilih atau menentukan variabel yang mempengaruhi investasi akan
mengurangi atau menyebabkan tidak efektifnya suatu kebijakan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai