Anda di halaman 1dari 15

OTORITAS

MONETER
&
KEBIJAKAN
MONETER

ANGGOTA KELOMPOK
1. Maria Anastazia Ekananda (2112010125)
2. Sonia Ayu Fitriana (2112010142)
3. Namira Tri Febrianti (2112010152)
Apa itu
OTORITAS MONETER ?
Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki
wewenang untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar
pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku
bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan
persediaan uang.
Otoritas moneter dipegang oleh Bank Indonesia (BI) sebagaimana
diatur oleh UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
mempunyai tujuan agar otoritas moneter dan menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efesien melalui
sistem keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran
yang lancar, cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan
pengawasan bank yang memenuhi prisnsip kehati-hatian.
Tugas Bank Indonesia

01 02 03
Menetapkan dan Mengatur dan Mengatur dan
melaksanakan menjaga kelancaran mengawasi bank
kebijakan moneter sistem pembayaran Disamping tugas –
tugas tersebut
Wewenang Bank Indonesia dalam rangka menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter yaitu :

 Menetapkan sasaran – sasaran moneter


dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi.
 Melakukan pengendalian moneter.
 Menyelenggarakan survey secara berkala
 Melaksanakan kebijakan nilai
atau sewaktu – waktu yang dapat bersifat
makro atau mikro untuk mendukung
tukar berdasarkan sistem nilai
pelaksanaan tugasnya tukar yang telah ditetapkan.
 Mengelola cadangan devisa.
 Memberikan kredit
Apa itu
KEBIJAKAN
MONETER ?
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian.
Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu :
(02)
(01) Kebijakan Moneter Kontraktif /
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Contractive Policy : Adalah
Monetary Expansive Policy : suatu kebijakan dalam rangka
Merupakan suatu kebijakan dalam mengurangi jumlah uang yang
beredar yang disebut juga dengan
rangka menambah jumlah uang yang
kebijakan uang ketat(S)
SUBJECT ( tight money
beredar untuk memercepat recovery policy ) untuk menghindari
overheating.
01
TUJUAN KEBIJAKAN MONETER
untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro yaitu
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca
pembayaran. Tentunya sasaran tersebut perlu dicapai secara
serempak dan maksimal. Atau dengan kata lain melalui
kebijakan moneter diharapkan dapat dicapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, tingkat pengangguran dan inflasi yang
rendah serta perkembangan keseimbangan neraca
pembayaran yang mantap.
Kebijakan moneter dilakukan anatara lain dengan
menjalankan instrumen atau alat kebijakan moneter
sebagai berikut :
Operasi Pasar Terbuka ( Open Market Operation ) :
Fasilitas Diskonto ( Discount Rate ) :
adalah cara mengendalikan uang yang beredar
Fasilitas uang yang beredar dengan
dengan menjual atau membeli surat berharga memainkan tingkat bunga bank sentral
pemerintah ( government securities ). pada bank umum.

Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement


Himbauan Moral ( Moral Persuasion ) Ratio ) : Rasio cadangan wajib adalah
: adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar dengan
mengatur jumlah uang beredar memainkan jumlah dana cadangan perbankan
dengan jalan memberi imbauan
yang harus disimpan pada pemerintah.
kepada pelaku ekonomi.
PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN
MONETER
Prinsip – prinsip yang sering digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan moneter
khususnya di negara – negara berkembang adalah sebagai berikut :

● Memiliki satu sasaran utama, yaitu sasaran inflasi, yang dijadikan sebagai prioritas
pencapaian ( overiding objective ) dan acuan ( nominal anchor ) kebijkan moneter.
● Bersifat antisipasif ( preempitive atau forward looking ) mengingat adanya efek tunda
kebijakan moneter, kebijakan yang diambil akan berakibat pada masa datang.
● Mengikatkan diri kepada suatu aturan ( rule ), tetapi cukup fleksibel dalam
operasionalnya ( constrained discretion ).
● Transparan dan berakuntabilitas ( good governmance ).
Tindakan deregulasi yang dilakukan oleh
pemerintah dalam menata perekonomian

02
sangat membawa dampak yang berarti
terhadap kegiatan keuangan, moneter,
perbankan, perdagangan dan juga efisiensi
serta daya saing perekonomian di pasar
dunia (Nasution.
berikut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah bank umum dari 111 buah
bank pada akhir tahun 1988 menjadi 215 buah pada tahun 1992 (sekitar 94
persen dalam kurun waktu 5 tahun). Peningkatan ini didominasi oleh
peningkatan bank swasta devisa sebesar 175 persen dan bank asing sebesar
173 persen sementara bank swasta non devisa hanya meningkat sekitar 79
persen selama 5 tahun. Sementara jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
meningkat dari 7.706 buah bank pada tahun 1988 menjadi 8.415 buah bank
pada tahun 1992 (sekitar 9 persen).
 
Peningkatan jumlah bank swasta devisa dan swasta asing yang

03
sangat drastic tersebut jelas merupakan dampak dari
dikeluarkannya berbagai kebijakan yang memberikan izin untuk
beroperasinya bank-bank asing ataupun patungan dengan bank
yang sudah ada di Indonesia maupun izin kepada pihak swasta
Indonesia untuk membuka bank.
Disamping peningkatan jumlah bank, dengan dikeluarkannya
berbagai kebijakan di sector keuangan, moneter dan perbankan
yang memberikan kemudahan kepada setiap bank untuk
membuka kantor cabang, mendorong banyak bank baik bank
pemerintah, swasta maupun asing yang membuka kantor cabang
di berbagai daerah di seluruh Indonesia yang jelas akan
menambah jumlah kantor-kantor bank
SUMBER

● http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/otorita
s-moneter-dan-kebijakan-moneter.pdf

● https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/materi-4.pptx
● file:///C:/Users/user/Downloads/ecoadmin,+
ARTIKEL+NURYASMAN+JE-2001-VI-01.pdf
THANKS
!
CREDITS: This template has been created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, infographics
& images by Freepik and content by Eliana Delacour

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai