4
– Recognition lag adalah jarak waktu mulai
dari timbulnya masalah sampai dengan
saat para pembuat kebijakan menyadari
bahwa memang ada masalah.
– Decision lag adalah jarak waktu antara
saat diketahuinya ada masalah dan saat
diputuskannya suatu tindakan.
– Action lag adalah jarak waktu antara saat
keputusan kebijakn diambil dan saat
keputusan tersebut mulai dilaksanakan
5
beberapa strategi dalam mencapai
tujuan kebijakan moneter
• Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate
Targeting)
• Penargetan Besaran Moneter (Monetary
Targeting)
• Penargetan Inflasi (Inflation Targeting)
• Strategi Kebijakan Moneter tanpa
jangkar yang tegas (implicit but not
explicit anchor)
6
Strategi kebijakan moneter dengan penargetan nilai tukar
mendasarkan pada keyakinan bahwa nilai tukarlah yang paling
dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran akhir kebijakan
moneter
Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga alternatif yang dapat
ditempuh:
• dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga
komoditas tertentu yang diakui secara internasional
• dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata
uang negara-negara besar yang mempunyai laju inflasi yang
rendah
• dengan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata
uang negara tertentu ketika perubahan nilai mata uang
diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju inflasi diantara
kedua negara.
7
Penargetan besaran moneter dilakukan
dengan menetapkan pertumbuhan jumlah
uang beredar sebagai sasaran antara, serta
kredit
Kelebihan utama dari penargetan besaran
moneter adalah dimungkinkannya kebijakan
moneter yang independen sehingga bank
sentral dapat memfokuskan pencapaian
tujuan yang ditetapkan.
8
Dalam rangka mencapai kinerja
perekonomian yang memuaskan , beberapa
Negara lebih memilih strategi kebijakan
moneter tanpa mengungkapkan penargetan
secara tegas. Akan tetapi, bank sentral tetap
memberikan perhatian dan komitmen untuk
mencapai tujuan akhir kebijakan moneter.
9
Penargetan inflasi dilakukan dengan
mengumumkan kepada publik mengenai
target inflasi jangka menengah dan
komitmen
r
bank sentral untuk mencapai
r
stabilitas harga sebagai tujuan jangka
panjang dari kebijakan moneter
menargetkan inflasi sebagai jangkar
nominal, bank sentral dapat menjadi lebih
kredibel dan lebih fokus didalam mencapai
kestabilan harga sebagai tujuan akhir.
10
1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open
market Operation)
Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank
Sentral dengan cara menjual belikan
surat-surat berharga. Tentu saja untuk
dapat dilaksanakan kebijakan ini
dengan sukses harus tersedia pasar
surat berharga. Itu berarti harus ada
pihak-pihak atau agen ekonomi yang
bertindak sebagai peminta surat
berharga dan pemasok surat berharga.
2. Tingkat Suku Bunga (Tingkat
Diskonto)
Yaitu tingkat bunga yang
diberlakukan bank sentral terhadap
pinjaman-pinjaman bank-bank umum
yang membutuhkan likuiditas
12
3. Penentuan Cadangan Wajib (Reserves
Requirement Policy)
Bank-bank umum dapat memberikan kredit bila
mereka sebagai lembaga keuangan yang
berorientasi untuk laba selayaknya bank umum
harus mengatur agar cadangan yang ada mampu
mendatangkan keuntungan dari kredit yang
diberikan. Berkaitan dengan itu Bank Sentral
mempunyai kewenangan untuk menentukan
besarnya cadangan wajib minimum bank-bank
umum, dan ketentuan cadangan wajib minimum itu
akan berpengaruh terhdap besarnya kelebihan
cadangan yang merupakan dana potensial bagi
terciptanya kredit. Jika cadangan wajib meningkat
maka akan mengurangi cadangan yang dimiliki
bank-bank umum sehingga akan menurunkan
jumlah kredit yang dikeluarkan dan dapat
mengurangi laju pertumbuhan uang beredar.
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan ini biasanya diberlakukan untuk sector
dan tujuan tertentu. Misal kredit ekspor berarti
kredit tersebut ditujukan untuk menunjang ekspor.
Dalam hal ini tujuan utama dari kebijakan terkait
bukanlah untuk mengawasi jumlah uang beredar,
tetapi lebih diarahkan untuk mengawasi apakah
kredit yang diberikan oleh bank-bank umum sesuai
dengan keinginan pemerintah.
5. Bujukan Moral
Kebijakan ini diambil oleh Bank Sentral bukan
dengan ketentuan-ketentuan tertulis tetapi dengan
mengadakan pertemuan, saran-saran dan
himbauan.
Pada umumnya efektivitas kebijakan ekonomi
dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :
1. Ada tidaknya tujuan yang saling bertentangan
Kemungkinan yang terjadi antara kebijakan
mempunyai tujuan bisa selaras atau searah, bisa
bertentangan, bisa tumpang tindih atau kembar. Jika
yang terjadi tujuan kebijakan-kebijakan tersebut
searah maka sasaran aau tujuan tersebut dapat
dicapai.
2. Tingkat monetarisasi masyarakat
• Kebijakan moneter akan efektif bila masyarakat
telah menggunakan uang baik sebagai media
pertukaran, alat pengukur dan penyimpan
kekayaan maupun fungsi uang yang lain.
• Di Indonesia masih banyak kegiatan transaksi
ekonomi yang tidak dilakukan lewat pasar atau
tidak menggunakan uang, misalnya : pembayaran
transaksi tenaga kerja dengan mengguanakan
barang atau hasil pertanian. Hal ini menyebabkan
kebijakan moneter yang berkaitan dengan M1 tidak
akan efektif bagi kelompok atau sector tersebut.
• Semakin tinggi tingkat monetarisasi masyarakat
akan semakin efektif kebijakan moneter yang
diambil.
• Tingkat monetarisasi masyarakat dapat
ditingkatkan melalui berbagai cara seperti
dikenalkannya atau dibukanya cabang-cabang bank
dan digunakannya uang sebagai alat pembayaran.
3. Faktor Kelambanan (Time Lag)
21