Anda di halaman 1dari 9

ESSAY TUGAS 1

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

AREA BISNIS PARIWISATA

Kelompok 4 :

Fandi Ahmad Mubarok (201810160311293)

Titin Wijayanti (201810160311296)

Arinda Gita Apriliya (201810160311297)

Salsabilla Nurjanah Putri (201810160311302)

Anang Arif Shodikin (201810160311307)

Devi Dzumirotin Rahmatika (201810160311312)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
PENDAHULUAN

Era Revolusi Industri 4.0 sebagai solusi meningkatkan daya saing sektor
pariwisata yang cukup relevan. Permintaan dan penawaran pariwisata selama
beberapa tahun ke depan memiliki potensi yang cukup besar. Era Revolusi
Industri 4.0 juga dapat dimanfaatkan dengan berbagai bentuk seperti platform
media promosi, umpan balik antara wisatawan mancanegara dengan pemerintah
melalui kementerian pariwisata, serta memperbaiki layanan dan infrastruktur
cyber demi meningkatkan daya saing pariwisata. Berbagai implikasi kebijakan
pun harus selalu menyesuaikan kebutuhan zaman yang syarat dengan perubahan.

Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri


pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data
pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh
dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada berbagai
cara untuk penataan informasi tersebut. Kalau pada jaman dahulu informasi
disebarluaskan dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi
dan media lainnya. Seiring dengan berkembangnya jaman di bidang teknologi
informasi apalagi sekarang sudah masuk di Era Revolusi Industri 4.0 ada beberapa
sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi. Secara umum,
sistem informasi manajemen merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal itu
disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu diperbarui
dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu memberikan keputusan
dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka sistem informasi manajemen dapat
digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan,
industri pariwisata maupun pemerintah. Data pariwisata yang banyak dan selalu
bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. Sistem informasi manajemen
memiliki kemampuan untuk membantu mengambil keputusan dan juga
menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan
sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik disertai dengan
dukungan sistem komputer akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
Disamping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang
membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan
pengguna data tersebut karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data
yang beragam, seperti obyek dan daya tarik, data hotel, data sarana transportasi,
dan data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan
pemandu wisatanya, perlu dikelola secara terintegrasi. Data-data ini juga sangat
dinamis, sehingga kompleks dan pemilahannya serta harus diperhatikan masalah
keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus
diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
PEMBAHASAN

a. Revolusi Industri 4.0 dan Inovasi Disruptif


Era Revolusi Industri telah berada pada gelombang ke empat, yang
mana dikenal dengan dengan Era Revolusi Industri 4.0 yang menghasilkan
teknologi digital telah mendasari koneksi data dalam skala besar, luas serta
berlangsung dengan super cepat yang kejadiannya tidak pernah kita
bayangkan. Revolusi Industri 4.0 merupakan tren proses produksi yang
berbasis teknologi digital yang menciptakan perubahan pada semua sektor
kehidupan melahirkan teknik-teknik produksi terkini, yang mampu
meningkatkan produktivitas serta efisien secara berkelanjutan.

Era Revolusi Industri 4.0 pada area bisnis pariwisata lebih


menekankan ke transformasi digital, yaitu dengan memanfaatkan digital
marketing. Melalui cara ini diharapkan mampu menjangkau konsumen
secara cepat dan tepat waktu. Media sosial menjadi pendukung utama
dalam proses promosi yang bisa dilakukan melalui youtube, facebook, dan
sosial media lainnya. Wisawatan bisa melakukan pembelian tiker atau
pemesanan hotel melalui online. Hal inilah yang menjadi faktor
pendukung pemerintah menggalakkan pengembangan pariwisata. Proses
promosi dan memasarkan objek wisata menggunakan media digital dengan
konten menarik merupakan tantangan pemerintah dan produsen pariwisata.

Inovasi disruptif merupakan sebuah inovasi terbaru yang dapat


menggantikan inovasi lama. Yang mana inovasi ini dapat menggunakan
teknologi baru untuk mengelola dan mengatur. Dalam area bisnis
pariwisata inovasi disruptif yang dapat dilakukan meliputi :

1. Inovasi IT

Arus inovasi teknologi informasi yang berkelanjutan dapat mengubah


dunia bisnis di bidang pariwisata. Contohnya yaitu dalam hal
penggunaan mobile application yang mana informasi pariwisata yang
dimuat dalam sebuah aplikasi mobile dengan desain khusus. Platform
aplikasi mobile bisa diakses melalui android, IOS, windows 8, atau
windows phone.

2. Memperluas E-Niaga

Dalam hal ini dapat meningkatkan daya saing pariwisata. Misalnya


dalam hal promosi wisata yang sekarang di Era Revolusi Industri 4.0
menggunakan online advertising yang mana kegunaannya untuk
menarik pengunjung yang biasanya terdapat di dalam website.

Sistem informasi sangat berkembang pada saat ini, apa lagi pada
era revolusi industry 4.0 yang telah datang. Saat ini system informasi juga
harus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan era baru yang dimana
perkembangan teknologi informai sangat dibutuhkan. Untuk
menumbuhkan bisnis, perusahaan membutuhkan skala operasi global dan
kemampuan untuk beroperasi secara efisien di banyak wilayah, bahasa,
mata uang, dan zona waktu. Singkatnya, sistem TI global merupakan
persyaratan untuk kesuksesan bisnis global. Untuk mengimplementasikan
sistem TI strategis ini, Tate & Lyle mengubah organisasinya dengan
memusatkan sistem keuangan di Lodz. Manajemen harus meninjau,
mendokumentasikan, dan kemudian mendesain ulang proses bisnis
keuangan utama perusahaan. Manajer harus memilih vendor platform
perusahaan (SAP) yang sesuai dan memilih perusahaan konsultan (Black
Line) dari banyak vendor yang memungkinkan.
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi satu sama
lain. Sistem informasi dibangun oleh manajer harus dapat melayani
kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama, organisasi harus
benar-benar memahami dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi
yang ada demi mendapatkan keuntungan dari teknologi-teknologi yang
baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi bersifat kompleks
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor mediasi, termasuk struktur
organisasi, proses bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan
keputusan dari suatu system manajemen. Pariwisata disini juga sangat
dipengaruhi oleh system informasi yang ada dikarenakan tanpa
mengetahui informasi apa saja yang ada Indonesia atau secara global maka
perkembangan pariwisata juga akan terhambat dalam menyambut revolusi
industry 4.0.
Dalam pariwisata perkembangan teknologi sangat membantu
dalam perkembangan sektor pariwisata, apalagi mudahnya informasi yang
dapat mengakses tempat-tempat bahkan dalam sekala global. Mudahnya
informasi dapat mempermudah para wisatawan menentukan pilihannya
bahkan tanpa survey langsung, hanya menggunakan ponsel dan jaringan
internet. Dapat diketahiu hal ini sangat memudahkan para calon wisatawan
dan sangat menguntungkan bagi sektor industri pariwisata dalam bertahan
ataupun berkembang pada revolusi industri 4.0.
Para calon wisatawan dapat mencari informasi terhadap tujuan
wisatanya hanya dari web dari wisata. Disana akan banyak menjelaskan
berbagai hal yang ingin mereka ketahui tentang tempat wisata tersebut,
mulai dari fasilitas dan keunggulan tempat sampai dengan penginapan
yang berada ditempat wisata. Data yang ada juga sangat terjamin valid
karena hal ini juga sangat berpengaruh terhadap kepercayaan kepada
sektor industri.Ada juga contoh, yaitu pariwisata Kabupaten Gorontalo 4.0
mengadaptasi konsep tourism 4.0. Pariwisata Kabupaten Gorontalo 4.0
merupakan platform digital yang menghubungkan seluruh stakeholder
pariwisata, mempermudah proses perizinan, mengintegrasikan seluruh
kegiatan pariwisata serta memberikan kemudahan bagi seluruh wisatawan
menjelajahi pesona Indonesia melalui aplikasi yang mudah digunakan,
kapan pun dan dimana pun. Pun demikian, Pariwisata Kabupaten
Gorontalo 4.0 diarahkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang
beradaptasi dengan gelombang revolusi industry 4.0, teknologi digital,
media social, aplikasi hingga ponsel atau handphone baik terhadap proses
perizinan, destinasi wisata, pemasaran atau promosi objek wisata dan
industry pariwisata dan lebih khusus terhadap event-event kepariwisataan.
Pariwisata Kabupaten Gorontalo 4.0 menyasar seluruh masyarakat
dunia dan regional, masyarakat Indonesia dan nusantara, masyarakat
Gorontalo hingga masyarakat Kabupaten Gorontalo, berbagai komunitas
pariwisata, pencinta pariwisata, penikmat pariwisata, pelaku pariwisata,
Aparatur Sipil Negara dan yang terpenting adalah kaum milenial
(perorangan atau kelompok/komunitas) dan lain sebagainya.

b. Peran Sistem Informasi Manajemen Sebagai Pendukung Strategis


Perusahaan Untuk bertahan Pada Era Revolusi Industri 4.0
Dalam pariwisata perkembangan teknologi sangat membantu
dalam perkembangan sektor pariwisata, dewasa ini berkembangnya sektor
pariwisata dikarenakan banyaknya wisatawan yang memberikan ulasannya
pada media sosial. Selain meningkatkan pariwisata dalam hal
promosi,perkembangan teknologi juga dapat memudahkan wisatawan
(contoh: memesan tiket secara online ). Seperti contoh sebelumnya
teknologi dapat membantu sektor pariwisata bertahan dalam era revolusi
industri 4.0 .
Sebagian dari wisatawan masih asing dengan pre-order tiket
pariwisata,tetapi dengan adanya kemajuan teknologi hal ini semakin
menguntungkan bagi wisatawan karena tidak harus mengatri panjang
untuk membeli tiket. Dalam hal perlindungan data pun juga aman karena
ada aturan tersendiri mengenai perlindungan data. Karena di Amerika
Serikat sendiri memiliki hukum privasi federal,yang dibagi menjadi dua
yaitu huduk privasi federal umum dan hukum privasi yang mempengaruhi
lembaga swasta. Di Eropa sendiri memiliki hukum privasi lebih ketat
dibandingkan Amerika Serikat, negara-negara Eropa tidak mengizinkan
bisnis menggunakan informasi pengenal pribadi tanpa persetujuan
konsumen sebelumnya. Pada tanggal 25 Oktober 1998, Arahan Komisi
Eropa tentang Perlindungan Data mulai berlaku, memperluas perlindungan
privasi di negara-negara Uni Eropa (UE).

Dalam pariwisata perkembangan ternologi di dukung dengan


adanya jaringan yang meluas, dalam sebuah pariwisata biasanya di
promosikan dengan menggunakan internet atau jejaringin sosial yang
sangat cepat menyebar tetapi dalam memberikan informasi kita harus
dapat memilah milih informasi yang valid dan benar benar dari akun / web
yang terpercaya. Terkadang yang di takutkan adalah Intranet memiliki
kemampuan yang buruk untuk mencari informasi, dan informasi sering
ditambahkan, bukan diubah. Ini sering kali membuat dua atau lebih versi
berbeda dari konten yang sama. Karyawan ABB menyimpan informasi di
wiki, server file lokal, dan platform pengetahuan lainnya selain intranet,
menambah kebingungan dan ketidakefisienan. Ada sembilan platform
berbeda yang mungkin perlu diakses karyawan untuk melakukan
pekerjaan mereka. Selain itu, intranet kekurangan alat untuk membantu
staf berdialog, berbagi ide, dan bekerja dengan anggota perusahaan
lainnya, termasuk orang yang mungkin tidak mereka kenal. Jejaring sosial
dalam sektor pariwisata dapat memberikan gambaran atau informasi seperi
pembayaran, dan tentu saja produk dan layanan mereka, dalam jejarring
soal sektor pariwisata juga bisa mengembangan usaha wisata dengan
menggunakan atau membuat aplikasi perusahaan pariwisata agar mudah
dalam menggali informasi terbaru dalam sebuah persahaan. Dan bisa juga
Intranet dan ekstranet Aplikasi perusahaan membuat perubahan mendalam
dalam cara perusahaan menjalankan bisnisnya, menawarkan banyak
peluang untuk mengintegrasikan data bisnis penting ke dalam satu sistem.
Mereka seringkali mahal dan sulit untuk diterapkan.

Dalam hal pelayanan pariwisata yang dapat di ubah dalam sebuah


pelayanan salah satunya yaitu E-bisnis, E-commerce, dan E-government
Sistem dan teknologi yang baru saja kami jelaskan mengubah hubungan
perusahaan dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan mitra logistik
menjadi hubungan digital menggunakan jaringan dan Internet. Begitu
banyak bisnis yang sekarang diaktifkan oleh atau berdasarkan jaringan
digital yang kami gunakan dalam istilah tersebut bisnis elektronik dan
perdagangan elektronik sering kali di sepanjang teks ini. Bisnis elektronik,
atau bisnis elektronik, mengacu pada penggunaan teknologi digital dan
Internet untuk menjalankan proses bisnis utama di perusahaan. E-bisnis
mencakup aktivitas untuk manajemen internal perusahaan dan untuk
koordinasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya. Ini juga termasuk
perdagangan elektronik, atau perdagangan elektronik.
KESIMPULAN

Pariwisata di era Revolusi Industri 4.0 dalam hal ini berarti adanya suatu
sistem informasi manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik.
Teknologi informasi yang sangat bermanfaat adalah pembangunan sistem
informasi manajemen pariwisata. Dengan keberadaan sistem informasi
manajemen pariwisata ini akan dapat juga dibuat sistem pendukung keputusan
pariwisata.

Manfaat sistem informasi manajemen bagi wisatawan sendiri adalah untuk


memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya. Dan bagi
industri pariwisata dan pemerintah, adanya sistem informasi yang baik sangat
membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi
manajemen dapat membantu kedua pihak terakhir.

Data pariwisata yang banyak dan dinamis memerlukan sistem pengelolaan


yang baik. Dengan demikian akan dapat menghindari tumpang tindih data,
maupun kesulitan dalam penyediaan data. Kendala-kendala seperti masalah biaya,
sosial budaya dan keamanan patut diperhatikan, harus diseimbangkan dengan
keuntungan yang bisa didapat. Keuntungan yang didapat antara lain dengan
kemudahan akses dari luar akan meningkatkan jumlah wisatawan dan sistem
informasi manajemen yang baik akan meningkatkan ketetapan pengambilan
keputusan. Dengan demikian, ketersediaan suatu sistem informasi manajemen,
baik untuk pengelola pariwisata dan juga sistem penyebarluasan informasi
pariwisata akan sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai