2
Pokok Bahasan
3
Inflation Targeting Framework: Key Elements
Latar belakang :
Beberapa studi BI menyimpulkan strategi keb.moneter a/d
pengendalian uang beredar semakin sulit diandalkan ->
merenggangnya hub.bes.moneter dengan var.ekonomi riil.
Berlakunya UU No.23 th.1999 ttg Bank Sentral - Tujuan BI :
fokus pada pencapaian & pemeliharaan kestabilan Rp.
Semakin banyak diterapkan sebagai kerangka kebijakan moneter di
berbagai bank sentral.
Negara maju: Kanada (1991), Israel (1991), Inggris (1992), Swedia (1993),
Finlandia (1993), Australia (1993), Spanyol (1994).
Emerging economies: Amerika Latin (a.l. Chili, Meksiko, Brazil), Eropa
Timur (a.l. Polandia, Check Republik), Asia (Korea Selatan, Thailand,
Philipina dan Indonesia).
4
Inflation Targeting Framework: Key Elements
Karakteristik
5
Inflation Targeting Framework: Key Elements
6
Apa itu Inflation Targeting (IT)….?
7
Apa itu Inflation Targeting (IT)….?
IT fokus pada kestabilan harga (sehingga dapat digunakan sbg ‘anchor’ ekspektasi inflasi bagi
masyarakat).
IT tidak memerlukan asumsi stabilitas hubungan uang beredar, output dan harga.
Pengalaman negara-negara lain yang menerapkan IT menunjukkan dengan inflasi yang rendah
dan stabil, pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang lebih sustainable.
9
Faktor – faktor lain yang terkait dengan ITF
10
Konsep Dasar Kebijakan Moneter dg Kerangka ITF
• Sasaran Inflasi
Penetapan sasaran inflasi oleh Pemerintah/Bank Sentral dengan
mempertimbangkan trade off dengan pertumbuhan ekonomi, penyerapan
tenaga kerja
Target inflasi ditetapkan jangka menengah dan panjang (time horizon)
11
Konsep Dasar Kebijakan Moneter dg Kerangka ITF
12
Konsep Dasar Kebijakan Moneter dg Kerangka IT
• Transparansi
Untuk menunjukkan komitmen bank sentral dalam mengatasi inflasi dan
Masyarakat/pelaku ekonomi memahami arah dan kebijakan moneter
ke depan
13
Syarat implementasi IT
14
Kerangka Kerja Baru:
Empat Langkah Penguatan Kebijakan Moneter Melalui ITF
15
Inflation Targeting:
“A Framework, Not A Rule”
17
Penerapan ITF di Indonesia
• Sasaran inflasi
Pemerintah setelah berkoordinasi dengan BI menetapkan sasaran
inflasi
Sasaran inflasi ditetapkan dalam jangka menengah – jangka panjang ( 3 - 5 th)
Untuk saat ini ditetapkan 6 % pada tahun 2006
Inflasi yang digunakan Indeks harga Konsumen (IHK)
Untuk perumusan kebijakan moneter ke dalam, BI dan BPS bekerjasama
menghitung inflasi inti (Core inflation), yaitu inflasi yang dapat dikendalikan oleh
kebijakan moneter
18
Penerapan ITF di Indonesia
19
Penerapan ITF di Indonesia
20
Penerapan ITF di Indonesia
21
II. Kebijakan Moneter dan Perekonomian Terbuka
MUNDELL-FLEMING MODEL
BP
idn = iln idn = iln
LM
LM
output output
22
II. Kebijakan Moneter dan Perekonomian Terbuka
KAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI MAKRO Revenue
DALAM EKONOMI TERBUKA Tax, etc
Grant
EXTERNAL SECTOR (2) Expenditure
Balance of Payment Current
Current Account Capital
Export of Goods and NF Services. Overall Balance
Import of Goods and NF Services. Financing
(6)
Transfer (Net) Domestic Financing (Net)
- Official (7)
- Banking System
(1) - Private (MA and DMBs)
Capital Account
Official
(3) - Non-Banking
Private External Financing
- Direct Investment MONETARY SECTOR
- Medium/Long-Term Capital
(Net)
- Short-Term Capital (Net) Monetary Authority (MA) (4) Deposit Money Banks
Overall Balance (5) Net Foreign Asset (NFA) (DMBs)
Change in NFA Net Domestic Asset NFA
(8)
REAL SECTOR - Net Claim on Central Gov’t Banks’ Reserve
National Account - Liquidity Support Gov’t Bonds Net Claim on Gov’t
C : Private Consumption - Net Open Market Operation Securities (SBI)
I : Private Investment (SBI & Fasbi) (9) Credit to Private Sector
G : General Govt. Investment - Liquidity Credit to DMBs Net Other Items
and Consumption
X : Export of Goods and NF Service - Net Other Items (10)
M : Import of Goods and NF Service Liabilities to MA
Reserve Money Private Sector Deposits
23
II. Kebijakan Moneter dan Perekonomian Terbuka
PURCHASING POWER PARITY (PPP)
Exchange rate
SS(XP/e)
Domestic Prices (P): Foreign Prices (P*):
Traded goods Traded goods
Non-traded goods Non-traded goods
Foreign exchange
Exchange rate (e)
Exchange rate
Foreign money market
DD[O(1+r*)]
SS[I(1+r/e)] M*S = M*D(Y*,P*,e,r*)
Domestic Interest rate (r)
Domestic foreign exchange
market: Foreign interest rate (r*)
Foreign exchange
Spot
Exchange rate:
Forward spot (e) or forward (f)
Arbritrage mechanisms
Asumsi:
Homogeneous financial assets Covered IRP:
Efficient foreign exchange market r = r* + (f-e)/e
No capital control or perfect capital Uncovered IRP:
mobility
r= r* + Δe/e
Small risks
25
II. Kebijakan Moneter dan Perekonomian Terbuka
TEMA POKOK: IMPOSSIBLE TRINITY (TRILEMA) KEBIJAKAN
DALAM EKONOMI TERBUKA
Tiga tujuan dalam ekonomi terbuka: (1) Stabilitas nilai tukar, (2) Kebebasan
arus modal antarnegara, dan (3) Efektivitas kebijakan (moneter) untuk
tujuan ekonomi domestik (inflasi dan pertumbuhan ekonomi).
Impossible Trinity: Hanya dua tujuan yang bisa dicapai.
Rezim Floa
ting
N
Nilai Tukar ilai tu
kar f
Fixed luktu
N asi
ilai tu Otonomi
kar s Uang Beredar Sasaran:
Kontrol Caital
tabil (independensi)
immobility, Nilai
absorpsi capital
Bebas Nilai
tukar fluktuasi,
Kredit • Inflasi
free mobility
Kebijakan
tukar stabil
r
Be reda Suku Bunga • Pertumbuhan
Uang kurs Moneter ekonomi
s ka ik a Nilai tukar
Bebaendali (ji ktuasi (j Domestik
terk ting), flu
floa tetap) e r edar
kur s B
Rezim Uang
ro l Alternatif solusi untuk otonomi kebijakan
Devisa Kontendali
terk moneter:
•Rezim nilai tukar tetap dan kontrol devisa
•Rezim nilai tukar floating dan devisa bebas
26
III. Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa
27
SISTEM NILAI TUKAR
Rp Rp BIASA
Fixed
1200
1000
Revaluasi
800
1000 Depresiasi
0
W
0
Rp Free
W
Rp
Apresiasi
Manage
1200
1000
1000 Depresiasi
800
pelebaran
band
0
W 0 28
III. Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa
SISTEM DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR
Devaluasi jika nilai tukar Intervensi otomatis bank Intervensi bank sentral
fundamental lebih rendah sentral untuk menjaga pita untuk menjaga agar kurs
KEBIJAKAN
dari kurs yang ditetapkan intervensi. pasar tidak terlalu
(undervalued) Bank sentral jual valas jika bergejolak.
Apresiasi jika overvalued kurs bergerak mendekati Intervensi tidak untuk
batas atas. mengarahkan atau
Beli valas jika kurs mencapai target kurs pada
mendekati batas bawah. tingkat atau kisaran
tertentu.
Seluruh devisa milik negara, dan Devisa jenis tertentu boleh dimiliki Seluruh devisa boleh
SISTEM karenanya harus diserahkan dan dipergunakan secara bebas. dimiliki dan dipergunakan
kepada negara (mis, melalui bank Contoh: Indonesia 1974-1982: secara bebas.
sentral). devisa hasil ekspor bebas, Contoh: Indonesia sejak
Contoh: Indonesia periode 1960- sementara devisa umum wajib 1982.
1974 diserahkan. Perlu didukung oleh
Perlu didukung oleh administrasi Perlu monitoring seluruh devisa monitoring dan pelaporan
dan pengawasan devisa yang ketat. dan pengawasan ketat devisa yang lalu lintas devisa.
dikontrol.
Setiap perolehan devisa ekspor dll Untuk devisa yang bebas: Pelaporan devisa ke bank
KEBIJAKAN wajib diserahkan ke bank sentral. pelaporan ke bank sentral sentral
Setiap permintaan valas untuk Untuk devisa yang dikontrol: Ketentuan kehati-hatian
impor dll harus izin dan diperoleh wajib diserahkan dan dilayani untuk stabilitas nilai tukar
dari bank sentral. bank sentral. dan devisa.
Kemungkinan pasar gelap. Kemungkinan pasar gelap dan
multiple exchange rate.
30
Faktor-Faktor Mempengaruhi Nilai Tukar
FUNDAMENTAL
FUNDAMENTAL
NON FUND.
Cadangan Devisa Bank
3. Sentral
Intervensi atau Penjualan
3. Kegiatan Spekulasi
NON FUND.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Nilai tukar ditentukan tidak hanya pada
Fleksible mekanisme pasar, tetapi juga dipengaruhi oleh
unsur “managed” dari bank Sentral melalui
(Sep. 1986 – Agt. 1997) intervensi.
32
Devaluasi dalam berbagai sistem nilai tukar
33
Hals penting menurut UU No. 24/1999
Pasal 2
Ayat (1), Setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa.
Ayat (2), Penggunaan Devisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk keperluan
transaksi di dalam negeri, wajib memperhatikan ketentuan mengenai alat pembayaran yang
sah sebagaimana diatur dalam UU tentang Bank Indonesia.
Pasal 3
Ayat (1), BI berwenang meminta keterangan dan data mengenai kegiatan Lalu Lintas
Devisa yang dilakukan oleh penduduk.
Ayat (2), Setiap penduduk wajib memberikan keterangan dan data mengenai kegiatan
Lalu Lintas Devisa yang dilakukannya, secara langsung atau melalui pihak lain yang
ditetapkan oleh BI.
Pasal 4
Ayat (1), Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian, Bank Indonesia menetapkan
ketentuan atas berbagai jenis transaksi devisa yang dilakukan oleh Bank.
Ayat (2), Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bank Indonesia.
34
Lebih Jauh tentang wewenang BI atas Cadangan Devisa
36
Kebijakan BI terhadap Nilai Tukar
37
Kebijakan Devisa
Sistem Nilai Tukar dan Lalu Lintas Devisa diatur dalam UU No. 24 tahun
1999 – tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar.
38
SEQUENCING CAPITAL ACCOUNT
LIBERALIZATION
39
Sejarah Sistem Devisa
PP No. 1/1982
40
Questions and Answers
41