Targeting
di Indonesia
Kegiatan Pengembangan Mata Kuliah
Kebanksentralan
Tri Winarno
KEBIJAKAN
JANGKA PENDEK
SISI PERMINTAAN
* KEBIJAKAN MONETER
* KEBIJAKAN FISKAL
* KEBIJAKAN NILAI TUKAR
KEBIJAKAN STRUKTURAL
Tingkat
Penganggura
n (U)
Virtuous vs
Vicious Circle
Output
(Y)
Tingkat
Kemiskinan
(P)
Stabilitas Moneter
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)
Misi BI:
Existing : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rp melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan SSK untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan
TEKS RUU AMANDEMEN UUBI :
Mencapai dan memelihara stabilitas HARGA dengan mewujudkan stabilitas moneter, memelihara
sistem pembayaran yang aman dan efisien serta mendorong SSK untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan.
OUTLINE
Stabilitas Moneter
Tujuan
Akhir:
SOCIAL
WELFARE
Pertumb.
output,
kesempatan
kerja, inflasi,
neraca
pembayaran dll.
Penawaran
P1
Permintaan
Y (Output)
Suku Bunga
BI Rate
Instrume
n pasar
uang
rupiah
dan valas
Kredit
Money
Market
Liquidity
Harga Aset
Penawaran
Domestik
Permintaan
Domestik
Output
Gap
Tekanan
Inflasi
Domestik
Inflasi
Neraca
Perusahaan
Tekanan
Inflasi
Asing
Nilai Tukar
Ekspektasi
Indikator:
Suku Bunga
PUAB
Indikator:
Suku Bunga Depostio
Suku Bunga Kredit
IHSG
Index Harga Aset
Nilai Tukar Rp
Utang Perusahaan
Aliran Kas Perusahaan
Survei
Indikator:
M1, M2
Kredit Bank
Realisasi Kredit
Indikator:
Indeks Harga
Barang Impor
Indikator:
CPI
Core
Harga Aset
Harga lainnya
1998/19
99
Krisis
Krisis Asia
Asia
1998
1998
lahirnya
lahirnya UU
UU
No.
No. 23
23
tahun
tahun 1999
1999
2004
UU
UU No.
No. 3
3
tahun
tahun
2004
2004
2005
ITF
(BI Rate)
2008
Full
Full fledge
fledge
ITF
ITF
(PUAB
(PUAB O/N)
O/N)
2008/20
09
Global
Financial
and
Economic
Crisis
Crisis
2011
Flexible
Flexible ITF
ITF
(FITF)
(FITF) dan
dan
strategi
strategi
bauran
kebijakan
kebijakan
2013/20
14
OJK
???
Amandem
Amandem
en
en UU
UU
tentang
tentang BI
BI
UU BI No 23 tahun 1999
tentang
Bank
Indonesia
sebagaimana
telah
diubah
dengan UU No. 3 Tahun 2004
dan UU no.6 tahun 2009 :
Bank
Indonesia
diberikan
Instrument independency
Sebelumnya pada UU 23/1999:
Bank
Indonesia
memiliki
instrument
and
goal
independency
10
11
12
Sumber : IMF
13
Key Arrangements
Features
Target Inflasi
Ditetapkan oleh
Instrumen &
operasional
Independensi instrumen
Operasi Pasar Terbuka
Proses
Pengambilan
Keputusan
Transparansi &
Akuntabilitas
dengan SBI
Deposit Facility, TD
(RDG)
Komunikasi
Koordinasi
dengan
yg beranggotakan BI dan
O/N Rate
bulanan
Laporan Kebijakan Moneter
Triwulanan
Siaran Pers dan Konferensi Pers
Website
Diseminasi ke daerah + diskusi
dengan pengamat/pelaku pasar
menentukan target dan
14
15
16
17
Kinerja pengendalian inflasi sejak ITF 2005: Trend inflasi semakin menurun
Masih tingginya ketidakpastian terkait dinamika volatile food dan momen
penyesuaian BBM bersubsidi seringkali menjadi sumber utama deviasi realisasi
inflasi dari sasarannya.
18
19
20
MONETARY REGIME
Indonesian monetary policy has been significantly affected by rapid
changes in macro economic environment, structural adjustments, and
dynamic political atmosphere.
The adjustments, fostered by faster globalization and two major
financial crises in 1997/98 and 2008/09, have had major implications on
Global uncertainty
monetary management.
Global liq into EMs
Financial risk on/off
Multiple objectives
(by CB Law of 1968)
Credit ceiling
Financial liberalization
(since 1980s)
Open cap account
Managed floating XR
Monetary targeting
Asian Crisis
The GFC
1997/98
2008/09
Floatig XR
New CB Law (1999)
Independence
Singgle objective
Road to ITF
Formal ITF
(July 2005)
Interest rate
Flexible ITF
Mandate on Macroprudential Policy
Transitional period
of ITF: 2000-2005
21
2009
2010
2011
2012
2013
22
23
25
25
Strengthened FS
Resilience
Balanced
Financial
Intermediation
Enhanced
Financial
Efficiency
Strategi
Prinsip
Research &
Surveillance based
Fungsi
Systemic
Surveillance
Pemeriksaan
Bank dan LKBB
berpotensi
sistemik
(SIFIs)
Kegiatan
Utama
26
Surveillance
Sistemik SIFIs
Riset &
Analisis sistem
keuangan
(institusi &
pasar), rumah
tangga,
korporasi,
sektoral
Forward Looking
(Long Term Horizon)
Kebijakan
Makroprudens
ial
Asesmen
Stabilitas
Sistem
Outlook
Keuangan
Stabilitas
Sistem
Evaluasi &
Keuangan
Rekomendasi
Kebijakan &
Regulasi
Makroprudensi
al
Pengembangan
tools, indikator
dan model
System wide
perspective
Pengembanga
n Sektor
Keuangan
Riset, Analisis
dan
Pendalaman
Sektor
Keuangan :
Lembaga
Pasar
Infrastruktur
Produk dan
Instrument
Mendorong
Efisiensi
Financial
Inclusion
Governance and
Coordination
Crisis Mgt &
Kerjasama
Lembaga
Koordinasi
Kebijakan Sektor
Keuangan
Kerjasama
Internasional
Sektor Keuangan
(a.l. FSB& BIS)
Komunikasi
Kebijakan
Protokol
Manajemen
Krisis (incl.
LOLR)
27
Financial
Resilience
Sound framework of
macroprudential
supervision
Stable
macroeconomic
environment
Well managed
financial
institutions
Financial
Stability
Avoiding
Imbalance/Excesses
Efficient
financial
market
Sound framework
of prudential
supervision
SSK adalah
tanggungjawab semua
pihak, baik BI,
Pemerintah
(Kemenkeu),
OJK, LPS,
27
market,....
28
29
30
The crisis gives a key lesson that the financial sector plays a crucial role
in macroeconomic stability because of its behavior which triggers
excessive procyclicality. Financial sector can potentially raise
macroeconomic instability by developing output fluctuation.
Procyclicality is not just the result of interactions between business cycle
and financial cycle; it is also affected by risk-taking cycle, which is a
characteristic marked by over-optimism during economic boom and overpessimism
times of economic
bust
cycle (Nijathaworn,
2009).
Table 1.inInteraction
between
Business
Cycle, Risk Behavior
Financial Cycle
Cycle
Business andRisk-Taking
Financial Cycle
Cycle
Expansio
n Phase
Contracti
on Phase
Macroeconomi
c stability
Increased
economic
growth
Lifted macro
volatility
Decreased
economic
activity edited.
Source: Nijathaworn (2009),
Confidence and
Optimism up
Risk-taking up
Credit demand up
Market confidence
down
Risk averse
Credit demand down
Banks do deleveraging
Loan loss provision up
Interest rate spread up
Credit extension down
Capital inflows down
0.82
Malaysia
0.51
Philippines
0.33
Thailand
0.32
Australia
0.26
Japan
0.48
China
0.31
Hongkong SAR
0.30
31
32
33
Policy
mix
Microprudential
Policy
Macroprudential
Policy
Risk
Perception
(e.g. risk taking)
Monetary
Policy
Strategy,
Response,
Instruments
Financial System:
Intermediation
Resiliency
Efficiency
Expectation
s
(e.g. inflation,
financial
condition)
Macro-prudential policy
feedback rule
Interest Rates
Exchange Rate
Credit (Lending)
Balance Sheet
Asset Prices
Money
Aggregate
Demand
Savings/Investment
Aggregate
Supply
Employment
Wage & Price
Setting
Financial
Stability
Linkage
Monetary
Stability
Other Aggregate
Outcomes:
Economic Growth,
Employment
34
35
36
37
Financial System
Stability
Monetary
Stability
(Price Stability)
Macroprudential
Policy (Systemic
Risks)
Interest Rate
Reserve
Requirement (RR)
The Soundness of
Individual Bank /
Financial
Institution
Microprudential
Policy: Bank
regulation and
super-vision
(individual bank /
financial institution
risks)
Regulations on
Capital and Liquidity
Illustration:
Monetary Policy
Macroprudential
Policy
UPSWIN
G
Desired Economic
Cycle
38
39
40
Technical Aspect of
Implementation
When implementing the policy instrument mix, there are
several aspects that need to be considered to make them work
optimally, these include:
41
42
43
43
Makroprudensial
44
Borio (2009):
44
45
Koordinasi Kebijakan
46
PEMERINTAH
(PUSAT dan
DAERAH)
Menjaga
iklim
investasi
Meyediakan
infrastruktur
Mengatur adm.
prices
DUNIA USAHA
Memanfaatkan SDA
dan SDM sbg faktor
produksi
PERTUMBUHAN
EKONOMI YG DIDUKUNG
INFLASI RENDAH
Tersedianya
barang yg
dibutuhkan dgn mudah dan
murah
Produksi yg efisien
Distribusi yg lancar
Pasar yg tidak
terdistorsi
Pembiayaan yg mudah
& murah
Daya saing yang tinggi
KENDALA
BANK
INDONESIA/PERBA
NKAN
Menciptakan
stabilitas moneter
dan sistem
keuangan
Memfasilitasi
pembiayaan dan
jasa keuangan
lainnya
47
4
8
Bank
Indonesi
a
Pemerint
ah Pusat
(termasuk
Kementeri
an Teknis)
Pemerint
ah
Daerah
(PEMDA)
Instansi
Terkait
Determinan
Kebija
Kebija
kan
kan
Monet
Monet
er
er
Kebija
Kebija
kanFis
kanFis
kal
kal
Kebija
Kebija
kanSek
kanSek
toral
toral
Output gap
Nilai Tukar
Rupiah
Harga Global/
Imported
Inflation
Ekspektasi
Inflasi
Inflasi Inti
Penyesuaian
Harga oleh
Pemerintah
Inflasi Adm
Prices
Impor
Inflasi Volatile
Food
Shoc
ks
Produksi DN
Permintaan
Inflas
i IHK
Monetary Policy
Objective
(level of impact)
Price Stability
Stable economic growth
BI
(economic system)
Macro-prudential
Microprudential
Financial Stability
Soundness
financial
institutions
of
Protection
of
consumers
OJK
Conduct of
business
Fiscal Policy
Orderly markets
and
fair treatment of
consumers
Increasing growth
& employment
Governme
nt dari Kremers & Schoenmaker, Twin Peaks: Experiences in the
Adapted
Netherlands, 2010
Increasing
(individual
institution)
Wealth
49
50
Tujuan Komunikasi
Sebagai instrumen kebijakan, komunikasi harus
mampu :
1. Memberikan pemahaman kepada publik (public
education) tentang tujuan kebijakan moneter, kerangka
kerja dan kerangka operasional kebijakan moneter, transmisi
kebijakan moneter.
2. Menggerakkan ekspektasi publik dan pelaku pasar.
Dalam konteks ini komunikasi harus mampu menciptakan
berita (creating news) sehingga dapat memengaruhi
pergerakan suku bunga dan membantu efektifitas transmisi
kebijakan moneter.
3. Mengurangi ketidakpastian, meredam noise, dan
meningkatkan kepastian arah ke depan
(predictability) sehingga mengurangi volatilitas pasar
keuangan.
51
52
HIGH
LOW
Stakeholders :
LOW
Publik (Umum)
Program : Publikasi,
Iklan
Stakeholders :
HIGH
Stakeholders : Akademisi
Program : Kuliah Umum,
Diskusi terbatas, Seminar,
E- paper, writing contest
Stakeholders :Press,
Industry,
Economist, Government
Program : Formal & Informal
Meeting, Seminar, Publication ,
Training for Journalists
Stakeholders Interest
53
Saluran Komunikasi
Siaran
Pers/Konferensi
Pers dg Q&A
Talkshow di
Radio dan
Televisi
Tinjauan Kebijakan
Moneter/Laporan
Keb. Moneter
(TKM/LKM)
Seminar
/Diskusi
dengan
stakeholders /
Diseminasi di
daerah
Laporan
Perekonomian
Indonesia
Conference Call dg
investor asing dan
lembaga rating
(eksternal) serta
KPWBI (internal)
Website Bank
Indonesia
Training of
Trainers untuk
internal
54
Strategi Komunikasi
Perlunya desain komunikasi sebagai satu
kesatuan dalam setiap kebijakan.
Konsistensi antara komunikasi dan
kebijakan (do what you say and say what
you do).
Strategi komunikasi yang lebih proaktif.
55
56
TERIMAKASIH
t_winarno@bi.go.id
Spesialis Model Makroekonomi
Grup Riset Ekonomi
Departemen Kebijakan Ekonomi dan
Moneter
Bank Indonesia
56
57
58
Struktur PertumbuhanKonsumsi
Struktur PertumbuhanInvestasi
Policy Response
1. Interest rate
policy
BI Rate increase by 25
bps to 6.75% in
February 2011.
BI Rate cut by 75 bps to
6.0% in Q4-2011
Rationale
2. Exchange rate
management
Rupiah appreciation is
tolerated manageably, in
line with regional currency
movement .
3. FX reserve
accumulation
59
59
4.
Macroprudential
on capital infows
Policy Response
Rationale
60
60
5.Monetary
operation
enhancement
and macroprudential on
liquidity/
financial system
stability
Policy Response
Rationale
a. Lengthen interval of
61
61
Tujuan
Intervensi ganda
Tujuan
Menyempurnakan ketentuan
pembelian valas thd Rp utk bank
Menyempurnakan ketentuan
transaksi forex Swap bank dg BI yg
diperlakukan sbg pass-on transaksi
bank dg pihak terkait
Tujuan
Menyempurnakan GWM
Sekunder
Langkah-langkah
pengawasan bank
Tujuan
Meningkatkan pelayanan
transaksi transfer antar bank
melalui ATM secara real time
dari dan ke seluruh wilayah
Indonesia
Tujuan
Indikator
Langkah antisipasi
memperkuat ketahanan
dlm menghadapi
gejolak eksternal, tmsk
bantalan kecukupan
cadev secara berlapis
(2nd line of defense)
Langkah antisipasi
memperkuat ketahanan
dlm menghadapi
gejolak eksternal, tmsk
bantalan kecukupan
cadev secara berlapis
(2nd line of defense)
Cross Border
Collateral
Agreement
Memperkuat stabilitas
pasar keuangan.
Tujuan
Indikator
Memperkuat ekspor
Pengendalian impor
Penguatan neraca
jasa
Pengendalian harga
sisi penawaran,
ketahanan pangan
& koord.
pengendalian inflasi
daerah
Transisi
Memperlancar dan
mengoptimalkan koordinasi
pelaksanaan fungsi, tugas, dan
Pembatasan pertumbuhan
Pembatasan LDR
LTV
Dynamic provisioning
Mitigasi Insolvency :
Pembatasan debt to income
ratio
Leverage ratio
Permodalan
Mitigasi Risiko
Likuiditas :
68
ratio
Minimum core funding ratio
Reserve requirement
New Zealand
New Zealand
Bulgaria, Kolombia, Peru, Rumania
Euro area
68
KETERANGAN
69
CONTOH OTORITAS
Surveillance
Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan
langsung kepada lembaga
keuangan
Kebijakan &
Regulasi
Mengeluarkan
kebijakan/ketentuan untuk
mencegah dan atau menangani
risiko sistemik.
Pengembangan
Sektor Keuangan
Mengembangkan instrumen,
pasar (i.e efisiensi), kompetisi
Koordinasi &
Kerjasama
Strategic Support
69
69