Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN

NAMA : PUTU ARYA SETIAWAN, Amd.Kep

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos
keuangan (neraca,  laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang
digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta
dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan
dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang
dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat
likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva
yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa
mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan
pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum
diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.
1.2  Identifikasi Masalah

Adanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan perusahaan utuk mengalisis laporan
keuangan didalam posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan
di masa depan.

Tujuan:

1.      Profitabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan


suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari Laporan laba rugi perseroan (income
statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

2.      Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh


kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap
seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas

3.      Rasio Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban


lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar.

4.      Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan


perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus
menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan
neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non
keuangan lainnya.

1.3  Rumusan Masalah

Rasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi Keuangan Perusahaan, dari
rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a.       Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi Perusahaan?

b.      Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta keunggulan dan keterbatasan  Analisis keuangan?

c.       Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan itu?

d.      Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio keuangan?

e.       Seperti apa penerapan dan penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?
1.4   Maksud dan tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio  keuangan dapat digunakan sebagai
Analisis keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses Pengambilan
keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat mencerminkan
baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan pun bisa menjadi
lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.

1.5  Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan beberapa sub-sub nya, maka dalam
makalah ini saya batasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering digunakan
dalam analisis keuangan dalam perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perngertian Rasio

Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat
yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir,2004:64). Pancawati
Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah
upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan
perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama.

2.1.1. Analisis Rasio

Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing
komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya
kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan
ukurannya di masa depan.

  faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri,
kebijakan manajemen dan metode akuntansi.

  interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.

Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi setidaknya empat
rasio yang menggunakan:

  Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang
jangka panjang terhadap ekuitas.
  Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi,
margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.

  Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk
menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja.

2.1.2        keterbatasan analisis rasio.

1)      Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.

2)      Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu
baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu
kumpulan rasio - rasio.

3)      Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan
tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.

4)      Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat
berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)
Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir
sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun
sebelumnya.

5)      Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja


Perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari
rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.

2.2  Pengertian Keuangan

Keuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga.
Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai (kesatuan
atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau kekayaan.Keuangan
diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan operasinya. Menurut Ridwan
S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan sebagai berikut: ” Keuangan
merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang
dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,pasar, dan instrumen
yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.
2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 .Definisi Rasio keuangan

Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan
yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap
(1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
atau berarti”.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild,
Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan
terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio
yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih
lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-
tahun sebelumnya.

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara


perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat
diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingka n harus mengarah pada hubungan
ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-
ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio,
angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba
rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka
dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka
neraca.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat
analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan
rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40)
mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan
sebagai alat analisis.

o   Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah
dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah
dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

o   Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang
sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0
dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
o   Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah
diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya,
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.

o   Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.

2.3.2 Analisis Rasio Keuangan

A. Definisi Analisis rasio keuangan

Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan
adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada
laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi
dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.Analisis rasio keuangan adalah
analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap
keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan
meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh
tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri,
melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih
sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu
periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode
tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis
dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.Dalam
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan
dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang
dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis.

Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan
operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi
dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari
manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam
menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam
perbandingan, yaitu :

  Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu
(histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari
perusahaan yang sama.

  Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan
yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung
kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang
bersangkutan

B.        Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan
kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat
dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau
penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-
rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio keuangan
pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer
perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok
utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

  Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan


kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

  Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan

  Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

C.     Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio
keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan
oleh Harahap (2006 : 298).

o   Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

o   Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.

o   Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

o   Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan
dan model prediksi (z-score).

o   Rasio menstandarisir sizeperusahaan.

o   Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

o   Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan.
Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan
antara lain:

  Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila
perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

  Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya


perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

  Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara
penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

  Informasi rata == rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil
perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis rasio
ada lah sulitnya mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-
perusahaan dalam industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-
perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang
terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo
untuk mencapai komparabilitas.

Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari
penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model
peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini
menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu
kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.

D.       Pemakai Rasio Keuangan

Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang
menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna
rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :

1)      Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun
posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.

2)      Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :

  Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi :
krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang
atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau
yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih
menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga
keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang
dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan
pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.

  Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal
(pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga
saham perusahaan tersebut di pasaran.

E.     Penggunaan Rasio Keuangan


Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :

1)      Penggolonagn berdasarkan sumber data

  Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.

  Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari laporan laba rugi.

  Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.

2)      Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas,


Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.

Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan


hubungan antara suatu unsur  dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara
unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio
merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan
kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial
Ratio Analysis). Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager
finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang
tersedia dan sifatnya terbatas.

Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak
yang berkepentingan.Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu
manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-
kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

2.2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan,
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE
Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut :
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).

Rasio Leverage / solvabilitas  adalah rasio-rasio yang dimaksudkan  untuk mengukur sampai


berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to
debt ratio dan lain sebaginya).

Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar
efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover,
average collection period dan lain sebagainya).

Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total
assets, Return on net worth dan lain sebagainya).

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE


Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut:

1.      Rasio Likuiditas

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau
kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih.

Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan :

1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya

2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal

3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan

4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan


Rasio Likuiditas terdiri dari :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar
yang dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka pendek atau
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek

Rumus :

Aktiva lancar
X 100%
Hutang Lanca

Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio 200% hanya
merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak untuk mengadakan
analia lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum teentu menjamin akan dapat dibayarnya
hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran
tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukan adanya over
investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk
ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang.

Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai beerikut:

  Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;

  Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih
dari waktu yang lalu.

  Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun
syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.

  Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan
mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama teerjadi dan
sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang
dulaporkan.

  Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama diitunjukan dalam
persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.
  Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime penjualan sekarang atau di masa
yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan;

  Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal kerja di
masa yang akan datang maka dibutuhkan.

  Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan atau
perushaan jasa )

b. Rasio Kas ( cash ratio )

                                               Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia

                                    Rumus :

Kas + Surat Berharga


X 100 %
Hutang lancar

                        c. Rasio cepat ( quick ratio )

                                    Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid

                                    Rumus :

Aktiva Lancar - Persediaan


X 100 %
Kewajiban Lancar

Contoh Soal :

TAVI SPORT

Neraca Saldo

31-Des-08

KETERANGAN NO BUKTI D K
Kas 24.010.170

162.500.00
Piutang dagang 0

Piutang lain-lain 5.500.000

Persediaan barang dagang 27.500.000

Perlengkapan Usaha 1.500.000

150.000.00
Tanah 0

Peralatan 5.250.000

140.000.00
Kendaraan 0

Ak. Penyusutan Kendaraan 4.200.000

275.000.00
Bangunan 0

Ak. Penyusutan bangunan 8.300.000

Hutang dagang 78.000.000

Hutang sewa 500.000

Hutang bank 30.000.000

Hutang lain-lain 53.166.000

Modal 563.500.000

Penjualan 242.000.000

Retur penjualan 2.000.000

Potongan penjualan 315.000

Pembelian 53.300.000

By Angkut Pembelian 250.000

Retur Pembelian
Potongan Pembelian 750.000

Biaya Promosi 14.000.000 150.000

104.500.00
Biaya Gaji 0

Biaya Listrik & telp 11.600.000

Biaya Bunga 3.340.830

980.566.00
TOTAL 0 980.566.000

TAVI SPORT

Laporan Laba Rugi

31 Desember 2008

LAPORAN LABA RUGI

242.000.0
Penjualan 00

Retur Penjualan 2.000.000

Pot.Penjualan 315.000 +

2.315.000 _

239.685.0
Penjualan Bersih 00

HPP

27.500.00
PBD awal 0

53.300.00
Pembelian 0

BAP 250.000 +
53.550.00
0

Retur pembelian 750.000

Pot. {embelian 150.000 +

900.000 _

52.650.00
Pembelian Bersih 0 +

80.150.00
0

22.800.00
PBD Akhir 0 _

57.350.00
HPP 0 _

182.335.0
Laba Kotor 00

Biaya Operasional

14.000.00
By Promosi 0

104.500.0
By Gaji 00

11.600.00
By Listrik & Telp 0

By Peny Peralatan 65.625

By perlengkapan 400.000

By Peny 14.000.00
kendaraan 0

By Peny Bangunan 27.500.00 +


0

Total By 172.065.6
Operasional 25 _

10.269.37
Laba Bersih Di luar Usaha 5

By Bunga 4.090.830 _

Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha 6.178.545

a. Current Ratio

Aktiva lancar

   Hutang X 100%
Lancar

        Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha

                        = 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000

                        = 221.010.170

        Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000

                                   221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %   

                               = 1,37 X

                            ( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37   Aktiva lancar  )

b. Quick Ratio

Aktiva Lancar – Persediaan


X 100 %
Kewajiban Lancar
221.010.170 - X 100 %
27.500.000

161.666.000

                             = 119,69 %  = 120 %

                             =  1,20 X

   (Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp
1 hutang lancar  dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)

2. Rasio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.


Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan
yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek
dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya :

a.    Adanya Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam
tahun pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam
jangka panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini
merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahyakan kelangsungan usaha, karena aktiva
belum habis disusut tetpai sudah tidak dapat digunakan .

b.   Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat
jatuh tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

c.    Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.

d.   Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok
historis ( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah,
padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini
menyebabkan aktiv alancar ( terutama persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang
yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah
sebelumnya

Rasio Solavabilitas terdiri dari :

                        a.Rasio Modal  dengan Total Aktiva

  Menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan
dapat direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca.

                             Rumus :

Modal X 100
Total Aktiva %

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk
membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke tahun atau antara
perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai perbedaan yang
disebabkan :

  Perbedaan kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang


emmpunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut
menggunakan metode penyusutan yang berbeda.

  Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan


mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera mengganti aktiva,
maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena prnggantian.

  Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku.
Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang lain
tetap mencatat at coast

  Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur nodal
yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar deviden
yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan dengan stobk
devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang berbeda.

  Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.

                                                                                                                                   
Kalau rasio ini >100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri. Kalau rasio ini
<100 % maka sebagian aktiva tetap dibiayai dengan modal pinjaman sedang aktiva lancar
dibiayai dengan seluruh modal pinjaman

b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap

                       Menunjukan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri

    Rumus :

Modal Sendiri X 100


Nilai Buku Aktiva Tetap %

     c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

                              Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan


perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap

    Rumus :

Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

d. Rasio Nilai Buku Per saham

Menunjukan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila
perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan
harga yang sama dengan nilai bukunya

      Rumus :

Jumlah Modal
X 100 %
Saham Beredar ( Lbr )
e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap

Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap

    Rumus :

Nilai Buku Aktiva Tetap


X 100 %
Hutang Tetap

f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva

Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang

Rumus :

Total Hutang
X 100 %
Total Aktiva

Contoh Soal :

a.      Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Modal Sendiri X 100


Nilai Buku Total Aktiva %

563.500.000 / 778.760.170  X 100 %


                       = 72,4 %

                       = 0,724 X

                       ( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan Rp
0,276 dari pinjaman / hutang )

                  b. Rasio Modal  dengan Aktiva Tetap

Modal X 100
 Total Aktiva %

                        563.500.000 / 557.750.000 x 100 %

                        = 101,03 %

= 1.01 X

( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal )

c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang

 Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang makak kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap

                                                                                                                                   

3. Rasio Aktivitas

           Rasio Aktivitas terdir dari :

a. Perputaran piutang

          kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu

          Rumus :

Penjualan Kredit =........X


Piutang rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin
rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang.
Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut :

o      Turunnya penjualan dan naiknya piutang

o   Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.

o   Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar.

o   Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap

o   Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

                  b. Days of Receivable

    Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang

    Rumus :

Piutang rata-rata x 360 hari


=........X
Penjualan kredit

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan  tidak tertagihnya
piutang

c. Perputaran Persediaan

      kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode  tertentu

      Rumus :

Harga Pokok Penjualan =........


Persediaan rata-rata X
Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin
rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan.

d. Days Of Inventory

Periode rata-rata persediaan berada digudang

Rumus :

Persediaan rata-rata x 360 hari


=........X
Harga Pokok Penjualan

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada
digudang

f. Perputaran Modal Kerja

Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari
perusahaan )

Rumus :

Penjualan
=........X
Aktiva Lancar - Hutang lancar

4. Rasio Rentabilitas

Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Rasio rentabilitas terdiri dari :

a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva

Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang digunakan


untuk menghasilkan keuntungan tersebut
Rumus :

Laba Usaha =........


Total Aktiva X

Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak
digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan.

Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang
memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang
sama untuk dua periode yang berbeda. Ratio yang rendah menunjukan kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :

  Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya
dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

  Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang


diperlukan.

  Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran

  Adanya kegiatan ekonomi yang menurun

b. Perputaran Total Aktiva

                          Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan


dalam kegiatan usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode

Rumus :

Penjualan =........
Total Aktiva X

c. Gross Profit margin

mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan menghasilkan
laba kotor sekian rupiah
Rumus :

Laba Kotor =........


Penjualan X

d. Rentabilitas Modal

Rumus :

Laba Bersih =........


Modal X

e. Net Margin Ratio

Rumus :

Laba Bersih =........


Penjualan X

f. Operating Ratio

Biaya operasi per rupiah penjualan

Rumus :

Laba Usaha =........


Penjualan X

Contoh Soal :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva

Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

      6.178.545.000 / 778.760.170

      = 0.00079 X

b. Perputaran Total Aktiva

Penjualan
=........X
Total Aktiva

    239.685.000 / 778.760.170

    = 0.3 X

      ( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3
X)

c. Gross Profit Margin

Laba Kotor
=........X
Penjualan

   182.335.000 / 239.685.000

   = 0.760 X

   = 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan )


d. Net Margin Ratio

Laba Bersih
=........X
Penjualan

    6.178.545 / 239.685.000

   = 0.026

   = 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 )

e. Operating Margin Ratio

Laba Usaha
=........X
Penjualan

   6.178.545 / 239.685.000

   = 0.026

   = 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )

f. Rentabilitas Modal

Laba Bersih
=........X
Modal

    6.178.545 / 563.500.000

    = 0.0109 X

    = 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan
adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada
laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.

Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :

  Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan


(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).

  Rasio Leverage / solvabilitas  adalah rasio-rasio yang dimaksudkan  untuk mengukur sampai


berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to
debt ratio dan lain sebaginya).

  Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover,
average collection period dan lain sebagainya).

  Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total
assets, Return on net worth dan lain sebagainya).

Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga mempunyai beberapa
keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.dan Rasio mengetahui posisi
perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan Analisis keuangan salah satunya  adalah
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
DAFTAR PUSTAKA

         http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ

         http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio-keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS

         http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1

         http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S

         http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p

         Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.

         Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

         Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

         Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja

Anda mungkin juga menyukai