DISUSUN OLEH:
JUWITA
G2E1 19 023
KENDARI
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Akses terhadap produk dan layanan keuangan telah menjadi kebutuhan yang
sangat penting bagi masyarakat modern. Alasannya adalah karena ketersediaan
akses tersebut memungkinkan individu atau organisasi untuk melakukan beragam
transaksi keuangan, baik yang bersifat produktif maupun konsumtif. Kemudahan
akses keuangan memungkinkan transaksi berlangsung dengan cepat, sehingga
volume transaksi keuangan menjadi lebih besar, dan demikian pula sebaliknya.
Ada hampir 1,2 miliar masyarakat dewasa yang secara finansial termasuk di
dalam dunia sejak 2011. Menurut database Global Findex, ada 1.2 miliar
masyarakat dewasa yang telah memiliki akun sejak 2011, termasuk 515 juta sejak
2014. Antara 2014 dan 2017, bagian orang dewasa dengan akun di lembaga
keuangan atau melalui ponsel layanan digital naik secara global dari 62 persen
menjadi 69 persen. Peningkatan ini pesat dalam inklusi keuangan menghasilkan
sejumlah besar pendapatan ke dalam ekonomi global, yang menciptakan berbagai
peluang dan tantangan yang perlu dipersiapkan oleh negara-negara (Sarma, 2008;
Cull et al., 2012; Blackburn et al., 2012; Bose et al., 2012; Capasso dan Jappelli,
2013; Park dan Mercado, Jr., 2015; Maherali, 2017).
Ketika orang menjadi lebih termasuk secara finansial dan pendapatan mereka
tumbuh dari waktu ke waktu, ini akan meningkatkan pajak mereka kontribusi
kepada pemerintah. Dalam hal ini, saat dunia bergerak menuju inklusi keuangan,
penting bagi pembuat kebijakan memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan
pendapatan pajak mereka. Pemungutan pajak dan penegakan hukum pajak sulit
untuk ditegakkan baik negara maju dan berkembang. Jadi, pajak meningkat
pendapatan merupakan perhatian utama para pembuat kebijakan. Pembuat
kebijakan bisa meningkatkan pendapatan secara langsung dengan memperhatikan
faktor penentu akun penghasilan pajak.
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan suatu indikator yang amat penting
dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi, hal ini dikarenakan
PDB mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara. Banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan PDB suatu negara, salah satunya yaitu pembangunan
sektor keuangan. Pembangunan sektor keuangan, terutama sektor perbankan,
dapat meningkatkan akses dan penggunaan jasa perbankan oleh masyarakat
sehingga dapat mendorong pertumbuhan PDB (Cheng & Degryse, 2010). Dengan
terbukanya akses terhadap jasa keuangan, diharapkan masyarakat akan
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan pendapatan mereka
melalui pinjaman kredit untuk kegiatan produktif. Kurangnya akses terhadap jasa
keuangan menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan dan pembangunan
ekonomi yang lambat (Allen, dkk 2012). Hal ini dikarenakan, masyarakat miskin
yang tidak mengakses perbankan harus mengandalkan tabungannya untuk
investasi sedangkan pengusaha kecil harus mengandalkan laba demi kelangsungan
usahanya, sehingga akan memperlambat kinerja perekonomian.
Investasi langsung dari luar negeri merupakan salah satu variabel penting
dalam mempercepat proses peningkatan kesejahteraan penduduk Indonesia.
Investasi langsung luar negeri merupakan salah satu penggerak motor
pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak masa pemerintahan orde baru hingga kini.
Selain salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi investasi langsung juga
saling berpengaruh terhadap beberapa variabel makro penting seperti tingkat suku
bunga, inflasi, dan nilai tukar dan investasi langsung juga sangat dipengaruhi oleh
inklusi keuangan.
Tabel 1.1 data Pendapatan Pajak, PDB, Inflasi, Tarif Pajak, dan
Foreign Direct Investment tahun 2011 – 2013
4. TARI Tariff rate, TM.TAX.MRC Indonesia IDN 2,6 2,5 2,4 World Bank staf
F applied, H.SM.AR.ZS the World Integrat
simple system, based on
mean, all Nations Conferen
products Development's Tr
(%) Information Sys
database and th
Organization’s (W
Data Base (IDB)
Tariff Schedules (C
Ditinjau dari segi lembaga pemungut pajak, pajak dapat dibagi dua jenis,
yaitu:
1. Pajak Negara, sering disebut juga sebagai pajak pusat yaitu pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Bea Materai, Bea Masuk dan Cukai.
2. Pajak Daerah, sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi
Daerah. Pajak Daerah terdiri dari :
a. Pajak Provinsi, yang terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama
Kendaraan Bermotor. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan, Pajak Rokok.
b. Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan, Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Pajak Daerah (Lokal)
2. Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya.
Pada dasarnya setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia memiliki
kewajiban untuk membayar pajak. Namun, khusus bagi warga negara asing,
apabila memiliki keterkaitan secara ekonomis dengan Indonesia (contohnya
menjadi pengusaha di Indonesia), maka juga dikenakan kewajiban pajak
Contohnya pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) ini
merupakan sebuah indikator tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Kegiatan perekonomian di suatu negara yang akan menghasilkan suatu barang dan
jasa yang diproduksi oleh warga negaranya, perusahaan negara dan sebuah
perusahaan swasta.
Berikut dibawah ini pengertian PDB menurut para ahli:
1. Menurut Wijaya
2. Menurut Sukirno
PDB adalah nilai barang dan jasa di sebuah negara yang diproduksi oleh
faktor produksi dalam waktu satu tahun. Baik oleh produksi yang dimiliki oleh
negara di luar negeri, sementara di wilayah yang sama negara.
3. Menurut Samuelson
PDB adalah jumlah total output yang dihasilkan pada batas teritorial
negara dalam satu tahun. PDB berfungsi untuk mengukur nilai layanan dan barang
yang diproduksi di wilayah negara tanpa membedakan status kewarganegaraan
dalam periode negara tertentu.
4. Menurut Herlambang
Warga yang bekerja di negara lain bukan bagian dari PDB dimana warga
berasal. Namun, ia adalah bagian dari PDB negara tempat ia bekerja.
1. PDB ini dapat dihitung berdasarkan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh aktivitas manufaktur dalam perekonomian. Ini, serta
peningkatan PDB, dapat mencerminkan peningkatan layanan pada faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi.
2. PDB dapat dihitung berdasarkan konsep aliran Edaran. Artinya, dalam
penghitungan PDB termasuk nilai produk yang dapat diproduksi pada
jangka waktu tertentu. Perhitungan ini juga tidak berkaitan dengan
perhitungan pada periode sebelumnya. Dengan menggunakan konsep daya
dalam penghitungan PDB, jumlah produksi tahun ini dapat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
3. Batas perhitungan PDB adalah di negara (ekonomi domestik). Mungkin
untuk mengukur sejauh mana kebijakan ekonomi diterapkan oleh
pemerintah atau untuk mendorong kegiatan ekonomi domestik yang
berbeda.
1. Konsumsi
2. Investasi
Investasi menyediakan pembelian barang yang akan digunakan di masa
depan untuk produksi barang dan jasa. Pembelian barang yang merupakan
investasi yang merupakan pembelian peralatan, bangunan dan persediaan.
3. Pengeluaran Pemerintah
Produk domestik bruto/harga tetap adalah total nilai harga barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun)
dan dinilai berdasarkan harga yang berlaku dalam batas waktu yang ditentukan.
b. Cost-push inflation
c. Mixed inflation
Inflasi ini dapat timbul antara lain karena defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan pencetakan uang baru ataupun terjadinya kegagalan panen.
1. Teori Kuantitas
Menurut teori ini, inflasi hanya dapat terjadi bila ada penambahan
jumlah uang beredar. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
beredar dan oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa
mendatang.
2. Teori Keynes
3. Teori Strukturalis
Tarif disebut juga bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas
barang-barang yang melewati batas negara. Bea yang dibebankan pada impor
barang disebut bea impor atau bea masuk (import tarif, import duty) dan bea yang
dibebankan pada ekspor disebut bea ekspor, sedangkan bea yang dikenakan pada
barang-barang yang melewati daerah pabean negara pemungut disebut bea transitu
atau transit duty.
Menurut Hassett & Mathur, STR bukanlah ukuran yang baik untuk
melihat daya saing antar perusahaan, sebab STR tidak memperhitungkan luasnya
dasar pengenaan pajak. Untuk membandingkan daya saing antar perusahaan
sebaiknya menggunakan tarif pajak efektif. Dalam banyak penelitian, para ahli
lebih banyak menggunakan tarif pajak efektif. Ruba’I mengatakan bahwa
penggunaan tarif pajak efektif untuk mengukur beban pajak perusahaan memiliki
keuntungan antara lain dapat dibandingkan dengan perusahaan lain dan dapat
dibandingkan dengan tarif pajak efektif tahun-tahun sebelumnya.
Gravelle membedakan tarif pajak atas tiga tipe, yaitu statutory tax rate,
effective tax rate dan marginal effective rate. Setiap tipe tarif pajak memiliki
manfaat dan kerugian masing- masing dan berguna untuk menentukan perilaku-
perilaku tertentu. Statutory tax rate berpotensi untuk mempengaruhi usaha
perusahaan untuk memindahkan laba dengan memanfaatkan pinjaman atau
transfer asset atau produk pada harga tertentu. Tarif pajak efektif lebih cocok
digunakan untuk menentukan beban investasi yang sebenarnya.
Cash Effective Tax Rate (Cash ETR) merupakan salah satu cara untuk
menghitung besaran beban pajak yang sebenarnya dibayar oleh wajib pajak. Cash ETR
dihitung sebagai bentuk rasio pajak yang dibayar secara kas terhadap pendapatan
akuntansi sebelum pajak [2]. Cash ETR digunakan dalam banyak literatur karena dapat
menunjukkan aktivitas penghindaran pajak secara lebih luas, termasuk pemindahan
pendapatan dari negara dengan tarif pajak tinggi ke negara dengan tarif pajak rendah,
investasi pada asset yang menguntungkan secara pajak, mempercepat pengurangan
penyusutan, kredit pajak dan lain sebagainya.
Teori ini merumuskan persyaratan yang terdiri dari tiga hal bila sebuah
perusahaan ingin berkecimpung dalam penanaman modal asing. Pertama,
keunggulan perusahaan yang terdiri dari; teknologi pemilikan, penelitian,
pengembangan, keterampilan manajerial, pemasaran, organisasi perusahaan,
diferensiasi produk, merek dagang, nama, ukuran besar yang menerminkan skala
ekonomi dan keperluan modal. Kedua, keunggulan internalisasi dengan asumsi
kondisi paragraf diatas terpenuhi. Kondisi yang mendukung internalisasi meliputi;
biayanya tinggi dalam membuat kontrak, ketidakpastian pembeli tentang nilai
teknologi yang dijual, keunggulan untuk menggunakan diskriminasi harga.7
Ketiga, keunggulan spesifik negara meliputi; sumber daya alami, kekuatan tenaga
kerja biaya rendah dan efisien serta rintangan perdagangan membatasi impor.
Teori ini menjelaskan bahwa Penanaman Modal Asing (FDI) didasari atas
tiga motif, yaitu; Motif strategi, motif perilaku dan motif ekonomi. Motif perilaku
merupakan motif yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal perusahaan dan
organisasi sementara motif ekonomi merupakan motif mencari keuntungan baik
dalam jangkan pendek maupun jangka panjang.
4. Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) tentang Bentuk Badan Usaha;
12. Pasal 15 sampai dengan Pasal 17 tentang Hak, Kewajiban, dan Tanggung
Jawab Penanam Modal;
14. Pasal 32 ayat (1) dan ayat (3) tentang Penyelesaian Sengketa; dan
Badan hukum adalah suatu badan yang dapat memiliki hak-hak dan
kewajiban kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan seperti manusia, memiliki
kekayaan sendiri, dan digugat dan menggugat di depan pengadilan.
2) Memilki hak-hak dan kewajiban yang terpisah dari hak-hak dan kewajiban-
kewajiban orang-orang yang menjalankan kegiatan badan-badan tersebut.
Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup
berperan dalam pembangunan ekonomi dalam suatu negara, khususnya
pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI (Foreign Direct Investment)
menjalankan aktivitasnya. Arti pentingnya kehadiran investor asing dikemukakan
oleh Gunarto Suhardi: “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan
investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen.” Selain itu
investasi langsung:
d. Bila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat
dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa
dan pajak bagi negara.
2. untuk menyediakan produk atau layanan jasa keuangan PUJK (Pelaku Usaha
Jasa Keuangan).
Dikutip dari laman resmi FINCA, inklusi keuangan mempunyai efek yang
sangat besar karena mampu membantu meningkatkan pemerataan finansial dalam
seluruh lapisan masyarakat.
setiap orang bisa menggunakan produk atau layanan jasa keuangan secara
tepat dan akan mampu membantu meringankan masalah ekonominya. Seperti
dengan cara mengajukan pinjaman pada bank yang akan digunakan untuk modal
membangun usaha bisnis.
Selain itu, ketika menghadapi kondisi kesulitan finansial, mereka juga bisa
menjual asetnya sehingga akan mampu menyelamatkan kondisi finansial mereka.
1. Edukasi Keuangan
5. Perlindungan Konsumen
Selama lima tahun terakhir, teknologi keuangan atau yang sering disebut
dengan fintech atau financial technology menjadi semakin populer di tengah-
tengah masyarakat. Berbagai produk di dalamnya berupa peminjaman, payment
gateway, atau modal aggregator. Tujuannya adalah untuk bisa meningkatkan
inklusi keuangan masyarakat, karena akses kemudahan yang tersedia di dalamnya.
Jika ada banyak pihak yang terlibat atau berpartisipasi, maka tujuan utama
dari inklusi keuangan tentu akan menjadi lebih cepat terwujud.
2.1.23 Strategi Nasional Keuangan Inklusif
Selanjutnya, kelima pilar dalam SNKI ini ditopang oleh tiga fondasi.
Fondasi pertama adalah kebijakan dan regulasi yang kondusif untuk mendukung
pelaksanaan program keuangan inklusif. Fondasi kedua adalah infrastruktur dan
teknologi informasi keuangan yang mendukung untuk meminimalkan informasi
asimetris yang mejadi hambatan dalam mengakses layanan keuangan. Fondasi
ketiga adalah organisasi dan mekanisme implementasi yang efektif untuk
mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan secara bersama dan terpadu.
1. Akses
2. Quality
3. Usage
4. Welfare
Salah satu komponen tersulit adalah mengukur dampak dari suatu produk
atau layanan jasa keuangan terhadap konsumen, seperti perubahan pada pola
konsumsi, aktivitas usaha dan investasi, serta kesejahteraan. Komponen ini
terutama menckankan pada kemampuan untuk menggunakan layanan jasa
keuangan dan produk-produk yang disediakan oleh lembaga keuangan formal.
Untuk memahami tingkat akses atas jasa keuangan diperlukan Analisis dan
pengetahuan mengenai potensi hambatan- hambatan yang terjadi ketika membuka
dan menggunakan rekening bank untuk segala urusan, serta biaya dan lokasi
pelayanan bank. kor me Seli kon Quality Sebagai ukuran atas jasa atau produk
keuangan terhadap kebutuhan konsumen, komponen kualitas mencakup
pengalaman konsumen yang ditunjukkan dalam pendapat dan sikap tentang
produk-produk.
FDI (X5)
Analisis regresi
Berganda
2.4 HIPOTESIS
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Inklusi Keuangan. Adapun inklusi
keuangan diukur dengan menggunakan indikator berupa tabungan dan kredit di Indonesia tahun
2014. Penulis menggunakan indikator inklusi keuangan berupa tabungan dan kredit sesuai
dengan pernyataan world bank (2014) mendefinisikan inklusi keuangan sebagai individu dan
usaha yang memiliki akses atas produk dan layanan keuangan yang bermanfaat dan terjangkau
yang memenuhi kebutuhan mereka, yaitu transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi
yang disampaikan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
2. Variable Independen
Variable independen dalam penelitian ini terdiri dari Pendapatan Pajak, PDB,
Inflasi,Tarif Pajak, dan FDI (penanaman modal asing).
𝛽0,1,...,𝛽𝑘 : parameter
𝑋𝑖1 ,2 ,...,𝑋𝑖𝑘 : variabel independen
𝜀𝑖 : sisaan (𝜀) untuk pengamatan ke i