Anda di halaman 1dari 12

1

Jurnal Ekonomi Regional Unimal Volume 02 Nomor 03 Desember 2019


E-ISSN : 2615-126X
URL: http://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomi_regional

Pengaruh Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap


Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 1987-2017
(Pendekatan ARDL)
*a
, Sabbahatul Khairiati, *b Cut Putri Mellita Sari
*
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh

a Corresponding autho: sabbahatulkhairiaty@gmail.com


b cmellita0674@gmail.com

ARTICLE INFORMATION ABSTRACT

The study aims to determine the effect of inflation and gross domestic
Keywords: product (GDP) on the Amount of Money Supply (JUB) in Indonesia.
Inflation, Gross Domestic The study uses time-series data from 1987 to 2017 obtained from the
Product (GDP) andMoney Suply Central Bureau of Statistics, Ministry of Trade, and Bank Indonesia.
(JUB), ARDL Approach.
The study employs the ARDL (Auto-Regressive Distributed Lagged)
approach. The results showal that all variables are stationary at the
first difference and co-integrated in the long run. The model stability
test results showal that the model used partially stable in the short-run,
inflation had a positive and significant effect on the Amount of Money
Supply in Indonesia and the Gross Domestic Product had a positive and
significant effect on the Money Supply in Indonesia. In the long run
showad that inflation had a negative and insignificant effect on
economic growth in Indonesia, Gross Domestic Product had a positive
and insignificant effect on the Amount of Money Supply in Indonesia.

1. PENDAHULUAN Fenomena ini mengarahkan pada pendekatan yang


Pada tahun-tahun terakhir ini dapat menganggap bahwa penawaran uang tidak
dirasakan bahwa pengendalian moneter di sepenuhnya disebabkan oleh otoritas moneter, akan
Indonesia semakin berkurang. Masalah ini tetapi juga disebabkan oleh semua partisipan
disebabkan dari sistem operasi yang berkembang dipasar kredit dan pasar uang.
dan semakin besar serta modal lalu lintas yang Sedangkan produk domestik bruto adalah alat
terlalu cepat sehingga terjadi fluktuasi uang ukur pada suatu negara dimana kita dapat melihat
beredar tidak stabil, serta instrument pasar uang apakah negara tersebut perekonomiannya
yang semakin besar dan kompleks serta semakin meningkatkan dan maju. Apabila produk domestik
pesat (Hadi Sasana, 2006) bruto suatu negara itu tinggi maka dapat dikatakan
Sebagai tercantum dalam UU No. 23 Tahun juga perekonomian negara tersebut juga
1999, Bank Indonesia mempunyai fungsi tinggi.Peningkatan produk domestik bruto juga
mengawasi atau mengandalikan jumlah uang merupakan indikator bagi perbankan untuk
beredar. Indonesia sebagai penganut meyalurkan kreditnya sehingga pertumbuhan tetap
perekonomian terbuka, proses permintaan- terjaga. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
penawaran uang selain dipengaruhi oleh faktor produk domestik bruto secara kumulatif tumbuh
internal, juga di pengaruhi oleh faktor eksternal 5,9% pada tahun 2010 lebih tingg dari tahun 2009
yaitu kendala dalam proses penawaran uang. pada periode yang sama hanya sebesar 5,8% saja.
2

berikut adalah perkembangan inflasi, di artikan sebagai pendapatan nasional. Dari data
Produk domestik bruto dan Jumlah uang beredar diatas menunjukkan bahwa produk domestik bruto
yang ada di Indonesia pada tahun 2011-2017. Indonesia pada tahun 1987 meningkat dan menurun
pada tahun 1998 kemudian meningkat kembali
Tabel 1 pada tahun 1999 sampai 2017 hingga tembus
Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB)
Inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB) sampai RP. 1.090.459 triliun hal tersebut didorong
tahun 2011-2017 karena pertumbuhan positif pada seluruh lapangan
Tahun Jumlah Inflasi Produk usaha atau sektor penggerak ekonomi nasional.
Uang (%) Domestik Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
Beredar Bruto mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi dan
(Miliyar) (Miliyar) produk domestik bruto terhadap jumlah uang
2011 722.991 3,79 801.682
beredar di Indonesia. Kemudian penelitian ini
2012 841.722 4,30 850.024
dilakukan dengan menggunakan metode analisis
2013 887.081 8,38 897.262
deskriptif untuk mengetahui pengaruh inflasi dan
2014 942.221 8,36 942.185
2015 1.055.440 3,35 988.129 produk domestik bruto terhadap jumlah uang
2016 1.237.643 3,02 1.037.863 beredar dengan menggunakan model dinamis
2017 1.390.806 3,61 1.090.459 Selanjutnya bagian kedua dalam penelitian ini
membahas tinjauan teoristis dari variable dependen
Sumber:BPS, Kemendag,dan World Bank 2019
yaitu jumlah uang beredar dan variabel independent
Dalam perekonomian Indonesia, yaitu inflasi dan produk domestik bruto,
permasalahan jumlah uang beredar merupakan pembatasan kajian dan teknik analisis dipaparkan
indikator sangat penting dalam ekonomi makro. dibagian tiga untuk melihat hasil dan pembahasan
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa di bagian empat. Akhirnya pada bagian ke lima
Jumlah Uang Beredar mengalami peningkatan merupakan kesimpulan dan saran.
mulai dari tahun 2011-2017, dimana jumlah uang
beredar di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 2. TINJAUAN TEORITIS
angka Rp.722.991 miliar hingga Rp.1.390.806 Jumlah Uang Beredar
pada tahun 2017. Banyak faktor yang mendorong Uang merupakan alat tukar dan alat
meningkatnya jumlah uang beredar di Indonesia pembayaran yang sah untuk memudahkan pelaku
salah satunya adalah dengan presentase ekonomi dalam transaksi baik antar negara maupun
pertumbuhan yang fluktuasi. transaksi didalam negara itu sendiri. Jumlah uang
Perkembangan inflasi di Indonesia beredar di masyarakat harus dijaga kestabilannya
bergerak tidak stabil, di lihat pada tabel 1 inflasi karena dapat mempengaruhi perekonomian. Uang
tahun 2011-2017 mengalami fluktuasi dimana beredar adalah jumlah mata uang (uang kertas dan
pada tahun 2011 inflasi sebesar 3,79% dan terus logam / uang kartal) yang di terbitkan oleh bank
meningkat sampai tahun 2013 sebesar 8,38% dan sentral yang dipegang oleh masyarakat dan
seterusnya tidak terlihat perubahan pada tahun termasuk uang kartal yang dipegang oleh bank
2014 akan tetapi kemudian inflasi turun menjadi termasuk dalam cadangan (Silvanita, 2009).
3,61% pada tahun 2017. Berdasarkan beberapa pengertian di atas
Dalam fenomena di Indonesia terjadi hal maka jumlah uang beredar dapat disimpulkan yaitu
yang berbanding terbalik dengan teori yang ada, total jumlah uang kartal (uang kertas dan logam)
dapat di lihat pada 2016 dimana jumlah uang yag memiliki oleh masyarakat dan bank di
deredar sebesar Rp.1.237.643 miliar sedangkan Indonesia. Teori Jumlah Uang Beredar Terdapat
pada tahun yang sama inflasi hanya sebesar beberapa teori yang membahas tentang uang atau
3,02%. jumlah uang beredar antara lain: Teori Kuantitas
Selain itu, faktor yang berpengaruh dalam Uang Fianni dkk (2014) salah satu tujuan sesorang
peningkatan jumlah uang berdar adalah produk
domestik bruto dimana produk domestik bruto ini
3

memegang uang adalah untuk membeli barang yang diproduksi oleh suatu negara pada periode
atau jasa atau sering disebut dengan bertransaksi. tertentu.
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan
Inflasi
indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Inflasi akan menjadi suatu persoalan
Umumnya pertumbuhan ekonomi disebabkan
ekonomi yang serius ketika inflasi tersebut
adanya peningkatan investasi dan transaksi kegiatan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama serta
ekonomi. Apabila transaksi ekonomi meningkatan
Inflasi yang tinggi (Kewal, 2012).
dan menyebabkan pendapatan masyarakat juga
Di samping itu, kenaikan harga barang
meningkat, maka kebutuhan uang menjadi
dapat menyebabkan kebutuhan masyarakat
bertambah oleh karena itu produk domestik bruto
terhadap denominasi pecahan uang yang lebih
berpengrauh positif terhadap jumlah uang beredar.
besar semakin bertambah. Salah satu teori
Jika dibandingkan dengan penelitian
Kuantitas klasik mengatakan kecenderungan
terdahuluan yang dilakukan oleh Susana Septiriani
kenaikan harga umum secara terus-menerus
(2015) menunjukan bahwa variabel produk
(inflasi) dapat terjadi apabila penambahan jumlah
domestik bruto berpengaruh secara signifikan
uang beredar melebihi kebutuhan yang
terhadap jumlah uang beredar, kecuali inflasi dan
sebenarnya. Jadi dengan kata lain apabila jumlah
suku bunga yang tidak berpengaruh secara
uang beredar melebihi dari yang diinginkan
signifikan terhadap jumlah uang beredar.
masyarakat, masyarakat cenderung akan
membelanjakan uangnya dengan meningkatkan
konsumsi barang dan jasa. Akan tetapi, apabila Kerangka Konsptual
kapasitas produksi telah jenuh maka kenaikan
permintaan barang dan jasa tersebut pada
gilirannya akan meningkatkan harga-harga pada
umunya (inflasi).Oleh karena itu maka inflasi
berpengaruh positif terhadap jumla uang beredar.
Jika dibandingkan penulis dengan
penelitian terdahulu yaitu menurut Yuliayana
(2011) dengan judul penelitian adalah Analisis
pengaruh inflasi, tingkat suku bunga SBI dan
nilai tukar terhadap jumlah uang beredar di
Indonesia. Dengan hasil penelitiannya adalah
dengan menstimulasikan inflasi, tingkat SBI dan
nilai tukar berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar di Indonesi dan variabel tingkat suku
bunga SBI dominan berpengaruh terhadap uang
yang beredar di Indonesia periode 2001-2006.

Produk Domesti Bruto


Produk domestik bruto adalah nilai barang
dan jasa yang dihitung dalam pendapatan national
adalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga
negara tersebut baik di dalam negeri maupun luar
negeri. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Produk Domestik Bruto
(PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa
4

Inflasi (X1) H1
Jumlah Uang Beredar (JUB)
(Y)
H2
Produk Domestik Bruto (PDB)

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual


dalam penelitian ini menggunakan variabel
independent Inflasi (X1) dan Produk Domestik
Bruto (X2), dan berpengaruh terhadap Jumlah
Uang Beredar (Y) yaitu sebagai variabel
dependent. Secara parsial masing-masing akan
di uji dengan menggunakan uji t. Sedangkan
secara simultan akan digunakan uji F.

HIpotesis
1. Diduga Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan dalam jangka pendek terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Diduga produk domestik bruto
berpengaruh positif dan signifikan dalam
jangka pendek terhadap jumlah uang
beredar di Indonesia.
3. Diduga Inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan dalam jangka panjang terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia.
5

4. Diduga produk domestik bruto berpengaruh Ho : β1i=β 2i =β 3i= 0


positif dan signifikan dalam jangka panjang Ha : β 1i≠β 2i ≠ β 3i ≠ 0
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia. Dimana β1i β 2i dan β 3i merupakan koefisien dinamis
jangka panjang.
3. METODE PENELITIAN Dimana:
Data Jenis dan Sumber Data Inf = Inflasi
Sumber data dalam penelitian adalah PDB = Produk Domestik Bruto
subjek dari mana data tesebut dapat diperoleh JUB = Jumlah Uang Beredar
Arikunto, (2010).Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang merupakan data runtutan Berikut ini tahapan dari dari pengujian ARDL
waktu (time series) dari periode 1987-2017 (Gujarati & Porter , 2012) :
Adapun data yang digunakan dan diperoleh 1. Uji Stasioner
berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Uji stasioneritas/ uji akar-akar unit (Unit
Kemendag, dan World Bank. Root Test) dilakukan untuk menentukan stasioner
tidaknya sebuah variabel. Data dikatakan stasioner
Metode Analisa ARDL (Auto Regressive apabila data tersebut mendekati rata-ratanya, dan
Distributed Lag) apabila data yang diamati dalam uji derajat
Adapun metode analisis data yang dipakai integrasi (Integration Test)sampai memperoleh data
yaitu model ARDL (Auto Regressive Distributed yang stasioner(Prawoto & Basuki, 2016). Bentuk
Lag). Model ARDL (Auto Regressive Distributed persaman uji stasioneritas dengan analisis Philips-
Lag) merupakan gabungan antara model AR Perron (PP).
(Auto Regressive) dan DL (Distributed Lag) 2. Uji Optimal
(Gujarati & Porter, 2012). Tahap kedua di dalam analisis ARDL
Adapun persamaan ARDL secara umum adalah penentuan lag optimum. Penentuan jumlah
adalah sebagai berikut: lag dalam model ARDL ditentukan pada kriteria
informasi yang direkomendasikan oleh nilai terkecil
JUBt  α0i  n  1iΔJUB ti  n  2iΔInf ti  n  3iΔPDB ti
i1 i1 i1 dari Final Prediction Error (FPE), Akaike
 β11 JUBt1  β21Inf t1  31PDBt 1  ε1t Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion
(SC), dan Hannan-Quinn (HQ). Program Eviews
Persamaan ARDL dalam jangka pendek telah memberi petunjuk tanda bintang bagi lag yang
adalah sebagai berikut: ditetapkan sebagai lag optimum.
3. Uji Kointegrasi
JUBt  α 0i  n
 1i ΔJU ti 
n
 2iΔInf ti Data time series seringkali menunjukkan
i1 i1
B
n  
 i1  3iΔPDB ti   Ect t1  ε1t kondisi yang tidak stasioner pada tingkat level
4i
(Widarjano, 2013). Namun seringkali menunjukkan
 jangka pendek:
Uji satasioner melalui tingkat difference. Oleh karena
Ho : α1i=α2i =α3i= 0 itu perlu dilakukan uji kointegrasi untuk
Ha : α1i≠α2i ≠α3i ≠0 mengetahui apakah variabel bebas dan terikat
Dimana α1i α2i dan α3i merupakan terkointegrasi sehingga ada hubungan jangka
koefisien dinamis jangka pendek yaitu kecepatan panjang antar variabel. Dalam penelitian ini untuk
penyesuaian keseimbangan. melihat kointegrasi maka dilakukan melalui uji
Bound Test. Apabila F-statistik lebih tinggi dari
Persamaan ARDL dalam jangka panjang
nilai kritikal value maka Ho yang menyatakan tidak
adalah sebagai berikut:
ada kointegrasi ditolak, artinya ada kointegrasi dan
JUBt  0i  β11JUBt1  β21Inft1 apabila nilai F-statistik kurang dari lower bound
 β31PDBt1  ε1t maka Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak ada
kointegrasi, dan apabila F-statistik berada diantara

Uji Jangka Panjang:


6

upper dan lower bound maka kesimpulan tidak 4. HASIL PENELITIAN DAN
dapat diambil. PEMBAHASAN
4. Uji Statistik t (Uji Parsial) Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB)
Adapun kriteria pengujiannya adalah Berdasarkan data yang diperoleh maka
sebagai berikut: dapat kita lihat pergerakan jumlah uang beredar
pada tahun 1987-2017 pada gambar 2 sebagai
1. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak dan
berikut:
menerima Ha yang artinya variabel bebas (X)
secara parsial mempengaruhi variabel terikat JUMLAH UANG BEREDAR
(Y). 1500
2. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima dan 1000
menolak Ha yang artinya variabel bebas (X) 500 JUB
0
secara parsial tidak mempengaruhi variabel

1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
2014
2017
terikat (Y).
5. Uji Statistik f (Uji Simultan) Sumber: Bank Indonesia, (2019)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah Gambar 2
variabel bebas secara serentak mempengaruhi Perkembangan Cadangan Devisa
variabel terikat. Apabila uji F lebih besar dari
nilai tabel F maka variabel bebas secara Berdasarkan Gambar 2 tersebut
keseluruhan berpengaruh terhadap variabel memperlihatkan posisi jumlah uang beredar dan
terikat (Gujarati, 2006). Adapun kriteria tidak pernah menurun sampai 2017. Setiap tahun
pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: uang yang beredar di masyarakat terus mengalami
1. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak dan peningkatan, rata-rata 11%-12% per tahun.
menerima Ha yang artinya variabel bebas (X) Peningkat tersebut disebabkan oleh menigkatnya
secara simultan mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi masyarakat serta pendapatan
domestik rasio bruto juga ikut meningkat. Serta
terikat (Y).
pada saat itu uang primer dapat terkendali sehingga
3. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima dan
dapat membantu pengendalian harga-harga barang
menolak Ha yang artinya variabel bebas (X)
dan jasa .
secara simultan tidak mempengaruhi variabel
terikat (Y)
Perkembangan Inflasi
6. Pengujian Stabilitas
Inflasi merupakan meningkatnya harga
Untuk melihat model dalam penelitian ini
suatu barang secara terus menerus serta dapat
stabil atau tidak maka akan dilakukan uji
menurunkan nilai mata uang suatu negara. Salah
stabilitas structural model. Pengujian tersebut
satu penyebab inflasi karena adanya kenaikan
terdiri dari uji CUSUM (Cumulative Sum of
permintaan yang akan mengakibatkan harga naik
Recursive Residual) dan uji CUSUMQ
karena penawaran tetap sehingga harga barang di
(Cumulative Sum of Square of Recursive
Indonesia menjadi lebih mahal dan barang di
Residual). Pembuktian ini dapat dilihat dari plot
Amerika Serikat menjadi lebih murah. Hal ini
kuantitas Wr dan Sr melewati garis batas yang
mengakibatkan permintaan barang-barang Amerika
ditentukan oleh tingkat signifikansi. Apabia plot
menjadi meningkat sehingga permintaan terhadap
tersebut membentuk suatu garis linier, maka
dollar AS juga ikut meningkat dengan demikian
distribusinya dianggap memenuhi syarat
akan terjadi surplus di neraca pembayaran dan
signifikansi dengan syarat tidak melewati plot
devisa terkuras.Berdasarkan data yang diperoleh,
derajat dari signifikansinya.
maka pergerakan tingkat inflasi periode Januari
2014 sampai Desember 2018 dapat dilihat pada
Gambar 3 sebagai berikut:
7

1987 sampai tahun 1997 mengalami peningkatan


INFLASI
kemudian menurun pada tahun 1998 dan meningkat
100 kembali sampai tahun 2017 hingga mencapai triliun
50
Rp. Hal ini dikarenakan seluruh lapangan usaha
inf
0 pada tahun 2016 menunjukkan pertumbuhan positif
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
2014
2017
di semua kategori ekonomi. Pertumbuhan tertinggi
terjadi di sektor jasa keuangan dan asuransi 8,90
Sumber: Badan Pusat Statistik, (2019) persen, informasi dan komunikasi 8,87 persen, dan
Gambar 3 jasa lainnya yang tumbuh 7,80 persen.
Perkembangan Inflasi
Hasil Penelitian
Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat
Uji Stasioneritas Data
diketahui bahwa tingkat inflasi di Indonesia
Untuk mengetahui data time series yang
sangat bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang
digunakan stasioner atau tidak, digunakan uji akar-
tertinggi yaitu pada tahun 1998, sedangkan yang
akar unit (unit root test) dengan menggunakan
terendah berada di tahun 2009.
metode Philips-Perron (PP). Apabila pengujian
Tingginya tingkat inflasi di Indonesia
ditingkat level menunjukkan data tidak stasioner
akan membuat penggunaan konsumsi masyarakat
maka akan dilakukan pengujian pada tingkat first
akan kebutuhan barang maupun jasa dalam negeri
difference untuk melihat kelayakan model yang
menurun. Penyebab tingginya inflasi di Indonesia
digunakan sebagai penelitian yaitu dapat kita lihat
dikarenakan adanya kenaikan permintaan yang
pada table berikut:
mengakibatkan harga meningkat karena
Tabel 2
penawaran tetap sehingga harga barang di Unit Root Test dengan Philip-Perron (PP)
Indonesia menjadi lebih mahal. Jika tingkat Variabel 1th Difference
inflasi terus melambung tinggi ini akan JUB 0.0065
menghambat proses pembangunan dan INF 0.0002
pertumbuhan ekonomi Indonesia. PDB 0.0358
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019
Perkembangan produk domestik bruto
PDB menjadi indikator penting banyak Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan
negara maupun wilayah tertentu untuk bahwa hasil uji unit root test pada tingkat
mengetahui kondisi ekonomi dalam suatu periode signifikansi 5 persen variabel JUB, INF dan PDB
tertentu. Angka PDB ini disajikan dalam dua tipe, stasioner pada firstdifference. Karena variabel JUB,
yakni PDB atas dasar harga berlaku dan lainnya INF dan PDB memiliki nilai probabilitas PP lebih
PDB atas dasar harga konstan. Data data yang kecil dari tingkat pengujian alpha 5 persen. Dengan
diperoleh maka dapat kita lihat pergerakan demikian variabel JUB, INF dan PDB stasioner
produk domestik bruto tahun 1987-2017 pada pada tingkat firstdifference.
gambar 4. Berdasarkan hasil pengujian stasioneritas
PRODUK DOMESTIK maka model Auto Regressive Distributed Lagged
BRUTO (ARDL) merupakan metode yang cocok digunakan
2000 dalam penelitian ini.
0pdb
Penentuan Lag Optimal
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
2014
2017

Pemilihan lag optimal pada penelitian ini


berdasarkan metode Vector Autoregression (VAR).
Sumber: Badan Pusat Statistik, (2019) Dalam penetapan lag optimal digunakan nilai dari
Gambar4
Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error
Perkembangan Produk Domestik Bruto
Berdasarkan pada gambar 4 dapat kita (FPE), Akaike Information Criterion (AIC),
lihat bahwa produk domestik bruto dari tahun Schwarz Information Criterion (SC), dan Hannan-
8

Quin Criterion (HQ). Adapun panjang lag antar variabel), sedangkan jika nilai F-statistik lebih
optimal yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria kecil dari nilai kritikal value maka diterima Ho (Ho
di atas ditunjukkan pada Tabel 3. = Tidak terdapat kointegrasi antar variabel). dan
Tabel 3 apabila F-statistik berada diantara upper dan lower
Hasil Pengujian Lag Optimum bound maka kesimpulan tidak dapat diambil. Untuk
mengetahui hasil uji kointegrasi dengan
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
menggunakan metode bounds test dapat dilihat
- pada Tabel 4.
846.4 Tabel 4
4.49e 60.67 60.81 60.71
0 155 NA Hasil
+22 254 527 Uji Kointegrasi
617 (Bounds Test)
- Variabel Nilai Taraf
Depende F- Kepercayaan Kesimpula
713.4 227.9 6.43e 51.81 52.38 51.99 5%
n/ Statisti n
1 237 859* +18* 598* 693* 053* Independ I0 I1
- k
en Boun Boun
706.5 10.29 7.70e 51.96 52.96 52.27 d d
2 572 980 +18 837 753 382
- JUB / 5.3469 3.79 4.85 Terima Ha
696.8 12.45 7.83e 51.91 53.34 52.35
INF, 93
3 723 203 +18 945 681 581
PDB
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019
Dari table 3 nilai lag optimum terdapat
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil
pada lag 1, dimana pada lag ini terdapat kriteria
pengujian kointegrasi dengan memakai metode
yaitu Final Prediction Error (FPE),Information
bound test pada taraf kepercayaan 5% yaitu
Criterion (SC), dan Hannan-Quin Criterion (HQ)
variabel JUB (sebagai variabel terikat), INF dan
dan jika diakumulasikan maka jumlah paling
PDB (sebagai variabel bebas) terdapat kointegrasi
banyak bintang terletak pada lag 1. Sedangkan
dalam jangka panjang karena memiliki nilai F-
pada lag 2 hanya terdapat dua kriteria yaitu
Statistik lebih besar dari pada nilai kritikal dari
Likelihood Ratio (LR),danAkaike Information
upper bound yaitu 5.346993 > 4.85.
Criterion (AIC). Adapun maksud dari lag
optimum pada penelitian ini ialah bahwa semua
Hasil Penelitian Untuk Hubungan Jangka
variabel penelitian yang digunakan dalam
Pendek
persamaan saling mempengaruhui satu sama lain
Setelah melakukan uji kointegrasi maka
sampai dua periode sebelumnya.
dapat dilihat bahwa terdapat hubungan jangka
pendek di antara variabel INF dan PDB terhadap
Uji Kointegrasi (Cointegration Test)
variabel JUB maka tahapan selanjutnya yaitu
Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat
melakukan estimasi koefisien jangka pendek
ada atau tidaknya hubungan jangka panjang
dengan menggunakan model ARDL. Untuk
antara variabel bebas dan terikat. Pengujian
mengetahui pengaruh ekspor, kurs, BI Rate dan
kointegrasi dilakukan dengan menggunakan
inflasi terhadap cadangan devisa di Indonesia dapat
bound tes. Syarat pengambilan keputusan dalam
dilihat pada Tabel 5
uji kointegrasi dengan menggunakan bounds test
Tabel 5
yaitu membandingkan nilai F-statistik dengan
Estimasi Model ARDL Jangka Pendek
nilai kritikal dari lower bound (I0 Bound) dan
upper bounds (I1 Bound). Apabila nilai F- Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.*

statistik lebih besar dari nilai kritikal upper bound LNJUB 0.521748 0.158163 3.298804 0.0049
INF 0.010125 0.002748 3.684191 0.0022
maka Ha diterima (Ha = Terdapat kointegrasi LNPDB 3.511816 1.391780 2.523254 0.0234
9
C 0.864628 1.242098 0.696103 0.4970
INF -1.223363 3.536434-0.345931 0.7342
R-squared 0.999295 Mean dependent var 12.35246 LNPDB 6.222128 9.968302 0.624191 0.5419
Adjusted R-
squared 0.998779 S.D. dependent var 1.226266 C -69.786111 137.640640-0.507017 0.6195
S.E. of
regression 0.042853 Akaike info criterion -3.160986
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019
Sum squared
resid 0.027546 Schwarz criterion -2.585059
Log Berdasarkan hasil pengujian jangka panjang
likelihood 54.67332 Hannan-Quinn criter. -2.989733
dengan menggunakan model ARDL pada tabel 6
F-statistic 1934.126 Durbin-Watson stat 1.858502
Prob(F- maka dapat diformulasikan sebagai berikut.
statistic) 0.000000
JUB=-69.786111-1.223363INF+6.222128LNPDB
Adapun intepretasi persamaannya adalah sebagai
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2019 Berdasarkan
berikut:
hasil pengujian jangka 1) Constanta -69.786111
pendek dengan memakai model ARDL pada tabel Apabila inflasi dan produk domestik bruto
4.4 maka dapat diformulasikan sebagai bernilai kontas maka jumlah uang beredar
berikut: LNJUB = 0.864628 + 0.010125INF juga akan konstan sebesar 69.786111
+3.511816LNPDB persen.
Adapun interpretasi persamaannya adalah 2) β1 = -1.223363
sebagai berikut: apabila inflasi meningkat 1 persen maka
1) Constanta = 0.864628 jumlah uang beredar akan menurun sebesar
Apabila inflasi dan produk domestik bruto 1.223363 persen.
bernilai konstan maka jumlah uang 3) β2 = 6.222128
beredar juga akan konstan sebesar apabila produk domestik bruto meningkat 1
0.864628 persen. persen maka jumlah uang beredar juga
2) Koefisien Inflasi = 0.010125 meningkat sebesar 6.222128 persen.
Apabila inflasi meningkat 1 persen maka
jumlah uang beredar juga akan meningkat Pembuktian Secara Parsial
sebesar 0.010125 persen. Uji t bertujuan untuk mengetahui koefisien-
3) Koefisien PDB = 3.511816 koefisien masing-masing variabel bebas signifikan
Apabila produk domestik bruto meningkat ataupun tidak terhadap variabel terikatnya secara
1 persen maka jumlah uang beredar akan parsial. Dalam uji t harus ditentukan derajat
meningkat sebesar 3.511816 persen. kebebasan (df) yang mana didapatkan dari jumlah
sampel dikurangi dengan jumlah regresor
Hasil Penelitian Untuk Hubungan Jangka (variabel). Pada penelitian ini didapat df=(n-k) (31-
Panjang 3=28) pada alfa 5% (0,05) maka didapat nilai t-
Setelah melakukan uji kointegrasi maka tabel adalah 1.70113 atau 1,70. Apabila
dapat dilihat bahwa terdapat hubungan jangka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙l maka terima Ha
panjang di antara variabel INF dan PDB terhadap yang artinya variabel bebas secara parsial
variabel JUB maka tahapan selanjutnya yaitu berpengaruh terhadap variabel terikat, sedangkan
melakukan estimasi koefisien jangka panjang Apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih kecil dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka terima
dengan menggunakan model ARDL. Untuk Ho yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh
mengetahui pengaruh inflasidan produk domestik terhadap variabel terikat.
bruto terhadap jumlah uang beredar di Indonesia Tabel 7
dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil Pengujian Secara Parsial
Tabel 6 Depende
nt
Estimasi Model ARDL Jangka Panjang t-Statistik Prob t tabel Kesimpulan
Variabel
Long Run Coefficients
PE
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Jangka Pendek
10

yaitu 0,001 persen


D(INF) dipengaruhi
3.684191 0.0022 oleh variabel lainH1
Terima di luar model penelitian ini.
D(PDB) 2.523254 0.0234 1,70 Terima H2
Jangka Panjang Uji Stabilitas Model
INF -0.345931 0.7342 Tolak H3 Pengujian stabilitas structural model dapat
1,70
Sumber:
PDB Hasil Pengolahan
0.624191 Data, 2019
0.5419 Tolak H4
dibedakan atas dua, CUSUM (Cumulative Sum of
Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan Recursive Residual) dan CUSUMQ (Cumulative
Sum of Square of Recursive Residual). Berikut ini
pada jangka pendek variabel inflasi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih
yaitu hasil pengujian CUSUM dengan variabel
besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 3,68 > 1,70 maka jumlah uang beredar sebagai variabel dependent.
terima H1 yang artinya variabel inflasi secara 12

parsial berpengaruh terhadap jumlah uang


8
beredar, dan pada variabel produk domestik bruto
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔juga lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,52 4

> 1,70 maka terima H2 yang artinya variabel 0

produk domestik bruto secara parsial berpengaruh -4

terhadap jumlah uang beredar.


-8
Pada jangka panjang variabel inflasi
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih kecil dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu -0,34 < -12
03 04 05 06 14 15 16 17
07 08 09 10 11 12 13
1,70 maka tolak H3 yang artinya variabel inflasi
secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah CUSUM5%Gambar
Significance 5
uang beredar. Begitu juga dengan variabel produk Pengujian CUSUM Test
domestik bruto 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih kecil dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Berdasarkan Gambar 5 hasil uji CUSUM
yaitu 0,62 < 1,70 maka tolak H4 yang artinya dapat di jelaskan yaitu plot kuantitas Wr tidak
variabel produk domestik bruto parsial tidak berada diatas garis batas pada tingkat signifikan
berpengaruh terhadap jumlah uang deredar. 5%, plot tersebut membentuk suatu garis linear.

Pembuktian SecaraSimultan (Uji F)


Berdasarkan hasil pengujian yang 1.6

dilakukan yang terdapat pada tabel 4.4 di atas 1.2


maka dapat diketahui bahwa nilai F-statistik
sebesar 1934.126 pada taraf kepercayaan 5%, 0.8

sementara 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 V1=n-k (31-3=28) dan V2=k-1


0.4
(3-1=2) di peroleh nilai sebesar 3,34 maka F-
statistik >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 1934.126 > 3,34. 0.0

Kesimpulan hipotesis adalah terima Ha yang


-0.4
berarti secara simultan atau bersama-sama inflasi 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
CUSUM of Squares5% Significance
dan produk domestik bruto berpengaruh terhadap
Gambar 6
jumlah uang beredar di Indonesia.
Pengujian CUSUMQ Test

Koefisien Determinasi Gambar 6 hasil uji CUSUMQ dapat


Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan dijelaskan yaitu plot kuantitas Sr tidak berada diatas
bahwa nilai koefisien determinasi untuk analisis garis batas pada tingkat signifikan 5%, plot tersebut
ARDL yaitu 0.998779. Hal ini menunjukkan membentuk suatu garis linear. Berdasarkan hasil
bahwa kemampuan model dalam menjelaskan kedua uji stabilitas model diatas bisa ditarik
hubungan variabel bebas yaitu inflasi dan produk kesimpulannya jika koefisien hasil regresi bersifat
domestik bruto adalah sebesar 0.998779 atau stabil.
99,87 persen. Sedangkan jumlah yang tersisa
11

Pembahasan Yulianti yaitu produk domestik bruto berpengaruh


Hubungan Inflasi Terhadap Jumlah Uang signifikan terhadap jumlah uang beredar di
Beredar Indonesia.Sedangkan produk domestik bruto
Berdasarkan hasil penelitian jangka berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pendek menggunakan model ARDL variabel jumlah uang beredar di Indonesia, secara teori
inflasi berpengaruh positif dan signifikan produk domestik bruto dalam jangka panjang terus
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia hal ini meningkat di di seluruh lapangan usaha yang
sesuai dengan teori yang ada dimana jika inflasi menunjukkan pertumbuhan positif di semua
meningkat maka akan menyebabkan jumlah kategori ekonomi masyarakat. Penelitian ini juga
permintaan uang akan meningkat. Secara teori sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh
dalam jangka pendek, kenaikan tingkat inflasi Susana Septriani yaitu pada variabel produk
berpengaruh positif karena menunjukkan domestik bruto berpengaruh dan tidak signifikan
pertumbuhan ekonomi. terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
Dan penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yuliana yaitu 5. KESIMPULAN DAN SARAN
inflasi berengaruh terhadap jumlah uang beredar Kesimpulan
di Indonesia. Sedangkan pada jangka panjang Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
menunjukkan variabel inflasi berpengaruh negatif dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
dan tidak sigfinikan terhadap jumlah uang kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:
beredar di Indonesia. Pada teori strukturalis 1. Dalam analisis jangka pendek inflasi
menerangkan bahwa inflasi dalam jangka berpengaruh positif dan signifikan terhadap
panjang berpengaruh negatif karena tingkat jumlah uang beredar di Indonesia.
inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak 2. Dalam analisis jangka pendek produk
yang buruk dan ketidaklestarian dari penerimaan domestik bruto berpengaruh positif dan
ekspor yang tumbuh secara lamban dibandingkan signifikan terhada jumlah uang beredar di
dengan pertumbuhan pada sektor-sektor lain, Indonesia.
sehingga tidak sesuai dengan target yang di 3. Dalam analisis jangka panjang inflasi
tentukan. Maka untuk mencapai target Indonesia berpengaruh negatif dan tidak signifikan
mengambil kebijakan pembangunan yang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
menekankan pada penggalakan produksi dalam 4. Dalam analisis jangka panjang produk
negeri dari yang sebelumnya yang diimpor. domestik bruto berpengauh positif dan tidak
Dan apabila proses subtitusi ini makin signifikan tehadap jumlah uang beredar di
meluas, maka kenaikan biaya produksi juga Indonesia.
meningkat ke berbagai jenis barang. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saran
Susana Septriani yaitu inflasi berpengaruh dan Berdasarkan kesimpulan yang sudah
tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar di dikemukakan di atas maka yang menjadi saran
Indonesia. dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat
Hubungan Produk Domestik Bruto terhadap membuat kebijakan yang bisa menekan
Jumlah Uang Beredar tingkat inflasi sehingga tidak sampai
Produk domestik bruto berpengaruh hiperinflasi melalui kebijakan fiskal dan
positif dan signifikan terhadap jumlah uang kebijakan moneter.
beredar di Indonesia, secara teori produk 2. Pemerintah dan Bank Indonesia di harapkan
domestik bruto dalam jangka pendek output nya bisa mengontrol dan mengendalikan
meningkat dan karena itu pendapatan juga perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB)
meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan agar tercipta kestabilan di sektor keuangan
penelitian yang di lakukan oleh Marselina Ety di Indonesia.
3. Pemerintah Indonesia di harapkan terus
12

menjaga kestabilan produk domestik 5. Raden Carlos mangunsong (penj.).


bruto karena bisa dikatakan produk Jakarta : Salemba Empat
domestik bruto sebagai indikator ekonomi Fair and Case. 2008. Prinsip-prinsip Ekonomi,
suatu negara untuk mengukur jumlah total Edisi Kedelpan, jilid dua, Jakarta :Erlangga.
nilai produksi dimana jumlah total ini Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
dihasilkan oleh semua orang atau Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap
perusahaan baik yang dimiliki oleh lokal Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Economia, volume 8(nomor 1), 53–64.
atau asing di suatu negara.
4. Untuk Peneliti yang melakukan penelitian
sejenis, penulis menyarankan agar
menambah variabel lain yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
menggunakan metode penelitian lain
dalam menganalisis data.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Sasana, 2006, Analisis Dampak Transfer


Pemerintah Terhadap Kinerja Fiskal Di
kab/Kota Di Provinsi Jateng Dalam
Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol. 7 No. 2, Hal
223-242.
Undang-Undang R.I No 23 Th.1999 Tentang
Bank Indonesia..
Silvanita, Ktut.2009. Bank Dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi
Modern. Jakarta : PT Raja Drafindo
Persada.
Mankiw, N.g dkk. 2014. Pengantar Ekonomi
Makro. Jakarta: Selemba Empat
Herlambang, T. 2001. Ekonomi Makro: Teori,
analisa, dan kebijakan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Dan
Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
McEachern, 2000. Ekonomi Makro –
Pendekatan Kontemporer.Terj. Sigit
Triandaru. Jakarta : Salemba Empat.
Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics.
International Editions. New York: Mc
Graw-Hill Companies.
Widarjono , A. 2007. Analisis Ekonometrika
Dan Statistik Dengan E-Views. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Sekolah tinggi ilmu
manajemen YKPN.
Damodar N,. Gujarati dan Dawn C. Porter. 2012.
Dasar-dasar Ekonometrika Buku 2. Edisi

Anda mungkin juga menyukai