Anda di halaman 1dari 7

Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ) 4 (2) 2021 68-74

Warmadewa Economic Development Journal


Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah
(Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2018
Susmiati*, Ni Putu Rediatni Giri dan Nyoman Senimantara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*miyasusmiati27@gmail.com
How to cite (in APA style):
Susmiati., Giri, N. P. R., & Senimantara, N. (2021). Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2018. Warmadewa Economic Development Journal
(WEDJ), 4 (2), pp.68-74. https://doi.org/10.22225/wedj.4.2.2021.68-74

Abstract
This study aims to examine the effect of the money supply and the rupiah exchange rate on the inflation rate.
The method used is multiple linear regression analysis, coefficient of determination, F test and t test. SPSS
output results show that partially the money supply has a significant negative effect on inflation and the rupiah
has a significant positive effect on inflation. While simultaneously the money supply and the rupiah exchange
rate together affect inflation in Indonesia.
Keywords: Amount of Money Supply; Rupiah Exchange Rate; Inflation Rate.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah terhadap tingkat
inflasi. Metode yang digunakan adalah Analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi, uji F dan uji t.
hasil output SPSS menunjukkan bahwa secara parsial jumlah uang beredar berpengaruh negatif signifikan
terhadap inflasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat inflasi. Sedangkan secara
simultan jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama berpengaruh terhadap inflasi di
Indonesia.
Kata kunci: J umlah Uang Ber edar ; Nilai Tukar Rupiah; Tingkat Inflasi.

1. PENDAHULUAN (meskipun dalam % yang cukup besar) bukan


merupakan inflasi (Nopirin, 1992).
Inflasi merupakan salah satu peristiwa
moneter yang penting dan hampir dijumpai Pada masa krisis terutama tahun 1998,
pada semua Negara di Dunia. Inflasi berasal Indonesia mengalami inflasi tertinggi yaitu
dari bahasa latin “inflance” yang berarti mencapai 77,6 %. Peningkatan laju inflasi
meningkatkan. Secara umum inflasi adalah terutama disebabkan oleh depresiasi nilai tukar
perkembangan dalam perekonomian, dimana rupiah, krisis ekonomi dan ekspektasi terhadap
harga dan gaji meningkat, permintaan tenaga inflasi yang tinggi. Sebelumnya Indonesia
kerja melebihi penawaran dan jumlah uang pernah mengalami hiper inflasi pada masa akhir
yang beredar sangat meningkat. Inflasi selalu orde lama yaitu pada tahun 1966. Sehingga
ditandai dengan peningkatan harga-harga secara secara psikologis inflasi merupakan krisis bagi
cepat (Ensiklopedia Indonesia, 1991). Inflasi masyarakat Indonesia (Soesilo, 2000).
merupakan proses kenaikan harga barang-
barang secara umum dan berlaku terus menerus. Salah satu kebijakan dalam pengendalian
Ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam inflasi adalah kebijakan moneter. Untuk
barang itu naik dengan persentase yang sama. kebijakan moneter, pada umumnya kebijakan
Mungkin dapat terjadi kenaikan harga umum yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter
barang secara terus-menerus selama periode untuk mempengaruhi variabel moneter, jumlah
tertentu, kenaikan yang terjadi hanya sekali saja uang beredar, suku bunga SBI dan nilai tukar.

Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
68
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018

Pada umumnya kebijakan moneter adalah dengan M1 terdiri dari uang tunai/kartal
dicapainya keseimbangan intern (interna (currency) dan uang giral (Demand Deposit).
lbalance) dan keseimbangan ekstern (external Uang kartal merupakan uang kertas dan uang
balance). Keseimbangan internal biasanya logam yang ada di tangan masyarakat umum,
ditunjukkan dengan terciptanya keseimbangan sedangkan uang giral mencakup saldo rekening
kerja yang tinggi, tercapainya laju pertumbuhan koran/giro milik masyarakat umum yang
ekonomi yang tinggi dan dipertahankan laju disimpan di bank.
inflasi yang rendah. Disisi lain keseimbangan
internal biasanya ditunjukkan dengan neraca Nilai Tukar Rupiah (kurs)
pembayaran yang seimbang (Insukindro, 1994). Menurut (Musdholifah & Tony, 2007) nilai
Faktor-faktor kebijakan moneter yang harus mata uang atau yang sering disebut dengan kurs
dilakukan di negara berkembang pada adalah harga satu unit mata uang asing dalam
umumnya lebih berat dan sulit jika mata uang domestik atau dapat juga dikatakan
dibandingkan dengan negara-negara maju. harga mata uang domestik terhadap mata uang
Faktor inflasi di Indonesia juga disebabkan asing. Sebagai contoh nilai tukar (NT) Rupiah
oleh faktor Luar Negeri mengingat bahwa terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga
Negara Indonesia adalah suatu negara dengan satu Dolar Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp),
perekonomian terbuka yang berada di tengah- atau dapat juga sebaliknya diartikan harga satu
tengah perekonomian dunia. Dengan keadaan Rupiah terhadap satu USD.
seperti itu maka implikasinya adalah adanya Inflasi
gejolak perekonomian di luar negeri akan
berpengaruh terhadap perekonomian di dalam Inflasi adalah kenaikan tingkat harga-harga
negeri. Indonesia dalam upaya membangun umum secara terus-menerus yang
kembali perekonomiannya, tingkat inflasi yang mempengaruhi individu, perusahaan dan
tinggi harus dihindari agar supaya momentum pemerintah (Miskhin, 1998). Tekanan inflasi
pembangunan yang sehat dan semangat dalam ada yang berasal dari dalam negeri maupun
dunia usaha tetap terpelihara. Luar Negeri. Tekanan dari dalam negeri dapat
diakibatkan oleh adanya gangguan dari sisi
Berdasarkan latar belakang masalah di permintaan dan penawaran.
atas, untuk mengetahui pengaruh jumlah uang
beredar dan pengaruh nilai tukar rupiah (kurs) Menurut (Boediono, 1985) jenis inflasi
terhadap tingkat inflasi, Maka tertarik untuk terbagi menjadi dua bagian yaitu:
melakukan penelitian dengan berjudul
“Pengaruh jumlah uang beredar dan nilai tukar Inflasi yang berasal dari dalam negeri
rupiah (kurs) terhadap tingkat inflasi di (domestic inflation)
Indonesia pada tahun 2011-2018”. Inflasi yang berasal dari dalam negeri
2. TINJAUAN PUSTAKA timbul misalnya karena defisit anggaran belanja
yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,
Jumlah uang beredar gagal panen dan sebagainya.
Jumlah uang beredar adalah uang yang Inflasi yang berasal dari luar negeri
berada di tangan masyarakat. Namun definisi (imported inflation)
ini terus berkembang, seiring dengan
perkembangan perekonomian suatu negara. Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam
Cakupan definisi jumlah uang beredar di negara negeri ini dapat mudah terjadi pada negara-
maju umumnya lebih luas dan kompleks negara yang perekonomiannya terbuka. Inflasi
dibandingkan negara sedang berkembang ini dapat terjadi karena kenaikan harga-harga di
(NSB). luar negeri, sehingga dapat menyebabkan secara
langsungkenaikanindeks biaya hidup karena
Pengertian paling sempit atau biasa dikenal sebagian barang-barang yang tercakup di
dengan istilah narrow money adalah daya beli dalamnya berasal dari impor.
yang langsung bisa digunakan untuk
pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat 3. METODE
-alat pembayaran yang mendekati Populasi dan sampel
“uang” (deposito berjangka dan tabungan).
Dalam hal ini tentu uang telah memenuhi Populasi yang digunakan dalam penelitian
fungsinya sebagai medium of exchange (Pohan, ini adalah seluruh data jumlah uang beredar,
2008). nilai tukar rupiah (kurs), inflasi. Data yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
Narrow money yang biasanya disimbolkan
Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
69
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018

adalah pengaruh jumlah uang beredar, nilai Uji asumsi klasik


tukar rupiah (kurs), inflasi dalam periode 2011-
2018. Normalitas

Pengumpulan Data Uji Multikolinearitas

Pengumpulan data menggunakan metode Uji Autokorelasi


studi dokumentasi yaitu pengumpulan data Uji Heteroskedastisitas
dengan cara mengamati, mencatat, serta
mempelajari uraian catatan-catatan atau Uji Hipotesis
dokumen yang diperoleh dari laporan ekonomi
keuangan Indonesia tahun 2011-2018 yang Uji t (t-test)
dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Uji F (Simultan)
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia,
dan Badan Pusat Statistik. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Analisis Data 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda, yang Uji Asumsi Klasik
bertujuan untuk menguji pengaruh lebih dari
satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji Normalitas
Tabel 1
Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Output SPSS menunjukkan bahwa data berdistribusi normal


karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar0,950
Berdasarkan hasil metode Kolmogorov- lebih besar dari 0,05.
Smirnovsebesar 0,520 sedangkan nilai Asymp.
Sig (2-tailed) sebesar 0,950. Hal tersebut Uji Autokeralasi
Tabel 2
Uji Autokeralasi

Sumber : Output SPS yang berada pada kisaran dU < dw < 4-dU
( 1,5736 < 1.849 < 2,4264 ). Hal ini
Berdasarkan hasil output diatas diketahui menunjukkan bahwa dalam penelitian ini model
bahwa nilai Durbin-watson sebesar 1.849 regresi tidak terjadi autokorelasi.
dengan nilai dU sebesar 1,5736. Hasil uji
autokorelasi dengan metode Durbin-watson Uji Multikolinearitas
berada diantara dU= 1,5736 dan 4-dU= 2,4264

Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
70
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Output SPSS kurang dari 10. Hal ini menunjukkan dalam
model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan hasil output diatas diketahui
bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel Uji Heteroskedastisitas
independen lebih besar dari 0,1 dan nilai V IF
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS tertentu atau acak. Sehingga di simpulkan


bahwa tidak tejadi gejala heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil output diatas diketahui
titik–titik yg tersebar di sekitar garis nol pada Analisis Regresi Linear Berganda
sumbu vertikal dan tidak membentuk pola
Tabel 5
Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber : Output SPSS beredar (X1) dan nilai tukar rupiah (X2)
dianggap konstan,maka maka besarnya tingkat
Berdasarkan hasil output diatas diketahui inflasi pada Bank Indonesia sebesar 3,980 %.
bahwa :
Koefisien regresi jumlah uang beredar
Y = 3,980 + 1,00005 X1 – 0,001 X2 + e (X1) sebesar 1,00005 berarti bahwa tingkat
Persamaan regresi tersebut dapat inflasi akan meningkat sebesar 1,00005 %
dijelaskan sebagai berikut: apabila tingkat jumlah uang beredar meningkat
1 juta rupiah dengan syarat variabel lainnya
Nilai konstanta (a) sebesar 3,980 konstan.
menunjukkan bahwa jika variabel jumlah uang
Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
71
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018

Koefisien regresi nilai tukar rupiah (kurs) meningkat ribuan rupiah dengan syarat variabel
sebesar - 0,001 koefisien regresi bernilai - 0,001 lainnya konstan.
berarti bahwa tingkat inflasi akan menurun
sebesar 0,001 % apabila nilai tukar rupiah Uji koefisien Determinasi

Tabel 6
Uji koefisien Determinasi

Sumber : Output SPSS jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah
(kurs) sebesar 46,5% sedangkan sisanya
Berdasarkan hasil output diatas diketahui dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak
bahwa Nilai koefisien determinasi adjusted R2 ada dalam penelitian ini sebesar 53,5%.
square sebesar 0,465 yang berarti bahwa laju
inflasi dapat di jelaskan oleh variasi variabel Uji F (Uji simultan)
Tabel 7
Uji F (Uji simultan)

Sumber : Output SPSS inflasi di Indonesia, dengan nilai signifikansi


sebesar 0,000. Hal tersebut berarti hipotesis
Berdasarkan hasil dari uji F diatas yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar
diketahui bahwa dengan tingkat kepercayaan dan nilai tukar rupiah (kurs) berpengaruh positif
95% atau ( α= 5% )Oleh karena F-hitung = dan signifikan terhadap inflasi dapat diterima.
14.484 > F-tabel = 3,33 maka Ho ditolak
artinya jumlah uang beredar dan nilai tukar Uji T (uji signifikan parsial)
rupiah (kurs) ada pengaruh nyata terhadap
Tabel 8
Uji T (uji signifikan parsial)

Sumber : Output SPSS tingkat jumlah uang beredar terhadap inflasi di


Indonesia. Dan nilai signifikansi dari variabel
Uji terhadap koefisien regresi terhadap jumlah uang beredar sebesar 0,000 dan t-hitung
jumlah uang beredar (X1) adalah : sebesar - 5.090.
Berdasarkan tabeldiatas, dapat disimpulkan Uji terhadap koefisien regresi terhadap
bahwa oleh karena -t-hitung = - 5.090 < -t-tabel nilai tukar rupiah (kurs) (X2) adalah
= -2.045 maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal
ini berarti ada pengaruh signifikan antara Berdasarkan tabeldiatas, dapat disimpulkan

Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
72
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018

bahwa oleh karena -t-hitung = - 3.750 < -t-tabel lainnya konstan.


= -2.045 maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal
ini berarti ada pengaruh signifikan antara nilai Hal tersebut menunjukkan Nilai tukar
tukar rupiah (kurs) terhadap inflasi di rupiah (kurs) berpengaruh negatif dan
Indonesia. Nilai signifikansi dari variabel signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hasil
jumlah uang beredar sebesar 0,001 dan t-hitung penelitian menunjukkan bahwa Nilai tukar
sebesar -3.750. rupiah (kurs) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap inflasi di Indonesia.
Pembahasan
Pengaruh jumlah uang beredar dan nilai tukar
Pengaruh jumlah uang beredar (X1) terhadap rupiah (kurs) terhadap inflasi di Indonesia.
inflasi di Indonesia
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
Hipotesis pertama menyatakan bahwa jumlah uang beredar dan nilai tukar rupiah
jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan (kurs) berpengaruh terhadap tingkat inflasi di
signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Indonesia. Berdasarkan analisis regresi linear
Berdasarkan analisis regresi linear berganda berganda diperoleh nilai F = 14.484 dengan
diperoleh nilai t-hitung sebesar -5.090 dan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan jumlah
signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut uang beredar dan nilai tukar rupiah (kurs)
menunjukkan jumlah uang beredar bepengaruh berpengaruh positif dan signifikansi terhadap
negatif dan signifikan terhadap inflasi di tingkat inflasi di Indonesia.
Indonesia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Yang dimana koefisien regresi jumlah penelitian yang dilakukan oleh Langi,
uang beredar (X1) sebesar 1,00005 berarti Masinambow, & Siwu, 2014) bahwa Jumlah
bahwa tingkat inflasi akan meningkat sebesar uang beredar berpengaruh negatif dan tidak
1,00005 % apabila tingkat jumlah uang beredar signifikan terhadap Tingkat inflasi di Indonesia
meningkat 1 juta rupiah dengan syarat variabel dan temuan ini tidak sesuai dengan teori dimana
lainnya konstan. Jumlah uang yang diminta apabila Jumlah uang beredar bertambah maka
oleh masyarakat untuk melakukan transaksi tingkat inflasi akan Meningkat. Dalam
bergantung pada tingkat harga barang dan jasa penelitian yang telah dilakukan jumlah uang
yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, beredar mempunyai hubungan negatif dengan
semakin besar jumlah uang yang diminta. tingkat Inflasi.
Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah Hasil penelitian ini sejalan dengan
uang beredar tidak mempengaruhi terhadap penelitian yang dilakukan oleh (Ferdiansyah,
tingkat inflasi di Indonesia. Hal tersebut tidak 2011) yang menyatakan jumlah uang beredar
menunjukkan bahwa jumlah uang beredar tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju
berpengaruh signifikan terhadap inflasi di inflasi di Indonesia.
Indonesia.
5. SIMPULAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Sulistiyawati, Berdasarkan hasil analisis data dan
2019) yang menyatakan jumlah uang beredar pembahasan hasil penelitian yang dilakukan,
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
laju inflasi di Indonesia. Jumlah uang beredar berpengaruh negatif
Pengaruh nilai tukar rupiah (kurs) (X2) dan signifikan terhadap tingkat inflasi di
terhadap inflasi di Indonesia Indonesia yang dilihat dari nilai t-hitung dari
variabel jumlah uang beredar sebesar -5.090
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Nilai dan signifikansi sebesar 0,000.
tukar rupiah (kurs) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Nilai tukar rupiah (kurs) berpengaruh
Berdasarkan analisis regresi linear berganda positif dan signifikan terhadap tingkat inflasi di
diperoleh nilai t-hitung sebesar -3.750 dengan Indonesia yang dilihat dari nilai t-hitung dari
signifikansi sebesar 0,001. variabel jumlah uang beredar sebesar -3.750
dan signifikansi sebesar 0,001.
Koefisien regresi nilai tukar rupiah (kurs)
sebesar - 0,001 koefisien regresi bernilai - 0,001 Secara simultan jumlah uang beredar dan
berarti bahwa tingkat inflasi akan menurun nilai tukar rupiah (kurs) secara bersama-sama
sebesar 0,001 % apabila nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia yang
meningkat ribuan rupiah dengan syarat variabel dilihat dari F-hitung sebesar 14.484 yang lebih
besar dari F-tabel sebesar 3,33.
Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
73
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2011-
2018

DAFTAR PUSTAKA Langi, T. M., Masinambow, V., & Siwu, H.


(2014). Analisis suku bunga BI, jumlah
Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/ uang beredar, dan tingkat kurs terhadap
dynamictable/2015/12/22/1074/uang- tingkat inflasi di Indonesia. Jurnal
beredar-miliar-rupiah-2003 2017.htm Berkala Ilmiah Efisiensi. 14(2).
Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia, Retrieved from https://
Berbagai edisi, Manado ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/
article/view/4184/3713
Bank Indonesia. Laporan Perekonomian
Indonesia, Berbagai edisi. Manado Mishkin, F. S. (2009). The Economics Of
Money, Banking And financial Market.
Bank Indonesia. Laporan Kebijakan Moneter, Edisi ke 8. Jakarta: Salemba empat.
Berbagai edisi. Manado
Nopirin. (1992). Ekonomi Moneter, Buku I,
Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Edisi keempat. Yogyakarta: Badan
Indonesia, Berbagai edisi, Manado Penerbit Fakultas Ekonomi.
Bank Indonesia. (2013). http://www.bi.go.id/ Prayitno, L., Sandjaya, H., & Llewelyn, R.
web/id/moneter/ (2002). Faktor-Faktor Yang
Transmisi+Kebijakanmoneter. Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang
Beredar Di Indonesia Sebelum Dan
Dornbusch, R., & Fischer, S. (1997). Sesudah Krisis: Sebuah Analisis
Macroeconomics: Fourth Edition. Ekonometrika. Jurnal Manajemen &
Singapore: McGraw-Hill Publications Kewirausahaan. 4(1). Retrieved from
https://doi.org/10.9744/jmk.4.1.pp.%
Ferdiansyah, F. (2011). Analisis Pengaruh
2046-55
Jumlah Uang Beredar (M1), Suku
Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Soesilo, A. M. (2000). Psikologis Inflasi
Deposito Terhadap Tingkat Inflasi. Ekonomi. Jakarta
Media Ekonomi. 19(3). Retrieved from
http://dx.doi.org/10.25105/ Sulistiyawati, Y. (2019). Pengaruh tingkat suku
me.v19i3.771 bunga sertifikat Bank Indonesia dan
jumlah uang beredar terhadap inflasi di
Insukindro. (1990). Komponen Koefisien Indonesia periode 2015-2018.
Regresi Jangka Panjang Model
Ekonomi: Sebuah Studi Kasus Impor Wahjuanto, M. (2010). Beberapa Faktor Y ang
Barang di Indonesia. Journal of Mempengaruhi Laju Inflasi. UPN
Indonesian Economy and Business Jatim. Retrieved from http://
(JIEB). 5(2). Retrieved from https:// eprints.upnjatim.ac.id/1004/
jurnal.ugm.ac.id/jieb/article/view/40738

Warmadewa Economic Development Journal (WEDJ), Volume 4, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
74

Anda mungkin juga menyukai