Abstrak
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada negara sedang berkembang dalam
melaksanakan pembangunan adalah bagaimana negara tersebut memelihara kestabilan dan
pertumbuhan ekonominya. Kestabilan ekonomi menyangkut segi kestabilan tingkat harga, tingkat
pendapatan nasional, dan pertumbuhan kesempatan kerja. Tujuan utama dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia periode 2000-2011.
Variabel yang digunakan antara lain ialah jumlah uang beredar dan nilai tukar Rupiah terhadap
dollar Amerika. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dalam periode
kuartalan dari tahun 2000 sampai dengan 2011, menggunakan regresi linear berganda dan Uji
Asumsi Klasik.
Hasil analisis ini menyebutkan bahwa variabel nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap inflasi. Di sisi lain variabel jumlah uang beredar berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap inflasi pada kuartal tahun penelitian.
di pasaran luar negeri, keadaan ekonomi di saja (sering disebut dengan Inflasi murni).
negara luar, dan nilai tukar Rupiah valuta menyebabkan keseimbangan GNP berada di
atas atau melebihi GNP pada kesempatan
asing. Berdasarkan latar belakang yang
kerja penuh maka akan terdapat adanya
telah diungkapkan di atas, maka penelitian
inflationary gap. Inflationary gap inilah yang
ini memiliki tujuan untuk mengetahui
akan menyebabkan inflasi.
pengaruh nilai tukar Rupiah, jumlah uang
2. Cost Push Inflation
beredar, tingkat suku bunga dan ekspor
Cost pust inflation ditandai dengan
bersih secara parsial maupun secara
kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi
simultan terhadap inflasi di Indonesia.
inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan
ini timbul dimulai dengan adanya penurunan
LANDASAN TEORI
dalam penawaran total (agregat supply)
Menurut Samuelson (1997), inflasi
sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
merupakan suatu kenaikan dalam tingkat
Kenaikan produksi akan menaikkan harga
harga umum dan laju inflasi adalah tingkat
dan turunnya produksi. Serikat buruh yang
perubahan dari tingkat harga umum tersebut.
menuntut kenaikan upah, manajer dalam
Inflasi juga merupakan proses kenaikan
pasar monopolistis yang dapat menentukan
harga-harga barang secara umum yang
harga (yang lebih tinggi), atau kenaikan harga
berlangsung terus-menerus dalam jangka
bahan baku, misalnya krisis minyak adalah
waktu yang lama yang mengakibatkan
faktor yang dapat menaikkan biaya produksi,
turunnya daya beli masyarakat serta jatuhnya
atau terjadi penawaran total (aggregate
nilai riil mata uang yang dinyatakan dalam
supply) sebagai akibat kenaikan biaya
persentase.
produksi. Jika proses ini berlangsung terus
Jenis Inflasi Menurut Sebab Terjadinya
maka timbul cost push inflation.
(Boediono, 1995) :
Inflasi Dan Nilai Tukar yaitu
1. Demand Pull Inflation
Variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Inflasi ini bermula dari adanya
Amerika Serikat memiliki hubungan yang
kenaikan permintaan total (agregat demand).
signifikan positif terhadap inflasi di
Sedangkan produksi telah berada pada
Indonesia. Melemahnya nilai rupiah
keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir
terhadap mata uang asing yang disebabkan
oleh hutang luar negeri pemerintah maupun terjadi kenaikan jumlah uang beredar, maka
sektor swasta yang membengkak, berakibat akan menstimulus terjadinya inflasi,
pada menurunnya harga barang-barang dengan asumsi kecepatan jumlah uang
ekspor kita diluar negeri, sehingga barang beredar dan volume produksi
ekspor kita menjadi lebih murah perekonomian bersifat konstan
dibandingkan dengan barang-barang dari (M.V=P.T)1. Tanpa adanya kenaikan
negara lain. Penurunan harga tersebut jumlah uang beredar maka tidak akan
menyebabkan peningkatan pada penjualan terjadi inflasi, meskipun terjadi kenaikan
(hukum permintaan apabila harga barang harga. Misalnya saja jika terjadi kegagalan
menurun maka jumlah barang yang diminta panen, harga cenderung naik, namun
akan bertambah, sehingga penerimaan kenaikan harga beras tersebut hanya
ekspor kita meningkat serta kemampuan sementara waktu saja dan tidak
untuk mengimpor barang juga meningkat menyebabkan terjadinya inflasi. Dengan
maka supply barang di dalam negeri akan demikian, bila jumlah uang beredar tidak
meningkat yang akan berdampak pada ditambah lagi, inflasi akan berhenti dengan
penurunan harga barang tersebut. Kenaikan sendirinya. Kondisi tersebut bisa terjadi
output dapat memperkecil laju karena jumlah barang atau jasa yang
inflasi,bertambahnya barang di dalam tersedia di masyarakat lebih kecil dari pada
negeri cenderung menurunkan harga. jumlah uang beredar yang ada, sehingga
Berarti setiap terjadi depresiasi rupiah bisa menimbulkan inflasi dan sebaliknya.
terhadap Dollar Amerika Serikat maka akan
meningkatkan permintaan uang di METODE PENNGUJIAN
Indonesia, demikian juga sebaliknya. Hal Populasi yang digunakan dalam
ini disebabkan ketika nilai rupiah penelitian ini adalah seluruh data nilai tukar
terdepresiasi maka harga barang-barang Rupiah dan jumlah uang beredar terhadap
impor menjadi lebih mahal sehingga inflasi di Indonesia. Data yang digunakan
diperlukan rupiah yang lebih banyak guna sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
untuk membeli barang impor tersebut data nilai tukar Rupiah dan jumlah uang
(Prasojo, 2003). beredar terhadap inflasi di Indonesia yang
Variabel JUB dalam arti luas (M2) dibatasi pada data bulanan tiap-tiap variabel
berpengaruh terhadap inflasi sebagaimana mulai dari periode Januari tahun 2000
dijelaskan oleh teori kuantitas Fisher. sampai dengan periode Desember 2011.
Dalam teori tersebut, fisher menyatakan Metode pengumpulan data yang
inflasi erat kaitannya dengan JUB. Jika digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan asumsi-asumsi model regresi yaitu
data yang dilakukan dengan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan
mengumpulkan seluruh data sekunder yang autokorelasi. Analisis ini menggunakan
terdapat didalam laporan www.go. bi.id dan bantuan software SPSS (Statistical Product
nilai tukar Rupiah dan jumlah uang beredar, 1.1. Uji ANOVA (Uji F)
yang diuji pengaruhnya terhadap variabel Pengaruh variabel bebas (JUB dan
terikat inflasi. Persamaan regresi linier Nilai Tukar Rupiah) secara serempak dapat
berganda yang digunakan pada penelitian dihitung dengan menggunakan uji F. Hasil
ini ditunjukkan pada Persamaan 1. pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.1
inflasi, nilai tukar Rupiah rupiah terhadap US input produksi yang terdiri dari jumlah
Dollar dan jumlah uang beredar, maka uang beredar (JUB) dan nilai tukar rupiah
langkah selanjutnya melakukan beberapa uji berpengaruh nyata terhadap inflasi.
1.2. Uji Coefficients (Uji t) uji t, nilai t hitung akan dibandingkan
dengan nilai t tabel. Hasil perhitungan uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan
yang disajikan pada Tabel 1.2 sebagai
seberapa jauh pengaruh masing-masing
berikut :
variabel bebas secara individu dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Pada
Tabel 1.2 Uji Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -14,970 9,187 -1,629 ,147
JUB ,008 ,009 ,108 ,927 ,385
Nilai.Tukar
1,341 ,157 1,000 8,555 ,000
.Rupiah
a. Dependent Variable: Inflasi
Sumber: Hasil Olah Data dengan SPSS 23
Y = 0 + 1X1 + 2X2
Y = -1,629 + 0,927X1 + 8,555X2
Maka dapat diinterpretasikan untuk 0, Y sebesar 0,927. Dan untuk X2, apabila X2
apabila tidak ada X1 dan X2, maka Y naik sebesar 1 maka akan meningkatkan Y
constant sebesar -1,629. Untuk X1, apabila sebesar 8,555.
X1 naik sebesar 1 maka akan meningkatkan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
variabel jumlah uang beredar tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap laju inflasi di Indonesia.
Sedangkan variabel lainnya yaitu, nilai
tukar Rupiah mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap inflasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, G. N. (2006.) Principles of
Ecoomics: Pengantar Ekonomi
Makro(Ed. 3). Jakarta: Salemba
Empat.