Pengantar i
Daftar Isi ii
i
BAB V MERANCANG STRATEGI PRODUKSI / OPERASI 77
A. Pengambangan Produk Baru 77
B. Proses Pengembangan Produk Baru 78
C. Product Reliability (Keandalan Produk) 78
D. Arus Proses Produksi (Process Flows) 83
E. Merancang Jasa dan Proses Operasi pada Jasa 84
F. Analysis Kurva Belajar (Learning Curve Abalysis) 86
Soal-soal Untuk Latihan 95
ii
BAB X MANAJEMEN PROYEK 169
A. Gantt Chart 169
B. PERT and CPM 170
C. Probabilitas Waktu Penyelesaian Proyek 179
Soal-soal untuk Latihan 193
iii
BAB XV TOTAL QUALITY MANAGEMENT 263
A. Pengertian TQM 263
B. Penghargaan-penghargaan (Award) di Bidang TQM 266
C. Definisi Kualitas 268
D. Hubungan antara Kualitas dan Just in Time Strategi 273
E. Fish Bone Chart (Cause and Effect Diagram) 275
F. Perbedaan Karakteristik Pengendalian Mutu Terpadu 277
Gaya Timur dan Barat
Soal-soal Untuk Latihan 278
iv
MANAJEMEN
PRODUKSI & OPERASI
Untuk Manajer dan Magister
ISBN : 979-95885-0-2
v
MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASI
Untuk Manajer dan Magister
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, Januari 2001
Cetakan Kedua, Januari 2015
Alamat Penerbit : Jl. Duta Bumi Raya No. 1 Kota Harapan Indah,
Bekasi, Jawa Barat 17131
Telp/Fax : 021-88877209.
E-mail : intermediapersonalia@gmail.com,
Website : www.ptipu.blogspot.com
Penyusun : Dwi Purwanto, SE, MM
Penyunting : Hamid Mintardja, SE, MM
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk
apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
vi
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, bahwa pada akhirnya buku ini telah terbit
untuk edisi yang pertama cetakan ke dua. Proses penulisan buku ini
merupakan perjalanan yang panjang. Perjalanan dimulai dari hanya sekedar
kumpulan materi mengajar (selected material) yang diambilkan dari buku-
buku edisi internasional yang kemudian digunakan penulis dalam mengajar
mata kuliah Manajemen Produksi/Operasi di beberapa program Pascasarjana
Magister Manajemen di beberapa PTS. Mula-mula bahan tersebut penulis
rangkum menjadi menjadi sebuah diktat bahan kuliah (hand out), dan
akhirnya menjadi sebuah buku yang sedang anda baca ini.
Dengan latar belakang tersebut, maka buku ini sangat cocok untuk digunakan
sebagai peganagan para mahasiswa program studi Magister Manajemen (MM)
atau program-program lain yang relevan. Sasaran lain pembaca buku ini
adalah para manajer dan pelaku bisnis agar lebih efisien dalam menangani
organisasi sesuai dengan konsep-konsep yang dibahas dalam Manajemen
Produksi dan Operasi.
Tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan memberikan kontribusi dalam penulisan buku ini. Semoga
buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang sempat membacanya. Segala
kritik dan saran akan diterima dengan senang hati
Penulis,
Siswoyo Haryono
vii
BAB I
MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASI
A. Pengantar
Setiap kegiatan dalam sebuah organisasi bisnis dimaksudkan
untuk mendapatkan nilai tambah (added value) yang secara lebih
konkrit sebagai output berupan hasil keuntungan (profit). Untuk
mendapatkan keuntungan tersebut, sebuah perusahaan atau organisasi
bisnis biasanya melakukan kegiatan produksi atau operasioanl, yaitu
merubah bahan mentah (raw material) atau yang sering disebut unsur
masukan (input) menjadi keluaran berbentuk bahan jadi (output)
sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah diperoleh barang
jadi yang berbentuk suatu produk atau jasa yang sesuai dengan yang
diharapkan dan dibutuhkan konsumen, sebuah perusahaan dapat
memperoleh nilai tambah (added value) dari adanya proses produksi
atau operasional tersebut. Adanya additional value inilah yang
sebenarnya merupakan keuntungan (profit) bagi sebuah perusahaan.
Pada kenyataannya, bentuk sebuah organisasi tidak seluruhnya
bersifat mencari keunyungan (profit organization), tapi ada juga yang
berbentuk tidak mencari laba atau nir-laba (non for profit
organization) . Bentuk organisasi bisnis yang bersifat profit oriented
adalah Perseroan Terbatas (PT), Company Vereniging (CV), Usaha
Dagang (UD), Firma, dan lain-lain usaha yang bersifat mencari untung.
Bentuk-bentuk usaha non-profit seperti Yayasan Lembaga Konsumen,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Lembaga Koperasi
adalah lembaga yang berbentuk anatara profit murni dan social atau
non-profit. Koperasi menggunakan istilah keuntungan saja malu-malu,
seperti Sisa Hasil Usaha (SHU), bahkan ada yang mengistilahkan Sisa
Amal Usaha (SAU). Untuk tujuan lembaga atau organisasi yang non-
profit, tetap harus diterapkan system Majemen Produksi/Operasi yang
modern agar diperoleh sebuah system organisasi yang optimal, efisien
dan efektis sehingga menjadi sehat bauik secara financial maupun
pengelolaan pada umumnya. Walaupun tidak terang-terangan mencari
keuntungan, namun sebuah organisasi social teteap harus memilki
pendapatan dan pendanaan yang cukup sehingga harus mampu
mengelola organisasi secara efisien. Sebagai contoh, sebuah sekolah
atau universitas atau bahkan rumah sakit, tentu harus smampu
Pemerintah
Pusat
Kelompok Pemerintah
politik Daerah
Pemasok
Supplier Penyalur
Kelompok
Pesaing Perusahaan
Lembaga
Serikat Konsumen
Buruh
Pelanggan
Karyawan
Pasar Lembaga
uang Keuangan
Random fluctuations
Adjustments Monitor
Needed output
Inputs Conversion
Land process
Outputs
Labour Goods
Servic
Management
e
Comparison
actual vs.
deesired
Feed Back
Inventory levels
Labour efficiency
Sales volume
Gambar 1.3.
Sistem Konversi atau Proses Produksi/Operasi menurut E, Adam et.all.
Random fluctuations
Late deliveries
Inputs
Land RecesSIons
Labour Labour turnover
Building, Conversion Outputs
Equipment process Goods
merchandise custom
store er with
manager deSIred
(+or-) mercha
ndise
Feed Back
observation of crop and soil conditions
prices received
prices received
FARM
Random fluctuations
Weather
Inflation
Inputs Government controls
Land
equipment
Farmer labour
Tractors, Conversion breakdown Outputs
combines, process Grain
plows, etc. Beef
buildings Milk
management
skills of farmer
(+or-)
Feed back
observation of crop and soil conditions
prices received
Count contributions
Church/synagogue Keep track of pledges
Pay the
mortgage,OtherBills
Process Industry
Inputs Output
Posting sorting Banking
Checks deposits Chemical processes Refining Cancelled checks
Petroleum Cooking Restaurant Gasoline, nylon
Produce, meat Farming Dairy Prepared
Land, cows Scheduling Airline hamburgers
Airplanes, pilots Repair, maintenance Hospital Wheat, butter
Doctors, equipment Crews, food, and
Assembly Automobile
Engines, tires seats
Patched hernia
Mini van
Gambar 1.6.
sistem Produksi/Operasi Merubah Input Menjadi Output.
Service sector
Government Federal, state, local
Education Public and private schools
Food McDonald’s, Lusby’s Cafeteria
Lodging Motel 6, Hilton Hotels
Entertainment Walt Disney, Paramount Pictures
Trade(retail, wholesale) Walgreen’s, Wal-Mart, Kmart
Utilities Pacific Gas & Electric
Transportation
Airlines American Airlains, Soutwest Airlines
Railroad CSX, Santa Fe
Trucking Overnight, J. B. Hunt
Finance Citicorp, American Express
Insurance Prudential, Aetna
Real estate
(b)
COMMERCIAL BANK
Perkiraan
Jenis Sumbangan ke MPO Kontributor
Tahun
1832 Division of labor by skill; asSIgnment of job skill; Charles Babb age
basics of time study
1900 Scientific management; time study and work study Frederick W. Taylor
developed; dividing planning and doing of work
150 porsi
Efisiensi tenaga kerja X 100% = 75%.
200 porsi
Rate of Population
Location Low (<=5%) Medium (5-10%) High (>=10%)
Ambon $ .3 $ .8 $ .9
Balikpapan $ .2 $ .6 $ 1.1
Cirebon $ .4 $ .5 $ .6
Denpasar $ .6 $ .7 $ .8
Probability (P) .2 .3 .5
Expective
Alternatif Outcomes x Probabilities Summation Value
(profit)
1 .3X.2 =.06 .8X.3 =.24 .9X.5 = .45 .06 + .24 + .45 = .75
2 .2X.2 =.04 .6X.3 =.18 1.1x.5 = .55 .04 + .18 + .55 = .77
4 .6X.2 =.12 .7x.3 =.21 .8x.5 = .40 .12 + .21 + .40 = .73
Kesimpulan :
1. Jika dipakai pendekatan Expected Value, outlet baru akan didirikan
di kota Balikpapan dengan nilai EV = $ 0.77 juta
2. Jika dipakai pendekatan Maximax, outlet baru juga didirikan di kota
Balikpapan karena akan memberikan prediksi anual profit selama 10
tahun mendatang adalah $1.1 juta.
3. Jika dipakai pendekatan Maximin, outlet baru akan didirikan di kota
Denpasar, karena di kota ini diharapkan akan diperoleh anul profit
sebesar $.6 juta.
4. Jika dipakai pendekatan insuficient reason, maka alternatif
pembukaan outlet baru adalah kota D dengan prediksi profit $2.1
juta.
Pertanyaan:
a. Metode produksi yang mana yang paling baik menurut masing-
masing pendekatan berikut?
b. Metode produksi mana yang harus dipilih? Mangapa ?
A. Strategi Perencanaan
Strategic planning adalah proses berpikir secara menyeluruh
yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan misi perusahaan, sehingga
diperoleh pedoman dasar (guidance) untuk pengambilan keputusan
sekaligus menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan yang diinginkan
di masa mendatang.
Untuk menentukan strategi perencanaan, sebuah perusahaan
biasanya melakukan penilaian dan pengkajian perusahaan
(Organizational Diagnosis and Assessment). Hasil diagnosis dan
penilaian organisasi inilah yang dijadikan acuan utama dalam
menentukan strategic planning sebuah perusahaan. Langkah
selanjutnya adalah menyederhanakan strategi planning ini menjadi visi
dan misi perusahaan (Vision and Vission Statement). Manifestasi dari
strategic planning yang kemudian menjadi visi dan misi perusahaan
biasanya disederhanakan lagi dalam bentuk “short statement” yang
bertujuan untuk memudahkan bagi setiap anggota organisasi dalam
mengimplementasikannya ke dalam dunia kerja secara nyata.
Short statement ini sering dikenal juga sebagai manifestasi
(pengejawantahan) dari apa yang disebut budaya organisasi (corporate
culture). Sebagai contoh, short statement dari visi dan misi organisasi
pendidikan adalah “Ikut Mencerdaskan Bangsa”. Perusahaan
penerbangan Merpati Nusantara Airlines (MNA) adalah “The Airbridge
of Indonesia”. Perusahaan komputer raksasa IBM dengan short
statement “ Total Solution”, BMW dengan “One Step Ahead”, Philips
dengan “Make Everything Is Better”, dll.
Kegiatan penilaian dan pengkajian organisasi memerlukan
tingkat ketelitian dan kecermatan serta presisi yang tinggi. Maka
kegiatan ini biasanya memerlukan dana yang cukup besar. Oleh karena
itu, perusahaan biasanya melakukannya sendiri, menggunakan jasa
konsultan atau penggabungan kedua-duanya. Sebetulnya inti
perencanaan secara menyeluruh dalam proses produksi dan operasi
Key
governmental/requlatory Interrelation set of
financial and nonfinancial
thereats
STRATEGI ORTIONS
Strategi options (at least two)
Requirements for implementing each
strategystrategy
Gambar 2.1.
A forced choice model and of strategci planning for operations
Organizational
strategy
Profit of return
Source of founds
Product or service quality
Operations policy
Conversion characterristics:
design Product design flexibility
Delivery capability Location of facilities
Processing technology Control system
Managing
conversion
operatons
Quality
Efficiency
Schedule
Result
Information feedback
Gambar 2.2.
Operations as a strategi element in accomplishing
organizational goals.
Random
Fluctuatio
s
PLANNING
Planning (designing) convrion systems ORGANIZING
Operations strategies
Forecasting Organizing for conversion
Product and process choices Job design,
Operations capacity production/operations
Layout planning standars, work measurement
Schedulling conversion systems Project management
Schedulling systemand and
aggregate planning
Operations schedulling Conversion Process
Monitor
Inputs Output
Models Behavior
CONTROLING
Material control
Inventory control
Material requirement planning
Managing for world-class
competation
Japanese manufacturing
Managing for quality
Quality analysis and controll
Feedback
Feedback Dynamic of
perations
management
CoverSIon
process in
change
Gambar 2.3.
General model for managing operation
EFFICIENCY
DEPNDABILITY
QUALITY FLEXBILITY
Facility missIon
Gambar 2.4.
Operations Strategy Framework
EFFICINCY
Low Price Low cost
Hight Productiviy Labour
Material
Energy
EFFECTIVENESS
Delivery Reliable
Rapid
Availability (from stock)
Deign competence
Technical capability
QUALITY
High
Consistent
FLEXIBLITY
Fast introduction of new products and
serces
Wide product/service range
Gambar 2.5.
Market-based criteria for success
Metode Evaluasi.
a. Pay Back Period Method
Pay back period method (analisis jangka waktu pengembalian
investasi) adalah perhitungan atas waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi, merupakan ratio atau perbandingan antara
net income dari investasi.
PBP = Net Investment
Net anual income from investment
Contoh :
Arizona Orchards Plantation merencanakan membeli dua alat
pemanen jeruk. Mesin A net investmen-nya adalah
$ 10.000. dengan return per tahun $ 2.500. Mesin B sedikit lebih mahal,
$ 12.000. tapi net anual income-nya adalah $2.750. Pay back
periodenya (Jangka waktu pengembalian investasi) :
PBP (A) = $ 10.000 = 4 tahun
$ 2.500
PBP (B) = $ 12.000 = 4.36 tahun
$ 2.750
0 Time at i n
Given R to Find P
0 Time at i n
Compound amount factor
Given R to Find S R s (CAF (u) Ni)
0 Time at i n
Net Compound
Periodic Periodic
Present revenue expense interest
Value = ([( )-( )] ( factor ))-1
n
Where
i = rate of interest per year, in percent
I = initial investment made at present time, in dollars
N = life of investment in years
V1 = income or receipts occurring in period t, in dollars
c1 = expenses or disbursements occurring in period t, in dollars
Soal 1.
Fireway Company harus mengganti peralatannya dan sekarang
sedang mempertimbangkan pembelian pada dua perusahaan mesin. Ke
dua model mesin memiliki umur kegunaan enam tahun (tidak
menyisakan salvage value). Bunga bank central adalah 10% per tahun.
Masing-masing model memberikan anual income $4.000.
Mesin A memerlukan biaya awal $10.000 dan biaya perawatan
$1,000. Mesin B memerlukan investasi awal $12.000 namun
memerlukan biaya perawatan tahunan $ 500. Alternatif mana yang
lebih murah? Beli mesin A atau B?
i=.10
Model B
-12,000 +4,000/year
-500/year
0 6
i=.10
Soal 2.
Hopi Trucking baru saja membeli sebuah truck seharga $16.000.
Estimasi umur kegunaan truck adalah empat tahun. Pada akhir tahun
keempat, perkiraan salvage value adalah $2.500.Biaya operasi dan
perawatan adalah $10.000/tahun selama tiga tahun, dan $12.000 untuk
tahun ke empat. Jika pada tahun ke empat dapat diganti dengan
+x/year -16.000
-12.000
-10.000/year +2.500
0 1 2 3 4
Pertanyaan :
a). Hitung pay back period untuk setiap proyek!
b). Hitung net present value masing-masing alternatif dengan
discount rate 12% per tahun.
c). Hitung IRR (internal rate of return) untuk masing-masing
proyek.
d). Tentukan proyek yang paling menguntungkan secara finansial!
Pertanyaan :
a). Alternatif mana yang lebih baik jika digunakan metode pay
back?
b). Alternatif mana yang lebih baik jika digunakan metode net
present value?
Demand
forecast for
operations
Output of
Good and services
Gambar 3.1.
Penggunaan prakiraan dalam subsistem produksi/operasi.
Short-run specific
Planning item
Decisions demands
Aggregate
Demands
Log-run Strategies
Planing and
Decisions Facilities
Present Five years
hence
Liner trend
Seasonal
(Cyclical)
Prduction demand (units)
Constant
Time
X
X Demand pattern with
X X X trend and seasonal
X X components
X
X X
X X
X
X X
X X
Low noise
X High noise
Time
Exponential model
200
Adaptive model
160
120
80
40
Source:Everett E. Adams, Jr., William L.Berri, and D.Clay Whybark, “the Hospital
Administrator and Management Science,” Hospital & Health Services Administration
19, no.1 (Winter 1974), 38.
Contoh.
Mr. Yoyok Sunaryo, direktur sebuah suplier bahan bangunan
anggota Himpunan Pengusaha Pasir Riau (HIPEPARI) membuat prakiraan
bahwa permintaan akan ekspor pasir selama tiga trimester ke negeri
jiran Singapore adalah 500 shipment (tongkang) per trimester. Setelah
waktu berlalu, pada kenyataannya permintaan yang sebenarnya adalah
400 tongkang pada trimester pertama, 560 tongkang pada trimester ke-
dua, dan 700 tongkang pada trimester ke-tiga. Kesalahan peramalan
yang dibuat Mr. Yoyok Sunaryo tersebut adalah sebagai berikut :
500-400+500-560+500-700
MAD =
3
100+60-200
=
3
= 120 units
(500-400)+(500-560)+(500-700)
Bias =
3
= − 53
D1 + D2 + D3
SA =
3
50 + 6 0 + 40
=
3
= 50
Contoh.
Frigerware memiliki data penjualan refrigerator selama enam
bulan terakhir sebagai berikut :
= 367
Di
t=1 400 + 500 + 600
SMA
3 3
= 500
WMA = CtDt=.25(400)+.25(500)+.50(600)
t=1
WMA = 525
Dt - β1Xt
β0
n
D = β0 + β1Xt and
n = Number of periods
Contoh.
PT. Boxindo Utama adalah sebuah perusahaan pembuat kotak
pembungkus produk kemasan seperti rokok, sabun, pizza dan lain-lain.
Salah satu pelanggan PT. Boxindo Utama adalah Pizza Hut Indonesia.
Departemen perencanaan dari divisi operasi mengetahui bahwa
terdapat hubungan fungsional antara penjualan pizza dengan biaya
iklan yang dikeluarkan oleh para client (pembuat pizza). Dengan
tindakan riset dan intelegen pemasaran, Manager Operasi menganalisis
bahwa dengan pengeluaran biaya iklan tertentu, akan diperoleh
pendapatan yang tertentu pula. Departemen perencanaan dari
perusahaan pembuat kotak pembungkus pizza ini tertarik untuk
menentukan hubungan fungsional dari biaya iklan yang dikeluarkan
Xt Dt
Quarter Advertising(in$100,000) Sales (in$,100,000) XtDt
1 4 1 4
2 10 4 40
3 15 5 75
4 12 4 48
5 8 3 24
6 16 4 64
7 5 2 10
8 7 1 7
9 9 4 36
10 10 2 20
96 30 328
10 (328) - (96)30
β1 .29
10 (1060) - (96)2
30-.29(96)
β0 .22
10
2. Data penjualan Green Line Jet Skis telah tumbuh secara tetap
selama lima tahun terakhir (lihat tabel). Pada tahun 1990 Manager
Pemasaran telah meramalkan bahwa pada tahun 1991 penjualan
akan mencapai 410 unit Air Conditioner (AC). Dengan menggunakan
metode exponential smoothing dengan rata-rata tertimbang 0,3,
hitung peramalan untuk tahun 1992 sampai dengan 1996?
Tahun Forecast
1991 410.0
1992 422.0 = 410 + 0.3 (450-410)
1993 443.9 = 422 + 0.3 (495-422)
1994 466.1 = 443.9 + 0.3 (518-443.9)
1995 495.2 = 466.1 + 0.3 (563-466.1)
1996 521 = 495.2 + 0.3 (584-495.2)
Ft = 10 + 3X
dimana X = kwartal;
kwartal I tahun 1996 = 0
kwartal II tahun 1996 = 1
kwartal III tahun 1996 = 2
kwartal IV tahun 1996 = 3
kwartal I tahun 1997 = 4 dan seterusnya.
Pertanyaan :
(a) Gunakan metode Simple Average berapakah peramalan yang
ada untuk bulan Mei dan Juni? Berapakah MAD dan Biasnya?
(b) Berapakah peramalan dengan metode Simple moving
avereage (SMA) selama 3 bulan untuk Mei dan Juni?
(c) Metode peramalan mana yang akan saudara anjurkan?
Jika jumlah minggu, pegawai dan klaim yang ada anda analisis
tentang prduktifitasnya, apa saran anda?
B. Jenis-jenis Layout
Sebenarnya ada beberapa jenis layout dalam Manajemen
Produksi dan Operasi, namun hanya enam jenis layout yang perlu kita
ketahui, yaitu:
1. Fixed-position layout adalah layout yang dirancang untuk proyek-
proyek besar seperti pabrik kapal dan bangunan-bangunan yang lain.
2. Proses-oriented layout adalah perencanaan design layout dalam
proyek dengan volume produksi rendah namun variasi produksinya
tinggi (juga disebut “job shop” atau “intermitten production”).
3. Office layout adalah design layout yang bertujuan untuk
menempatkan pekerja dan peralatan yang dipakai serta kegiatan
merancang ruang (space ) untuk memungkinkan mudahnya
pertukaran informasi.
4. Retail/service layout adalah kegiatan merencanakan design
pengaturan rak-rak dan ruang yang sesuai dengan kesukaan
konsumen.
5. Warehouse layout adalah kegiatan merencanakan tata letak gudang
agar cukup untuk melakukan penanganan barang-barang yang
disimpan (material handling)
6. Product oriented layout adalah kegiatan/usaha design agar pekerja
dan penggunaan mesin memiliki tingkat yang paling cocok dalam
repetitive atau continuous production.
Relatifely Relatifely
high fixed low fixed
cost; low cost; high
unit cost for unit cots for
direct labour direct
and labour,
materials materials,
and
materials
handling
Patient
Rest Waiting
Room
Area A-ray
Rece Plastic and
ption reconstructive
Room urgency
pediatrics
pediatrics
Patient enters
clinic
Pharmacy
WAITING CARS
Exit
Lathe
Start
production
Packaging Finish
machine production
Drill
press Painting
#1 machine
Konsep Layout
Jenis fungsi operasional dalam perusahaan manufaktur dan jasa
pelayanan dapat dibagi menjadi dua, yaitu Intermitten Operations dan
Continuous Operations.
Karakteristik intermittent operations ditandai oleh made-to-
order, volume produk rendah, tenaga kerja yang tinggi, peralatannya
multi guna, interrupted product flow, dan seringnya perubahan
penjadwalan.
Karakteristik continuous operations ditandai oleh standarisasi,
volume produk tinggi, modal produk dipusatkan pada bangunan gudang
dan persediaan, campuran produk rendah, hanya oleh peralatan yang
khusus, dan aliran produk terus-menerus.
Contoh Kasus :
Sebuah pabrik sedang mengembangkan fasilitas pabrik untuk
membuat jendela aluminium. Kapasitas minimum produksi yang
diinginkan per hari adalah 320 jendela. Gambar berikut menunjukkan
bentuk tentative layout perakitan pabrik tersebut :
A B C D E F G H
Gambar 4.4
Diagram for Strom Window Assembly Line
Table 4.3.
Tata letak tentative untuk Assembly Line pabrik jendela aluminium.
Tank’s Task
Worksta Preceding
Task Assigned Required Time/Unit
tion Workstation
Predecessor (in Sconds)
1 - A:Assembly Frame None 70
2 1 B:Install Rubber Molding A 80
3 2 C:Insert frame screws A 40
4 3 D:Install Frame latch A 20
5 4 E:Install glass pance B, C 40
6 5 H:Pack Window unit C 30
D, E, F, G 50
50
380
Available time
Maximum daily output
Cycle time/unit
28,800 seconds
80 seconds/unit
360 units
28,800 seconds
320 unit
= 90 sconds/units
Utilization of
Total
Station 1 2 3 4 5 6 employees
time/Cycle
(efficiency)
Time required/unit
Theoretical minimum
Number of station time allowed/unit
Tabel 4.5.
Penugasan terhadap station menggunakan waktu operasi
terlama untuk 90 detik batas cysle-time.
Time station
RemSining
Euristic Task Task time (in has left to
Station Eligible tasks eligible
steps assigned seconds) contribute
Task
(in seconds)
1 1 Q A 70 20 D
2 1 D D 20 0 None
3 2 B,C,E B 80 10 None
4 3 C,E C 40 50 E,F,G
5 3 E,F,G G 50 0 None
6 4 E,F E 40 50 F
7 4 F F 30 20 None
8 5 H H 50 40 None
Stations
1 2 3 4 5
Tasks
A D B C G E F H
Station 1 2 3 4 5 Effectiveness:
One unit every 90 seconds or
Task AD B CG EF H 320 unit/day Efficiency:
10 11 C 3 7
A B F G
4 3
D I
12 11
E H
480 minutes
Cycle time (in minutes)
40 units
= 12 minutes/unit
= 5.5 or 6 stations
Station 2 5
10 min 11 min C
3 min 7 min
A B F G
4 3 min
D Station 4 I
12 min 11 min
Station 1 Station 6
E H
Station 3 Stasion 5
Task time
Efficienci
(Numberof orkstation) X (Assigned cycle time)
Efficienci = 66 Menit
(6 station) x (12 menit)
= 66/72
= 91.7 %
66 minutes
Efficienci 78.6 %
(7 stations) X (12 minutes)
E
4 menit
2 menit 2 menit
A B F G
I H
3 menit
Gambar 4.8.
A Six-Station solution to the Line-Balancing Problem
Pertanyaan :
a. Tentukan cycle time-nya dalam menit!
b. Berapa jumlah minimum workstation diperlukan untuk
memproduksi satu unit?
c. Gambarkan (kelompokkan dalam satu block) setiap workstation
yang ada agar layout dalam posisi paling efektif!
d. Berapa % efisiensi layout tersebut?
e. Berapa % idle/slack time lay out tersebut?
61
41
1
5 31 C
11 41
21 21
A B F G
Workstation 3 I H
Workstation 1 31 Workstation 4
Workstation 2
Pertanyaan :
a. Buatlah design layout dari data tersebut!
b. Tentukan cycle time-nya!
c. Tentukan jumlah minimum workstation secara teoritis, dan buatlah
layout yang paling efisien!
d. Berapa efisiensi layout tersebut dalam pemanfaatan waktu?
e. Berapa waktu idle-nya dan kenapa layout ini dikatakan ideal atau
sempurna dari segi pemanfaatan waktu yang tersedia?
2 3
E
4 2
2 C
3 3 3
A B F
G H
Task elements
(Minutes) Elements predecessors
Time
A 3 -
B 5 A
C 7 B
D 5 -
E 3 C
F 3 B,D
G 5 D
H 6 G
Pertanyaan :
a. Gambarlah layout PT. ABC!
b. Berapa workstation yang diperlukan agar layout tersebut dalam
keadaan paling efisien?
c. Berapa efisiensi layout tersebut serta idle time-nya?
2. Reeboks Inc. menghasilkan sepatu untuk atletik (air shoes) dengan
kualitas bagus dan mahal. Sepatu Reeboks seharga $110 terbuat dari
bahan gas dan berisi cairan yang bertujuan untuk perlindungan yang
lebih baik terhadap lutut, kaki dan luka lecet-lecet. Pembuatan
sepatu tersebut memerlukan 10 macam pekerjaan yang berbeda.
Bagaimana pengelompokkan pekerjaan ini akan ditempatkan dalam
workstation yang ada? Ada terdapat 400 menit jam kerja yang
tersedia per hari. Produksi yang dikehendaki adalah 60 unit per
hari.
Gambar 5.1.
Karakteristik product life cycle penting dalam teknologi manufaktur.
R&D
(c) Combination
Corporate
level
R&D
Gambar 5.2.
R&D Location in organization structure
Developme
nt
30 Testing
Commercial
use
20
10
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Time
Gambar 5.3.
Proses Kerusakan Produk.
Detailed
engineering design
Gambar 5.5.
Kurva Kegagalan Product (Product Failure Curve).
Reliability
Subcomponent
.90 .95 .98
A $50 $90 $140
B $70 $90 $110
Teaching
The Nursing
theater
Advertising Service
Air travel dominan
t entities
Televisio
n
Fast-food Balanced
Tailored
shop entity equally
Product
weighted
Dominant Automob
suit
Entities between
Hous
ile
product and
e service
Dog food
Necktie
Salt
Gambar 5.6.
Tingkat Dominasi Layanan versus Dominasi Produk.
HIGHT
LOW CUSTOMER
CUSTOMER CONTACT
CONTACT
LABOUR
INTENSIVE Mass Services Professional Services
Teaching, Legal counseling,
Live entertainment, Medical diagnosis,
Cafeteria Tutoring
Gambar 5.7.
MAtarik Kombinasi antara Layanan atau Produk yang Dominan.
Yi = kib
Rate of learning
Tingkat belajar (learning rate) dari pabrik yang satu dan yang
lain adalah berbeda-beda. ada pekerjaan yang dapat diselesaikan lebih
cepat jika dilakukan oleh para pekerja yang highly skilledfull labours.
Tentu saja, jika pekerja memiliki ketrampilan lebih rendah, pengerjaan
dan adaptasi terhadap sistem baru menjadi lebih lamban. Cepat atau
lambatnya tingkat para pekerja ini melakukan adaptasi (belajar)
dengan model produk baru yang diperkenalkan, disebut tingkat belajar
(learning rate). Learning rate dinyatakan dalam persen (%). Sebagai
misal, jika untuk membuat satu unit produk dengan model terbaru
diperlukan waktu 100 jam tenaga kerja dengan tingkat belajar
(learning rate) 90%, maka saat diproduksi unit pertama dibutuhkan
waktu 100 jam tenaga kerja. Jika diproduksi satu unit lagi maka waktu
yang diperlukan menjadi 90% X 100 jam kerja pada komulatif unit yang
ke-dua, yaitu 90 jam tenaga kerja. Setiap kelipatan ganda (double)
kita tinggal mengalikan learning rate dengan jam kerja yang
dibutuhkan dalam komulatif unit sebelumnya. Maka, jika diproduksi
unit produk ke-empat, kita tinggal mengalikan 90% X 90 jam kerja = 81
jam kerja. Artinya, untuk membuat satu unit produk pada komulatif
unit ke-empat, hanya diperlukan waktu 81 jam tenaga kerja saja.
Padahal pada saat diproduksi pertama kali, satu unit memerlukan
waktu 100 jam tenaga kerja, kemudian menurun menjadi hanya 90 jam
tenaga kerja untuk membuat komulatif unit ke-dua. Sehingga, pada
pembuatan satu unit produk baru pada komulatif ke-empat, hanya
60
LABOUR HOURS
50
40
30
20
10
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 20
CUMULATIVE UNIT
Cumulative units-logarithmatic
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
100
100
90
80
90 70
60
80 50
40
Labour hours (Y)-logaritmathci
70
20 3
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Cumulative units-aritmatic
Gambar 5.9. Aritmetic and Logarithmic coordinates for 70,80, and
90 percent learning curves; first unit requires 100 labaour
Learning rate b
70 -.515
75 -.415
80 -.322
85 -.234
90 -.152
1 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2 .700 1.700 .750 1.750 .800 1.800 .850 1.850 .900 1.900
3 .568 2.268 .634 2.384 .702 2.502 .773 2.623 .846 2.746
4 .490 2.758 .562 2.946 .640 3.142 .723 3.345 .810 3.556
5 .437 3.195 .513 3.459 .596 3.738 .686 4.031 .783 4.339
6 .398 3.593 .475 3.934 .562 4.299 .657 4.688 .762 5.101
7 .367 3.960 .446 4.380 .534 4.834 .634 5.322 .744 5.845
8 .343 4.303 .422 4.802 .512 5.346 .614 5.936 .729 6.574
9 .323 4.626 .402 5.204 .493 5.839 .597 6.533 .716 7.290
10 .306 4.932 .385 5.589 .477 6.315 .583 7.116 .705 7.994
11 .291 5.223 .370 5.958 .462 6.777 .570 7.686 .695 8.689
12 .278 5.501 .357 6.315 .449 7.227 .558 8.244 .685 9.374
13 .267 5.769 .345 6.660 .438 7.665 .548 8.792 .677 10.052
14 .257 6.026 .334 6.994 .428 8.092 .539 9.331 .670 10.721
15 .248 6.274 .325 7.319 .418 8.511 .530 9.861 .663 11.384
16 .240 6.514 .316 7.635 .410 8.920 .522 10.383 .656 12.040
17 .233 6.747 .309 7.944 .402 9.322 .515 10.898 .650 12.690
18 .226 6.973 .301 8.245 .394 9.716 .508 11.405 .644 13.334
19 .220 7.192 .295 8.540 .388 10.104 .501 11.907 .639 13.974
20 .214 7.407 .288 8.828 .381 10.485 .495 12.402 .634 14.608
21 .209 7.615 .283 9.111 .375 10.860 .490 12.892 .630 15.237
22 .204 7.819 .277 9.388 .370 11.230 .484 13.376 .625 15.862
23 .199 8.018 .272 9.660 .364 11.594 .479 13.856 .621 16.483
24 .195 8.213 .267 9.928 .359 11.954 .475 14.331 .617 17.100
25 .191 8.404 .263 10.191 .355 12.309 .470 14.801 .613 17.713
26 .187 8.591 .259 10.449 .350 12.659 .466 15.267 .609 18.323
27 .183 8.774 .255 10.704 .346 13.005 .462 15.728 .606 18.929
28 .180 8.954 .251 10.955 .342 13.347 .458 16.186 .603 19.531
29 .177 9.131 .247 11.202 .338 13.685 .454 16.640 .599 20.131
30 .174 9.305 .244 11.446 .335 14.020 .450 17.091 .596 20.727
35 .160 10.133 .229 12.618 .318 15.643 .434 19.294 .583 23.666
40 .150 10.902 .216 13.723 .305 17.193 .421 21.425 .571 26.543
45 .141 11.625 .206 14.773 .394 18.684 .410 23.500 .561 29.366
50 .134 12.307 .197 14.776 .284 20.122 .400 25.513 .552 32.142
CONTOH KASUS.
Surefloat Boat Builders (perusahaan pembuat perahu yang
dijamin hasilnya yakin akan mengapung) menerima pesanan untuk
membuat perahu layar (yacht). Berdasarkan pengalaman masa lalu,
learning rate para pekerja adalah 80%. Kebutuhan tenaga kerja untuk
Penyelesaian :
Langkah pertama adalah membuat matrik untuk menyederhanakan
analisis. Komponen yang dianalisis adalah :
Jumlah komulatif unit.
Jam tenaga kerja yang diperlukan untuk komulatif unit tersebut
(dibulatkan).
Bulan ke n.
Jumlah pesanan layar yang dijanjikan.
Jumlah jam tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bulan
ke n.
Perubahan kebutuhan tenaga kerja dengan bulan sebelumnya.
Perubahan output dari bulan sebelumnya.
Ekuivalen (persamaan) Jumlah tenaga kerja pada bulan ke n
(Jumlah pekerja).
Cumulative Labour hours Month Yachts Labour Hours Change in Change Monthly
unit rquired for Promised Required for labour in output Manpower
cumulative Mothly Hours from from Equivalent
Unit (rounded) comitments Previous Previous s (number
Month Month of People)b
5. Dari kendala di atas, lalu kita buat grafiknya. Dalam grafik, garis
mendatar mewakili berapa kuantitas produk Radio (X) dan garis
tegak mewakili berapa kuantitas produk TV (Y).
Dalam grafik akan terlihat dimana daerah kombinasi yang
memungkinkan untuk diproduksi mengingat terbatasnya faktor
produksi yang ada (pra-perakitan, perakitan dan pengawasan).
Letak dimana jumlah kombinasi ini terdapat dalam grafik, disebut
solution space.
Pembuatan grafik dimulai dengan membuat garis untuk
kendala pertidaksamaan tenaga pra-perakitan, perakitan dan
pengawasan. Kendala pra-perakitan : Jika tenaga kerja sebanyak
316 jam dialokasikan seluruhnya untuk membuat Radio (X), maka
dapat dihasilkan sebanyak 790 Radio. Angka 790 diperoleh karena
setiap Radio (X) memerlukan tenaga kerja pra-perakitan sebanyak
0,4 jam. jadi, 316 jam dibagi dengan 0,4 jam = 790 Radio (X) dapat
dihasilkan.
Dengan demikian, tidak ada tenaga kerja pra-perakitan yang
dipakai untuk membuat TV (Y), jadi TV (Y) = 0. Titik koordinat
(790,0) ini akan memotong garis X. Analisis lain pada tenaga kerja
pra-perakitan adalah mengalokasikan seluruh tenaga kerja ini untuk
membuat TV (Y). Sebaliknya, Radio (X) tidak kebagian tenaga kerja,
sehingga produk X = 0. Tapi, untuk TV (Y) akan diperoleh sebanyak
316 jam dibagi dengan 0,5 jam = 632 unit. Titik ini akan berada
pada garis Y (0,632). Dengan cara yang sama, kita akan
mendapatkan titik potong (koordinat) untuk kendala tenaga
perakitan pada sumbu X = (708,0) dan sumbu Y = (0,1180). Tenaga
900 Assembly
800
700
600
500
Inspection
400
300
200
100 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1,200
0 1300 Number of CB’s
Gambar 6.1.
Kendala-kendala yang dimilki oleh Multi Band Enterprise
D. Metode Simplex
Selain metode grafik, terdapat juga analisis programisasi linear
dengan metode Simplek. Jika dalam metode grafik digunakan
penyelesaian dengan melalui iso-profit solution atau corner-point
method, namun dalam metode Simplek digunakan metode alogaritma
yang telah dirancang secara khusus melalui pengujian corner point
solution sampai dengan diperoleh solusi terbaik, yaitu the higest profit
atau the lowest cost.
CONTOH KASUS
Radio Shack merencanakan membuat dua jenis produk yaitu;
jam elektronik dan kalkulator. Pembuatan kedua produk tersebut
Penyelesaian :
Langkah pertama akan dilakukan penyelesaian secara grafik,
sehingga nanti akan dapat dibandingkan bagaimana perbedaan
penyelesaian antara metode grafik dengan metode Simplek untuk satu
kasus yang sama.
Metode grafik.
Langkah pertama adalah membuat variabel yang dapat mewakili
keadaan yang sebenarnya :
X1 = jam elektronik
X2 = kalkulator
X2
100
2
Number of watch- TVs
80
3
60
40
201
X1
0 20 40 60 80 100
4
Number of walkmans
Solusi awal ini sering disebut dengan istilah basic alokasi solution yang
kemudian dapat dibuat dalam
matrik :
X 0
Y 0
SI = 100
S2 240
(net profit)
Cj
$7 $5 $0 $0 Jumlah
(RHS)
Solution Mix X1 X2 S2 S2
$0 S1 2 1 1 0 100
$0 S2 4 3 0 1 240
Zj $0 $0 $0 $0 $0
Cj - Zj (total profit)
Langkah 3.
Hitunglah nilai atau angka-angka baru pada pivot row. Untuk
memperolehnya, kita tinggal membagi setiap angka dalam baris ini
dengan pivot number.
Langkah 4.
Hitunglah nilai atau angka-angka baru untuk baris yang lain.
Pada kasus Radio Shack ini hanya terdapat dua baris dalam tabulasi,
akan tetapi pada kasus lain mungkin akan terdapat lebih banyak baris
lagi. Sisa baris yang lain dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Langkah 5.
Hitung nilai baris Zj dan Cj - Zj dengan cara yang sama seperti
pada langkah sebelumnya. Jika seluruh angka dalam baris Cj - Zj adalah
nol (0) atau negatif (-) berarti solusi optimal telah ditemukan. Jika
pada tahap 5 ini belum berhasil, lalu kita coba lagi dengan cara yang
sama sampai kita berhasil memperoleh solusi optimal dari tahap 1.
Tahapan di atas akan lebih mudah dipahami dalam tabulasi
sebagai berikut :
Cj
$7 $5 $0 $0
Jumlah
SOLUTION
MIX X1 X2 S1 S2
$0 S1 2* 1 1 0 100*
$0 S1 4 3 0 1 240
Zj $0 $0 $0 $0 $0
Cj – Zj $7*** $5 $0 $0 $0
*Pivot number
** Pivot row
*** Pivot column (nilai maksimum Cj – Zj)
Langkah 1.
Variabel X1 akan memasuki solusi lebih lanjut karena memiliki
kontribusi keuntungan tertinggi. Variabel X1 terdapat pada baris C j-Zj.
Kolom dimana terdapat variabel X1 ini disebut pivot column.
Langkah 2.
Bagilah setiap angka dalam kolom JUMLAH dengan angka pada
kolom X1 (yaitu 2 untuk baris pertama dan 4 untuk baris ke dua);
sehingga diperoleh 100/2 = 50 untuk baris pertama, dan 240/4 = 60
untuk baris ke dua.
Jika pada kolom JUMLAH telah terdapat perolehan angka yang
terkecil (dalam hal ini adalah 50, sebab angka yang lain adalah 60). Ini
berarti baris yang memiliki angka 50 ini disebut sebagai pivot row.
Perpotongan antara pivot column dan pivot row selanjutnya
disebut pivot number. Dalam contoh ini nilai pivot row-nya adalah 2.
Karena pivot number ada di Sini, berarti analisis yang dilakukan
selanjutnya adalah mengganti variabel S1 dengan X1.
Langkah 3.
Gantilah angka pada pivot row dengan cara membaginya dengan
pivot number (2/2=1, 1/2=1/2, 1/2=1/2, 0/2=0, 100/2=50). Dengan
demikian pivot row telah berubah menjadi bentuk angka baru sebagai
berikut :
0 = 4 – [(4) x (1)]
1 = 3 – [(4) x (1/2)]
-2 = 0 – [(4) x (1/2)]
1 = 1 – [(4) x (0)]
40 = 240 – [(4) x (50)]
Langkah 5.
Hitunglah baris Zj dan Cj-Zj :
Zj kolom X1 = $7(1)+0(0) = $7, sehingga Cj-Zj = $7-$7 =0.
Zj kolom X2 = $7(1/2)+0(1) = $7/2, sehingga Cj-Zj=$5-7/2=$3/2.
Zj kolom SI = $7(1/2)+0(-2) = $7/2, sehingga Cj-Zj= $0-$7/2=-$7/2.
Zj kolom S2 = $7(0)+$0(1) = $0, sehingga Cj-Zj = 0-0=$0.
Pada tahap iterasi 2 ini, belum seluruh angka dalam baris Cj-Zj
menunjukkan angka nol (0) atau negatif (-). Hal ini menandakan bahwa
solusi belum optimal. Dari tabulasi dapat dilihat bahwa nilai X 1=50,
S2=40, X2=0, S1=0; dan profit =$350. Langkah selanjutnya adalah
membuat iterasi ke 3, agar diperoleh solusi optimal, yaitu semua nilai
pada baris Cj-Zj semuanya nol atau negatif.
Tabulasi matrik yang ke 3 (Iterasi ke 3).
Langkah 1.
Variabel X2 memasuki solusi berikutnya, karena nilai pada baris
Cj-Zj adalah 3/2 sehingga merupakan angka non-negatif (positif/+)
terbesar dalam baris. Dengan demikian, penambahan tiap satu unit
kendala X2 akan menambah keuntungan sebesar $3/2 atau $1.5 pada
objective function value-nya.
Langkah 2.
Pivot row pada iterasi ini berpindah dari baris 1 menjadi baris ke
2 karena nilai Jumlah baris 2 pada tabulasi menunjukkan nilai yang
lebih kecil, yaitu 40/1 =40. Nilai Jumlah tabulasi 40 akan lebih kecil
dibandingkan Jumlah baris 1 yaitu 50/0.5 = 100.
Langkah 4.
Hitunglah nilai baru dari baris X1, sebagai berikut :
1 = 1 - (1/2 X 0)
0 = 1/2 - (1/2 X 1)
3/2 = 1/2 - (1/2 X -2)
-1/2 = 0 - (1/2 X 1)
30 = 50 - (1/2 X 40)
Langkah 5.
Hitunglah nilai baris Zj dan Cj-Zj sebagai berikut :
C1
$7 $5 $0 $0
Jumlah
SOLUTION MIX X1 X2 S1 S2
$7 X1 1 0 3/2 -1/2 30
$5 X2 0 1 -2 1 40
Zj $7 $5 $1/2 $3/2 $4/0
Cj – Zj $0 $0 -1/2 -$3/2
Kesimpulan :
Solusi optimal dicapai pada kombinasi produksi jam elektronik
sebanyak 30 unit dan kalkulator 40 unit. Dengan memproduksi sebanyak
itu, ternyata tidak ada tenaga kerja yang tersisa karena slack-nya
adalah nol. Keuntungan maksimal yang diperoleh adalah $410, yaitu
mengalikan antara Jumlah unit produk yang dihasilkan dengan harga
satuan tiap unit terhadap total kontribusi margin yang ada. Untuk
produk X1 (jam elkektronik) keuntungannya adalah $7/unit dan X2
(kalkulator) adalah $5/unit.
X1+X2=60
60
50 FEASIBLEi
Region
40
30
b
20 a
X1 = 30
10
X2 = 20
0 10 20 30 40 50 60
Penyelesaian :
Langkah pertama, kita buat variabel bebas sebagai berikut :
X1 = Jumlah dalam pound pakan merek (Y) yang dibeli
X2 = Jumlah dalam pound pakan merek (Z) yang dibeli
Kemudian tulislah objective function value-nya :
Minimalkan biaya : 2X1 + 3X2
Lalu tulislah kendala/pembatas yang ada :
5X1 + 10X2 > 90 ounces (kendala nutrisi A)
4X1 + 3 X2 > 48 ounces (kendala nutrisi B)
0.5 X1 > 1.5X2 (kendala nutrisi C)
Gambar 6.2. Feasible Egion for The Hliday Meal Turkey anch
Problem
Pertanyaan :
a). Buatlah model programasi linear yang memaksimumkan
keuntungan!
b). Jika anda benar dalam membuat programasi linear (objective
function value) dan formulasi model matematik dari kendala-
kendalanya, maka dengan menggunakan software computer
program LINDO hasil print out-nya adalah sebagai berikut :
X1 150.000000 0.000000
X2 50.000000 0.000000
X3 0.000000 1.000000
X4 400.000000 0.000000
2) 950.000000 1.000000
3) 950.000000 0.000000
4) 130.000000 0.000000
5) 875.000000 0.000000
6) 0.000000 -3.000000
7) -50.000000 -1.000000
8) -300.000000 -1.000000
9) 0.000000 -3.000000
CONTOH KASUS
Perusahaan bus milik BUMN yang melayani route angkutan dalam
kota, pada saat ini dalam keadaan merugi sebesar $400,000 per tahun.
Dewan kota telah merancang sebuah PERDA untuk manaikkan tariff
penumpang bus untuk membantu mengatasi deficit perusahaan bus
tersebut. Terjadi banyak silang pendapat terhadap rencana kenaikan
tariff tersebut.
Pertama, pendapat berasal dari Direktur angkutan bus sendiri,
merasa yakin bahwa dengan diberlakukannya kenaikan tarif
penumpang, diperkirakan akan menurunkan jumlah penumpang,
kecuali kualitas system layanan ditingkatkan. Direktur perusahaan bus
berpendapat, agar secara simultan diperbaiki system layanan
operasional bus bersamaan dengan naiknya tariff penumpang sehingga
reaksi negative yang akan timbul dari masyarakat dapat dihindari.
Dengan usaha ini diharapkan dapat tetap mendapat kenaikan jumlah
penumpang. Disamping hal tersebut, Direktur angkutan bus ini juga
punya pendapat bahwa jumlah penumpang diperkirakan akan tetap
seperti keadaan sekarang, atau bahkan bisa lebih jelek bahwa jumlah
penumpang akan menurun.
Kedua, menghadapi debat yang seru, seorang anggta dewan yang
terkenal vokal, mengusulkan tawaran beberapa alternative. Dia
menyarankan agar kenaikan tarif penumpang dinaikkan saat ini juga,
namun peningkatan kualitas pelayanan dan system operasional armada
busnya ditingkatkan setelah dua tahun.
Jika perbaikan ditunda, Direktur angkutan khawatir bahwa
tingkat jumlah penumpang akan berkurang atau tetap seperti sekarang.
Namaun jika peningkatan layanan dan system operasi bus dinaikkan dua
tahun mendatang, dan tariff dinaikan pada saat ini, maka terjadi
beberapa kemungkinan, diantaranya penumpang akan naik, tetap, atau
bahkan akan turun.
Pendapat ketiga, memberikan perkiraan yang paling optimis,
yaitu jika pelayanan dan armada busnya tidak diperbaiki maka
Substained use
21 d Decreased use
a
Increased use
1
Substained use
e
Decreased use
22
Substained use
f Decreased use
Increased use
Substained use
b
Decreased use
Gambar 7.1.
Diagram Keputusan Pohon Kasus
Gambar 7.3.
Diagram pohon menunjukkan expected cost dan strategi keputusan
terbaik (biaya dalam ribuan $ US)
0,18 -$45,000
21
0,55 -$5,000
A
0,11 $95,000
C
P 0,89 -$45,000
0,45
1 5
22 0,0
Q 0,0 -$5,000
0,5 -$100,000
D
23 0,5 -$40,000
$0,000
FC
FC
0 V BE 0 V BE
Gambar 8.1. Struktur Biaya dan BEP untuk dua lokasi yang berbeda.
total revenue
Profit Region 3
Profit Region 2
Total costs of
facilities A
And B for two shift
Profit region 1
Total costs of facilities A
And B for single shift
Total costs of fixed costs
Facility A Of facility B
Fixed costs
Of facility A
V be (A) V max (A) V be (AB) V max (AB)
Gambar 8.2
Break-even untuk operasi satu fasilitas, dua fasilitas dan fasilitas
dengan facilities double shif.
CONTOH KASUS.
Funy Toys Company memproduksi boneka dengan data sebagai berikut :
Biaya tetap = $ 50,000/tahun
Biaya variabel = $ 2/boneka
Kapasitas = 20,000 boneka/tahun
Harga jual = $ 7/boneka
Pertanyaan :
a). Hitung BEP dalam jumlah atau kuantitas boneka .
b). Berapa jumlah boneka yang harus dibuat untuk memperoleh laba
$30,000/tahun?
c). Jika tax rate adalah 10%, namun keuntungan yang diinginkan tetap
$30,000/tahun, berapa unit boneka harus dibuat?
d). Dengan data-data di atas, buatlah grafik yang menunjukkan BEP!
c). Agar tetap diperoleh laba sebesar $30,000 setelah pajak dengan
tax rate 10%, jumlah boneka yang harus dibuat adalah :
Q = $50,000 + $30,000
1 - 0,1
_______________
$5
Q = $83,333,3
$5
Q = 16,666,6 boneka.
TR
Daerah keuntungan
10.000 Biaya penghasilan
(Rp.) CV
75.000
70.000
Titik break even
50.000
FC
Kuantitatif
Contoh :
Jimmy Stephen Inc. memiliki biaya tetap $ 10,000 pada periode
sekarang. Biaya tenaga kerja langsung adalah $ 1.5 per unit., dan
material $ 0.75 per unit. Harga jual produk adalah $ 4/unit.
BEP = F
1 − (V/P)
BEP = 10.000
1 − [(1.50 + 0.75)/4]
= $ 22,857.14
BEP = F
P-V
= 10.000
4 – (1.5 + 0.75)
= 5,714 units.
Biaya Tetap
= Q BEP Satuan
Harga – Biaya Variabel
Biaya Tetap
= Rp
Biaya variabel
1−
Harga Jual
Biaya variabel
1− . x (p)
Harga
Biaya variabel
Harga
Biaya var Biaya var 1− % of
Produk jual (5) x (6) (4) x (6)
Harga Harga Sales
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
T 40 30 0,75 0,25 50% 0,125 0,375
B 25 15 0,60 0,40 40% 0,16 0,240
P 25 15 0,60 0,40 10% 0,04 0,060
TOTAL 100% 0,325 0,675
$ 200.000
BEP = = $ 615.385
0.325
Keuntungan = TR – TC = TR – FC – VC
= 0.70 (1.000.000)-200.000-0.675 (0.70)(1.000.000)
= $ 27.500
Jawab:
a. Biaya tetap total setiap bulan:
Gaji karyawan = Rp. 10.480.000,-
Biaya umum dan administrasi = Rp. 6.950.000,-
Biaya pabrikan = Rp. 41.630.000,-
Depresiasi pabrik dan mesin-mesin = Rp. 25.000.000,-
________________________________________________________
Jumlah = Rp. 84.060.000,-
= Rp.84.060.000,-
Rp.525.000,-Rp.384.000,-
= Rp.84.060.000,-
Rp.141.000,-
= Rp.84.060.000,- + Rp.40.000.000,-
Rp.141.000,-
Jawab:
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
jenis barang Harga biaya V/P 1-(V/P) Forc. Sales($) % for sales($) (5)x(7)
P($0 V($)
Kamar 50 40 0.8 0.2 (80)(50)=4000 0.396 0.0792
Makanan 10 6 0.6 0.4 (160)(10)=1600 0.158 0.0632
Kolam renang 5 2 0.4 0.6 (5)(200)=1000 0.099 0.0594
Lap. Tenis 10 5 0.5 0.5 (10)(100)=1000 0.099 0.0495
Diskotik 5 3 0.6 0.4 (5)(500)=2500 0.247 0.0988
Total 10.100 0.3501
Pertanyaan :
Tentukan BEP dalam $, jika fixed cost $100.000.
Contoh.
Alpha Processing Company memiliki tiga lokasi pabrik di
Evansville, Indiana; Lexington, Kentucky; dan Fort Wayne, Indiana.
Rencana kebutuhan baku APC selama lima tahun mendatang adalah 200
pengiriman (shipments) yang harus diangkut ke pabrik di Evansville,
300 pengiriman harus diangkut ke Lexington, dan 400 pengiriman harus
Destination
Shipments
Evansville Lexington Fort Wayne
Available
Sources
Chicago $ 200 $300 $200 300
Louisville 100 100 300 400
Columbus 300 200 100 200
St. Louis 100 300 400 200
Shipments needed 200 300 400
Penyelesaian.
Karena selama ini APC telah memiliki dua lokasi sumber bahan
baku yaitu di Chicago dan Louisville, alternatif lokasi sumber bahan
baku ke-3 harus dicari. Dalam menentukan lokasi sumber bahan baku
yang ke-3, dilakukan dua tahapan analisis. Tahap ke-1 adalah mencari
biaya transportasi yang minimal dengan Columbus sebagai sumber
bahan baku ke-3. Kemudian pada tahap ke-2 dicari biaya transportasi
minimal dengan St. Louis sebagi sumber bahan baku ke-3. Kemudian
hasilnya dibandingkan antara biaya paling minimum dari Columbus atau
St. Louis. Biaya transportasi yang lebih kecil itulah yang dipilih sebagai
sumber bahan baku yang ke-3 setelah Chicago dan Louisville.
Setelah dilakukan analisis, ternyata Columbus memberikan hasil
biaya transportasi sebesar $120,000 dan St. Louis $140,000. Tentu saja
Columbus dipilih sebagai alternatif sumber bahan baku setelah Chicago
Tabel 9.1. Perbedaan biaya total transportasi dari lokasi sumber bahan
baku dan lokasi pabrik yang membutuhkannya.
P1 P2 P3 Shipments
available
$200 $300 $200
S1
300
200 100
Sources
Shipment 900
200 300 400
needed
900
Evaluation Evaluation
of path of path
Increase allocation Cost Incrase allocation Cost
to cell by one change to cell by one change
S2 – P1 +$300 S2 – P2 +$200
S1 – P2 +300 S2 – P3 +300
S2 – P2 +300
Decrease allocation
to cell by one
Decrease
allocation to cell
by one
S1 – P1 -200 S3 – P2 -100
S2 – P2 -100 S3 – P3 -100
S3 – P3 -100
Note cost +$500 Note cost +$300
Tc = (4200)(200) + ($200)(100)
+ ($100)(300) + ($300)(100)
+ ($200) + (100)
= $140.000
P1 P2 P3
S1 +$300
S2 - $200
S3 +$200 +$300
Tc = ($200)(100)+($200)(200)+($100)(100)
+ (4100)(300)+($100)+(200)
=$120.000
P1 P2 P3
S1 +$100
S2 +4200
S3 +$200 +$100
Gambar 9.5.
Evaluasi sel yang tidak digunakan pada revisi ke dua.
Pertanyaan :
a). Dari gudang mana dikirim, ke langganan mana yang meminimkan
biaya transportasi dari data di atas?
b). Gunakanlah metode sudut barat laut atau batu loncat (North-west
Corner Method atau Stepping Stone Procedures).
c). Coba selesaikan juga selain cara manual, dengan programasi linear
dengan menggunakan software LINDO atau POM for Windows.
Dari
Pabrik 1 10 4 11 70
Pabrik 2 12 5 8 50
Pabrik 3 9 7 6 30
Permintaan 40 50 60 150
Pertanyaan:
Gunakan metode sudut barat laut (North-West Corner Method) atau
metode batu loncat (Stepping Stone Procedure) untuk memperoleh
penyelesaian yang optimal!
A. Gantt Chart.
Metode penjadwalan project yang paling lama telah dilakukan
adalah Gantt Chart. Contoh penggunaan Gant Chart dapt dilihat pada
tabel 9.1. Gantt Chart adalah tabel yang menggambarkan hubungan
antara kegiatan-kegiatan dalam penyelesaian proyek.
Tabel 10.1.
Gantt chart symbols
Simbol Makna
[ Dimulainya sebuah aktivitas proyek
] Diakhirinya sebuah aktivitas proyek
[-] Perkembangan/kemajuan aktivitas proyek
V Titik dimana keadaan sebenarnya sebuah proyek
berlangsung
Kerangka Kerja PERT dan CPM (The Framework of PERT and CPM)
PERT dan CPM keduanya memiliki 6 langkah dasar sebagi berikut:
1. Tentukan proyek dan seluruh kegiatan atau tugas yang berarti
(significant).
2. Kembangkan hubungan antar aktivitas. Tentukan kegiatan mana
yang mendahului dan mana yang mengikutinya.
3. Gambarlah hubungan atau jaringan seluruh kegiatan yang ada.
4. Tentukan waktu atau perkiraan biaya yang diperlukan setiap
aktivitas.
5. Hitunglah jalur waktu yang terpanjang dari seluruh jaringan
(networking). Jalur terpanjang ini disebut jalur kritis (critical path).
6. Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan,
monitoring, dan pengendalian proyek.
3 Jalur/Path sebuah
Event 1 Event 2 Event 3 proyek
Berikut adalah cara membuat jaringan PERT atau CPM dari data
yang diketahui sebagai berikut :
A
2 C
1 4
3
B D
2 4
1 6
3 5
Immediate
Activities Immediate Activity
prederessor (s)
A - E C,D
B - F D
C A G E
D B H F
2 5
1 4 7
3 6
C E
2 dum 5
my
A G
1 Dummy
7
Activity
B H
3 4 6
D F
a + 4m + b (b-a)2
t= dan V=
6 6
dimana
a = waktu optimis penyelesaian kegiatan proyek
b = waktu pesimis penyelesaian kegiatan proyek
m = waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan kegiatan proyek
t = waktu yang diharapkan untuk sebuah kegiatan
v = penyimpangan waktu penyelesaian kegiatan
Activity a m B
1-2 3 4 5
1-3 1 3 5
2-4 5 6 7
3-4 6 7 8
2 2 3
4
1 4
7 2
3
Kemudian kita hitung ES. ES untuk kegiatan 1-2 dan 1-3 = nol (0),
karena baru saja dimulai. Kegiatan 2-3 ES = 2, karena predecessornya
adalah kegiatan 1-2 selama 2 minggu. ES pada kegiatan 2-4 = 2 minggu.
ES kegiatan 3-4 = 7 minggu. ES pada kegiatan 3-4 ada dua yaitu 7
minggu dari kegiatan 1-3 dan 6 minggu dari jumlah waktu kegiatan 1-2
dan 2-4. Tapi ES yang dipilih adalah 7, karena walaupun kegiatan 2-3
telah selesai (6 minggu) tapi kegiatan 3-4 belum bisa dimulai karena
masih menunggu selesainya kegiatan 1-3 yaitu 7 minggu.
Setelah kita peroleh ES masing-masing kegiatan, lalu kita cari EF
masing-masing kegiatan dengan cara tinggal menambahkan ES dengan
waktu kegiatan itu.
T=2 2 T=3
EF=2 EF=5
1 4
EF=7 EF=9
t=7 t=2
3
Activity Es t EF
1-2 0 2 2
1-3 0 7 7
2-3 2 4 6
2-4 2 3 5
3-4 7 2 9
LF = LS + t
S = LF - EF
S = LS – ES
t=2 t=3
EF=2 EF=5 t=2 2
2 EF=2 EF=6
T=4
1 4
4 1
EF=9
3 t=2
Activity ES EF LS LF S
1-2 0 2 1 3 1
1-3 0 7 0 7 0
2-3 2 6 3 7 1
2-4 2 5 6 9 4
3-4 7 9 7 9 0
Setelah kita dapat menghitung ES, EF, LS, LF dan S berarti kita
dapat menghitung analisis proyek secara keseluruhan.
Analisis yang dapat dilakukan meliputi jalur kritis (critical path),
waktu penyelesaian proyek, dan penyimpangan proyek (variance).
4 1-2 2 2/6 0 2 1 3 1
1
1-3 7 3/6 0 7 0 7 0
3 2-3 4 1/6 2 6 3 7 1
2-4 3 2/6 2 5 6 9 4
3-4 2 4/6 7 9 7 9 0
1 4
Jalur Kritis
Jalur kritis, dimana nilai slack = 0, yaitu aktivitas 1-3, dan 3-4.
CONTOH.
Jika sebuah proyek memiliki waktu penyelesaian secara teoritis
(T) adalah 20 minggu dan variance-nya adalah V = 100, berapa
persenkah probabilitas bahwa proyek itu akan diselesaikan dalam
waktu 25 minggu?
Jawab :
T = 20 minggu
V = 100
C = waktu yang diinginkan
= 25 minggu
= standar deviasi = Vvariance proyek = V100
= 10
Z = C-T = 25 -20 = 0,5
10
T = 20 C = 25 WEEKS
Tabel 10.3.
Activities and immediare Predecessor For Schware foundry, Inc.
IMMEDIATE
ACTIVITY DESCRIPTION
PREDECESSOR
A Build internal components -
B Modify roof and floor -
C Contruct collection stack A
D Pour concrete and install frame B
E Build high-temperature burner C
F Install control system C
G Install air population device D,E
H Inspection and testing F,G
Gambar 10.3.
Net Work For Schware Foundry, Inc.
C
2 4 F
A (Contruct
collection (install control
H
stacct) system)
1
(Build Internal D 6 7
components) (building
burner)
B G (insfectand test)
(modify roof D
and floor) 3 5
(four concrete (install
and install frame) population
)
Tabel 10.4.
Time Estimates (In Weeks) for Schware, Inc.
57 standard deviation
Probability (T 16
weeks is 71.6 %
15 16 WEEKS
Gambar 10.6.
Probability of schware foundry’s, meeting the 16-week deadline
$500 $3.000
$400 $2.000
$300 $1.000
6 7 8 2 4
Gambar 10.7. Kurva waktu-biaya dalam PERT/CPM Analysis
Time (weeks) Time (weeks)
Activity ES EF LS LF S
2 3 1-2 0 2 1 3 1
2 1-3 0 7 0 7 0
1 4 4 2-3 2 6 3 7 1
2-4 2 5 6 9 4
7 2
3 3-4 7 9 7 9 0
2 5
1 7
3
Jawab : 4 6
1 2 5
2 3
Dummy 1
1 event 5
Dummy
event 4
Jawab :
Activity t v ES EF LS LF S
1-2 2 2/6 0 2 0 2 0
1-3 3 2/6 0 3 1 4 1
2-4 2 4/6 2 4 2 4 0
3-5 4 4/6 3 7 4 8 1
4-5 4 2/6 4 8 4 8 0
4-6 3 1/6 4 7 10 13 6
5-6 5 1/6 8 13 8 13 0
Penyelesaian :
Disimpulkan bahwa jalur kritis adalah 12 3 4 5 6.
T = 2 + 2 + 4 + 5 = 13
Dan
V = 2 + 4 + 2 +1 = 9 = 1,5
6 6 6 6 6
2 5
2 1 4 5
1 7
4
5 2
2 3 3 3 6
Activity t v Activity t V
1-2 2 1/6 4-5 4 4/6
1-3 2 1/6 4-6 6 2/6
2-4 1 2/6 5-7 5 1/6
3-4 3 2/6 6-7 2 2/6
Jawab :
Penyelesaian kasus ini dimulai dengan menghitung nilai ES, EF, LS
dan S dari informasi di atas. Kemudian nilai-nilai tersebut
dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :
Activity t v ES EF LS LF S
1-2 2 1/6 0 2 2 4 2
1-3 2 1/6 0 2 0 2 0
2-4 1 2/6 2 3 4 5 2
3-4 3 2/6 2 5 2 5 0
4-5 4 4/6 5 9 5 9 0
4-6 3 2/6 5 8 9 12 4
5-7 5 1/6 9 14 9 14 0
6-7 2 1/6 8 10 12 14 4
Kita dapat menemukan jalur kritis, T dan V. jalur kritisnya adalah :
1-3, 3-4, 4-5, 5-7.
T = 2 + 2 + 4 + 5 = 13 dan V = 2 + 4 + 2 +1 = 9 = 1,5
6 6 6 6 6
Jawab :
Waktu yang diinginkan (C) untuk menyelesaikan proyek adalah 18
minggu sebelum T, yaitu 62 minggu. Jadi, C adalah 62 minggu - 18
minggu = 44 minggu. Standar deviasi (c) = √ 81 = 9.
Z = C - T = 44 - 62 = -18 = -2
c 9 9
Karena tabel kurva normal adalah simetris dan nilai tabel dihitung
untuk nilai Z positif, maka daerah yang memenuhi dalam kurva
adalah 1 - (nilai tabel). Untuk Z = + 2,0 daerah dalam tabel adalah
0,97725 (lihat lampiran tabel distribusi kurva normal di bagian
belakang buku ini). Dengan demikian, untuk nilai Z = - 2,0, nilainya
adalah 0,02275 (atau 1 -0,97725). Oleh karena itu, probabilitas
penyelesaian proyek selama 44 minggu (18 minggu sebelum T = 62
minggu) adalah 0,02 atau sekitar 2%.
C =44 T=62
7
2
6
5
1
7 9
3 4
6
Jawab :
Langkah awal dalam menyelesaikan persoalan ini adalah menghitung
ES, EF, LS, LF dan S dari setiap kegiatan.
Activity ES EF LS LF S
1-2 0 6 9 15 9
1-3 0 7 0 7 0
2-5 6 13 15 22 9
3-4 7 13 7 13 0
4-5 13 22 13 22 0
Pertanyaan:
a. Buatlah gambar jaringan (net workof the project) dan tentukanlah
jalur kritik (critical path). Beberapa waktu yang diperlukan untuk
menyelesaiakan program tersebut dalam waktu normal serta berapa
biayanya?
b. Kalau perusahaan berkeinginan menyelesaiakn program dalam
waktu 25 hari, aktivitas mana yang membentuk jalur kritik baru?
Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan?
c. Berapa persenkan probabilitas waktu penyelesaian proyek pada saat
25 hari? Gunakan table distribusi kurva normal (table Z) dalam
lampiran buku ini.
d. Apabila keterlambatan dari penyelesaian 25 hari dikenakan denda
Rp. 2.000,- per hari, apakah sebaiknya program tersebut
diselesaiakan dalam waktu normal aatu dipercepat? Berikan
penjelasan.
4. Pertanyaan :
a. Berapa lama waktu penyelesian proyek?
b. Berapakah biaya keseluruhan untuk menyelesaikan proyek dalam
waktu normal?
c. Jika anda ingin mempercepat satu minggu dari waktu
penyelesaiana proyek, aktivitas mana yang akan dipercepat dan
berapa penambahan biayanya?
d. Berapa lama waktu yang paling lama dapat dipercepat? Berapa
besar akan terjadi penambahan biaya?
A. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang
sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan
investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan
menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan menyebabkan
biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai
“opportunity cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi lain yang
lebih menguntungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak
mempunyai persediaan yang dapat mencukupi kebutuhan dapat
mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan.
Biaya yang ditimbulkan akibat tidak tercukupinya persediaan
proses produksi dapat berupa keterlambatan penyelesaian proses
produksi sehingga perusahaan dapat dikenakan claim dari para
konsumen. Perusahaan dapat dimainkan oleh para supplier maupun
kompetitor. Sedangkan jika kelebihan bahan baku, maka akan
dikeluarkan biaya simpan, seperti gudang, listrik, AC, tenaga kerja dan
lain-lain.
Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasi terhadap pemenuhan permintaan.
Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun eksternal. Ini
meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi
atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan
komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk
perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah
persediaan keluaran produk product output, dimana hampir semua
orang mengidentifikasikan secara cepat sebagai persediaan. Tetapi kita
seharusnya tidak membatasi pengertian persediaan hanya itu. Banyak
organisasi juga menyimpan jenis-jenis persediaan lain, seperti uang,
ruangan fisik (bangunan pabrik), peralatan, dan tenaga kerja, untuk
memehuni permintaan akan produk dan jasa Sumber daya-sumber daya
ini sering dapat dikendalikan lebih efektif melalui penggunaan berbagai
system dan model mamanjemen persediaan.
2. Fungsi-fungsi persediaan
Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena
berbagai fungsi. Harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan
produk fisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan
mentah kebarang dalam proses, kemudian barang jadi. Persediaan-
persediaan ini mungkin tetap tinggal di dalam ruang penyimpanan,
gudang, pabrik, atau took-toko pengecer.
3. Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi
perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan”
(independence). Persediaan “decouples” ini memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa
tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar
perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya
dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang
dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-
proses individual terjaga “kebebasan”-nya. Persediaan barang jadi
diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari
para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi
4. Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan menghadapi fluktasi permintaan yang
dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau
data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini
perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal
inventories).
Disamping itu perusahaan juga sering menghadapi
ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan
barang-barang selama periode persamaan kembali, sehingga
kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut “persediaan
pengaman” (safety inventories). Pada kenyataannya, persediaan
pengaman merupakan pelengkap fungsi, “decoupling” yang telah
diuraikan diatas.
5. Biaya-biaya persediaan
Dalam pembuatan setiap keputusan mempengaruhi besarnya
(jumlah) persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus
dipertimbangkan.
1) Biaya penyimpanan (holding costs/carrying costs) terdiri atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan. Yang termasuk biaya-biaya penyimpanan adalah:
a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
b. Biaya modal
c. Biaya keusangan
2 SD
EOQ =
H
HQ + SD
TC =
2 Q
d TC = H– SD = 0
dQ 2 Q2
SD =H
Q 2
Q2 = 2 SD
H
Q = 2 SD
H
H =O =S D
2 Q
Dikalikan dengan Q,
O3
H = SD
2
Minimum inventory
0
Time
Gambar 11.1.
Inventory Usage Over Time
Minimum
Total cost
Gambar 11.2.
Total Cost as a Function of Order Quantity
Inventory level
Part inventory cycle during
Maximum Which production is taking place
inventory Demand part of cycle
1 t 1 Time
Gambar 11.3.
Change in ventory Levels over Time for he production Model
Reader point
ROP (units)
Time (days)
Lead time = 1
Gambar 11.4
The Recorder Point (ROP) Curve
CONTOH.
PT. TEMPINDO UTAMA adalah perusahaan agen pembelian suatu
perusahaan manufacturing besar. Dia sedang melakukan negosiasi atau
komponen yang digunakan dalam sebagian besar produk yang
diproduksi perusahaan. Permintaan akan komponen tersebut adalah
250.000 unit per 250 hari kerja per tahun. Permintaan adalah konstan
dan seragam. Biaya penyimpanan sebesar Rp. 50- per komponen per
tahun. Biaya pemesanan Rp. 35.000,- per order, dan penyedia
(supplier) memerlukan waktu dua minggu (10 hari kerja) untuk
pengiriman. Tentukan:
a). Titik pemesanan kembali (kuantitas dimana pesanan harus
dilakukan)
b). Ekonomic order quantity (EOQ), dan
c). Biaya persediaan tahunan total pada WOQ.
I = 2 SD H + B
H B
Rumusan biaya persediaan tahunan total :
TC = H I 2 + S D + B (Q –I)2
2Q Q 2Q
Persediaan (units)
Waktu
Q–I t1 t2
Backorder satu
Unit siklus tc
Gambar 11.5.
Tingkat persediaan versus waktu dalam dengan “back order”
D 250.00057 = 11,57
Q 21.602
I= 2 SD B = 2 (35.000)(250.0001) 50
H H+B 50 50+150
= 18.708 (0,866)
= 16.202 unit
backorder = 21.603 – 16.202 = 5.400 Unit
d. TC = H I2 + SD + B ( Q – 1)2
2Q Q 2Q
Diproduksi dan
digunakan (P-d)
Hanya digunakan
(d)
I Q semua seketika
Bila diterima (persediaan
maksimum)
Waktu
tp L L
Gambar 11.6.
Kuantitas persediaan dengan tingkat produksi terbatas.
Q= 2SD P
H p-d
TC = HO ( p-d) + S D
2 p Q
Jawab :
a. D = d Jumlah hari kerja = 500 (250)
= 125.000
= 6.324,56 (1,414)
= 8.944,28 unit
b. TC = H O (P-d) + S D
2 P Q
c. Q = ptp
tp = Q = 8.994,28 = 8,944 hari
P 1.000
d. I = Q – d tp = P pt – d tp = (P –d) tp
I = (1.000-500) 8,944 = 4.472
Model-model EOQ yang lain dari metode deterministic ini adalah model
potongan kuantitas (quantity discounts) yang terdiri dari:
1. Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan merupakan
persentase dari harga.
2. Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan tertentu.
Jawab:
D = 4.000 unit per tahun
Co = Rp. 10.000,- per pesanan
Ch = Rp. 3000,-+(10%) (Rp. 10.000,-) =Rp. 4000,- per unit per tahun
L = 7 hari (satu minggu)
a. Menurut persamaan :
Q= 2 Dco
Ch
Q= 2 (4.000) (10.0000)
4.000
Q= 20.000
Q = 141 unit
e. Jika ingin diketahui berapa lama antara dua pesanan, jika asumsi
satu tahun adalah 365 hari, maka banyaknya hari antar pesanan :
Jawab :
Kebutuhan bahan bakar : 90.000 x 3 kg = 270.000 kg
Persediaan akhir = 40.000 kg
Jumlah = 310.000 kg
Persediaan Awal = 10.000 kg
Bahan Baku yang dibeli = 300.000 kg
Jawab :
D = 50 unit per hari x 220 hari per tahun = 11.000 unit/tahun
S = $35
IC = $I per unit per tahun
A. Pola Produksi
Untuk menentukan berapa banyak atau unit jumlah produk yang
akan dihasilkan pada waktu yang akan datang, seorang manajer
produksi atau operasi biasanya melakukan peramalan (forecasting).
Untuk melakukan peramalan yang akurat, biasanya digunakan data
permintaan pasar di waktu lampau (market past demand data).
Disamping cara tersebut di atas, cara lain yang digunakan adalah
menentukan pola produksi. Pola produksi dalam sistem produksi atau
operasi dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu Pola Produksi
Konstan, Pola Produksi Bergelombang dan Pola Produksi Moderat.
Dari ketiga sistem atau pola masing-masing memiliki keuntungan
(advantages) maupun kelemahan (disadvanteages).
Jika sebuah perusahaan menghadapi permintaan konsumen yang
berbeda-beda tiap periode tertentu, maka seorang manajer produksi
harus sangat berhati-hati dalam menentukan pola produksi yang harus
diambil. Jika keliru atau salah dalam menentukan pola produksi yang
diterapkan, maka akan terjadi beberapa kerugian.
Keuntungan ataupun kerugian pada ketidaktepatan pemilihan
pola produksi mengakibatkan biaya-biaya yang timbul akibat pemakaian
atas alternatif lain (oportunity cost) sebagai berikut :
1. Biaya simpan
2. Biaya kerja lembur
3. Biaya sub-kontrak
4. Biaya labor turn over
CONTOH KASUS
Sebuah perusahaan menghadapi permintaan tahunan yang
berfluktuasi sebagai berikut :
I 400 UNIT
II 1100 UNIT
III 1300 UNIT
IV 900 UNIT
Pertanyaan :
Sebagai seorang manajer produksi, tentukan pola produksi yang
mana yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan bila diketahui :
Biaya simpan Rp. 250/unit/triwulan
Biaya sub-kontrak Rp.600/unit
Biaya kerja lembur harus dibayar jika produksi melebihi 1.500 unit
setiap triwulan.
Setiap penambahan volume 100 unit produksi dari periode yang satu
ke periode berikutnya akan dikenakan biaya labor turn over sebesar
Rp. 15.000,-
Jika terjadi pengurangan volume produksi sebesar 100 unit dari
periode yang satu ke periode berikutnya, dikenakan biaya labor turn
over sebesar Rp. 25.000,-
Kapasitas maksimum mesin adalah 2000 unit tiap triwulan.
Jawab :
Pola Produksi Konstan
Biaya simpan
Triwulan 1: (1000-400) X Rp 250,- = Rp. 150.000,-
Triwulan 2: (1000+600)-1.100 X 250 = Rp. 125.000,-
Triwulan 3 : (1000+500)-1.300 X 250 = Rp. 50.000,-
Triwulan 4 : (1000+200)-900 X 250 = Rp. 75.000,-
___________________________________________+
Jumlah = Rp. 400.000,-
Produksi Produksi
Biaya-biaya Produksi konstan
bergelombang moderate
a. Biaya simpanan Rp. 400.000,- Rp. - Rp. 200.000
b. Biaya lembur - - Rp. -
c. Sub kontrak - Rp.- Rp. -
d. Turn over - Rp. 235.000,- Rp. 60.000 +
Total biaya Rp. 400.000,- Rp. 235.000,- Rp. 260.000
MANAGEMENT
ENGINEERING
RETURN ON
DESIGN
INVESTMENT CAPITAL
COMPLETION
CHANGE
MASTER PRODUCTION PRODUCTION
PLAN
SCHEDULE
CHANGE
Requirement
MATERIAL REQUIREMENTS
PLANNING
Change
capacity
DETAIL CAPACITY
REQUIREMENTS PLAN
NO
REALISTIC
Is execution
YES meeting plan
Start production of D
1 week
D 2 week to produce
2 B
E
2 E
2
G 1 week 1 week
3
C
1 week F
D
1 2 3 4 5 6 7 8
Week
1 2 3 4 5 6 7 8 load time
A.Required date order relate 50 1
date 50 weeks
B.Required date order relate 100 2
date 100 weeks
C.Required date order relate 150 1
date 150 weeks
D.Required date order relate 200 1
date 200 weeks
E.Required date order relate 200 300 2
date 200 200 weeks
F.Required date order relate 300 3
date 300 weeks
G.Required date order relate 600 1
date 600 weeks
H.Required date order relate 300 2
date 300 weeks
Interpretasi dari Gross MRP adalah sebagai berikut:
Item On hand
A 10
B 15
C 20
D 10
E 10
F 5
G 0
D. LOT-SIZING TECHNIQUES
Sistem MRP adalah sangat baik untuk menentukan jadwal
produksi dan net requirements. Akan tetapi, kapan saja kita memiliki
net requirements, sebuah keputusan harus segera diambil untuk
mengetahui seberapa banyak pesanan harus dilakukan. Keputusan ini
disebut lot-sizing decision. Ada beberapa jenis untuk menentukan lot
size dalam MRP. Biasanya, setiap software computer telah dilengkapi
dengan program MRP ini.
1. Lot-For Lot.
Speaker Kit Inc, berkeinginan untuk menghitung biaya pesanan
dan angkutan pada inventpry dengan criteria lot-for-lot.
Speaker Kit telah menentukan bahwa untuk speaker ukuran 12-
inche/bosster assembly, biaya pembuatan adalah $ 100, dan biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gross requirement 35 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Scheduled receipts
Projected on hand 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net requirements 0 30 40 0 10 40 30 0 30 55
Planned order receipts 30 40 10 40 30 30 55
Planned order release 30 40 10 40 30 30 55
Q=V 2 DS
H
Dimana :
D = penggunaan tahunan
S = Biaya pembuatan (setup cost)
H = Biaya pengiriman/holding cost, dihitung pada basis tahunan per
unit = $1 X 52 minggu = $52
Q = 73 unit
Lot-for-lot $700
EQQ $775
Part period balancing $490
4. Wagner-Whitin Algorithm
Prosedur ini merupakan program yang dinamis dan menambah
kerumitan pada penghitungan lot-size. Dalam praktek, prosedur ini
jarang digunakan namun hasilnya sangat akurat. Namun, lambat laun
prosedur ini akan banyak dipakai khusunya jika software komputer
yang lebih canggih dapat segera diterapkan.
5. Cloosed-Loop MRP
Closed-Loop MRP merupakan system MRP yang memberikan
feedback terhadap penjadwalan dari system inventory control.
Feedback diberikan terhadap Kapasitas perencanaan, jadwal master
produksi, dan akhirnya terhadap rencana produksi secara keseluruhan.
E. Apakah MRP II ?
Material Requirement Planning II adalah sebuah teknik yang
sangat ampuh. Jika sebuah perusahaan telah menentukan MRP-nya,
data inventory dapat diketahui pada tingkat jam tenaga kerja, biaya
material (bukannya kuantitas material), biaya modal, dan biaya atas
sumber-sumber yang lain. Jika MRP diterapkan dalam konteks ini, maka
disebut MRP II, dan kata resources digunakan untuk mengganti kata
requirement. MRP II oleh karenanya berarti Material Resources
Planning. MRP II telah sukses memberikan profit dan diterapkan pada
Compaq Company.
ALPHA
B (1) C (1)
E (1) F (1)
Penyelesaian :
Gambar kembali struktur produk dengan kode low-level.
Kemudian ke bawah struktur produk itu sampai kebutuhan setiap
cabang dapat dipenuhi. Kemudian jumlahkan secara menyilang pada
struktur sampai keseluruhan setiap cabang terpenuhi.
Level 0
ALPHA
Alpha
Level 1 B=1
B (1)
C=3
Level 2 D (2) C (2) C (1) D=2
Gross Requirements
50 50 100
Penyelesaian:
a).
Produk X
B1 B2
(1) (2)
A1 C D E
(1) (1) (1) (1)
C
(1)
B 2 x B per 1 unit X = 2
D 3 x D per unit B x 2B per unit X = 6
E 4 E per unit D x 3D per unit B x 2B per 1 unit = 24
E 1 E per unit B x 2 unit B x 1 unit X = 2
C 1 C per 1 unit X = 1
E 2 E per 1 unit C per 1 unit C per 1 unit X = 2
E 2 E per 1 unit C x 1 unit C per 1 unit X = 2
F 2F per unit C x per unit X = 2
Bila diperlukan 200 unit X, berarti:
200 x 2 unit B = 400 unit B
200 x 6 unit D = 1200 unit D
200 x 1 unit C = 200 unit C
200 x 24 unit E = 5600 unit E
200 x 2 unit F = 400 unit F
4. Barang dengan kode 800-Z dibuat sebanyak 100 unit. Tiap unit
produk memerlukan 3 unit 801-A dan 4 unit 802-B. Tiap unit 801-A
memerlukan 3 unit 803-C dan 4 unit 804-D. Selanjutnya, tiap unit
802-B membutuhkan 2 unit 805-D dan 3 unit 803-C.
Pertanyaan :
a. Gambarkan struktur produknya!
b. Berapa unit diperlukan produk 801-A, 802-B, 803-C, 804-D, 805-
E, 806-F dan 807-G?
A. Penugasan
Masalah penugasan merupakan bagian yang khusus dari masalah
transportasi. Sebagai tampak pada namanya penugasan, maka
masalahnya yang ada ialah sumber yang mana yang harus digunakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mengkualifikasikan
masalah penugasan, masing-masing kemampuan sumber dan masing-
masing tujuan harus sama dengan satu.
Contoh-contoh mengenai masalah penugasan ini misalnya
menugaskan pekerjaan pada mesin, tim proyek, agen-agen penjualan
pada daerah-daerah penjualan dan sebagainya.
Masalah penugasan dengan ukuran kecil biasanya dengan
menghitung kombinasi yang ada, serta memilih satu yang terbaik dari
padanya, akan tetapi jika dimensinya besar maka pekerjaan menjadi
semakin memakan waktu. Metode terbaik untuk menyelesaikan
masalah ini dikenal dengan nama metode penugasan. (assignment
method).
CONTOH KASUS
Misalkan kita mempunyai empat macam pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh empat mesin. Persoalan yang ada ialah pekerjaan mana
yang harus dikerjakan oleh mesin yang mana, agar seluruh ongkos
pemrosesan minimum. Asumsi yang ada disini ialah setiap pekerjaan
pada setiap mesin diketahui.
Apabila persoalan tersebut kita tulis dalam bentuk matrik
(catatan : matrik adalah kumpuilan sel, yang terbentuk dari baris dan
kolom) maka baris menunjukkan pekerjaan (job) dan kolom
menunjukkan mesin. Dalam persoalan penugasan, banyaknya jumlah
baris harus sama dengan banyak jumlah kolom. Baris diberi tanda P1,
P2, P3, P4 dan kolom diberi tanda M1, M2, M3, M4.
M1 M2 M3 M4
M1 M2 M3 M4
M1 M2 M3 M4
P1 0 0 1 0
P2 5 3 4 0
P3 6 7 0 5
P4 2 1 0 2
Revisi Matrik.
Proses revisi ini dilakukan pada matriks yang sudah bergaris
seperti digunakan untuk pemeriksaan optimalisasi. Matrik ini terlihat
dalam Matrik 3. Dari sel-sel yang tidak diliputi oleh garis, temukanlah
sel yang terkecil. Dalam contoh sel ini adalah P4 M2 yang ongkosnya
satu. Sesudah itu kurangilah ongkos-ongkos yang tidak diliputi yang ada
dalam sel dengan satu. Juga ditambahkan ongkos itu pada masing-
masing perpotongan sel yang terliput. Penyesuaian ini menghasilkan
revisi matriks dengan paling sedikit satu sel baru yang mempunyai
ongkos nol, sebagaimana pada Matrik 3 (a).
Matrik 3 (a).
M1 M2 M3 M4
P1 0 0 1+1=2 -6+0=7 0 0 2 7
P2 5-0=5 7-1=6 4 0 4 2 4 0
Matrik 3 (b).
M1 M2 M3 M4
P1 0 0 2 7
P2 4 2 4 0
P3 5 6 0 5
P4 1 0 0 2
Penugasan Ongkos
P1 ke M1 6
P2 ke M4 10
P3 ke M3 9
P4 ke M2 16
Jumlah 41
Machine
A B C
Job
R-34 $11 $14 $6
S-66 $8 $10 $11
T-50 $9 $12 $7
Machine
A B C
Job
R-34 5-0 = 5 8-2 = 6 0-0 = 0
S-66 0-0 = 0 2-2 = 0 3-0 = 3
T-50 2-0 = 2 5-2 = 3 0-0 = 0
Machine
A B C
Job
R-34 5 6 0
S-66 0 0 3
T-50 2 3 0
Machine
A B C
Job
R-34 5-2 = 3 6-4 = 4 0
S-66 0 0 3+2=5
T-50 2-2 = 0 3-2 = 1 0
Ulangi lagi Tahap 2. Tariklah lagi garis lurus pada setiap baris dan
kolom untuk menutup setiap angka “nol” yang ada.
Catatan :
Jika tugas S-66 dikerjakan oleh mesin A, maka tugas T-50 tidak lagi
dapat dikerjakan oleh mesin maupun mesin C, karena mesin C telah
mengerjakan tugas R-34.
Contoh ke tiga adalah King Finance Corporation, berkantor pusat
di New York, bermaksud menugaskan tiga karyawan barunya, Julia
Jones, Ai smith, and Pat Wilson ke kantor cabangnya di daerah. Tapi
KFC juga sedang membuka kantor cabang baru di New York dan akan
mengirimkan satu diantara mereka jika memang biayanya lebih murah
dibanding mengirim mereka ke Omaha, Dallas atau Miami. Biaya
penempatan ke New York untuk Jones adaahb $1.000, 5899 untuk smith
adalah dan $1,500 untuk Wilson. Berapa biaya penempatan optimal
untuk ketiga orang tersebut.
Langkah Penyelesaian:
(a). Tabel biaya memiliki 4 kolom untuk mewakili New York. Untuk
menyeimbangkan persoalan yang ada kita perlu menambahkan
“dummy row” (karyawan) dengan biaya penempatan ol” ke setiap
kota
Offices
Ohama Miami Dallas New York
Hiree
Jones $800 $1.100 $1.200 $1.000
Smith $500 $1.600 $1.300 $800
Wilson $500 $1.000 $2.300 $1.500
Dummy 0 0 0 0
(b). Kurangnya angka terkecil dalam setiap baris dengan setiap angka
yang ada pada setiap sel dalam baris. Kemudian tariklah garis lurus
putus-putus untuk menutup angka “nol” yang ada. Langkah ini
disebut reduksi baris. Dalam kasus ini, reduksi kolom tidak
diperlukan karena hasilnya akan sama.
Officce
Ohama Miami Dallas New York
Hiree
Jones 0 300 400 200
Smith 0 1.100 8.00 300
Wilson 0 500 1.800 1.000
Dummy 0 0 0 0
Officce
Ohama Miami Dallas New York
Hiree
Jones 0 100 400 0
Smith 0 900 600 100
Wilson 0 300 1.600 800
Dummy 200 0 0 0
(d). Kurangkan angka terkecil yang tidak terlewati garis lurus (100) dan
tambahkan kepada angka yang terdapat pada pertemuan antara
garis putus-putus pada baris dan kolom. Lewatilah semua angka
nol dengan garis lurus.
Officce
Ohama Miami Dallas New York
Hiree
Jones 0 0 100 0
Smith 0 700 400 0
Wilson 0 100 1.400 700
Dummy 300 0 0 0
(e). Kurangkan angka terkecil yang tidak tercover (terlewati) garis lurus
(100) dan tambahkan kepada angka pada pertemuan garis lurus.
Tariklah garis lurus melalui setiap angka nol yang ada.
Officce
Ohama Miami Dallas New York
Hiree
Jones 100 0 100 0
Smith 0 700 400 0
Wilson 0 100 1.400 700
Dummy 400 0 0 100
Pertanyaan:
a. Tentukan penugasan ke mesin yang ada sesuai dengan jenis
pekerjaannya sehingga diperoleh produktivitas yang maksimal!
b. Berapa biaya total untuk penugasan yang dimaksud pada
pertanyaan pada poin a di atas?
Machine
A B C D
Job
1 7 9 8 10
2 10 9 7 6
3 11 5 9 6
4 9 11 5 8
Machine
A B C D
Job
1 7 9 8 10
2 10 9 7 6
3 11 5 9 6
4 9 11 5 8
A. Pengertian TQM.
Menurut Radford Russel dkk (1995), Total Quality Management
adalah sebuah filosofi yang mengutamakan empat (4) prinsip dasar
proses operasi, yaitu :
1. Perhatian yang kuat terhadap kepuasan konsumen.
2. Pengukuran yang tepat terhadap setiap kegiatan.
3. Usaha peningkatan kualitas produk dan proses yang terus menerus.
4. Pemberdayaan (people empowerment).
Pengendalian
Taylor biasa menguraikan manajemen dengan kata-kata : “Plan
do-see”. Kata see disini berarti check. Ishikawa menterjemahkannya
Action Plan
Tujuan dan
Target
Ambil tindakan
Yang tepat
Metode mencapai
Tujuan
Periksa akibat
Pelaksanaan
Laksanakan
Pekerjaan
Check Do
Sebab Akibat
Dalam kendali mutu, karakteristik mutu disebut juga akibat dan
karakteristik mutu adalah hasil dari factor-faktor penyebab. Factor
penyebab itu adalah material, mesin, pengukuran, manusia, dan
metode.
Hubungan sebab skibat ini dapat digambarkan dalam diagram
yang juga diberi nama diagram tulang ikan (fishbone diagram).
Manusia Metode
Factor input
Pengukuran
Karakteristik
Pengendalian mutu
Konsep pengendalian mutu terpadu berasal dari Armand V
Feigenbaum (1950) yang bertindak sebagai manajer perusahaan bidang
kendali mutu dan manajer bidang operasi pabrik seluruh perusahaan.
Dia menamakan mutu terpadu dengan quality control (TQC), sehingga
untuk pertama kalinya konsepsi kendali mutu ini dilakukan di Amerika
Serikat.
Menurut Feigenbum, pengendalian mutu terpadu didefinisikan
sebagai:
“Suatu system efektif untuk memadukan pengembangan mutu,
pemeliharaan mutu, dan usaha-usaha perbaikan mutu dari kelompok
suatu organisasi untuk memungkinkan produksi dan jasa berada pada
tingkat paling ekonomis yang paling memungkinkan kepuasan konsumen
secara penuh”
Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) membutuhkan partisipasi
semua divisi, termasuk divisi pemasaran, desain fabrikasi,
pemeriksaan, pengiriman, profesionalisme gaya beratnya menyebabkan
Feigenbaum menganjurkan pengendalian mutu terpadu pelaksanaannya
perlu dilakukan oleh para spesialisasi pengendalian mutu.
Pendekatan Jepang berbeda dengan pendekatan Feigenbaum.
Gerakan mutu terpadu tidak pernah dilakukan oleh spesialis kendali
mutu. Hal ini diwujudkan pada seluruh kegiatan, termasuk kursus dasar
kendali mutu puncak dan madya, kursus bagi penyelia (mandor).
Ishikawa dari Jepang menyarankan agar pengendalian mutu terpadu
5. Upakarti Award.
Dan banyak lagi penghargaan yang lain, termasuk Upakarti
Award (Penghargaan Upakarti), yang diberikan oleh pemerintah
Indonesia kepada pengusaha pelopor.
C. Definisi Kualitas.
Berbicara mengenai Total Quality Management, tidak terlepas
dari pada membicarakan kualitas. Untuk itu, perlu diketahui apakah
sebenarnya definisi dari kualitas itu sendiri.
1. Definisi Kualitas
Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “
The totality of features and characteristics of products or services
that bears on its ability to satisfy stated or implied needs”
Untuk memposisikan sebuah produk yang berkualitas, ada beberapa
tahapan yang harus ditempuh, disebut 6 dimensi kopetisi, yaitu :
Responsiveness, yaitu kesiapan secara taktis dan strategis untuk
mempersiapkan produk yang cenderung diminati konsumen yang
W. Edwards Deming
Kualitas adalah tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman
dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar.
Penghargaan Deming untuk bidang pengendalian mutu pada acara
televise, dijadikan sebuah even nasional di Jepang. Setelah perang
dunia ke dua, Dr. Demming pergi ke Jepang untuk mengajar kualitas.
Dan orang Jepang menyambutnya dengan baik. Dalam kapasitasnya
sebagai seorang ahli mutu, dia mengajarkan bahwa manajemen harus
menerima tanggungjawab untuk membangun system yang baik. Para
pekerja dipercayai tidak akan mampu membuat produk yang bagus
pada system manajemen yang tidak kondusif. Dr. demming telah
meninggal dunia pada tahun 1993.
Joseph M. Juran
Dimensi kualitas adalah kemampuan untuk digunakan (fitness for
use). Juran adalah seorang pelopor yang mengajari orang Jepang di
bidang kualitas. Juran sangat percaya tentang adanya kekuatan atau
power komitmen top manajemen, dukungan dan keterlibatan semua
pihak pada usaha mengendalikan kualitas. Dia mengajarkan untuk
selalu meningkatkan standard mutu. Pandangan Juran berbeda dengan
Demming dalam hal kualitas, dimana Juran lebih berpendapat bahwa
kualitas lebih berdimensi sebagai adanya kesesuaian produk dengan
pengguna. Juran percaya bahwa spesifikasi secara tertulis menjadi
kurang penting.
Philip B. Crosby
Crosby menulis buku “Quality of Free” yang diterbitkan pada
tahun 1979. Pandangan tardisional Crosby tentang kualitas adalah
perlunya komitmen yang tinggi antara prusahaan dan karyawan. Dia
juga mempercayai pandangan tradisional tentang paradok cost-quality.
Artinya kualitas sangat berkorelasi erat secara terbalik dengan biaya
produksi/operasi. Oleh karena, proses produksi harus benar dan akurat
sehingga tidak menimbulkan biaya mahal, dan ungkapan Crosby yang
terkenal adalah “doing it right at the first time”. Dengan
pernyataannya itu, Crosby mengingatkan bahwa efisiensi dalam proses
produksi dan operasi harus menjadi perhatian utama, dan dengan
penerapan manajemen diharapkan in-efisiensi dapat dihindari atau
diminimalkan.
2. Dimensi Kualitas
Pada dasarnya dimensi kualitas tidak dapat dipisahkan dari
definisi kualitas namun pendekatan dimensi kualitas juga dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Kualitas menurut pemakai : adalah kemampuan dari barang itu
sendiri untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan dan
calon pelanggan. (tergantung pada penilaian konsumennya).
Kualitas menurut produsen : adalah kualitas suatu produk oleh
banyaknya orang yang menetapkan pilihannya dan bertahan
menetapkan pilihannya pada produk tersebut.
Standar Amerika
Quality Control pada manajemen perusahaan-perusahaan di
Amerika mengembangkan spesifikasi yang sepadan dengan spesifikasi
masyarakat Eropa yaitu Q 90, Q 91, Q 93, dan Q 94.
Tabel 15.1.
Perbedaan Karakteristik Sistem Manajemen
Eropa dengan Timur
A. Kualitas Produk
Alternatif populer tentang konsep kualitas adalah adanya produk
yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
Kualitas adalah kegunaan yang sesuai bagi konsumen (Fitness of
use)
Untuk memperoleh kualitas yang baik, perlu adanya “doing it right
the first time-and every time”.
Kualitas adalah sebuah persepsi konsumen (consumer’s perception).
Kualitas memungkinkan sebuah produk atau jasa dapat dijangkau
oleh para konsumen.
Kualitas adalah sebuah harga termahal dari sebuah produk/jasa.
CONTOH KASUS.
Tingkat kekerasan karet (hardness) adalah karakteristik yang
kritis dalam pembuatan seal/untuk jendela mobil. Untuk menentukan
kapabilitas proses produksi pada pembuatan seal, ada 90 seal dipilih
secara acak selama proses produksi. Hasil pengukuran secara acak
dapat dilihat pada histogram berikut. Tingkat rata-rata kekerasan
(hardness) dihitung berdasarkan rumus di atas, ditemukan X = 62.56.
dengan rumus tersebut juga dapat dihitung standar deviasinya. Dengan
30
Frequency
LSL=50 USL=80
20
10
0
20.0 29.9 38.6 47.9 57.2 66.5 75.8 85.1
HARDNESS
Gambar 14.1.
Chi-square goodness-of-fit test atau probability plotting paper.
C. Spesification Limits
specification Limits (SL) adalah batas antara produk yang baik
yang dapat diterima dan produk yang jelek yang tidak dapat diterima
dalam karakteristik kualitas tertentu, karena tidak dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, seorang tekhnisi elektronik
memerlukan komponen resistence/werstand (tahanan) dengan
hambatan 17 ohms. Biasanya tekhnisi tersebut akan masih dapat
menerima tahan dengan hambatan upper specific limits (USL) sebesar
19 ohms dan specific limits (LSL) 15 ohms.
Contoh kasus:
Pada histogram pertama di atas, LSL dibawah 50 adalah tidak
memuaskan. Demikian juga, menurut hasil uji laboratorium USL diatas
80 juga tidak dapat diterima. Jadi, analisis histogram pertama di atas
adalah: lebih dari 11 persen (10 unit) seal yang diamati ada di bawah
LSL dan lebih dari 5 persen (5 unit) seal yang diamati ada di atas USL.
Analisis lebih detil, jika produksi yang dihasilkan selalu normal
dengan rata-rata tingkat kekerasan 62.56 dan standar deviasi 12.97,
dengan menggunakan tabel standar distribusi normal (lihat lampiran)
bahwa sekitar 16,6 persen seal akan berada di bawah LSL dan sekitar
8.8 persen akan berada di atas USL.
X-Chart
X-Chart adalah control chart menggunakan rata-rata sample
Control Limit (CL)
Control Limit (CL) dalam kontrol limits terdapat upper control limits
(UCL) dan lower control limit (LCL). Keduanya merupakan batas antara
range yang dapat diterima dari rata-rata pengukuran tertentu. Misalkan
rata-rata temperatur untuk proses produksi adalah UCL adalah 89 dan
LCL 83. Data ini dapat digunakan untuk mengetahui bahwa konversi ada
dalam kontrol atau tidak.
HISTORIAL AVERAGE
86
LOWER CONTROL LIMIT (LCL)
83
1 2 3 4 5 6 7 8
Sample number
n
Xi
X = i =I
n
m
Xi
X = i =I
m
n
Xi (Xj – X )2
Sx = j =I
M-I
UCL = X + kS X
UCL = X – kS X
WHERE:
Xj = Measurement for sample unit i
n = Number of units in each sample
Xj = Average of the sample unit in sample j
m = Number of samples
k = Constanta; Number of standar deviation
CONTOH KASUS
Dengan meneruskan contoh pembuatan seal karet jendela mobil
di depan, perusahaan tersebut ingin membuat chart untuk
mengendalikan tingkat kekerasannya. Ada 90 pengukuran kekerasan
yang diperoleh dari 18 samples masing-masing 5 seals. (n=5) diukur
setiap sample. Pertama-tama kita hitung rata-rata X dari setiap sampel
sesuai dengan matrik di bawah ini:
2
Sx = (62.0 – 62.56)2 + (64.0 – 62.56)2 + … + (67.0 – 62.56)2 + (61.0 – 62.56)
18 – 1
UPPER
CONTROL
80 LIMIT (UCL)
60 X
LOWER
40 CONTROL
LIMIT (LCL)
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
UCL = X + A2R
LCL = X - A2R
NUMBER OF UNIT
IN SAMPLING A2 FOR X D3 FOR LCL D4 FOR UCL
CHART
2 1,88 0 3,27
3 1,92 0 2,57
4 0,73 0 2,28
5 0,58 0 2,11
6 0,48 0 2,00
7 0,42 0,08 1,92
8 0,37 0,14 1,86
9 0,34 0,18 1,82
10 0,31 0,22 1,78
11 0,29 0,26 1,74
12 0,27 0,28 1,72
13 0,25 0,31 1,69
14 0,24 0,33 1,67
15 0,22 0,35 1,65
16 0,21 0,36 1,64
17 0,20 0,38 1,62
18 0,19 0,39 1,61
19 0,19 0,40 1,60
20 0,18 0,41 1,59
CONTOH KASUS.
Dengan menggunakan data dari tingkat seal/jendela mobil di
muka, range dari sampel Rj dari j th dari lima pengukuran (n = 5) dapat
dihitung dalam kolom ke tiga di bawah ini:
CONTOH KASUS.
Jika kekerasan karet seal sebagai contoh, R dari 18 sampel range
adalah 28.89. dari tabel di muka, untuk ukuran sampel n = 5, kita
dapat melihat bahwa D3 = 0, dan D 4 = 2.11. Control limit dengan
rumus dimuka dapat diketahui sebagai berikut:
UCL R = (2.11) (28.89) = 60.95)
LCL R = (0) (28.89) =0
Lower Control Limit (LCL) adalah 0 pada skala kekerasan sebab factor
D 3 adalah 0 untuk sampel di bawah 7. Dari ke 18 sampel range dapat
dilihat pada chart berikut:
30 R
Sample Number
D. Pengawasan (Inspection)
Pengawasan atau inspeksi proses konversi adalah menambah
kemungkinan diperolehnya data yang berguna bagi dokumentasi dan
evaluasi.
Pengawasan dilakukan dengan kegiatan pengamatan dan
pengukuran proses konversi pada input dan output. Inspeksi meliputi
pengawasan pada bahan baku, pekerjaan pada proses produksi, dan
pada produk akhir. Inspeksi dapat dilakukan secara visual dan
mekanikal, tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah
karakteristik produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya, inspeksi
biasanya dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu receiving inspection,
work-in process inspection, dan finished goods inspection.
Teknik dalam statistic quality control yang bertujuan untuk
menerima atau menolak pengiriman imput ataupun output disebut
Acceptance Sampling.
Sampling plan adalah sebuah rencana untuk menerima sampling
tertentu dengan sejumlah unit sampel dan sejumlah sampel unit yang
harus sesuai dengan spesifikasi yang dapat diterima.
Single sampling adalah penerimaan sampel berdasarkan satu
unit sampel.
Acceptance Number adalah jumlah unit sampel tertentu dalam
sampling plan yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
Contoh kasus:
Kita ingin membuat kurva OC untuk single sampling plan yang memiliki
nomor penerimaan c = 2, dan ukuran sampel n = 30. Untuk setiap
sampel dari 12 nilai fraksidefectif p, probabilitas p dari penerimaan
dapat diperkirakan seperti gambar dibawah ni, akan menghasilkan data
kurva OC sebagai berikut;
P n Pn P P n Pn P
.01 30 0.30 995 41 30 3.30 .370
.02 30 0.60 973 43 30 3.90 .270
.03 30 0.90 930 15 30 4.50 .180
.05 30 1.50 800 17 30 5.10 .130
.07 30 2.10 650 19 30 5.70 .090
.09 30 2.70 520 21 30 6.30 .050
.60 520
.50
370
.40 270
180
.30
130
09
.20 05
.10
0 .02 .04 .06 .80 .10 .12 .14 .16 .18 .20 .22 .24
Jawab :
a. 2/12 = 166 1/12 = 083.2/12 = 166. 0/12 = 0.2/12 = 250.6/12 = 250
b. control limit menghendaki agar produk yang dihasilkan ada antara
UCL dan LCL jika pada hari ke 4 produk berada dibawah LCL, berarti
ada kemungkinan perubahan dalam metode pengerjaan, peralatan
dan mesin, atau para pekerjanya. Penyebabnya harus ditemukan.
250
X X UPPERCONTROL
200 LIMIT (UCL)
166 X X
125 X2
LOWER CONTROL
0.85 X LIMIT (UCL)
050
X
1 2 3 4 5 6
SOAL LATIHAN.
150 1000
● ●
Out put menyimpang Out put sesuai
jauh dari specifikasi dengan spesifikasi
rancangan rancangan
Tabel 18.1.
Biaya Pembelian merupakan % dari Penjualan
menurut jenis industri.
NO TACTIK HASIL
1 Mengurangi jumlah pemasok Selama 5 tahaun berkurang 20%
2 Sertifikasi pemasok (ISO 9000) Hampir 40% perusahaan
pemasok memilki sertifikasi
paling akhir
3 Meminta JIT delivery dari Sekitar 60% meminta hal
pemasok tersebut
4 Meminta penurunan biaya Sekitar 54% memberikananya
5 Melibatkan supplier utama 80% pemasok melakukannya
untuk merancang produk baru
6 Mengembangkan software untuk Sekitar 50% melakukannya, dan
integrasi dengan pemasok 15% telah menggunakan
Eleectronic Data Interchange
(EDI)
NO KEUNTUNGAN KERUGIAN
1 Menyediakan integrasi supply- Harganya sangat mahal
chain , produksi dan administrasi
2 Menciptakan data basis yang baik Penggunaan memerlukan
perubahan system yang
mendasar
3 Dapat mendesign ulang dan Masih sangat komplek,
meningkatkan proses yang terbaik sehingga banyak perusahaan
belum tertarik karena belum
mampu
4 Menambah komunikasi dan Jumlah ahli ERP masih relative
kolaborasi secara mendunia sedikit
5 Integrasi beberapa unit bisnis ERP selalu berubah
tempat usaha
6 Keunggulan bersaing atas
competitor
Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo (1996). Pengantar Bisnis Modern, Liberty
Offset, Yogyakarta.
Juran J.M. (1992). Juran on Quality by Design, The New Steps for
Planning Quality into Goods and Services, The Free Press