Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM PNEUMATIK

Modul EL PN 1 ( Elektro Pneumatik)

1. Abstrak
The operation of a momentary-contract switch (prerequisite: SO on) its
cause a single acting cylinder to eject processed parts at a machine. When
the switch is released, the cylinder is to return the basic posisition.

2. Tujuan praktikum:
a. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik dan mendemonstrasikan
cara kerja dari komponen pneumatik:
Katup control 3/2, pneumatically operated, pembalik pegas.
Solenoid coil.
b. Membuat diagram stroke-step.
c. Membuat contoh aplikasi pneumatik dalam bidang industri.

3. Alat-alat:
1. (34) Air Service Unit seperti tampak pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Air Service Unit


2. (35) Distributor Block seperti tampak pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Distributor Block


3. (40) Plastic Tubing, PU 4 mm seperti tampak pada Gambar 1.3

1
Gambar 1.3 Plastic Tubing
4. (71) Cable Red, Blue, Grey with socket seperti tampak pada Gambar
1.4

Gambar 1.4 Cable Red, Blue, Grey with Socket


5. (74) Power supply 24 V, 3 A seperti tampak pada Gambar 1.5

Gambar 1.5 Power supply 24 V, 3 A


6. (01) Cylinder, Single Acting (25 x 50) seperti tampak pada Gambar 1.6

Gambar 1.6 Cylinder, Single Acting (25 x 50)


7. (50) 3/2 Directional Control Valve, M5 Electrically operated seperti
tampak pada Gambar 1.7

2
Gambar 1.7 3/2 Directional Control Valve, M5 Electrically Operated
8. (54) Solenoid coil, 24 V form B seperti tampak pada Gambar 1.8

Gambar 1.8 Solenoid coil


9. (59) Switch with push button seperti tampak pada Gambar 1.9

Gambar 1.9 Switch with push button

4. Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan cara kerja dari komponen pneumatik di atas (50 dan 54)!
2. Buat diagram stroke-step, cara kerja rangkaian pneumatik diatas!
3. Berikan contoh aplikasi rangkaian pneumatik diatas dan jelaskan cara
kerja serta sketsa alat tersebut!

3
Jawab:

1. Cara kerja komponen pneumatik:


a. 3/2 Directional Control Valve, M5 Electrically Operated
3/2 Directional Control Valve, M5 Electrically Operated sama
dengan valve lainnya yang merupakan katup pengarah dengan dua
ruangan dan tiga katup tempat keluar masuknya udara. Katup
diaktifkan dengan menggunakan listrik dan solenoid sebagai
perantaranya. Directional Control Valve dapat dilihat pada Gambar
1.10.

Gambar 1.10 3/2 Directional Control Valve

Cara kerjanya adalah pada saat posisi normal, tidak ada udara yang
mengalir dari katup P, tetapi ada aliran udara dari katup A ke R.
Setelah ada sinyal listrik dari solenoid, maka udara akan mengalir
dari katup P ke A dan katup R akan tertutup sehingga udara yang
masuk tersebut akan mendorong silinder.

b. Solenoid Coil, 24 V form B


Solenoid coil mempunyai cara kerja dengan meng-convert energi
listrik dari power supply menjadi energi untuk menjalankan valve
tersebut sebagaimana fungsinya. Solenoid coil terdiri dari
kumparan serta sebuah batang metal yang dapat bergerak maju atau
mundur apabila dialiri dengan listrik. Dan akan menggerakkan
ruangan pada katup dengan energi yang timbul karena pergerakkan
maju atau mundur oleh batang metal. Solenoid mempunyai coil
sebagai penggeraknya dimana ketika coil mendapat supply
tegangan listrik maka coil tersebut akan berubah menjadi medan
magnet.

4
3

2
4
Y1
1 3
Y1

2. Diagram Stroke-Step 0V

Diagram Stroke-Step dapat dilihat pada Gambar 1.11.

Description Quantity value 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


1

State
Pushbutton
(make)

50
40
Position
Single 30
acting mm
20
cylinder
10

Gambar 1.11. Diagram Stroke-Step


Cara kerja rangkaian pneumatik:
a. Udara bertekanan dari compressor dan air service unit tertahan oleh 3/2
directional control valve M5 electrically operated.
b. Saat push button ditekan, selonoid akan aktif dan membuka aliran
udara dari katup P ke A sehingga udara dari kompresor akan masuk
dan mendorong maju silinder.

c. Sedangkan saat push button dilepas, maka aliran udara dari katup A
ke R akan kembali terbuka sehingga udara dilepaskan ke atmosfer
dan membuat silinder mundur kembali ke posisi semula.

3. Aplikasi
Cara Kerja: Suatu piranti akan menutup bejana logam dengan suatu
tutup kelopak. Proses penutupan ini dipicu oleh operasi tombol tekan
di badan kerja. Ketika tombol tekan ini dilepaskan, maka piston/torak
akan mundur ke posisi ujung belakang/mundur tersebut. Dapat dilihat
pada Gambar 1.12.

5
Gambar 1.12 Piranti rakitan untuk pemasangan tutup/lid pada tabung

5. Diagram Elektro Pneumatik

+24V 1

2
4
Y1
1 3
Y1

0V

Gambar 1.13 Diagram Elektro Pneumatik

6. Kesimpulan

Berikut ini merupakan kesimpulan dari praktikum EL PN 1:


a. Pada dasarnya antara pneumatik murni ataupun elektropneumatik
mempunyai cara kerja yang sama, hanya berbeda dari segi rangkaian

6
yang menggunakan solenoid yang dipasang pada panel. Panel dialiri
listrik yang berasal dari power supply.
b. Pada kasus EL PN 1 ini, valve akan bergerak maju ketika push button
ditekan. Dengan menekan push button, maka akan mengaktifkan
solenoid sehingga mendorong ruang 1 ke ruang 2 pada valve yang
memiliki katup 3/2 mengakibatkan udara mengalir dari kompresor ke
silinder.
c. Kabel yang digunakan pada elektro pneumatik memungkinkan untuk
menghubungkan kerja yang lain karena pada kabel tersebut terdapat
socket yang dapat dihubungkan dengan kabel lain.
d. Switch push button digunakan untuk menghubungkan atau
memutuskan aliran listrik dengan kabel kabel yang dihubungkan
sesuai dengan silinder sehingga dapat dioperasikan secara maksimal.
e. Solenoid coil mempunyai sensor yang dapat memberi informasi
bahwa listrik sudah mengalir dan pneumatik dapat dijalankan.
Sedangkan pada pneumatik murni hanya dapat mengetahui apakah
dapat dijalankan atau tidaknya suatu rangkaian berdasarkan ada ada
atau tidaknya suara akibat angin yang bocor.

7
PRAKTIKUM PNEUMATIK
Modul EL PN 2 ( Elektro Pneumatik)

1. Abstrak
Operation of a momentary-contact switch S1 its to cause the piston rod of
double acting cylinder to extend. The piston rod its to return to basic
position when the switch is released.

2. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik dan mendemonstrasikan
cara kerja dari komponen pneumatik:
Katup control 5/2, Electrically operated, pembalik pegas.
Solenoid coil.
2. Membuat diagram stroke-step.
3. Memberikan contoh aplikasi pneumatik dalam bidang industri.

3. Alat-alat:
1. (02) Cylinder, Double Acting, 25 x 100 seperti tampak pada Gambar
2.1.

Gambar 2.1 Cylinder, Double Acting, 25 x 100


2. (51) 5/2 Directional Control Valve, M5 Electrically operated seperti
tampak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 5/2 Directional Control Valve, M5 Electrically Operated


3. (54) Solenoid coil, 24 V from B seperti tampak pada Gambar 2.3.

8
Gambar 2.3 Solenoid coil, 24 V from B
4. (59) Switch with push button seperti tampak pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Switch with push button

4. Pertanyaan & Tugas


1. Jelaskan cara kerja dari komponen pneumatik diatas (51, 54, & 59) !
2. Buatlah diagram stroke-step, cara kerja rangkaian pneumatik diatas!
3. Berikan contoh aplikasi rangkaian pneumatik diatas dan jelaskan cara
kerja serta sketsa alat tersebut!
Jawab:
1. Cara kerja komponen pneumatik:
a. 5/2 Directional Control Valve, M5 Electrically Operated
Saat kondisi normal, 5/2 Directional Control Valve, M5
Electrically Operated adalah sama dengan 3/2 Directional
Control Valve yang ada pada EL PN 1. Perbedaannya ada pada
jumlah katup yang terdapat di alatnya, 3/2 valve mempunyai 3
katup. Sedangkan 5/2 valve ada 5 katup yang bekerja. Tetap
biasanya hanya 3 katup yang dioperasikan dari 5 katup,
sedangkan 2 katup yang lain berfungsi sebagai peredam suara.

b. Solenoid Coil, 24 V form B


Solenoid coil mempunyai cara kerja dengan meng-convert energi
listrik dari power supply menjadi energi untuk menjalankan valve
tersebut sebagaimana fungsinya. Solenoid coil terdiri dari
kumparan serta sebuah batang metal yang dapat bergerak maju

9
atau mundur apabila dialiri dengan listrik. Dan akan
menggerakkan ruangan pada katup dengan energi yang timbul
karena pergerakkan maju atau mundur oleh batang metal.
Solenoid mempunyai coil sebagai penggeraknya dimana ketika
coil mendapat supply tegangan listrik maka coil tersebut akan
berubah menjadi medan magnet.
c. Switch with push button

Switch with push button berfungsi sebagai push button seperti


biasanya. Hanya terdapat perbedaan pada switch untuk
menjalankan beberapa alat lainnya.

2. Diagram stroke-step
Diagram stroke-step dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Description Designation Quantity value 0 1 2 3 4 5 6 7 8 910


100
80
Double Position
60
acting mm
cylinder 40
20

State
Pushbutton S1
(make)

Gambar 2.5 Diagram Stroke-Step

3. Cara kerja rangkaian pneumatik:


a. Setelah kompresor dinyalakan, maka udara bertekanan mengalir
menuju air service unit, lalu udara disaring dan diteruskan
menuju 5/2 way valve, yang menggunakan spring dan solenoid
sebagai penghubung dengan jalur elektrik. Sumber energi yang

10
digunakkan adalah listrik dan tekanan angin, listrik yang
mengatur nyala dan matinya solenoid. Tekanan angin yang
menggerakkan silinder maju dan mundur karena menggunakkan
double acting silinder.

b. Kemudian listrik mengalir ke tombol on-off, sehingga ketika


tombol ditekan maka listrik akan mengalir menuju solenoid dan
membuat valve aktif dan ruang valve berpindah sehingga angin
bergerak masuk dari port 1 menuju port 4 lalu angin diteruskan
menuju silinder dan silinder dapat maju ke depan seperti tampak
pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kondisi Silinder Saat Push Button Ditekan

c. Saat tombol dilepas, maka listrik akan terputus supply udara akan
dihentikan dan spring akan menekan 5/2 way valve balik ke posisi
semula sehingga ruang berpindah tempat dan angin akan berubah
aliran dari port 1 menuju port 2 lalu silinder kembali masuk, lalu
angin dari port 4 dibuang lewat port 5 dan 3 seperti tampak pada
Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Kondisi Silinder Saat Push Button Dilepas

4. Aplikasi
Cara kerja: Pada aplikasi dalam sistem penyimpanan benda kerja,
pada saat tombol ditekan maka silinder 1A akan mendorong benda
kerja hingga keadaan maksimal. Secara otomatis akan mengaktifkan

11
silinder 2A untuk mendorong benda kerja kedalam kotak yang sudah
tersedia. Dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Penyimpanan Benda Kerja

5. Diagram Pneumatik

+24V 1

S1

4
4 2

Y1 Y1
5 3
1

0V

Gambar 2.9 Diagram Elektro Pneumatik

6. Kesimpulan

Berikut ini merupakan kesimpulan dari praktimum EL PN 2:


a. Pada praktikum EL PN 2 ini menggunakan 5/2 valve yang digunakan
pada rangkaian elektro pneumatik atau pneumatik murni dengan

12
fungsi yang sama hanya saja ada perbedaan pada 5/2 valve yang ada
pada pneumatik murni tidak memiliki solenoid.
b. Gaya yang menggerakan valve adalah gaya magnet yang didapatkan
dari hasil konversi gaya listrik ke gaya magnet oleh solenoid.
c. Dengan menggunakan 5/2 valve dapat menjalankan piston double
acting cylinder.
d. Solenoid coil berfungsi untuk meng-convert energi listrik dari power
supply menjadi energi untuk menjalankan valve dengan sebagaimana
fungsinya.
e. Push button pada rangkaian elektropneumatik berbeda dengan yang
ada pada pneumatik murni karena push button pada elektropneumatik
disusun secara terpisah dari 5/2 valve yang digunakan. Sedangkan
pada rangkaian pneumatik murni, push button menjadi satu dengan
5/2 valve.

13
PRAKTIKUM PNEUMATIK
Modul EL PN 3 ( Elektro Pneumatik)

1. Abstrak
The momentary-contact switch S2 is to be pressed briefly to cause the
piston rod of a double acting cylinder to extend. After having extended, the
piston rod to remain in its front end position. Operation of the momentary-
contact switch S2 is to cause the piston rod to retract again to its rear end
position. A 5/2 directional control valve with spring return is to be used
for this circuit.
2. Tujuan praktikum:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik dan mendemonstrasikan
cara kerja dari komponen pneumatik:
Relay dengan kontak normal terbuka dan normal tertutup.
2. Mambuat diagram stroke-step.

3. Memberikan contoh aplikasi pneumatik dalam bidang industri.

3. Alat-alat:

1. (02) Cylinder, Double Acting, 25 x 100 seperti tampak pada Gambar


3.1.

Gambar 3.1 Cylinder, Double Acting


2. (51) 5/2 Directional Control Valve, M5 Electricaly Operated seperti
tampak pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 5/2 Directional Control Valve


3. (54) Solenoid coil, 24V from B seperti tampak pada Gambar 3.3

14
Gambar 3.3 Solenoid coil, 24V
4. (55) Relay 4 charge over switch seperti tampak pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Relay 4 charge over switch


5. (59) Switch with push button (2 pcs) seperti tampak pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Switch with push button

4. Pertanyaan dan Tugas:


1. Jelaskan cara kerja dari komponen pneumatik diatas (55)!
2. Buat diagram stroke-step, cara kerja rangkaian pneumatik diatas!
3. Berikan contoh aplikasi rangkaian pneumatic diatas dan jelaskan cara
kerja serta sketsa alat tersebut!

Jawab:

15
1. Relay 4 charge over switch berfungsi sebagai distributor dari
electrical connection ke alat-alat lainya. Pada alat ini juga terdapat
switch-switch (normally closed dan normally opened) yang berfungsi
sebagai swtich seperti biasa. Relay terdiri dari Coil dan Contact. Coil
adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact
adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada
tidaknya arus listrik di coil. Ketika coil mendapat energi listrik, maka
akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas, dan contact akan menutup.
2. Diagram Stroke-Step
Diagram Stroke-Step dapat dilihat pada Gambar 3.6

Description Designation Quantity v alue 1 2 3 4 5 6 7 8 910


State 1
Pushbutton S1
(break)

State 1
Pushbutton S2
(make)
1
State
Relay K1

State 1
Valve Y1
solenoid

Double 100
Position
acting mm 50
cy linder

Gambar 3.6 Diagram Stroke-Step

Cara kerja rangkaian pneumatik:


a. Udara bertekanan dari compressor dan air service unit tertahan
oleh 5/2 Directional Control Valve.
b. Jika S1 ditekan, maka solenoid akan aktif dan membuat udara
dari kompresor masuk melalui port 5 ke 4 sehingga mendorong
silinder maju ke depan. Pada saat S1 dilepas solenoid masih aktif
karena aliran arus dikunci melalui kontak K1 pada relay seperti
pada Gambar 3.7.

16
Gambar 3.7 Kondisi Saat S1 Ditekan
c. Sedangkan saat S2 ditekan arus yang masuk ke koil akan terputus
sehingga relay akan mati dan membuat silinder mundur ke posisi
semula seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Kondisi Saat S1 Ditekan

3. Aplikasi
Cara kerja: Mesin ini digunakan untuk mensortir kardus produk cacat
dan kardus produk tidak cacat. Apabila lulus sortir, maka kardus
produk akan bergerak pada lintasan bagian bawah. Sedangkan untuk
kardus produk yang cacat sistem lintasan akan dikendalikan oleh
silinder pneumatik menggunakan sistem kelistrikan. Jika tombol A1 di
tekan, maka kardus produk yang cacat akan bergerak menuju ke
lintasan bagian atas. Posisi tersebut akan tetap bertahan jika tombol
A1 dilepas. Untuk memindahkan sistem kepada lintasan bagian
bawah, maka harus menggunakan tombol A2. Dapat dilihat pada
Gambar 3.9.

17
Gambar 3.9 Mesin Penyortir Produk

5. Diagram Elektro Pneumatik

+24V 1

S1
2
2
4 2 3
3
3
Y1 S2
K1
K1
5 3 4
1 4
4
A1

K1
Y1
A2
0V

2
3

Gambar 3.10 Diagram Elektro Pneumatik

6. Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari praktimum EL PN 3:
a. Dengan menggunakan relay, maka kita dapat menggunakan beberapa
push button karena listrik yang diterima dapat didistribusikan ke push
button lainnya sesuai dengan rangkaian yang diinginkan.

18
b. Rangkaian elektro pneumatik dapat dirangkai seperti rangkaian listrik
pada umumnya. Ini dapat dilihat dari rangkaian parallel pada tombol
S1 dan S2.
c. Solenoid berfungsi untuk memindahkan ruang pada valve berbeda
dengan pneumatik yang menggunakan angin untuk memindahkan
ruangan pada valve.
d. Pada relay ini juga terdapat sensor berupa lampu yang akan menyala
bila pada relay tersebut sudah dialiri listrik. Sedangkan jika belum
dialiri listrik, lampu pada relay akan mati.
e. Pada relay juga terdapat sistem normally opened dan normally closed
panel, sehingga dapat meminimalkan aktivitas yang sebelumnya
membutuhkan peralatan yang lebih banyak.

19

Anda mungkin juga menyukai