Anda di halaman 1dari 6

KEMITRAAN AGRIBISNIS TOMAT

(Studi Kasus Kelompok Usahatani Mekar Tani Jaya di Lembang, Jawa Barat)

Doni Sahat Tua Manalu dan Mulyani

Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor


manaludoni@gmail.com / mulyani_chan08@yahoo.com

ABSTRACT

The agricultural sub-sector applying the partnership pattern is tomato commodity in West Java, one of them is by the
farming group of Mekar Tani Jaya in Lembang with CV Yan's Fruit and Vegetables. Mekar Tani Jaya (MTJ) is a
farmer group formed in 1987 with vegetables as one of its business unit. Partnership development can help farmers and
business actors in improving the growth of horticultural agribusiness, especially on tomato commodity. The purpose of
this research is to assess the level of partnership relationship through assessment of partnership degree. The study was
conducted in Lembang in July 2015 with respondents amounting to 40 partner farmers. The results show that the
assessment of partnership degree by partner farmers amounted to 680 and Yan's Fruit and Vegetables CV of 655. The
results indicate partnership that is done including middle-level partnership category (501-750).

Keywords : Partner Farmers, Partnership Relationship, Tomato

PENDAHULUAN Sub sektor pertanian yang menerapkan pola


kemitraan adalah komoditas tomat di Jawa Barat
Kemitraan merupakan kelembagaan
salah satunya oleh kelompok usahatani Mekar Tani
(institusi) yang biasa diterapkan dalam
Jaya di Lembang dengan CV Yan’s Fruit and
pengembangan agribisnis dan industrialisasi
Vegetables. Mekar Tani Jaya (MTJ) merupakan
pertanian di negara-negara berkembang termasuk
kelompok tani yang dibentuk pada tahun 1987
Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi
dengan sayuran sebagai salah satu unit usahanya.
dampak informasi yang tidak sempurna,
Dalam menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
ketidakpastian, tingginya biaya transaksi dan
sayuran yang dihasilkan, proses kegiatan budidaya
risiko, Miyata et al. (2009). Selanjutnya Kherallah
pada kelompok usahatani MTJ telah memiliki
dan Kirsten (2002) mengemukakan bahwa
sertifikasi dan menerapkan GAP (Good
kemitraan adalah salah satu institusi yang
Agriculture Practices). Sementara CV Yan’s Fruit
disebutkan dalam literatur NIE yang banyak diacu
and Vegetables adalah salah satu pemasok sayuran
dan diaplikasikan sebagai salah satu solusi dan
dan buah-buahan yang utama di desa Cibodas,
upaya penerapan kebijakan pertanian di negara-
Lembang.
negara berkembang termasuk Indonesia.
Pengembangan kemitraan dapat membantu
Melalui sistem kemitraan dapat mengatasi
petani dan pelaku usaha dalam meningkatkan
masalah minimnya informasi pasar dan risiko
pertumbuhan agribisnis hortikultura, khususnya
(Daryanto 2006), dapat menjadi solusi untuk
pada komoditas tomat. Dengan demikian,
mengatasi risiko harga produk (Fariyanti 2008),
kemitraan tidak hanya berpotensi meningkatkan
dapat meningkatkan pendapatan petani (Indrayani
penghasilan petani, tetapi juga memiliki pengaruh
2008; Rachmawati 2008) yang ditunjukkan dengan
ganda (multiplier effects) terhadap perekonomian
produktivitas yang tinggi, dan berpengaruh
di pedesaan maupun perekonomian dalam skala
terhadap pengurangan risiko harga dan risiko
yang lebih luas (Daryanto, 2006). Tingkat
produksi (Fanani 2015). Dengan demikian, adanya
kemitraan membantu dalam mengetahui
pembenahan melalui kemitraan usaha diharapkan
keberadaan posisi hubungan kerjasama yang
dapat memperkuat akses petani atau pelaku usaha
dilakukan, sehingga dengan menyadari kelebihan
hortikultura terhadap pasar modern ataupun pasar
dan kekurangan masing-masing pihak diharapkan
ekspor (Ditjen Hortikultura 2012).
Kemitraan Agribisnis Tomat... (Doni Sahat Tua Manalu, dkk.) 15

dapat merasa puas terhadap kinerja pelaksanaan Metode Penentuan Sampel


kemitraan dan kemitraan dapat berkelanjutan. Hal
Penentuan sampel penelitian dilakukan
tersebut penting dalam mewujudkan kemitraan
menggunakan teknik Probability Sampling melalui
yang saling membutuhkan, saling menguntungkan,
pendekatan Simple Random Sampling. Metode ini
dan saling memperkuat. Berdasarkan uraian yang
dipilih agar populasi memiliki peluang yang sama
telah dijelaskan, maka tujuan penelitian adalah
untuk diseleksi sebagai sampel. Kerangka
mengkaji derajat kemitraan antara KUT Mekar
sampling (sampling frame) diperoleh dengan
Tani Jaya dan CV Yan’s Fruit and Vegetables.
mengetahui data jumlah petani berdasarkan
informasi dari Kelompok Usahatani Mekar Tani
Jaya. Sementara responden merupakan petani mitra
METODOLOGI yang telah bermitra selama lebih dari satu tahun.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini
Tempat dan Waktu
berjumlah 40 orang. Ditentukan jumlah 40 orang
Penelitian dilakukan di Lembang, untuk memenuhi aturan umum secara statistik
Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Pemilihan yaitu lebih dari atau sama dengan 30 orang karena
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja sudah terdistribusi normal.
(purposive) dengan dasar pertimbangan bahwa di
Metode Analisis Data
lokasi tersebut terdapat salah satu Kelompok
Usahatani yang telah melakukan kegiatan Berdasarkan tujuan penelitian, maka analisis
kemitraan dalam memasok komoditas tomat ke data yang digunakan berupa data kualitatif dan
pasar modern. Selain itu, Kabupaten Bandung kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan
Barat juga termasuk dalam 5 wilayah sebaran secara deskriptif untuk mengetahui informasi
produksi tomat terbesar di Jawa Barat. kondisi atau gambaran umum dari kemitraan yang
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2015. telah terlaksana. Sementara analisis data kuantitatif
berupa penilaian derajat kemitraan.
Jenis dan Sumber Data
Analisis Deskriptif
Data yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah data primer dan sekunder. Data primer Analisis deskriptif adalah suatu metode yang
diperoleh melalui wawancara langsung dengan meneliti suatu objek pada masa sekarang. Tujuan
petani yang dibantu dengan kuesioner. Sementara dari analisis deskriptif ini adalah untuk membuat
data sekunder diperoleh untuk mendukung data gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
primer yang bersumber dari BPS, Ditjen Horti mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar
serta melakukan studi literatur untuk mengetahui fenomena yang dikaji (Nazir 2009). Analisis
informasi yang relevan dengan penelitian. deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran umum
mengenai bagaimana karakteristik
dari petani mitra dan
menggambarkan hubungan
kemitraan, sehingga pada akhirnya
dapat terjalin suatu kemitraan.
Penilaian tingkat hubungan
kemitraan ini mengacu pada
Departemen Pertanian yang menilai
dari dua aspek besar yaitu proses
manajemen kemitraan dan manfaat
kemitraan seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 1. Setiap aspek memiliki
nilai faktor maksimal yang berbeda.
Penilaian dilakukan kepada kedua
belah pihak yaitu petani mitra dan
CV Yan’s Fruit and Vegetables.
Untuk petani mitra dilakukan kepada
40 petani responden, sementara pihak
16 Agrica Ekstensia. Vol. 12 No. 1 Juni 2018: 13-18

CV Yan’s Fruit and Vegetables diwakili satu orang sebesar 2.5 persen untuk rentang waktu 15-19
yaitu pemilik CV Yan’s Fruit and Vegetables. tahun dan lebih dari 19 tahun. Dari hasil tersebut,
petani responden tergolong pada petani yang cukup
Sementara untuk hasil nilai tingkat
memiliki pengalaman dalam berusahatani tomat.
kemitraan yang telah terjalin dapat dibagi menjadi
Dari karakteristik pengalaman dalam bermitra
empat tingkatan, yaitu prima utama, madya, prima,
sebesar 92.5 persen memiliki pengalaman kurang
dan pra prima. Rincian nilai dan tingkat kemitraan
dari 5 tahun, dan pengalaman dalam bermitra
ditunjukkan pada Tabel 2.
antara rentang waktu 5 sampai 9 tahun sebesar 7.5
Tabel 2 Nilai tingkat kemitraan persen. Masih rendahnya pengalaman petani dalam
Kemitraan Nilai bergabung atau bermitra karena mayoritas petani
Tingkat Kemitraan Prima Utama >750 lebih sering menjual hasil produksi tomatnya
Tingkat Kemitraan Madya 501-750 kepada tengkulak atau pedagang pengepul.
Tingkat Kemitraan Prima 250-500
Tingkat Kemitraan Pra Prima <250 Penilaian Derajat Kemitraan
Sumber: Biro Hukum dan Humas Sekretariat Hasil yang disajikan pada Tabel 3
Jenderal Departemen Pertanian (2004)
menunjukkan bahwa total nilai untuk CV Yan’s
Fruit lebih besar daripada petani mitra, yaitu
dengan total 680. Sementara penilaian menurut
HASIL DAN PEMBAHASAN petani mitra yaitu sebesar 655. Hasil tersebut
sama-sama berada pada kategori tingkat kemitraan
Karakteristik Petani Responden
Madya (501-750). Kemitraan tahap Madya
Petani responden yang digunakan dalam merupakan kemitraan yang sering dilakukan dalam
penelitian ini berjumlah 40 orang. Karakteristik kemitraan jangka menengah dan jangka panjang.
petani responden diidentifikasi dari beberapa aspek Pola kemitraan tahap madya merupakan
yaitu, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan pengembangan pola kemitraan sederhana, di mana
formal, luas lahan, pengalaman dalam usahatani peran usaha besar terhadap usaha kecil mitranya
tomat dan lamanya bermitra. Seluruh petani semakin berkurang. Adanya bantuan pembinaan
responden (100 %) berjenis kelamin laki-laki. Dari usaha besar yang masih sangat diperlukan terutama
aspek umur, petani responden termasuk pada dalam bantuan teknologi, alat mesin yang
kelompok umur produktif dengan hasil sebesar dibutuhkan unutk peningkatan produksi dan mutu
47.5 persen. Sebagiannya lagi tersebar pada produksi, industri pengolahan (agroindustri) serta
rentang umur yang diidentifikasi, yaitu memiliki jaminan pemasaran. Dalam aspek permodalan,
persentase sebesar 20 persen (31-40 tahun), 15 pada tahap madya ini pihak dari usaha besar tidak
persen (51-60 tahun), 10 persen (>60 tahun), dan lagi memberikan modal usaha, sehingga
terakhir sebesar 7.5 persen (20-30 tahun). permodalan, manajemen usaha, dan penyediaan
Tingkat pendidikan menunjukkan sebesar sarana produksi disediakan oleh usaha kecil
42.5 persen petani responden memiliki tingkat (Hafsah 2002).
pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam tahap madya ini, pihak usaha kecil
Sebagian nya lagi tersebar pada Sekolah Menengah telah mampu mengembangkan usaha mulai dari
Pertama (SMP) sebesar 17.5 persen, Sekolah merencanakan usaha sampai dengan pengadaan
Menengah Atas (SMA) sebesar 37.5 persen, dan sarana produksi dan permodalan, serta upaya
lainnya yaitu pendidikan perguruan tinggi sebesar dalam menjamin kelangsungan kemitraan dengan
2.5 persen. usaha besar. Kondisi tersebut telah tepat
Aspek penguasaan lahan, sebesar 82.5 mencerminkan kondisi kemitraan antara petani
persen luas lahan yang digunakan yaitu kurang dari mitra dengan CV Yan’s Fruit and Vegetables.
1.500 m2 dan hasil lainnya beragam yaitu sebesar Pihak CV Yan’s Fruit and Vegetables tidak lagi
10 persen (1 500 – 2 900 m2), 2.5 persen (3.000 – memfasilitasi petani mitra dalam hal permodalan.
5 000 m2), dan 5 persen (>5 000 m2). Dari segi Aspek yang masih dijaga komitmen dan kinerja
lamanya atau pengalaman dalam berusahatani dalam kemitraan adalah jaminan pemasaran tomat.
tomat, sebesar 52.5 persen berada pada rentang Penilaian derajat kemitraan terdiri atas aspek
waktu antara 5-9 tahun, sebagiannya lagi kurang proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat.
dari 5 tahun sebesar 37.5 persen, rentang waktu 10- Setiap aspek memiliki indikator penilaian yang
14 tahun sebesar 5 persen, dan masing-masing berbeda.
Kemitraan Agribisnis Tomat... (Doni Sahat Tua Manalu, dkk.) 17

Aspek proses manajemen kemitraan Aspek Manfaat


Aspek proses manajemen kemitraan Aspek manfaat yang dinilai berupa
meliputi perencanaan, pengorganisasian, ekonomi, teknis, dan sosial. Secara ekonomi
pelaksanaan dan efektivitas kerjasama yang dinilai. faktor-faktor yang dinilai antara lain pendapatan,
Faktor perencanaan kemitraan dinilai telah baik harga, produktivitas, dan risiko usaha. Pendapatan
oleh petani mitra dan CV Yan’s Fruit and merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
Vegetables dengan nilai 100. Hal ini dikarenakan usahatani. Kedua belah pihak menilai sama sebesar
kedua belah pihak secara bermusyawarah 50 yang berarti pendapatan yang diterima itu
merencakaan segala kegiatan terkait kemitraan meningkat dibandingkan sebelumnya. Setiap usaha
demi tercapainya tujuan bersama. Proses kemitraan yang dijalankan memiliki risiko, dan risiko usaha
dapat terlaksana dengan baik jika ditunjang oleh yang terjadi dalam kemitraan ini akan ditanggung
adanya kelengkapan perencanaan, meliputi aspek oleh masing-masing pihak, sehingga nilainya
pemasaran, pembinaan, teknologi, sarana produksi rendah yaitu sebesar 20 menurut petani mitra dan
pertanian, prasarana pertanian dan permodalan. 25 menurut pihak CV Yan’s Fruit and Vegetables.
Pihak CV Yan’s Fruit and Vegetables menilai
Indikator teknis yang dinilai yaitu dari
lebih tinggi sebesar 40 dibandingkan dengan petani
faktor mutu dan penguasaan teknologi. Mutu yang
mitra. Nilai tersebut berarti kelengkapan
dimaksud adalah mutu produksi tomat yang
perencanaan yang dilakukan meliputi aspek
dihasilkan. Hasil menunjukkan nilai 25 baik
pemasaran, pembinaan teknologi, bimbingan, dan
penilaian dari petani mitra dan CV Yan’s Fruit and
penyediaan sarana produksi tomat. Petani mitra
Vegetables. Hal ini berarti mutu tomat yang
menilai sebesar 35 yang berarti lingkup
dihasilkan melalui kemitraan sudah baik. Faktor
perencanaan kemitraan meliputi tiga aspek yaitu
Hasil menunjukkan adanya peningkatan dalam
pemasaran, pembinaan teknologi, dan bimbingan.
penguasaan teknologi yang diterima dan dirasakan
Aspek Pengorganisasian terdiri atas bidang khusus
oleh petani mitra dengan nilai sebesar 25.
dan kontrak kerjasama. Bidang khusus merupakan
ketersediaan bidang atau unit khusus yang Dalam faktor keinginan kontinuitas
menangani kegiatan kemitraan. Kedua belah pihak kerjasama, kedua belah pihak sama-sama menilai
menilai sama sebesar 25 yang berarti bahwa telah 50. Hal tersebut berarti adanya kemungkinan untuk
tersedia bidang khusus yang menangani kemitraan. melanjutkan hubungan kerjasama dalam
Sama halnya pada faktor kontrak kerjasama, kedua pemasaran tomat yang sebelumnya telah
belah pihak menilai sebesar 25 yang berarti belum dilakukan. Secara sosial suatu hubungan kerjasama
tersedianya kontrak kerjasama secara tertulis. perlu menjaga kelestarian lingkungan sekitar,
Kemitraan yang selama ini terjalin antara petani petani mitra menilai dengan nilai 25 yang artinya
dan CV Yan’s Fruit and Vegetables dilakukan pelestarian lingkungan belum sepenuhnya sesuai
secara verbal. dengan pedoman teknis atau peraturan yang
berlaku. Petani mitra masih jarang melakukan
Pelaksanaan dan efektivitas kerjasama
rotasi tanam, selain itu masih terdapat beberapa
telah dinilai baik oleh kedua pihak yang
kemasan benih dan botol pestisida yang terdapat di
ditunjukkan dengan nilai 50 yang berarti
sekitar lahan tomat. Sementara pihak CV Yan’s
pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan
Fruit and Vegetables menilai sebesar 50 yang
perjanjian dan dilakukan secara transparan. Pihak
berarti telah melakukan pelestarian lingkungan
CV Yan’s Fruit and Vegetables menilai lebih besar
sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pihak CV
yaitu sebesar 30, sementara petani mitra menilai
Yan’s Fruit and Vegetables melakukan
sebesar 25. Peranan yang dijalankan telah sesuai
penanganan limbah tomat dengan cara
dengan kerjasama, adanya kontinuitas dan kualitas
mengembalikan tomat yang tidak lolos sortasi
suplai tomat sudah baik artinya sesuai dengan
kepada petani mitra, Untuk lebih jelas hasil
waktu dan jumlah yang ditentukan sebelumnya.
penilaian derajat kemitraan antara petani mitra
Pembayaran yang dilakukan kepada petani akan
dengan CV Yan’s Fruit and Vegetables pada Tabel
diberikan dalam jangka waktu 2 minggu setelah
3.
tomat dipasok. Harga beli oleh CV Yan’s Fruit and
Vegetables ditentukan secara bersama dengan
harga Rp7 000 per kg.
18 Agrica Ekstensia. Vol. 12 No. 1 Juni 2018: 13-18

Tabel 3. Hasil penilaian derajat kemitraan antara petani mitra dengan CV Yan’s Fruit and Vegetables
Aspek Indikator Faktor yang Diniliai Nilai Faktor Petani CV Yan’s
Maksimum Mitra Fruit and
Vegetables
1. Perencanaan kemitraan 100 100 100
1. Perencanaan
2. Kelengkapan perencanaan 50 35 40
I. Proses 1. Bidang khusus 25 25 25
1. Pengorganisasian
Manajemen 2. Kontrak kerjasama 125 25 25
Kemitraan 1. Pelaksanaan dan 1. Pelaksanaan kerjasama 50 50 50
Efektivitas 25 30
2. Efektivitas kerjasama 100
Kerjasama
Jumlah Nilai Maksimum Aspek Proses Manajemen Kemitraan 500 360 370
1. Pendapatan 100 50 50
2. Harga 50 50 50
1. Ekonomi
3. Produktivitas 50 50 40
4. Risiko usaha 50 20 25
II. Manfaat 1. Mutu 50 25 25
2. Teknis
2. Penguasaaan teknologi 50 25 20
1. Keinginan kontinuitas 50 50
75
1. Sosial kerjasama
2. Pelestarian lingkungan 75 25 50
Jumlah Nilai Maksimum Aspek Manfaat 500 295 310
Total 1000 655 680
sarana produksi usaha tomat kepada petani mitra.
Hubungan kemitraan yang dijalin berupa
Implikasi Manajerial
pemasaran tomat yang sesuai standar dan
Berdasarkan hasil penelitian tentang ketentuan yang telah disepakati bersama.
kemitraan tomat, maka dapat direkomendasikan
Kinerja yang baik tentu akan menimbulkan
beberapa implikasi manajerial. Implikasi
kepuasan yang tinggi dan berharap kemitraan dapat
manajerial digunakan untuk perbaikan dan
terus berkelanjutan. Dengan demikian, langkah-
peningkatan kinerja dari petani mitra dengan CV
langkah yang dapat dirumuskan dan diterapkan : 1)
Yan’s Fruit and Vegetables dalam melaksanakan
menjaga dan memperbaiki komunikasi antara
kemitraan, sehingga diharapkan kemitraan dapat
pihak yang bermitra, 2) mengembangkan dan
berkelanjutan dan mencapai win-win solution.
memperbaiki mekanisme penetapan harga beli
Penilaian derajat kemitraan bertujuan
tomat oleh CV Yan’s Fruit and Vegetables, 3)
mengidentifikasi aspek-aspek mana saja yang telah
menggunakan input produksi yang tepat dan sistem
baik dan sesuai nilainya sampai mendekati skor
budidaya tomat yang baik, 4) memperbaiki sistem
1000, artinya kemitraan yang dijalankan telah
informasi secara terbuka dan menyeluruh terkait
sesuai memenuhi aspek yang dibutuhkan dalam
dengan kerjasama, seperti informasi pasar sampai
suatu hubungan kemitraan. Hasil penelitian
informasi harga, 5) mengembangkan perencanaan
menunjukkan bahwa nilai derajat kemitraan petani
yang berkaitan dengan kemitraan secara tepat,
mitra sebesar 680 dan CV Yan’s Fruit and
sehingga bisa tepat sasaran, 6) mengembangkan
Vegetables sebesar 655. Nilai tersebut termasuk
dan memperbaiki skema kerjasama yang lebih
dalam hubungan kemitraan tahap Madya, tahap
menguntungkan dan disesuaikan dengan tingkat
kemitraan yang menunjukkan kondisi petani mitra
risiko yang dialami serta disesuaikan dengan
yang mulai sudah mandiri dalam pemenuhan
karakteristik petani mitra, 7) lebih menguatkan
sarana produksi dan modal. Kondisi ini
koordinasi antara pihak yang bermitra, 8)
menunjukkan bahwa melalui kemitraan telah
memperbaiki pengawasan lapang agar masalah
memberikan manfaat bagi petani mitra dan CV
yang mungkin muncul dapat segera diatasi.
Yan’s Fruit and Vegatables. Petani mitra telah
mampu berusahatani tomat dengan baik dan
memenuhi kebutuhan usahatani tomatnya dengan
modal sendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa
keterlibatan pihak CV Yan’s Fruit and Vegetables
mulai berkurang dalam membina dan menyediakan
Kemitraan Agribisnis Tomat... (Doni Sahat Tua Manalu, dkk.) 19

KESIMPULAN DAN SARAN Fariyanti A. 2008. Perilaku Ekonomi


Rumahtangga Petani Sayuran dalam
Kesimpulan
Menghadapi Risiko Produksi dan Harga
Penilaian derajat kemitraan menurut petani Produk di Kecamatan Pangalengan
mitra sebesar 680 dan CV Yan’s Fruit and Kabupaten Bandung [disertasi]. Bogor (ID):
Vegetables sebesar 655 yang termasuk kategori Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
tingkat kemitraan Madya (501-750). Pola
Hafsah, MJ. 2000. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan
kemitraan tahap madya merupakan pengembangan
Strategi. Jakarta (ID): Pustaka Sinar
pola kemitraan sederhana, di mana petani mitra
Harapan.
telah mampu mengembangkan usaha tomat dalam
pengadaan sarana produki dan permodalan. Indrayani R. 2008. Analisis Pola Kemitraan Dalam
Pengadaan Beras Pandanwangi Bersertifikat
(Kasus Gapoktan Citra Sawargi dan CV
Saran Quasindo) [tesis]. Bogor (ID): Pascasarjana,
Adapun saran yang dapat diberikan adalah Institut Pertanian Bogor.
CV Yan’s Fruit and Vegetables dan KUT Mekar Kherallah M, Kirsten J. 2002. The New
Tani Jaya secara bersama harus meningkatkan Institutional Economics Applications for
kesadaran untuk menjaga komitmen dan Agricultural Policy Research in Developing
memperbaiki kinerja dengan optimal cara yang Countries. Agrekon. 41 (2):110-133.
dapat dilakukan yaitu membuat surat kontrak
Miyata S, Minot N, Hu D. 2009. Impact of
kerjasama secara tertulis yang disepakati oleh
Contract Farming on Income: Lingking
pihak yang terkait agar keberlanjutan kemitraan
Small Farmers, Packers, and Supermarket
dapat terjaga. Hal tersebut dilakukan agar tingkat
in China. World Development. 37(11):
hubungan kemitraan yang dijalin pun semakin erat,
1781-1790.
sehingga keuntungan bersama yang telah
disepakati mampu terwujud. Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta(ID):
Ghalia Indonesia.
Rachmawati E. 2008. Kemitraan antara Perum
Perhutani dengan Petani Vanili dalam Upaya
DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Pendapatan Petani : Studi
Kasus Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat di Desa Padasari,
Daryanto A. 2006. Empowering Farmer’s Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang
Economic Walfare through Development of [tesis]. Bogor (ID): Pascasarjana, Institut
Oil Palm Industry in the Regional Pertanian Bogor.
Autonomy Era: Lessons Learnt from Siak
District. Jurnal Manajemen dan Agribisnis.
3(2): 113-125.
Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Kemitraan
Usaha Agribisnis. Jakarta (ID): Direktorat
Pengembangan Usaha, Departemen
Pertanian
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2010-2014. Jakarta (ID):
Kementerian Pertanian.
Fanani A. 2015. Pengaruh kemitraan terhadap
risiko usaha tani tembakau di kabupaten
Bojonegoro provinsi Jawa Barat. Jurnal
Manajemen dan Agribisnis. 12(3): 194-203.

Anda mungkin juga menyukai