Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

Kemitraan Agribisnis Pemasaran Tomat


Mekar Tani Jaya dan CV Yan’s Fruit And Vegetables

Asisten Pembimbing:
Sigit Agung Kharisma

Disusun Oleh:
Alfan Zain Ababil Asror (191510901035)

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, dimana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani
dan juga disebut negara agraris. Pertanian adalah sebagai sejenis proses produksi
yang khas dan di dasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan yang
dilakukan oleh petani dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan. Pertanian
merupakan salah satu sektor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
perekonomian di Indonesia dan pertanian juga memanfaatkan sumber daya alam
hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan baha baku pangan, sumber
energi, dan bahan baku agroindustri. Pertanian juga menyediakan bahan pasar
yang sangat besar untuk pengelolaan produk pertanian, perkebunan, peternakan,
dan perikanan( Heryana, 2016).
Menurut Baskoro (2017), Pertanian merupakan sektor yang penting dalam
perekonomian bangsa Indonesia. Sektor pertanian merupakan suatu kegiatan
menanam, mengolah, membudidayakan dan memanfaatkan ketersediaan sumber
daya alam untuk dikelola yang bertujuan untuk memperoleh hasil yaitu adalah
hasil produk pertanian. Hasil pertanian dapat dijadikan sebagai bahan pangan,
bahan baku energi, dan juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri.
Pertanian juga dapat diartikan secara sempit dan secara luas, arti pertanian dalam
arti sempit adalah pertanian yang hanya melakukan proses budidaya saja,
sedangkan arti pertanian secara luas adalah pertanian yang mencakup seluruh
pemanfaatan makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan seperti perikanan,
perkebunan, dan peternakan. Kegiatan pertanian memiliki peran yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena masyarakat sangat
bergantung terhadap hasil dari pertanian.
Agribisnis merupakan merupakan suatu kegiatan usaha tani yang berhubungan
dengan penanganan komoditas pertanian. Agribisnis berasal dari kata agri yang
artinya pertanian dan bisnis yang berarti usaha komersial dalam bidang
perdagangan. Sistem agribisnis merupakan semua kegiatan yang dimulai dari
pengadaan, penyaluran sarana produksi hingga pemasaran produk-produk
pertanian dan agroindustri yang berkaitan satu dengan lainnya. Agribisnis
berupa usaha di bidang pertanian yang dapat berupa usaha pasca panen,
penyedia pupuk atau alat-alat pertanian, dan agroindustri. Pengertian agribisnis
secara luas adalah keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan, pengeluaran
produksi atau agroindustri, pemasaran pada pertanian dan kelembagaan yang
menunjang kegiatan pertanian. Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha dalam
pertanian yang mendukung, baik di sektor hulu maupun di hilir dan mencakup
empat subsistem yang saling mendukung. Penunjang dari subsitem agribisnis
adalah lembaga pemerintah, lembaga keuangan, lembaga penelitian, serta
kebijakan dari pemerintah (Zamrodah, 2016).
Pendorong untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kegiatan usaha
tani maka diperlukan adanya suatu kemitraan. Kemitraan adalah suatu strategi
bisnis yang dilakukan dengan cara kerjasama antar usaha kecil maupun sedang
bahkan usaha besar baik antar 2 usaha atau lebih, dalam jangka waktu tertentu
dengan tujuan yang sama yakni untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip
saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan sendiri mencakup
proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,
permodalan, sumberdaya manusia, dan teknologi sesuai pola kemitraan.
Jenis-jenis pola kemitraan yaitu meliputi inti plasma, subkontrak, waralaba,
perdagangan umum, distribusi dan keagenan, bagi hasil, kerjasama operasional,
usaha patungan dan bentuk kemitraan lainnya. Dalam pelaknasaannya sendiri
kemitraan harus memiliki komitmen kuat yang dilakukan oleh semua pihak yang
terkait atas kemitraan tersebut (Pasaribu, 2015).
Tomat atau Lycopersion Esculentum Mill merupakan sayuran dan buah yang
tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk dalam famili
Solanaceae. Tomat adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi bagi perekonomian di Indonesia. Tomat memiliki
kandungan vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat yang sangat baik bagi
kesehatan. Pemanfaatan tanaman tomat semakin luas, karena selain dikonsumsi
sebagai tomat segar juga digunakan sebagai bumbu masakan, dan juga dapat
diolah lebih lanjut sebagai bahan baku untuk kegiatan industri makanan seperti
sari buah dan sebagai saos tomat (Asamin, 2019).
Salah satu sub sektor pertanian yang menerapkan strategi kemitraan pada
komoditas tomat di Jawa Barat adalah dilakukan oleh kelompok usahatani
Mekar Tani Jaya di Lembang dengan CV Yan’s Fruit and Vegetables. Mekar
Tani Jaya (MTJ) merupakan kelompok tani yang dibentuk pada 10 Oktober
1987 dengan sayuran sebagai salah satu unit usahanya. Dalam menjaga
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sayuran yang dihasilkan, proses kegiatan
budidaya pada kelompok usahatani MTJ telah memiliki sertifikasi dan
menerapkan GAP (Good Agriculture Practices). Sementara CV Yan’s Fruit and
Vegetables adalah salah satu pemasok sayuran dan buah-buahan yang utama di
desa Cibodas, Lembang.

PEMBAHASAN

Usahatani Mekar Tani Jaya atau MTJ didirikan pada tahun 1987 dengan
sayuran sebagai salah satu unit kegiatan usahanya. Komoditas yang di produksi
oleh kelompok tani Mekar Tani Jaya pada awalnya adalah sayuran, yang
berkembang hingga saat ini dengan berbagai macam komoditas dan produknya.
Salah satu komoditas yang memiliki kemitraan adalah produksi tomat di Mekar
Tani Jaya oleh CV Yan’s fruit and vegetables. CV Yan’s fruit and
vegetables adalah pemasok komoditas sayuran dan buah buahan yang
menjalin hubungan kerjasama dengan Mekar Tani Jaya, dengan adanya hubungan
tersebut Mekar Tani Jaya dapat menjalan kan usaha taninya hingga saat ini
dengan baik. Sehingga hubungan antara Mekar Tani Jaya dan CV Yan’s
fruit and vegetables dapat mengerti kekurangan dan kelebihan masig masing
sehingga kerjasama atau kemitraan yang dijalankan dapat terlaksana secara
bekelanjutan (Manula dkk, 2018).
Kemitraan tahap Madya merupakan kemitraan yang sering dilakukan
dalam kemitraan jangka menengah maupun jangka panjang. Pola kemitraan tahap
madya merupakan pengembangan pola kemitraan sederhana, dimana peran usaha
besar terhadap usaha yang masih kecil mitranya semakin berkurang. Adanya
bantuan dalam bentuk pembinaan usaha besar masih sangat diperlukan terutama
dalam bentuk bantuan teknologi, alat mesin yang dibutuhkan untuk peningkatan
produksi dan mutu produksi, industri pengolahan, serta jaminan untuk pemasaran.
Aspek permodalan pada tahap madya ini pihak dari usaha besar tidak lagi
memberikan modal usaha, sehingga permodalan, manajemen usaha, dan
penyediaan sarana dan prasarana produksi disediakan sendiri oleh pihak kecil.
Tahapan madya ini membuat pihak usaha kecil telah mampu
mengembangkan usaha mulai dari merencanakan usaha sampai dengan
pengadaan sarana produksi dan permodalan, serta mengupayakan dalam
menjamin kelangsungan kemitraan dengan usaha besar. Kemitraan Madya
tersebut sesuai dengan kemitraan yang dijalankan oleh Mekar Tani Jaya dan
Yan’s fruit and vegetables. Yan’s fruit and vegetables tidak lagi memberikan
fasilitas berupa modal usaha kepada Mekar Tani Jaya, namun kemitraan
yang dijalankan lebih kepada jaminan pemasaran tomat. Penilaian derajat
kemitraan pada pemasaran tomat terdiri atas 2 aspek komitmen yang harus
dijalankan, yaitu proses manajemen kemitraan dan manfaat. Aspek tersebut juga
memiliki indikator penilaian yang berbeda-beda (Manula, 2018).
Aspek manajemen kemitraan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan efektivitas kerjasama yang dinilai. Faktor perencanaan
kemitraan oleh Mekar Tani Jaya dan Yan’s Fruit and vegetables dilakukan dengan
cara musyawarah dalam perencanaannya, kegiatan kemitraan yang terlaksana
dinilai telah baik oleh para petani karena tujuan antara kedua belah pihak tersebut
telah tercapai. Proses perencanaan kontinuitas dan kualitas pasok buah tomat
sudah memenuhi dan sudah sesuai dengan kebutuhan Mekar Tani Jaya.
Pembayaran yang dilakukan kepada petani Yan’s fruit and vegetables, diberi
jangka waktu 2 minggu setelah tomat dipasok. Harga jual tomat oleh CV Yan’s
Fruit and Vegetable seharga 7000/kg. Mutu tomat yang di pasok oleh Yan’s
fruit and vegetables sudah baik dan Mekar Tani Jaya sangat mengakui hal
tersebut. Pendapatan kedua belah pihak telah mengakui memiliki peningkatan
pendapatan dari pendapatan sebelumnya, sehingga dapat dikatakan dalam
kemitraan ini memeberikan dampak pendapatan yang positif, karena setiap
usaha atau perusahaan selalu memiliki tujuan untuk mendaptakan pendapatan
yang bertambah sementara resiko yang dihadapi harus ditanggung oleh masing
masing perusahaan atau usaha tersebut.
Aspek manfaat yang dinilai berupa ekonomi, teknis, dan sosial.
Pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan terhadap kegiatan
usahatani. Kedua belah pihak menilai sama besar 50 yang berarti pendapatan
yang diterima itu meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya. Indikator
teknis yang dinilai yaitu dari faktor mutu dan faktor produksi tomat. Mutu yang
dimaksud dalam hal ini adalah mutu produksi tomat yang dihasilkan. Hasilnya
menunjukkan nilai 25 dari petani mitra dan CV Yan’s Fruit and Vegetable. Hal
tersebut juga menunjukkan bahwa mutu tomat yang dihasilkan sudah baik.
Secara sosial suatu hubungan kerjasama dalam pemasaran tomat perlu
menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Pelestarian lingkungan Mekar Tani Jaya
masih belum sesuai dengan pedoman teknis atau peraturan yang diberlakukan.
Petani masih banyak atau bahkan masih jarang melakukan rotasi tanam, selain itu
masih terdapat beberapa kemasan benih dan botol pestisida yang terdapat di
sekitar lahan tomat. Hal tersebut menandakan bahwa petani Mekar Tani Jaya
masih belum mengerti akan kegiatan pelestarian lingkungan yang sesuai dengan
teknis yang berlaku. Sementara untuk pihak CV Yan’s Fruit and Vegetables sudah
dapat dikatakann mampu melakukan pelestarian lingkungan sesuai pelaksanaan
yang berlaku, dan mampu melakukan penanganan limbah tomat, contohnya Yan’s
Fruit and Vegetables selalu meneliti kualitas dan kuantitas tomat, dan apabila
terdapat tomat yang tidak sesuai dengan kualitas maka Yan’s Fruit and Vegetables
akan mengambil tomat tersebut dari sortasi untuk digunakan sebagai pasok
terhadap petani Mekar Tani Jaya (Manula dkk, 2018).

PENUTUP

Salah satu komoditas yang memiliki kemitraan adalah produksi tomat di


Mekar Tani Jaya oleh CV Yan’s Fruit and Vegetables. Kemitraan yang
dijalankan oleh kelompok tani Mekar Tani Jaya dan Yan’s Fruit and Vegetables
adalah jenis kemitraan tahap madya. Kemitraan pada pemasaran tomat terdiri atas
2 aspek komitmen yang harus dijalankan, yaitu proses aspek manajemen
kemitraan dan aspek manfaat. Kemitraan antara Mekar Tani Jaya dan Yan’s fruit
and vegetables memiliki nilai yang cukup tinggi, artinya kemitraan ini dapat
berjalan dengan baik dan memiliki jangka waktu menengah hingga jangka waktu
panjang. Pendapatan kedua belah pihak telah mengakui memiliki peningkatan
pendapatan dari pendapatan sebelumnya, sehingga dapat dikatakan dalam
kemitraan ini memeberikan dampak pendapatan yang positif, karena setiap
usaha atau perusahaan selalu memiliki tujuan untuk mendaptakan pendapatan
yang bertambah sementara resiko yang dihadapi harus ditanggung oleh masing
masing perusahaan atau usaha tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asamin D., H. Noer., dan Sayani. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat
(Lycopersion Esculentum Miller) Pada Berbagai Jenis Mulsa. Jurnal
Agrotech. 9(1): 1-6.

Baskoro. A., I. L. Maghfiroh, dan S. Nurfaizah. 2017. Opyimalisasi Zakat


Produktif Pengembangan Pembiayaan Syariah Dalam Pengentasan
Permodalan Pertanian Di Indonesia. Jurnal Pusat Studi dan Konsultasi
Hukum (PSKH). 2(2): 293-312.

Heryana I. P. A., I. M. Sudarma, dan I. G. S. A. Putra. 2016. Perbandingan


Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Jurnal Agribisnis dan Pasaribu.
S. M. 2015. Program Kemitraan Dalam Sistem Pertanian Terpadu. Jurnal
Kebijakan Pertanian. 13 (1): 39-54.

Manalu D. S. T., dan Mulyani. 2018. Kemitraan Agribisnis Tomat (Studi Kasus
Kelompok Usahatani Mekar Tani Jaya di Lembang, Jawa Barat. Jurnal
Agrica Ekstensia. 12(1): 13-18.

Pasaribu. S. M. 2015. Program Kemitraan Dalam Sistem Pertanian


Terpadu. Jurnal Kebijakan Pertanian. 13 (1): 39-54.

Zamrodah, Y. 2016. Agen Hayati Agribisnis Di Era Global. Jurnal Agri-


tek. 16(2): 2016.

Anda mungkin juga menyukai