Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN

MELALUI KEUNGGULAN BERSAING SEBAGAI VARIABEL MEDIASI


(STUDI PADA UMKM KERIPIK BUAH DI WILAYAH MALANG RAYA)

Muhammad Fakhri Rasyidi


fakhrirasyidi.fr@gmail.com

Dr. Sudjatno,SE.,MS
sudjatno@ub.ac.id

ABSTRAK

Persaingan bisnis pada saat ini, menuntut untuk setiap pemilik bisnis memahami kondisi
sekitar dengan baik. Selain itu memberikan pemahaman pada pemilik bisnis untuk dapat
memberikan produk dan pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Pemilik bisnis memerlukan
sebuah orientasi kewirausahaan untuk mencapai kemampuan kreatif dan inovatif sebagai
peluang menuju kesuksesan serta keunggulan bersaing yang sesuai untuk meningkatkan kinerja
pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap
kinerja pemasaran yang dimediasi oleh keunggulan bersaing. Hasil tersebut dijadikan sebagai
salah satu cara untuk meningkatkan suatu kinerja pemasaran. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian explanatory, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan variabel orientasi
kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan statistik inferensial. Data primer yang dijadikan bahan analisis berasal 70 responden
pemilik UMKM keripik buah di Malang Raya. Data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis menggunakan SPSS.
Hasil dari penilitian ini adalah bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kinerja pemasaran melalui keunggulan bersaing. Orientasi kewirausahaan
yang baik secara langsung dapat meningkatkan kinerja pemasaran juga keunggulan bersaing
yang baik dapat mampu meningkatkan kinerja pemasaran.

Kata Kunci : Orientasi Kewirausahaan, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

1
THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATIONON MARKETING
PERFORMANCE THROUGH COMPETITIVE ADVANTAGE AS
MEDIATIONVARIABLE
(STUDY ON FRUIT CHIPS SMEs IN MALANG RAYA)

Muhammad Fakhri Rasyidi


fakhrirasyidi.fr@gmail.com

Dr. Sudjatno,SE.,MS
sudjatno@ub.ac.id

ABSTRACT

Business competition nowadays requires every business owner to well understand the
surrounding conditions. It is also suggested to business owners to be able to deliver products and
services which meet customer expectation. Business owners need entrepreneurial orientation to
achieve creative and innovative abilities as an opportunity for success; furthermore, business
owners should also have proper competitive advantage to improve their marketing performance.
This study aims to determine the effect of entrepreneurial orientation on marketing
performance mediated by competitive advantage. This is an explanatory research that explains
the relationship between entrepreneurial orientation on performance marketing variables. This
research used quantitative analysis with inferential statistics. Primary data collected from 70
respondents with the respondent background as fruit chips SME owners in Malang. The collected
data were then analyzed by using SPSS.
The results of this research show that entrepreneurial orientation indirectlyinfluences
marketing performance through competitive advantage. Good entrepreneurial orientation can
directly improve marketing performance; in addition, good competitive advantage is also able to
improve marketing performance.

Keywords:Entrepreneurship Orientation, Competitive Advantage, MarketingPerformance

2
LATAR BELAKANG tahun 2006, jumlah UMKM kurang lebih
mencapai 4.200.000 unit. (Sumber:
UMKM dianggap sebagai kegiatan Surabaya-tribunnews.com, 31 Mei 2013).
perdagangan oleh masyarakat kelas Perbandingan jumlah UMKM dari tahun
menengah yang menimbulkan efek 2006-2012 mengalami peningkatan sejumlah
penguatan ekonomi lokal. Keberadaan kurang lebih 2.625.931 unit. Enam tahun
UMKM di Indonesia dituntut untuk semakin jumlah UMKM meningkat drastis, hal
kreatif dan dapat mempergunakan setiap tersebut membuat angka kemiskinan dan
kesempatan untuk lebih maju lagi terutama pengangguran di Indonesia semakin
dalam memasuki era globalisasi seperti ini. berkurang.
Adanya persaingan yang semakin tajam juga
menuntut UMKM agar terus menerus Adanya UMKM di Wilayah Malang
meningkatkan kualitas produk yang Raya menjadikan bukti bahwa UMKM
dihasilkan untuk lebih sempurna dan sebagai pendorong ekonomi lokal daerah
menarik, sehingga mampu bersaing di pasar Malang Raya. Wilayah Malang Raya
dan dapat memuaskan para konsumen. memiliki jumlah 515.838 unit UMKM dan
Untuk dapat mencapai keberhasilan suatu 1.013.758 jiwa tenaga kerja. Peluang bisnis
produk haruslah menggunakan suatu strategi dalam UMKM Malang Raya memiliki
yang tepat, karena hal ini akan dapat banyak potensi, salah satu potensi yang ada
menjamin kelangsungan hidup UMKM dan di Malang raya ialah perkebunan buah yang
merupakan salah satu langkah dalam rangka ada di Kota Batu (Dinas Koperasi dan Usaha
berusaha menguasai pasar seluas-luasnya Mikro Kecil Menengah Provinsi jawa
agar mampu memperoleh profit yang Timur). Adanya potensi perkebunan
maksimal. tersebut, membuat masyarakat Malang Raya
berinovasi untuk menciptakan UMKM
Jumlah UMKM selalu mengalami pengolahan buah hasil perkebunan menjadi
peningkatan diikuti oleh peningkatan jumlah keripik buah. Beritajatim.com memberitakan
tenaga kerja. Hal tersebut menjadikan bukti tentang salah satu keripik buah yang ada di
bahwa UMKM merupakan penggiat Malang Raya berawal dari eksperimen hasil
ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah perkebunan buah untuk dijadikan olahan
UMKM mengakibatkan menurunya indeks keripik buah (Sumber: beritajatim.com 31
kemiskinan bagi masyarakat Indonesia. Jawa Desember 2015). Keberadaan keripik Buah
Timur (Jatim) merupakan salah satu Provinsi di Malang Raya telah diakui sebagai
di Indonesia yang memiliki 6.825.931 unit UMKM.
UMKM dan penyerapan tenaga kerja
sebesar 11.117.439 jiwa. Hal tersebut terdiri Sangatlah mungkin apabila setiap
dari UMKM yang tersebar di 38 kota dan Keripik buah termasuk dalam UMKM di
kabupaten yang berada di Jawa Timur Malang Raya dikarenakan usaha industri
(Sumber; Diskop dan UMKM Porvinsi jawa kripik buah merupakan milik perorangan
Timur, Tahun 2012). Provinsi Jawa Timur yang dilaksanakan sendiri dan bukan anak
berhasil menerapkan kebijakan daerah perusahan atau cabang usaha. Melihat
sehingga unit UMKM mencapai 6.825.931 keadaan industri keripik yang semakin
unit. Surya Online memberitakan jumlah berkembang, Pemerintah daerah
UMKM di Jawa Timur meningkat pesat. menganjurkan untuk terus berinovasi untuk
Survey yang dilakukan BPS Jatim pada menghasilkan produk yang semakin
3
berkualitas dan berdaya saing. Banyaknya Orientasi Kewirausahaan terhadap
industri keripik buah membuat pemilik harus Keunggulan Bersaing, pengaruh Orientasi
memiliki starategi pemasaran untuk Kewirausahaan berpengaruh tidak langsung
meningkatkan kualitas produknya. Industri terhadap Kinerja Pemasaran melalui
keripik buah pastinya memiliki misi untuk Keunggulan Bersaing pada UMKM keripik
memasarkan hasil produknya. Strategi dalam buah di Wilayah Malang Raya.
industri keripik buah sangat dibutuhkan
guna mencapai misi memasarkan hasil TELAAH TEORI
produknya. Orientasi Kewirausahaan
UMKM keripik buah memerlukan Kewirausahaan adalah kemapuan
keunggulan bersaing guna bersaing dengan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
industri keripik buah lainya. Bharadwa dan sumber daya untuk mencari peluang
(1993:83-84), menjelaskan bahwa menuju kesuksesan. Beberapa literatur
keunggulan bersaing merupakan hasil dari manajemen memberikan tiga landasan
implementasi strategi yang memanfaatkan dimensi – dimensi dari kecenderungan
berbagai sumberdaya yang dimiliki organisasional untuk proses manajemen
perusahaan. Di sisi lain, dunia bisnis kini kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi,
mulai menganut pemikiran baru, dimana kemampuan mengambil risiko, dan sifat
kewirausahaan disebut sebagai salah satu proaktif ( Weerawerdeena,2003:411 ).
faktor untuk mewujudkan pertumbuhan Penelitian ini mengadopsi indikator variabel
ekonomi perusahaan berkelanjutan dan orientasi kewirausahaan, yaitu inovatif,
berdaya saing tinggi. Wirausaha sendiri proaktif, keberanian mengambil risiko.
berarti suatu kegiatan manusia dengan Mengambil risiko dapat didefinisikan
mengerahkan tenaga pikiran atau badan sebagai pengambilan tindakan tegas dengan
untuk menciptakan atau mencapai suatu mengeksplorasi hal yang tidak diketahui,
pekerjaan yang dapat mewujudkan insan meminjam dalam jumlah besar, dan / atau
mulia(Weerawerdena,2003:407). Perusahaan mengalokasi sumber daya yang signifikan
yang pemimpinnya berorientasi wirausaha untuk usaha di lingkungan yang tidak pasti.
memilki visi yang jelas dan berani untuk Proaktif adalah sebuah pencarian peluang,
menghadapi risiko sehingga mampu perspektif memandang ke depan yang
menciptakan kinerja yang baik. ditandai dengan pengenalan produk baru
Berangkat dari hal di atas dan atau jasa baru lebih dulu dalam persaingan
penelitian yang terdahulu, peneliti dan bertindak dalam mengantisipasi
memutuskan untuk melakukan penelitian permintaan masa mendatang. Inovatif adalah
dengan judul “Pengaruh Orientasi kencenderungan untuk terlibat dalam
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pemasaran kreativitas dan eksperimen melalui
Melalui Keunggulan Bersaing sebagai pengenalan produk atau jasa baru serta
Variabel Mediasi (Studi Pada UMKM kepemimpinan teknologi melalui riset dan
Keripik Buah di Wilayah Malang Raya)”. pengembangan dalam proses-proses baru.

Penelitian ini diharapkan dapat Keunggulan Bersaing


menunjukkan pengaruh Orientasi Bharadwaj(1993:83-84),menjelaskan
Kewirausahaan terhadap Kinerja bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil
Pemasaran, pengaruh Keunggulan Bersaing dari implementasi strategi yang
terhadap Kinerja Pemasaran, pengaruh memanfaatkan berbagai sumberdaya yang
4
dimiliki perusahaan. Keahlian dan asset dampak dari strategi yang diterapkan
yang unik dipandang sebagai sumber dari perusahaan. Strategi perusahaan selalu
keunggulan bersaing. Keahlian unik diarahkan untuk menghasilkan kinerja
merupakan kemampuan perusahaan untuk pemasaran yang baik dan juga kinerja
menjadikan para karyawannya sebagai keuangan yang baik. Selanjutnya Ferdinand
bagain penting dalam mencapai keunggulan juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran
bersaing. Kemampuan perusahaan dalam yang baik dinyatakan dalam tiga besaran
mengembangkan keahlian para karyawannya utama nilai, yaitu nilai penjualan,
dengan baik akan menjadikan perusahaan pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar.
tersebut unggul dan penerapan strategi yang
berbasis sumber daya manusia akan sulit Wahyono ( 2002:28 ) menjelaskan bahwa
untuk ditiru oleh para pesaingnya. Pendapat pertumbuhan penjualan akan bergantung
yang serupa juga dikemukakan oleh Porter ( pada berapa jumlah pelanggan yang
1990:3 ) yang menjelaskan bahwa diketahui tingkat konsumsi rata – ratanya
keunggulan bersaing adalah jantung kinerja yang bersifat tetap. Nilai penjualan
pemasaran untuk menghadapi persaingan. menunjukkan berapa rupiah atau berapa unit
Keunggulan bersaing diartikan sebagai produk yang berhasil dijual oleh perusahaan
strategi benefit dari perusahaan yang kepada konsumen atau pelanggan. Semakin
melakukan kerjasama untuk menciptakan tinggi nilai penjualan mengindikasikan
keunggulan bersaing yang lebih efektif semakin banyak produk yang berhasil dijual
dalam pasarnya. Beberapa indikator yang oleh perusahaan. Sedangkan porsi pasar
digunakan untuk mengukur keunggulan menunjukkan seberapa besar kontribusi
bersaing adalah keunikan, , tidak mudah produk yang ditangani dapat menguasi pasar
ditiru, , dan harga bersaing. Keunikan untuk produk sejenis dibandingkan para
produk adalah keunikan produk perusahaan kompetitor.
yang memadukan nilai seni dengan selera Kinerja pemasaran dapat dinyatakan
pelanggan. Harga bersaing adalah berdasarkan volume penjualan, tingkat
kemampuan perusahaan untuk pertumbuhan penjualan, serta tingkat
menyesuaikan harga produknya dengan pertumbuhan pelanggan. Sehingga dimensi
harga umum di pasaran. Tidak mudah kinerja pemasaran yang digunakan dalam
dijumpai berarti keberadaannya langka penelitian ini dikembangkan berdasarkan
dalam persaingan yang saat ini dilakukan. pendapat Ferdinand ( 2000:23 ).
Kinerja Pemasaran Kerangka Berpikir
Kinerja pemasaran merupakan
ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas Gambar 1. Kerangka Berpikir
proses pemasaran secara menyeluruh dari UMKM keripik buah di Malang Raya
sebuah perusahaan atau organisasi. Selain
itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang Penelitian - Orientasi Kewirausahaan (X) Landasan
sebagai sebuah konsep yang digunakan terdahulu - Keunggulan Bersaing (Z) teori
untuk mengukur sampai sejauh mana
prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu
Kinerja Pemasaran (Y)
produk yang dihasilkan perusahaan.
Ferdinand ( 2000:23 ) menyatakan bahwa
Analisis Analisis Kuantitatif :
kinerja pemasaran merupakan faktor yang Deskriptif 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
seringkali digunakan untuk mengukur 2. Uji Asumsi Klasik
3. Path Analysis
5
Hasil penelitian

implikasi penelitian
Sumber : Konsep yang dikembangkan oleh Peneliti
: Berpengaruh secara
langsung

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan telaah pustaka dan Metode Penelitian
temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini merupakan explanatory
para peneliti sebelumnya, disusun hipotesis research yang dilakukan di UMKM keripik
penelitian sebagai berikut: buah di wilayah Malang Raya. Populasi
H1 : Variabel Orientasi Kewirausahaan (X) dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM
berpengaruh pada Keunggulan keripik buah dengan memilih sample
Bersaing (Z) menggunakan teknik total sampling. Peneliti
mengambil seluruh sampel pemilik UMKM
H2 : Variabel Keunggulan Bersaing (Z) keripik buah. jumlah UMKM keripik buah
berpengaruh pada Kinerja Pemasaran di Wilayah Malang Raya sebanyak 70
(Y) sampel.
H3 : Variabel Orientasi Kewirausahaan (X) Sumber data dalam penelitian ini
berpengaruh terhadap Kinerja adalah data primer yang didapatkan dari
Pemasaran (Y) penyebaran kuesioner kepada responden,
pengamatan dan dokumentasi. Dalam
H4 : Variabel Orientasi Kewirausahaan (X)
pengumpulan angket (kuesioner) peneliti
berpengaruh tidak langsung terhadap
menggunakan skala Likert. Penelitian ini
Kinerja Pemasaran melalui
menggunakan variabel bebas, yaitu Orientasi
Keunggulan Bersaing
Kewirausahaan dengan indikator inovasi,
proaktif, keberanian mengambil resiko.
Gambar 2. Model Hipotesis Variabel terikat, yaitu Kinerja Pemasaran
dengan indikator volume penjualan,
Keunggulan peningkatan penjualan, rendah return
Bersaing penjualan, jangkauan wilayah. Sedangkan
(Z) variabel Mediasi, yaitu Keunggulan
Bersaing dengan indikator keunikan, harga
bersaing, tidak mudah ditiru. Peneliti
melakukan uji validitas untuk mengukur sah
Orientasi Kinerja atau valid tidaknya suatu instrumen (Zainal
Kewirausahaan Pemasaran (Y) Mustafa, 2009:164). Uji reliabilitas untuk
(X)
mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk (Zainal
Mustafa, 2009:224). Adapun analisis dalam
Sumber : Peneliti, 2016 penelitian ini menggunakan analisis path
yang harus memenuhi uji asumsi klasik
Keterangan : diantaranya: uji normalitas memiliki tujuan
: Berpengaruh secara tidak untuk mengetahui apakah variabel
langsung pengganggu atau residual dalam model
regresi memiliki distribusi normal (Ghozali:
6
2006,110), uji linearitas digunakan untuk mengetahui pengujian instrumen, pengujian
mengetahui kebenaran spesifikasi model asumsi klasik, dan analisis path.
yang digunakan. Linearitas dapat dilihat dari
R Square, apabila R Square pada model Validitas dan Reliabilitas
linear memiliki nilai signifikansi >0,05, Ghozali (2013:53) mengatakan instrumen
maka asumsi linearitas terpenuhi. (Ghozali:
dapat dikatakan VALID bila memenuhi
2006). Uji hipotesis yang bertujuan untuk
syarat r hitung > r tabel
menguji kebenaran suatu pernyataan statistik
sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah Tabel 1. Uji Validitas
pernyataan tersebut ditolak atau diterima. No Item R Hitung R Tabel Keterangan
Dalam penelitian ini terdapat dua macam uji Variabel
hipotesis yaitu: 1 X1 0,713 0,3 VALID
2 X2 0,512 0,3 VALID
1. Pengujian hipotesis pengaruh langsung 3 X3 0,624 0,3 VALID
4 X4 0,630 0,3 VALID
2. Pengujian hipotesis pengaruh tidak 5 X5 0,629 0,3 VALID
langsung 6 X6 0,677 0,3 VALID
7 X7 0,610 0,3 VALID
selanjutnya memperhatikan nilai yang 8 X8 0,548 0,3 VALID
ditunjukan adjusted R square pada koefisien 9 X9 0,524 0,3 VALID
10 X10 0,504 0,3 VALID
determinasi, Ghozali (2006) mengatakan 11 X11 0,482 0,3 Ga
VALID
bahwa koefisien determinasi digunakan 12 X12 0,469 0,3 VALID
untuk mengetahui beberapa persen pengaruh 13 Z1 0,729 0,3 VALID
variabel bebas (X) yang ada pada model 14 Z2 0,758 0,3 VALID
regresi dapat mempengaruhi variabel terikat 15 Z3 0,739 0,3 VALID
16 Z4 0,646 0,3 VALID
(Y), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
17 Z5 0,633 0,3 VALID
variabel bebas yang tidak termasuk kedalam 18 Z6 0,444 0,3 VALID
model regresi tersebut. 19 Z7 0,557 0,3 VALID
20 Z8 0,463 0,3 VALID
HASIL PENELITIAN 21 Z9 0,577 0,3 VALID
22 Z10 0,426 0,3 VALID
Gambaran Umum Responden 23 Z11 0,472 0,3 VALID
24 Z12 0,633 0,3 VALID
Peneliti menetapkan jumlah 25 Y1 0,482 0,3 VALID
responden sebanyak 70 orang. Karakteristik 26 Y2 0,472 0,3 VALID
dalam penelitian ini mencakup usia, 27 Y3 0,494 0,3 VALID
pendidikan terakhir, jenis kelamin. Jumlah 28 Y4 0,577 0,3 VALID
terbesar responden adalah mereka yang
29 Y5 0,567 0,3 VALID
berusia 33 – 35 tahun dengan jumlah
30 Y6 0,552 0,3 VALID
sebanyak 22 orang. Karakteristik pendidikan
terakhir yang paling banyak adalah Sarjana 31 Y7 0,628 0,3 VALID

sebanyak 35. Karakteristik jenis kelamin 32 Y8 0,560 0,3 VALID

yang paling banyak adalah laki-laki dengan 33 Y9 0,438 0,3 VALID


jumlah 44. 34 Y10 0,530 0,3 VALID
35 Y11 0,592 0,3 VALID
Data Analisis
36 Y12 0,592 0,3 VALID
Semua data dalam penelitian ini dianalisis 37 Y13 0,468 0,3 VALID
menggunakan aplikasi software SPSS untuk 38 Y14 0,553 0,3 VALID

7
Sumber : Data primer diolah (2016)
Dari hasil perhitungan didapat nilai
sig.sebesar 0.864 dan 0,593(dapat dilihat
pada Tabel 4.9) atau lebih besar dari 0.05;
Tabel 2. Uji Reliabilitas maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa
asumsi normalitas terpenuhi.
Sumber : Data primer diolah, 2016
Variabel Alpha Keterangan
X1 0,811 RELIABEL
Uji Linearitas
X2 0,832 RELIABEL Variabe Liniearitas data mengacu kepada
Y 0,808 RELIABEL nilai standar residu hasil observasi dan nilai
standar residu harapan membentuk garis
Sumber : Data primer diolah, 2016
yang tidak memencar jauh dari garis regresi.
Uji linearitas data dilakukan dengan analisis
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa nilai dari
data dalam bentuk plot probabilitas normal
alpha cronbach untuk semua variabel lebih
untuk residual standar. Dengan teknik
besar dari 0,6. Dari ketentuan yang telah
analisa ini dapat diketahui sejauh mana nilai
disebutkan sebelumnya maka semua
Y hasil observasi yang berkaitan dengan
variabel yang digunakan untuk penelitian
nilai X tertentu berdistribusi normal
sudah reliabel.
disekitar Y prediksi dan membentuk garis
Asumsi Klasik linier. Di samping itu untuk menguji
linearitas digunakan perhitungan statistik t,
Asumsi Normalitas dengan catatan jika ≥p 0,05, maka data
Uji Normalitas. Menurut Ghozali tersebut dianggap linear, atau jika nilai p <
(2006:110), uji normalitas bertujuan untuk 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak
mengkaji apakah dalam model regresi, linier.
variabel penganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam penelitian ini Tabel 4. Uji Linearitas
menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov
Test. Berikut ini hasil analisis yang telah Variabel Sig. Keterangan
dilakukan SPSS:
X–Z 0.117 Linier
Hipotesis yang digunakan :
X–Y 0.100 Linier
H0 : residual tersebar normal Z–Y 0.058 Linier
H1 : residual tidak tersebar normal
Sumber : Data primer diolah, 2016
Jika nilai sig. (p-value) > maka H0 diterima Liniearitas Berdasarkan paparan di
yang artinya normalitas terpenuhi. atas dapat disimpulkan bahwa asumsi
linearitas data penelitian ini telah memenuhi
Tabel 3. Uji Normalitas syarat karena semua memiliki nilai p < 0,05
Dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik
regresi di atas maka dapat dikatakan model
Unstandardized Residual analisis path yang digunakan dalam
Parameter
Model 1 Model 2
penelitian ini adalah sudah layak atau tepat.
N 70 70
Kolmogorov-Smirnov Z 0.600 0.770
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.864 0.593 8
Sehingga dapat diambil interpretasi dari parsial variabel orientasi kewirausahaan (X)
hasil analisis path yang telah dilakukan. mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat yaitu keunggulan
Hasil Uji Analisis Jalur (Path Analysis) bersaing (Z). Dengan demikian maka hasil
uji hipotesis pertama diterima bahwa
Terdapat empat hipotesis yang di uji
Orientasi kewirausahaan (X) secara
dalam penelitian ini. Empat hipotesis
langsung berpengaruh signifikan terhadap
tersebut antara lain untuk melihat pengaruh
keunggulan bersaing (Z).
variabel orientasi kewirausahaan (X)
terhadap variabel keunggulan bersaing (Z), H2: Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
pengaruh variabel orientasi kewirausahaan (X) terhadap Kinerja Pemasaran (Y).
(X) terhadap variabel kinerja pemasaran (Y),
pengaruh variabel keunggulan bersaing (Z) Hasil perhitungan pada Tabel 5
terhadap variabel kinerja pemasaran (Y), menunjukkan koefisien beta sebesar 0,372
dan pengaruh variabel orientasi menunjukkan bahwa pengaruh orientasi
kewirausahaan (X) terhadap variabel kinerja kewirausahaan (X) terhadap Kinerja
pemasaran (Y) dimediasi oleh variabel Pemasaran (Y), dengan probabilitas sebesar
keunggulan bersaing (Z). Hasil analisis 0,001 (0,001<0,05), sedangkan thitung lebih
hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: besar dari ttabel (3,579 >, 1,996)dan
probabilitas sebesar 0,001 (p<0,05), maka
secara parsial variabel Orientasi
Tabel 5. Uji Koefisien Jalur (Path) Kewirausahaan (X) mempunyai pengaruh
langsung yang signifikan terhadap Kinerja
Variabel Variabel Variabel Koefisien Pemasaran (Y) diterima. Dengan demikian
Bebas Intervaning Terikat Path T p-Value
hasil uji hipotesis kedua diterima bahwa
X Z 0.617 6.465 0.000
Orientasi Kewirausahaan (X) secara
X 0.372 3.579 0.001
Y langsung berpengaruh positif terhadap
Z 0.452 4.342 0.000
Kinerja Pemasaran (Y).
R21 : 0,381
H3: Pengaruh Keunggulan Bersaing (Z)
R22 : 0,551
terhadap Kinerja Pemasaran (Y).
Sumber: data primer dioleh, 2016
Dari hasil perhitungan keunggulan
H1: Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
bersaing (Z) secara langsung berpengaruh
(X) terhadap Keunggulan Bersaing
positif dan signifikan terhadap variabel
(Z).
kinerja pemasaran (Y) pada tingkat
Dari hasil perhitungan secara parsial
kesalahan 0,05 (α = 5%) apabila variabel
variabel orientasi kewirausahaan (X)
lain diasumsikan konstan. Hal ini dapat
mempunyai pengaruh langsung yang
dibuktikan dengan melihat pada Tabel 4.11,
signifikan terhadap keunggulan bersaing (Z)
dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
pada tingkat kesalahan 0,05 (α = 5%)
besarnya koefisien jalur sebesar 0,452
apabila variabel lain diasumsikan konstan.
dengan nilai p-value sebesar 0,000 (0,000 <
Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat
0,05) sedangkan nilai thitung lebih besar
Tabel 5, dari tabel tersebut dapat diketahui
dari ttabel (4,342 > 1,996) maka secara
bahwa besarnya koefisien jalur sebesar
parsial variabel keunggulan bersaing (Z)
0,617 dengan nilai p–value sebesar 0,00
mempunyai pengaruh yang positif dan
(0,00 < 0,05) sedangkan nilai thitung lebih
besar dari ttabel (6,465> 1,996) makasecara
9
signifikan terhadap variabel terikat yaitu Pengujian terhadap pengaruh tidak
kinerja pemasaran (Y). langsung antara variabel Orientasi
Kewirausahaan (X) terhadap Kinerja
H4: Pengaruh Tidak Langsung Orientasi
Pemasaran (Y) melalui Keunggulan
Kewirausahaan (X) terhadap Kinerja
Pemasaran (Y) Dimediasi oleh Bersaing (Z) dilakukan dengan
Keunggulan Bersaing (Z). menggunakan Sobel Test. Hasil dari kedua
pengujian diringkas sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh tidak
langsung dilakukan dengan cara perkalian Diketahui:
koefisien jalur yang dihasilkan dari hitungan P1 = 0,617
analisis hitungan pertama dan kedua.
Adapun rumus pengaruh tidak langsung Se1 = 0,103
variabel Orientasi Kewirausahaan (X)
P2 = 0,452
terhadap kinerja Pemasaran (Z) dimediasi
oleh Keunggulan Bersaing (Y) adalah Se2 = 0,107
sebagai berikut:
Sehingga:
PTL = 𝛽𝛽1 x 𝛽𝛽2
P12 = P1 . P2
Keterangan :
= (0,617) (0,452)
PTL = Pengaruh tidak langsung = 0,279
𝛽𝛽1 = Koefisien Orientasi Kewirausahaan (X)
terhadap keunggulan bersaing (Z) Se12=
=
𝛽𝛽2 = Koefisien Keunggulan Bersaing (Z)
terhadap Kinerja Pemasaran (Y)
=
Dari rumus di atas, maka perhitungan
pengaruh tidak langsung variabel =
perencanaan strategi (X) terhadap kinerja
usaha (Y) dimediasi oleh keunggulan = 0,0818
bersaing (Z)
Dengan demikian nilai z-value diperoleh
Adalah: sebagai berikut:

PTL = 0,617 0,452 z-value = = = 3,411


= 0,279
Berdasarkan Sobel Test, pengaruh
Jumlah total pengaruh langsung dan jumlah tidak langsung variable perencanaan strategi
pengaruh tidak langsung yang didapat dari (X) terhadap pengembangan pariwisata (Y)
model lintasan jalur yaitu: dimediasi oleh peranan pemerintah memiliki
koefisien sebesar 0,279. sedangkan standar
Total pengaruh X–Y= 0,372+ (0,617 0,452) error tidak langsung sebesar 3,411.
= 0,372 + 0,279 Menggunakan aplikasi online dapat dihitung
pvalue/phitung sebesar 0,00055595 yang lebih
= 0,651 kecil dari ptabel yaitu 0,05. Sehingga dapat
Sobel Test disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak
10
langsung secara signifikan antara orientasi variabel lain yang tidak termasuk dalam
kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran penelitian ini.
yang melalui keunggulan bersaing dan H4
diterima. Tabel 7 Hasil Tes Determinasi (Y)
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.14, model Path
II memiliki nilai Adjusted R Square sebesar
0,537 atau 53,7%. Artinya variabel kinerja
Koefisien Deteminasi pemasaran (Y) digambarkan sebesar 53,7%
oleh variabel orientasi kewirausahaan (X)
Koefisien determinasi pada intinya dan keunggulan bersaing (Z). Sedangkan
mengukur seberapa jauh kemampuan model sisanya sebesar 46,3% dijelaskan oleh
menerangkan variasi variabel independen. variabel-variabel lain yang tidak termasuk
Apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan dalam penelitian ini.
variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen PEMBAHASAN
sangat terbatas, sebaliknya apabila nilai R2
Model R R Adjusted Std. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan (X)
Square R Error of terhadap Keunggulan Bersaing (Z)
Square the
Estimate Penelitian ini membuktikan bahwa
I 0,617 0,381 0,372 4,13955 orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh
yang mendekati satu berarti variabel- pemilik UMKM keripik buah di Malang
variabel independen memberikan hampir Raya akan berpengaruh terhadap
semua informasi yang dibutuhkan untuk keunggulan bersaing, sehingga semakin
memprediksi variabel dependen. Untuk tepat orientasi kewirausahaan tersebut
melihat persentase pengaruh antara variabel ditetapkan maka keunggulan bersaing yang
dapat dilihat pada R2. dijalankan akan semakin baik. Namun
sebaliknya, semakin tidak tepatnya orientasi
Tabel 6 Hasil Tes Determinasi (Z) kewirausahaan yang ditetapkan oleh pemilik
UMKM maka keunggulan bersaing yang
Sumber : Data diolah, 2016 dijalankan tidak dapat memenuhi seperti
yang telah diharapkan, karena orientasi
Berdasarkan Tabel 6, model Path I
kewrausahaan dan keunggulan bersaing
memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar
merupakan salah satu proses dalam
Model R R Adjusted Std. manajemen strategi. Didukung dengan
Square R Error of penelitian Rosli Mahmood (2013) yang
Square the mengatakan bahwa orientasi kewirausahaan
Estimate secara positif terkait dengan keunggulan
II 0,742 0,551 0,537 3.66400 bersaing perusahaan. Perusahaan yang
0,381 atau 38,1%. Artinya variabel bersikap inovasi, proaktif, berani mengambil
keunggulan bersaing (Z) digambarkan risiko, dan pimpinannya mempunyai
sebesar 38,1% oleh variabel orientasi pengalaman berusaha akan mampu
kewirausahaan (X). Sedangkan sisanya menciptakan nilai lebih di tengah – tengah
sebesar 61,9% dijelaskan oleh variabel- persaingan.

11
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan (X) terhadap kinerja pemasaran (Y) dimediasi
terhadap Kinerja Pemasaran (Y) oleh keunggulan bersaing (Z). Dilihat dari
hasil analisis path, pengaruh tidak langsung
Penelitian ini membuktikan bahwa antara variabel orientasi kewirausahaan (X)
orientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh terhadap kinerja pemasaran (Y) dimediasi
pemilik UMKM keripik buah di Malang oleh keunggulan bersaing (Z) yaitu sebesar
Raya yang berpengaruh terhadap 0,279. Artinya dengan adanya orientasi
peningkatan kinerja pemasaran, sehingga kewirausaha yang tepat akan membuat
semakin tepat orientasi kewirausahaan keunggulan bersaing yang baik pula dan
tersebut ditetapkan maka akan nantinya akan berpengaruh terhadap
meningkatkan kinerja pemasaran tersebut. peningkatan kinerja pemasaran tersebut.
Namun sebaliknya, semakin tidak tepatnya
orientasi kewirausahaan yang ditetapkan
oleh pelaku bisnis maka tidak dapat
memberikan hasil peningkatan kinerja Kesimpulan
pemasarannya. Ini juga sependapat dengan 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebagian besar peneliti yang menemukan variabel Orientasi Kewirausahaan (X)
hubungan positif antara orientasi memiliki pengaruh secara positif dan
kewirausahaan dan kinerja perusahaan signifikan terhadap Keunggulan
(Lumpkin & Dess, 1996). Bersaing(Z).
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pengaruh Keunggulan Bersaing (Z)
variabel Orientasi Kewirausahaan (X)
terhadap Kinerja Pemasaran (Y)
secara langsung berpengaruh positif dan
Penelitian ini membuktikan bahwa signifikan terhadap Kinerja
semakin baik keunggulan bersaing yang Pemasaran(Y), artinya orientasi
dijalankan oleh pemilik UMKM keripik kewirausahaan yang dilakukan secara
buah di Malang Raya akan berpengaruh maksimal dapat meningkatkan kinerja
terhadap peningkatan kinerja pemasaran pemasaran.
tersebut. Namun sebaliknya, jika 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa
menjalankan keunggulan bersaing yang variabel Keunggulan Bersaing (Z) secara
telah ditetapkan kurang sesuai atau kurang langsung berpengaruh positif dan
baik maka tidak dapat memberikan hasil signifikan terhadap Kinerja Pemasaran
peningkatan kinerja pemasaran. Hasil ini (Y) artinya Keunggulan Bersaing yang
memperkuat studi penelitian yang dilakukan telah dilakukan dengan baik oleh pemilik
oleh Li (2000) yang menyatakan bahwa UMKM dapat meningkatkan Kinerja
perusahaan yang unggul dalam persaingan Pemasaran.
akan berdampak pada kinerja pemasarannya 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa
yang tinggi. orientasi kewirausahaan (X) berpengaruh
positif secara tidak langsung terhadap
Pengaruh Tidak Langsung Orientasi kinerja pemasaran (Y) dimediasi oleh
Kewirausahaan (X) terhadap Kinerja keunggulan bersaing (Z). Artinya
Pemasaran (Y) Dimediasi oleh orientasi kewirausahaan dilakukan
Keunggulan Bersaing (Z) dengan tepat maka akan menjadikan
Hasil penelitian ini menunjukkan keunggulan bersaing yang sesuai
bahwa variabel orientasi kewirausahaan (X) sehingga akan berdampak pada
berpengaruh positif secara tidak langsung peningkatan kinerja pemasaran.
12
Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, &
Saran Fahly, Jihn. (1993). “Sustainable
Competitive Advantage in Service
1. Orientasi kewirausahaan yang dimiliki Industries: A Conceptual Model and
beberapa para pengusaha keripik buah Research Propositions“. Journal of
berada pada tingkat kurang baik maka Marketing. Vol.57,Oktober,p.83-99.
para pengusaha harus meningkatkan
orientasi kewirausahaannya dengan Ferdinand, Augusty. (2000). “Manajemen
meningkatkan indikator keinovatifan, Pemasaran: Sebuah Pendekatan
pengambilan resiko dan keproaktifan Strategy”. Research Paper Series. No.01
yang berada dalam kategori kurang baik Program Magister Manajemen
dengan menggunakan metode atau Universitas Diponegoro.
teknologi terbaru dalam penjualan, lebih
berani mengambil resiko dan lebih aktif Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis
dalam memasarkan produk terbaru Multivariete Dengan Program SPSS.
sehingga orientasi kewirausahaan para Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
pengusaha keripik buah akan meningkat. Semarang.
2. Keunggulan bersaing UMKM keripik
buah di Malang Raya berada pada Li, Ling X. (2000). “An Analysis of Sources
tingkat kurang baik maka para pengusaha of Competitiveness and Performance of
harus meningkatkan keunggulan Chinese Manufacturers”. International
bersaingnya dengan meningkatkan Journal of Operation and Production
indikator keunikan produk dan biaya Management. Vol.20,No.3.
yang berada kategori kurang baik dengan
lebih memunculkan kekhasan keripik Lumpkin, G. T. and Dess, G. G. 1996.
buah dan mengurangi harga jual dengan Clarifying the Enrepreneurial
mengurangi biaya produksi dan Orientation Construct and Linking It to
meningkatkan kualitas produk yang Performance. Academy of Managemen
berada dalam kategori cukup baik dengan Review 21 Vol.1.
selalu mengadakan evaluasi kualitas
produk secara berkala agar kualitas Mustafa, Zainal. 2009. Mengenai Variabel
produk bisa dipertahankan ataupun Hingga Instrumenstasi. Graha ilmu,
ditingkatkan agar keunggulan bersaing Yogyakarta.
keripik buah dapat meningkat. Mutdlikha, riva. Bisnis gurih keripik buah
3. Pengaruh orientasi kewirausahaan malang selatan. (online).
terhadap keunggulan bersaing adalah beritajatim.com /gaya_hidup /bisnis
positif dan signifikan maka untuk gurih keripik buah malang
meningkatkan keunggulan bersaing di selatan.html. diakses pada kamis, 31
UMKM keripik buah di Malang Raya, desember 2015.
maka para pemilik usaha harus
Panca, Eben Haezer. Jumlah umkm di jatim
meningkatkan orientasi kewirausahaan
mencapai 68-juta. (online). Surabaya
dan inovasi produk yang sudah ada
tribunnews.com /2013 /05 /31/ jumlah
menjadi lebih baik sehingga keunggulan
umkm di jatim mencapai 68 juta.html.
bersaingpun akan meningkat.
diakses pada jumat, 31 mei 2013.
Daftar Pustaka
13
Porter, Michael, E. (1990). “Competitive
Strategy”. The Free Press. New
York,p.20.

Rosli; Hanafi, Norshafizah January 2013


International Journal of Business &
Social Science;Jan2013, Vol. 4 Issue 1,
p82 Entrepreneurial Orientation and
Business Performance of Women-
Owned Small and Medium Enterprises
in Malaysia: Competitive Advantage as
a Mediator (journal)

Supranoto, Meike. 2009. Strategi


Menciptakan Keunggulan Bersaing
Produk Melalui Orientasi Pasar,
Inovasi, dan Orientasi Kewirausahaan
Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja
Pemasaran. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. E-journal
Undip. Diakses 26 Januari 2014. Hal.1-
11.

Wahyono. (2002). “Orientasi Pasar dan


Inovasi: Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Pemasaran”. Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia. Vol.1,No.1,Mei.

Weerawardena, Jay. (2003). “Exploring The


Role of Market Learning Capability in
Competitive Strategy”. European
Journal of Marketing. Vol.37,p.407-
429.

14

Anda mungkin juga menyukai