Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BIJI COKLAT DALAM


MENINGKATKAN DAYA SAING PADA UNKM LAMBANAN JAYA
DI KECAMATAN MAMASA KABUPATEN MAMASA

KRISNO DEMMA LILLIN

NIM: 200905501019

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN

JURUSAN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sering menghadapi berbagai masalah

yang dapat mempengaruhi keberlangsungan operasional dan pertumbuhan bisnis.

Kondisi kebanyakan UKM khususnya di Indonesia mengalami beberapa

permasalahan sehingga sulit untuk bisa berkembang (Rapini et al., 2020).

Persaingan bisnis adalah salah satu faktor penghambat bagi pelaku UKM dalam

menjalankan bisnisnya. Dengan adanya persaingan bisnis, seringkali membuat

para pelaku UKM mengalami kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasar,

menawarkan harga yang kompetitif, atau membedakan diri mereka dari pesaing

bisnis. Sehingga setiap pelaku UKM melakukan strategi bisnis dalam

menghadapi masalah tersebut. Salah satu strategi bisnis yang sering dilakukan

ole para pelaku UKM adalah diserverifikasi produk dan pemasaran produk.

Sangatlah penting bagi Indonesia untuk mengembangkan sektor UMKM

karena peran strategisnya dalam pembangunan ekonomi. UMKM dapat menjadi

sumber pertumbuhan ekonomi yang signifikan, terutama dalam menciptakan

lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. UMKM secara efektif,

diperlukan upaya-upaya untuk mendorong inovasi, meningkatkan kualitas

produk, memperkuat manajemen usaha, dan memperluas akses pasar. Selain itu,

dibutuhkan juga kebijakan yang mendukung pengembangan UMKM, seperti

memudahkan akses pembiayaan, menyediakan pelatihan dan pendampingan,


serta mengurangi biaya administrasi dan perizinan. UMKM sangat penting untuk

menghindari praktek plagiasi atau tindakan meniru produk atau inovasi orang

lain tanpa izin atau persetujuan. Plagiasi dapat merugikan pemilik asli produk

atau inovasi, merusak citra bisnis, dan berdampak negatif pada perekonomian

secara keseluruhan.

Situasi dan kondisi sulit yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia memang

menjadi tantangan yang besar, terutama dalam menghadapi persaingan yang

semakin ketat di pasar. Namun, pada saat yang sama, tantangan tersebut juga

dapat dijadikan sebagai peluang untuk melakukan inovasi, meningkatkan kualitas

produk, memperkuat manajemen usaha, dan memperluas pasar. Untuk dapat

berhasil dalam usaha mereka, para pelaku UMKM harus memiliki pemikiran

wirausaha yang kreatif dan inovatif, serta memiliki orientasi pemasaran yang

kuat. Mereka juga harus memahami pasar dengan baik, memperhatikan

kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mampu menciptakan produk atau

layanan yang unik dan berkualitas tinggi.

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan pada sudut pandang

tentang apa yangsebenanya diharapkan oleh para pelanggan di masa yang akan

datang (Prasnowo et al., 2017). Salah satu strategi yang sering digunakan oleh

setiap pelaku UKM adalah melakukan evaluasi terhadap hasil produk yang telah

dibuat. Dengan evaluasi produk tersebut akan diperoleh kelebihan dan

kekurangan dari produk tersebut (Leksono & Putra, 2022).


Strategi pengembangan produk adalah salah satu komponen yang

diperlukan dalam menjalankan bisnis, yaitu menciptakan produk yang semenarik

mungkin atas dasar budaya, pengalaman unik dan promosi (Agustini et al.,

2021). Strategi pengembangan produk juga dapat diartikan sebagai suatu

pengembangan produk oleh pelaku UKM, pengembangan pasar serta promosi

(Suhartawan, 2022). Strategi pengembangan merupakan serangkaian langkah

yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjangnya.

Untuk mengembangkan strategi pengembangan, tergantung pada kondisi masing

masing. Walaupun begitu strategi sebagai sebuah usaha tetap diperlukan untuk

memecahkan masalah (Nurcahyani, 2018). Diversifikasi produk adalah salah satu

strategi pengembangan agar organisasi dapat memperluas lini produk atau

layanan yang ditawarkan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan

meminimalkan risiko yang terkait dengan bergantung pada satu produk atau

layanan.

Strategi bisnis adalah arah atau jalan yang akan ditempuh oleh organisasi

dalam rangka menjalankan misi bisnis guna mencapai visis bisnisnya (Djoko

Muljono, 2012). Strategi bisnis biasanya melibatkan penentuan tujuan, analisis

situasi internal dan eksternal, identifikasi sumber daya yang dibutuhkan, dan

pengembangan rencana tindakan yang terperinci. Strategi bisnis dapat tumbuh

dan berkembangan apabila dalam menjalankan suatu aktivitas usahanya

berpegang pada konsep efektivitas serta produktivitas (Lucky et al., 2021).

Strategi bisnis bertujuan untuk membantu organisasi mencapai keunggulan

kompetitif, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan jangka panjang yang


telah ditetapkan. Strategi bisnis dapat mencakup banyak hal, seperti

pengembangan produk baru, ekspansi pasar, perbaikan proses bisnis, akuisisi

perusahaan, pengembangan sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Secara

keseluruhan, strategi bisnis adalah panduan yang membantu organisasi untuk

meraih keberhasilan jangka panjang dan tetap relevan dalam lingkungan bisnis

yang terus berubah.

Daya saing adalah kemampuan suatu produk, perusahaan, atau negara

untuk bersaing dengan produk, perusahaan, atau negara lain dalam pasar global.

Daya saing dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu entitas untuk

menciptakan nilai yang lebih tinggi daripada pesaingnya dalam pasar tertentu.

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa

yang lebih murah atau lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaingnya,

memiliki reputasi yang baik di pasar, dan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan lebih baik daripada pesaingnya. Daya saing sangat

penting bagi perusahaan dan negara karena dapat memengaruhi pertumbuhan

ekonomi, peningkatan lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan.

Daya saing merujuk pada kemampuan suatu perusahaan, industri, atau

negara untuk bersaing di pasar global dengan menghasilkan produk atau layanan

yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih inovatif dibandingkan dengan pesaing

mereka. Dalam meningkatkan daya saing, pelaku UKM perlu mengembangkan

keunggulan produk yang kompetitif melalui pemilihan dan pengembangan

produk tersebut (Sandriana et al., 2015). Daya saing dapat diukur berdasarkan
berbagai faktor, termasuk produktivitas, biaya produksi, kualitas produk, inovasi

teknologi, ketersediaan sumber daya alam, regulasi pemerintah, dan faktor lain

yang memengaruhi kemampuan suatu negara atau perusahaan untuk bersaing.

UKM sebagai penggerak perekonomian domestik dan menyerap tenaga

kerja yang cukup signifikan yaitu teknologi digital yang dipergunakan untuk

menambah koneksi mesin fisik dan sistem produksi teknis sehingga dapat

menjadi faktor utama dalam meningkatkan industri tradisional ke industri digital

untuk dapat memberikan atau mengirim data secara otomatis dan tidak

membutuhkan bantuan manusia dan dengan adanya data yang tersimpan

(Herman et al., 2022).

Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu penopang utama

perekonomian Kabupaten Mamasa karena kontribusinya dalam menciptakan

lapangan kerja dan meningkatkan investasi. UKM terdiri dari berbagai sektor

usaha, termasuk sektor Kuliner yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkan.

Sektor Kuliner di Kabupaten Mamasa menawarkan beragam makanan dan

minuman khas yang memiliki cita rasa unik dan istimewa. Mulai dari makanan

dan minuman ringan seperti jus buah, coklat, keripik pisang dan kelapa, hingga

makanan dan minuman berat seperti, kopi nasi kuning dan bubur tinutuan. Selain

itu, minuman tradisional seperti tuak dan sopi juga menjadi andalan sektor

Kuliner di Kabupaten Mamasa.

Dengan potensi kuliner yang besar, sektor ini menjadi peluang bisnis yang

menjanjikan bagi para pelaku UKM. Dalam mengembangkan usaha kuliner, para
pelaku UKM perlu memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas bahan baku,

kebersihan dan higienitas, serta inovasi dalam penyajian dan promosi produk.

Selain itu, pemerintah setempat dapat berperan dalam mengembangkan

sektor Kuliner dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para

pelaku UKM, serta memfasilitasi promosi produk kuliner lokal secara lebih luas,

baik di dalam maupun di luar daerah. Dengan demikian, sektor Kuliner dapat

terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi

perekonomian Kabupaten Mamasa.

Lambanan Jaya merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak

pada sektor produksi Biji Coklat. Usaha ini menjual beberapa produk yakni:

Coklat bubuk, Kue Coklat, dan biji Coklat. Lambanan Jaya sudah berdiri sejak

tahun 20013 yang dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu Agustinus Demmatayan

yang sudah berumur 67 tahun. UKM ini memeiliki berbagai kendala selama 9

tahun, terakhir berdasarkan perhitungan pemilik usaha ini sekitar tahun 2019

sebelum covid 19, usaha ini terus mengalami peningkatan namun setelah

munculnya covid 19 maka omset penjualan dari usaha ini mengalami penurunan

yang signifikan. Pada tahun 2021 usaha ini hampir bangkrut karena selain dari

covid 19 juga munculnya satu pesaing bisnis yang menggeluti usaha atau bisnis

yang sama yang dimana kawanua tidak memiliki pesaing sampai pada tahun

2020. Sehingga perlunya upaya untuk kembali meningkatkan omset penjualan

dari usaha ini dengan cara mengembangkan produk dalam meningkatkan kualitas

daya saing dari Lambanan Jaya.


Berdasarkan penjabaran tersebut, maka penulis tertarik dan bermasud

melakukan penelitian guna mengetahui strategi pengembangan produk Biji

Coklat yang dapat terapkan untuk meningkatkan daya saing pada dengan judul

“Strategi Pengembangan Produk Biji Coklat Dalam Meningkatkan Daya

Saing Pada UNKM Lambanan Jaya di Kecamatan Mamasa Kabupaten

Mamasa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi

pengembangan produk dapat meningkatkan daya saing UNKM Kawanua di

Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui strategi pengembangan produk yang diterapkan dalam

meningkatkan daya saing pada UNKM Lambanan Jaya di Kecamatan Mamasa,

Kabupaten Mamasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang kewirausahaan dan juga

sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang

strategi pengembangan produk.

2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi UNKM Lambanan Jaya dalam pemahaman

yang lebih baik tentang strategi pengembangan produk yang efektif dan

efisien bagi UNKM Lambanan Jaya di Kecamatan Mamasa, Kabupaten

Mamasa.

b. Untuk meningkatkan daya saing dan keberhasilan UNKM Lambanan Jaya

di Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa.

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan proses menciptakan atau memulai suatu usaha

atau bisnis dengan tujuan untuk mencapai keuntungan. Kewirausahaan

melibatkan pengembangan ide bisnis, perencanaan strategis, pembiayaan,

pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, serta pemasaran dan

penjualan produk atau jasa yang ditawarkan.

Kewirausahaan melibatkan keterampilan dan kemampuan seperti

kreativitas, inovasi, keberanian dalam mengambil risiko, kemampuan

beradaptasi, kepemimpinan, dan keterampilan manajemen. Seorang wirausaha

adalah seorang yang profesioanal serta pengusaha hebat yang mampu

menjalankan bisnisnya dengan sebaik-baiknya (Farid, 2017). Seorang


wirausahawan harus mampu mengenali peluang bisnis yang menjanjikan,

mengembangkan strategi bisnis yang tepat, dan mengelola risiko yang terkait

dengan memulai usaha baru.

Salah satu faktor yang dapat menentukan peningkatan kinerja usaha kecil

yaitu faktor sumber daya manusia (wirausaha). Wirausaha adalah mereka yang

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif, memiliki pengetahuan

tentang kewirausahaan, baik melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman,

maupun mentoring, serta sikap dan jiwa kewirausahaan (Muhammad Rakib,

2016).

2. Strategi Pengembangan

Strategi sering digunakan dalam konteks bisnis, politik, dan berbagai

bidang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber

daya yang ada dan mengatasi tantangan atau hambatan yang mungkin muncul.

Strategi melibatkan pemikiran mendalam tentang tujuan jangka panjang dan

pendek, analisis situasi, identifikasi kekuatan dan kelemahan internal, serta

peluang dan ancaman eksternal. Setelah itu, strategi yang tepat dapat

dirumuskan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi

bagi sebagian organisasi merupakan cara untuk mengatasi dan megantisipasi

setiap permasalahan yang timbul pada masa yag akan dating (Amirllah, 2015).

Salah satu jenis strategi yaitu strategi generik. Berikut adalah tiga pendekatan

strategis generic Dr. Ir. Saludin. M. Kom (2018):


a. Keunggulan biaya menyeluruh memelukan sebuah kontruksi yang agresif

dari fasilitas skala yang efesien, usaha yang giat untuk mencapai

penurunan biaya karena pengalaman marjinal, pengendalian biaya dan

overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marjinal.

b. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya

loyalitas merek dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya suatu

kepekaan terhadap harga.

c. Fokus pada kelompok pembeli, segmen lini produk sehingga strategi fokus

terbangun untuk melayani target tertentu secara baik dn dikembangkan

atas dasar pemikiran tersebut.

Pengembangan dapat diterapkan pada berbagai bidang, termasuk bisnis,

teknologi, pendidikan, keterampilan pribadi, dan banyak lagi. Dalam konteks

bisnis, pengembangan sering merujuk pada upaya untuk meningkatkan atau

memperluas produk, layanan, atau proses bisnis yang ada. Ini dapat melibatkan

penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki

yang sudah ada, pengenalan inovasi baru, pengembangan pasar baru, atau

peningkatan efisiensi operasional. Dalam konteks teknologi, pengembangan

merujuk pada proses merancang, membangun, dan meningkatkan perangkat

lunak, aplikasi, atau sistem komputer. Pengembangan teknologi melibatkan tahap

analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan implementasi.

Strategi pengembangan merujuk pada serangkaian langkah atau rencana

yang dirancang untuk mengembangkan atau memperluas suatu organisasi,

produk, layanan, atau proyek guna mencapai tujuan jangka panjang yang telah
ditetapkan. Strategi pengembangan merupakan rencana atau pendekatan yang

dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi atau entitas bisnis.

Strategi pengembangan dapat mencakup berbagai aspek, termasuk pertumbuhan

pendapatan, ekspansi pasar, inovasi produk, peningkatan efisiensi operasional,

dan lain sebagainya.

3. Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan serta

keinginan konsumen atau pengguna (PO Abas Sunarya et al., 2011). Produk

adalah sesuatu yang dapat ditawarkan secara kompetitif kepada konsumen dari

pengembang produk guna untuk keperluan kebutuhan (Mustafa & Angga, 2022).

Dalam pengembangan produk baru, langkah awal yang harus dilakukan adalah

melakukan survey terhadap karakteristik seoramg pelanggan yang membeli

produk yang kita tawarkan (Ma & Yandra Akerman, n.d.). Dalam lingkungan

industri yang cepat berubah ini, memperkenalkan produk baru merupakan suatu

cara UKM agar dapat survive. Pengembangan produk jarang menjadi tanggung

jawab fungsi operasi itu sendiri, tetapi operasi sangat dipengaruhi oleh

pengenalan produk baru (Agustina & Kamalia, 2012).

Diversifikasi produk merupakan salah satu tindakan yang dilakukan oleh

seorang wirausaha guna mempertimbangkan serta memperluas lini ppprduk

dengan menambahkan variasi atau produk baru yang terkait dengan produk yang

sebeumnya sudah ditawarkan. Membuat suatu produk bukanlah suatu hal yang

mudah dilakukan karena dalam membuat produk juga perlu memperhatikan

aspek legalitasnya, salah satu aspek legalitas suatu produk adalah sudah memiliki
sertifikasi halal. Produk halal secara essensial berfungsi membentuk masyarakat

berakhlak mulia dan sejahtera. Kehalalan merupakan hal sangat penting, karena

makanan mempunyai implikasi terhadap perilaku. Perilaku yang baik atau buruk

itu ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi (Yulia, 2020).

Dalam pengembangan produk, sangat perlu melakukan perbaikan dan

menghasilkan produk baru yang berbeda dari produk yang telah ada.

Pengembangan produk pada dasarnya yaitu usaha yang dilakukan untuk

memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk yang

belum ada (Ahmad Mukhlisin et al., 2018).

Dalam membuat produk perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah.

menurut Kasmir (Kasmir, 2006) langkah-langkah yang perlu diprhatikan dalam

membuat produk adalah:

a. Menentukan logo motto, yang harus dipertimbangkan yaitu: harus

memiliki arti, harus menarik perhatian dan mudah diingat.

b. Menciptakan merek. Merek atau tanda produk agar dikenal oleh konsumen

mengenai sesuatu barang/jasa yang ditawarkan. Penciptaan merek harus

mempertimbangakan: mudah diingat, terkesan hebat serta modern,

menarik perhatian orang lain.

c. Menciptakan kemasan. Kemasan produk harus memenuhi beberapa

persyaratan yaitu: kualitas kemasan, bentuk dan ukuran, dan warna yang

menarik.

Produk merupakan salah satu variabel terpenting yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan. Maka dari itu,


perusahaan berusaha agar produk yang dihasilkannya dapat sesuai dengan

harapan pelanggan, apalagi dalam kondisi persaingan yang semakin ketat seperti

saat ini dengan berbagai macam produk yang ditawarkan di pasar yang memiliki

kualitas dan inovasi yang beragam (Hakim & Purwoko, 2019).

4. Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu entitas, seperti individu,

perusahaan, atau negara, untuk bersaing dan mencapai keunggulan relatif dalam

suatu pasar atau lingkungan yang kompetitif. Dalam dunia bisnis jika suatu

perusahan tidak memiliki daya saing maka akan ditinggalkan oleh pasar

karena sama halnya perusahaan tersebut tidak memiliki keunggulan atas

produk yang mereka ciptakan. (Rahmawati, 2019).

Daya saing identik dengan ancaman pendatang baru yang setiap pelaku

usaha terkadang kesulitan menghadpinya. Menurut Djoko Muljono (2012)

rintangan-rintangan dari ancaman pendatang baru yaitu:

a. Daya tawar-menawar pemasok. Harga pemasok naik maka harga pokok

perusahaan juga akan naik sehingga harga jual produk akan ikut naik.

b. Daya tawar-menawar pembeli. Sikap pembeli semacam ini berlaku secara

menyeluruh dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi

perusahaan

c. Daya tawar produk pengganti. Umumnya produk pengganti disukai orang

yang berpenghasilan rndah namun ingin tampil dengan satus tinggi dari

yang sebenarnya.
Meningkatkan daya saing membutuhkan strategi yang komprehensif dan

berkelanjutan, serta kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan

masyarakat. Penting bagi suatu entitas untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan

meningkatkan kualitas serta efisiensi dalam upaya mempertahankan dan

meningkatkan posisi daya saingnya di pasar global yang semakin kompetitif.

5. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)


Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah istilah yang digunakan untuk

merujuk pada sektor usaha yang memiliki skala kecil hingga menengah. UKM

biasanya memiliki jumlah karyawan yang terbatas dan kapasitas produksi yang

relatif kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Hubungan antara pemilik

dan organisasi merupakan suatu kesatuan ‘personal principal’ dan kesatuan

kepemimpinan dan kepemilikan modal, memberikan model kualitatif yang

membedakan antara perusahaan besar dengan UKM (A. Khoirul Anam & M.

Setyawan, 2019). Keberhasilan suatu usaha baik usaha dalam skala kecil maupun

besar dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mampu menciptakan produk

yang dihasilkan (Nailuvary et al., 2020).

Menurut Bambang Murdaka & Tri Kuntoro Priyambodo (2015) UKM

dapat dibedakan menjadi tiga bagian jika ditinjau dari modalnya yaitu: (a) UKM

mikro. (bermodal kurang dari 50 juta), (b) UKM kecil (modalnya antara 50

sampai 500 juta), (c) UKM menengah (bermodal lebih dari 500 juta sampai 5

miliar rupiah).

6. Coklat
Coklat merupakan suatu produk pangan yang pada umumnya terbuat dari

biji Coklat yang telah melalui proses pengeringan matahari yang kemudian

diolah dengan cara di sangrai. Seiring dengan perkembangan jaman yang

semakin maju banyak industri yang berkembang mulai dari industri manufaktur,

jasa, dan distributor, maka terjadilah banyak persaingan di dunia industry

khususnya industry kuliner coklat (Alfian, 2019).

7. Analisis SWOT

SWOT adalah metode analisis yang digunakan dalam manajemen

strategis untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses),

peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang terkait dengan suatu

organisasi, proyek, produk, atau situasi bisnis tertentu. Analisis SWOT sangat

bermanfaat dalam menganalisis strategi untuk meminimalisir berbagai macam

kelemahan dan mengantisipasi berbagai macam ancaman dengan memanfaatkan

kekuatan dan peluang yang telah dimiliki (Sigit Pamungkas, 2017).

Kekuatan (Strengths) merupakan aspek internal positif dari organisasi

yang memberikan keunggulan kompetitif. Ini bisa meliputi keahlian khusus,

sumber daya yang kuat, reputasi yang baik, merek yang kuat, kualitas produk

atau layanan yang unggul, keunggulan operasional, tim yang terampil, atau

faktor lain yang memberikan kelebihan dibandingkan pesaing.

Kelemahan (Weaknesses) merupakan aspek internal negatif yang

membatasi kinerja organisasi dan mengurangi keunggulan kompetitifnya.

Kelemahan bisa berupa keterbatasan sumber daya, kurangnya keahlian tertentu,


kualitas produk atau layanan yang kurang memuaskan, sistem operasional yang

tidak efisien, kurangnya inovasi, atau faktor lain yang dapat menyebabkan

ketidakmampuan bersaing secara efektif.

Peluang (Opportunities) merupakan faktor eksternal positif yang bisa

dimanfaatkan oleh organisasi untuk mencapai pertumbuhan atau kesuksesan.

Peluang bisa berupa perubahan pasar, permintaan yang meningkat, teknologi

baru, kebijakan pemerintah yang mendukung, peluang ekspansi geografis,

kemitraan potensial, atau tren industri yang menguntungkan.

Ancaman (Threats) Merupakan faktor eksternal negatif yang dapat

menghambat kinerja atau pertumbuhan organisasi. Ancaman bisa berupa

persaingan yang ketat, perubahan kebijakan pemerintah, perubahan tren pasar,

risiko ekonomi, perubahan regulasi, inovasi pesaing, atau faktor lain yang dapat

menyebabkan risiko atau kerugian.

Anda mungkin juga menyukai