Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Analisis Strategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan Usaha


Pada Kerajinan Tradisional Sarung Tenun Samarinda

Dibuat Oleh :

Mita Meliyanti

Yuli Reflinda Sitompul

Ocha Olivia Dhasa

Alboy Tampubolon

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan tumpuan perekonomian
Indonesia, sebagai sebuah solusi dari sistem perekonomian yang sehat yang
dapat bertahan dalam kondisi krisis. UKM telah membuktikan eksistensinya
saat terjadi krisis global yang melanda negara-negara di dunia termasuk
Indonesia beberapa waktu lalu. Menurut data Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN, 2013), sektor UKM berkontribusi cukup besar dan
signifikan pada Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia tahun 2009, yaitu
sebesar 53%. Data statistik Kementerian Koperasi dan UKM (2013),
menunjukkan jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah
tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap
seluruh tenaga kerja Indonesia. Saat ini UKM sudah mulai menembus pasar
global, ditandai dengan kontribusi UKM menyumbang 14,7 persen total ekspor
barang Indonesia. Nilai ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan ekspor
usaha kecil negara-negara lain (BPS, 1998), seperti Taiwan (65%), Cina
(50%), Vietnam (20 %), Hongkong (17%), dan Singapura (17%). Era Pasar
Bebas Asean memberikan peluang yang semakin besar bagi UKM untuk
meraih pangsa pasar dan peluang investasi. Guna memanfaatkan peluang
tersebut, maka tantangan yang terbesar bagi UKM di Indonesia adalah
bagaimana mereka mampu menentukan strategi yang tepat dalam
memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Sebagian besar UKM
masih terkendala permasalahan cukup rumit, seperti keterbatasan kualitas
SDM, pada aspek pemasaran yaitu lemahnya jaringan usaha dan kemampuan
penetrasi pasar, kurangnya permodalan dan terbatasnya akses pembiayaan,
serta rendahnya jiwa entrepreneurship (Dehkordi dkk, 2012). Banyak UKM
yang berhasil mengembangkan usahanya ke pasar global, namun tidak sedikit
UKM yang gagal dan bahkan tidak berupaya untuk go internasional. Berangkat
dari fenomena tersebut, tujuan dari riset ini adalah membangun model
pengembangan UKM untuk mengembangkan bisnisnya memasuki pasar
internasional.

Penerapan strategi bisnis ini tentu tidak semudah yang


dibayangkan karena memang dalam menjalankan sebuah usaha tidak hanya
beorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen melainkan
juga untuk lebih mempertimbangkan apa-apa yang sudah dilakukan dan dapat
mengevaluasi kinerja selama ini. Strategi yang umum digunakan dalam
penentuan kebijakan strategi pemasaran adalah SWOT atau biasa disebut
Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), serta
Threats (Ancaman). Pada kerajinan tradisional sarung tenun Samarinda
penerapan strategi SWOT sangat diperlukan untuk dapat mengetahui
kelemahan dan ancaman yang dialami usaha ini serta memanfaatkan
segala kekuatan menjadi sebuah peluang agar dapat bertahan dan
berkompetisi di dunia usaha.
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1. Orientasi Kewirausahaan

UKM sebagai penggerak utama perekonomian harus selalu meningkatkan


kinerja bisnisnya melalui inovasi, kreatifitas dan keberanian mengambil resiko yang
memang sudah melekat pada jiwa seorang entrepreneur. Adanya orientasi
kewirausahaan yang tinggi akan saling berkaitan dengan motivasi untuk tetap eksis
pada bisnisnya dengan membaca peluang-peluang yang ada dan keuntungan yang
akan diperoleh, yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap kinerja usaha
(Wiklund, 1999). Masih menurut Wiklund (1999), yang berpendapat bahwa semakin
tingginya orientasi kewirausahaan akan dapat meningkatkan kemampuan pemasaran
produk sebuah perusahaan yang berpengaruh pada peningkatan kinerja usaha yang
lebih baik. Orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) merupakan sebuah
cara untuk membantu melihat bagaimana seorang wirausaha pelaku UKM dapat
menciptakan dan menangkap peluang-peluang yang ada, dan hampir sebagian besar
peneliti sependapat dengan pendapat Miller (1983) bahwa orientasi kewirausahaan
seperti itu dibentuk oleh tiga dimensi, yaitu kemampuan berinovasi (innovativeness),
proaktif (proactivity) dan kecenderungan untuk mengambil risiko (propensity for risk
taking). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Tsang (2001) menyimpulkan
bahwa dampak dari orientasi kewirausahaan terhadap pertumbuhan penjualan dan
keuntungan (venture growth) yang telah diteliti dimana orientasi kewirausahaan terdiri
atas unsur (1) need for achievement, (2) internal locus of control, (3) self- reliance
dan (4) extroversion.
2.2. Inovasi Produk

Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses kewirausahaan. Drucker dalam


bukunya Innovation and Entrepreneurship (1993) mengatakan inovasi memiliki fungsi
yang khas bagi wirausahawan. Masih menurut Drucker (1993), dengan inovasi
wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun pengolahan
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan modal.
Menurut Neely dan Hii (1998), berpendapat bahwa nilai yang diciptakan melalui
upaya inovasi dapat terlihat dalam cara baru untuk melakukan sesuatu atau proses dan
produk baru yang berkontribusi pada kemakmuran. Inovasi merupakan salah satu
instrumen mendasar dari strategi pertumbuhan untuk memasuki pasar baru,
meningkatkan pangsa pasar yang ada, dan menyediakan keefektifan persaingan bagi
entitas bisnis (Gunday, dkk, 2011). Peningkatan persaingan pasar global terjadi saat
ini sebagai akibat pergeseran perubahan teknologi yang secara cepat mengaburkan
nilai tambah produk dan jasa yang dimiliki UKM. Lingkungan bisnis yang semakin
kompetitif menyebabkan inovasi tidak bisa diabaikan dari strategi perusahaan, inovasi
tersebut dapat meliputi inovasi model, produk, layanan, proses dan saluran sehingga
dapat memiliki keunggulan bersaing dan meningkatkan kinerja usaha. Tung (2012)
berpendapat bahwa inovasi produk adalah mengenalkan produk baru dalam pasar yang
menggunakan teknologi yang berbeda dan memiliki manfaat yang paling basar bagi
pelanggan dibandingkan produk yang sudah ada di pasar saat ini.

2.3. Strategi E‐Marketing

Meningkatnya pengguna internet setiap saat, ternyata tidak diabaikan oleh para
pelaku bisnis. Saat ini banyak pelaku bisnis yang membuat website, blog, atau
membuat akun di facebook maupun twitter untuk memasarkan produk mereka.
Banyak perusahaan yang memanfaatkan sosial media tersebut untuk dapat berinteraksi
dan menjalin hubungan dengan pelanggannya. Kemajuan tersebut dirasa sangat
bermanfaat untuk dijadikan sebagai salah satu strategi pemasaran bisnis (Paul, 2006).
Pemasaran bisnis melalui internet merupakan salah satu cara untuk memperluas
jangkauan pasar. Melalui internet marketing, informasi produk perusahaan dapat
menjangkau konsumen yang ada di dimanapun tanpa harus terjun langsung ke daerah
tersebut untuk mempromosikan produknya. Pemasaran Internet juga dikenal sebagai
pemasaran digital, pemasaran Web, pemasaran online, e‐marketing, adalah pemasaran
akan produk atau jasa melalui Internet (Kandasaami dkk, Seminar Nasional IENACO
– 2016 ISSN: 2337 – 4349 713 2000).

Adanya terobosan-terobosan baru pada teknik‐teknik pemasaran baru yang


diciptakan oleh e‐tailers dan didukung oleh internet sangat cepat dalam melahirkan
dimensi baru yang disebut sebagai e‐Marketing (Peattie, 2007). Menurut Kaiyanam,
dkk (2002), e‐Marketing ini masih cukup kontroversial sebagai subyek untuk
dibicarakan, karena tidak ada yang berhasil menyatukan berbagai teori di sekitarnya,
namun ada satu hal di atas yang tidak ada keraguan bahwa e‐Marketing pertama kali
muncul dalam bentuk berbagai teknik yang dikerahkan oleh perusahaan yang menjual
produk mereka melalui internet dalam era tahun 1990‐an. Menurut Poon, dkk (2007)
menyatakan bahwa strategi e‐Marketing biasanya didasarkan dan dibangun atas
prinsip‐prinsip yang mengatur pemasaran tradisional offline yang selama ini sangat
familiar dan telah terkenal diaplikasikan dalam dunia bisnis yang dikenal dengan nama
Marketing Mix (4P), yaitu Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi yang membentuk
campuran Pemasaran klasik. Untuk pemasaran jasa terdapat tambahan ekstra 3P, yaitu
People, Proses, dan Bukti fisik.

2.4. Keunggulan Bersaing

Konsep keunggulan bersaing diformulasikan oleh Porter (1991). Keunggulan


bersaing timbul dari sebuah perusahaan yang menciptakan nilai untuk pelanggannya.
Tiga strategi generik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan
keunggulan bersaingnya adalah:

a) Inovasi, yaitu menjadi produsen yang unik.

b) Kualitas, yaitu dengan menyampaikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
kepada pelanggan.

c) Kepemimpinan biaya, yaitu pengelolaan pengurangan pengeluaran. Barney (1991)


telah membuat pembedaan antara keunggulan bersaing yang dengan segera dimiliki
oleh perusahaan tetapi pihak lain akan mampu menirunya, dan keunggulan bersaing
yang berkelanjutan dimana pesaing tidak dapat menirunya.

2.5. Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan output dari semua usaha dan strategi serta
kinerja pemasaran yang telah dijalankan perusahaan. Pendekatan kinerja market-based
(market-based performance) sebagai pengukuran kinerja pemasaran dengan mengacu
kepada kondisi eksternal dan pasar dimana perusahaan beroperasi. Fulford dan Rizzo
(2009) menempatkan kinerja organisasional dalam model konseptual orientasi stratejik
pada usaha kecil dengan alasan bahwa kinerja merupakan indikator output manajemen
stratejik. Ukuran kinerja organisasional terdapat dalam dua area yaitu kinerja finansial
dan kinerja stratejik. Kinerja finansial lebih terukur sehingga digunakan sebagai
indikator kinerja yang meliputi pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba,
pertumbuhan aset, dan indikator lainnya.
BAB III

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang menggambarkan


permasalahan yang terjadi untuk mencari pemecahan masalahnya dan hasil penelitian
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Subyek penelitian ini adalah pemilik
dan pengelola UKM tenun sarung goyor, selain itu juga pengelola koperasinya.
Selanjutnya yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengelolaan dan pengembangan
UKM, yang meliputi inovasi dan kreatifitas dasar pengembangan produk, proses
pengembangan nilai tambah produk, strategi pemasaran, tata cara ekspor, pemanfaatan
peran koperasi, serta pengelolaan keuangan dan pajak. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah melalui penelitian dokumentasi dan penelitian lapangan.
Penelitian dokumentasi atau studi literatur dilakukan untuk mencari sumbersumber
tertulis yang dapat dijadikan landasan teori untuk memperkuat analisis data dalam
penelitian ini. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara
langsung dari obyek penelitian, yaitu melalui wawancara dan observasi. Pada
penelitian ini, penulis mencoba menggambarkan pemetaan pengembangan UKM pada
usaha tenun sarung goyor dan menghubungkannya dengan pencapaian kinerja
pemasaran untuk menembus pasar internasional.
BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil Analisis SWOT yang dilakukan pada perusahaan kain dan sarung
tenun Samarinda dengan pendekatan Matriks SWOT di peroleh total skor untuk setiap
faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dari perusahaan kain dan sarung
tenun ikat cap Sinar Barokah sebagai berikut:

1. Faktor Kekuatan Total bobot dari faktor kekuatan perusahaan kain dan sarung tenun
ikat cap Sinar Barokah adalah 3,00. Angka ini menunjukan bahwa faktor kekuatan
yang dimiliki oleh perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah
berpengaruh sangat besar terhadap usaha ini. Hal ini juga di buktikan dari rating untuk
faktor kekuatan yang dominan pada rating 3 yang berarti faktor tersebut memiliki
faktor yng sangat besar.

2. Faktor Kelemahan Total bobot dari faktor kelemahan perusahaan kain dan sarung
tenun ikat cap Sinar Barokah adalah 2,67. Angka ini menunjukan bahwa faktor
kelemahan yang dimiliki perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah
tidak berpengaruh secara keseluruhan terhadap usaha ini. Namun masih ada
kelemahan dari pengelolaan usaha ini di buktikan dengan banyaknya rating 3. Hal ini
berarti faktor kelemahan tidak berpengaruh secara menyeluruh terhadap uasaha ini.

3. Faktor Peluang Total bobot dari faktor peluang pada perusahaan kain dan sarung
tenun ikat cap Sinar Barokah adalah 3,62. Angka ini menunjukan bahwa faktor
peluang yang dimiliki perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah sangat
besar. Hal ini di buktikan dari rating yang paling dominan 3 dan 4. Hal ini berarti
faktor peluang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perusahaan dan
membuat usaha ini dapat bertahan hingga saat ini.
4. Faktor Ancaman Total bobot dari faktor ancaman pada perusahaan kain dan sarung
tenun ikat cap Sinar Barokah adalah 2,89. Hal ini menunjukan bahwa faktor ancaman
yang dimiliki perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap sinar barokah berpengaruh
terhadap usaha ini, tetapi pengaruh yang ditimbulkan tidak secara keseluruhan. Ini
terlihat dari rating yang dominan yaitu 2 dan 3. Hal ini bearti faktor ancaman dan
kelemahan memang berpengaruh terhadap usaha ini akan tetapi pengaruh yang
ditimbulkan tidak sebesar pengaruh faktor peluang dan kekuatan.

Kemudian dari total skor tersebut di masukan ke dalam rumus analisis SWOT,
maka di peroleh nilai sebagai berikut : = S – W : O – T = 3,00-2,67/2 : 3,62-2,89/2 =
0,17 : 0,37. Ada analisis SWOT yang telah dilakukan pada sumbu Matriks SWOT
(0,17 : 0,37). Posisi perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah berada
pada Kuadran I pada Matriks SWOT. Dari perhitungan di atas menunjukan hasil
positif pada faktor peluang perusahaan, hal ini membuktikan bahwa perkembangan
usaha perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah cukup baik dengan
hasil penelitian yang menjelaskan bahwa faktor peluang sangat besar pengaruhnya
terhadap perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah. Dengan kondisi
seperti ini pelaku usaha di sarankan untuk melakukan strategi Growth Oriented
Strategy, di mana dalam strategy pelaku usaha ini di harapkan agar bisa
mempertahankan keadaan usaha yang sudah mulai berkembang dengan tetap
menawarkan produk-produk yang menarik dan harga terjangkau. Perusahaan kain dan
sarung tenun ikat cap Sinar Barokah berada pada kuadran I yang merupakan suatu
kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah Growth Oriented
Strategi. Berdasarkan siklus suatu produk hubungan kebijakan pertumbuhan yang
agresif adalah dimana sekarang kondisi perusahaan sedang berada pada kondisi
kemapanan produk. Dengan menggunakan strategi yang ada pada product life cycle
akan membuat kondisi perusahaan akan tetap berada pada tahap kemapanan.
Sedangkan hubungan kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan Marketing mix
adalah untuk produk akan menciptakan suatu produk yang akan di trima dipasaran dan
perusahaan akan tau mana produk yang sudah tidak menarik untuk konsumen.
Sedangkan untuk harga akan lebih mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk harga
yang pantas untuk produknya. Untuk saluran distribusi kebijakan tersebut akan
mengetahui distribusi mana yang tidak efektif dalam pemasaran produk. Sedangkan
hubungan untuk promosi adalah supaya promosi yang dilakukan perusahaan lebih
efektif dan efisien. Untuk mendukung agar perusahaan tetap berada pada masa
kemapanan sehingga menggurangi resiko kemunduran lebih sedikit. Perusahaan harus
menggunakan inovasi di mana perusahaan memunculkan sesuatu yang baru dan
berbeda. Sehingga perusahaan akan tetap berada pada masa kemapanan karena pasar
setia kepada dengan perusahaan karena produk-produk yang lebih menarik pangsa
pasar.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan maka di dapat total skor dari faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dari perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap
Sinar Barokah. Di mana di peroleh total kekuatan 3,00, total kelemahan 2,67, total
peluang 3,62 dan total ancaman 2,89. Hal ini menunjukan bahwa faktor kekuatan dan
peluang yang terdapat pada perusahaan kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah
berpengaruh besar terhadap usaha yang dijalankan sedangkan faktor kelemahan dan
ancaman berpengaruh terhadap usaha tersebut, tetapi pengaruh yang di timbulkan
tidak secara menyeluruh. 2. Setelah di evaluasi menggunakan matriks SWOT maka
dapat diketahui bahwa perusahaan kain ndan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah
berada pada kuadran I dengan titik kordinat (0,17 : 0,37). Dalam kuadran ini terlihat
bahwa pelaku usaha berada dalam tahap perkembangan maju karena faktor peluang
dan kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap usaha ini meskipun ancaman dan
kelemahan yang selalu ada dalam usaha ini. 3. Strategi yang di gunakan perusahaan
kain dan sarung tenun ikat cap Sinar Barokah pada kuadran I adalah Strategi Growth
Oriented Strategy, di mana dalam strategi ini pelaku usaha di harapkan agar bisa
mempertahankan keadaan usaha yang sudah mulai berkembang.

5.2 Saran

Dengan usaha yang berkembang pelaku usaha di harapkan tetap


mempertahankan produk dengan kualitas dan motif yang di minati konsumen. Dan
tetap menawarkan produk dengan harga terjangkau. Perusahaan di sarankan agar
menerapkan strategi Growth Oriented Strategy atau Strategy yang bersifat agresif
(perkembangan maju).

LAMPIRAN FOTO
Daftar Pustaka

Azlin dan Lutfi Usa. 2019. Rancang Bangun E-Commerce Sarung Tenun Tradisional
Kelurahan Sulaa Kota Baubau. Sulawesi Tenggara.
Sholihin, Ustadus. 2014. Analisis Strategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan
Usaha Pada Perusahaan Kain Dan Sarung Tenun Ikat Cap Sinar Barokah Kediri.
Kediri

Edy Herman dan Rahmawati. 2016. e-Marketing : Strategi Pemasaran Ukm Berbasis
Teknologi Informasi Untuk Menembus Pasar Global.

Zulyanti, Noer Rafikah. 2016. Analisis Pengaruh Kualitas Alat Produksi, Harga
Bahan Baku, Pemakaian Bahan Baku, Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Volume
Produksi (Studi Kasus Pada Industri Sarung Tenun Di Desa Parengan Maduran)

Korompot, Ratu Ratna. 2019. Analisis Karya Cipta Motif Sarung Donggala Serta
Perlindungan Tentang Pemajuan Kebudayaan Sulawesi Tengah.

Taqwa, Bravura Prima. 2015. Sarung Tenun Atbm (Alat Tenun Bukan Mesin) Di Desa
Wanarejan Utara Kabupaten Pemalang: Kajian Aspek Motif Dan Proses Produksi.

Trisna Nurmeisarah, I Gede Sudirtha dan Made Diah Angendari. 2015. Tinjauan
Tentang Tenun Tradisional Dusun Sade Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten
Lombok Tengah.

Farida, Nevrettia Christantyawati ,2017 Pemberdayaan Pengrajin Perempuan


Penenun Sarung ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Muttaqin. (2013). Analisis SWOT Pada Pelaku Kerajinan Khas Daerah Di Area
Komplek Citra Niaga Samarinda, Samarinda : Fakultas Ekonomi Mulawarman.

Assauri, Sofyan (2011), Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Srategi, cetakan
ke 11, PT. Rajawali Persada, Jakarta.

Joseph, P. G dan Gordon , W. P (1994), Strategi dan Program Pemasaran, Erlangga,


Jakarta.
Jumingan, (2009), Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan,
PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Kotler, Philip dan Lane, Kevin. K (2008), Manajemen Pemasaran, edisisi 12, PT.
Indek.Jakarta

Pabundu, M. T (2006), Metodologi Riset Bisnis, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Rangkuti, F (2002), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Sunarto, (2003), Prinsip - Prinsip Pemasaran. Amus, Yogyakarta.

Sumarsono, S (2004), Metode Riset Sumber Daya Manusia, Andi, Yogyakarta.

Wahyudi, S (2004), Peranan Analisis SWOT Sebagai Dasar Dalam Menentukan


Strategi Pemasaran pada Perusahaan Muti Level Marketing” Shopie Martin” Di
Kediri, Kediri: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kediri.

Yati, Sri. P (2010), Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran
Berdaya Saing, Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai