Anda di halaman 1dari 45

Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia

USULAN PENELITIAN
TAHUN ANGGARAN 2023
SKEMA PENELITIAN DOSEN MUDA

Implementasi Penerapan Financial Technology di Era New Normal


Melalui Inovasi Bisnis Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM
Sebagai Produk Unggulan Daerah di Kabupaten Kampar

KETUA : Dra. Ruzikna, M.Si 0013086102


ANGGOTA : Drs. Kasmirudin, M.Si 0003036201
Dr. Lie Othman, MM 0006037107
Mandataris, S.Sos., M.Si 1010098101

SUMBER DANA : DIPA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
Nomor Kontrak : -

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERITAS RIAU
JANUARI, 2023

i
ii
RINGKASAN RENCANA PENELITIAN
Judul : Implementasi Penerapan Financial Technology di Era New Normal Melalui
Inovasi Bisnis Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM sebagai produk
Unggulan Daerah di Kabupaten Kampar.
Ketua Peneliti : Dra. Ruzikna, M.Si
Anggota I : Drs. Kasmirudin, M.Si
Anggota II : Dr. Lie Othman, MM
Anggota III : Mandataris, S.Sos.,
M.Si
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau
Sumber Dana : DIPA LPPM Universitas Riau Tahun Anggaran

2023

Kondisi di era new normal yang terjadi secara global tentu saja berdampak terhadap berbagai
sektor terutama di sektor ekonomi. Dampak perekonomian ini tidak hanya di rasakan secara
domestik, namun juga terjadi secara global. International Monetary Fund (IMF) yang
memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh minus di angka 3%. Di Indonesia, Hal ini
tentunya juga memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pariwisata, sektor perdagangan,
industri termasuk Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di Indonesia,
berdasarkan data terbaru pertanggal 04 Mei 2020, sudah terdapat 11.192 kasus covid-19 di
Indonesia (covid19.go.id). Dampak dari covid-19 secara langsung sudah terlihat dari PHK besar-
besaran dibeberapa perusahaan, terjadi penutupan beberapa usaha yang berdampak kepada
dirumahkannya karyawan.
Menurut Laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD),
Pandemi covid-19 ini mempengaruhi perekonomian dari sisi penawaran dan Permintaan. Di
sisi penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku dan tenaga kerja yang tidak sehat
serta rantai pasokan yang juga mengalami kendala. Dari sisi permintaan, kurangnya permintaan
dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. OECD juga menyebutkan
UMKM memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi di era new normal ini.
UMKM sangat rentan terdampak dalam gangguan bisnis, karena seringnya berhubungan
langsung dengan pariwisata, transportasi dan industri kuliner yang memerlukan supplier yang
cepat yang semuanya terdampak secara signifikan di era new normal. (OECD, 2020).
Kondisi di Era New Normal sudah berubah dengan cepat menuntut setiap pelaku bisnis
termasuk industri kecil menengah untuk beradaptasi dengan pola perubahan yang ada untuk
mengasilkan produk atau jasa yang dapat diterima oleh konsumen agar suatu industri tetap
mampu bersaing. Hal ini menyebabkan suatu industri, baik produk atau jasa dituntut untuk
meningkatkan kualitas produk, kapasitas produksi dan melakukan inovasi sehingga konsumen
akan tetap menggunakan produk atau jasa dari industri tersebut. Melalui inovasi, suatu industri
dapat membuat produk lain dari yang sebelumnya atau membuat kualitas yang merupakan
perbaikan dari produk yang telah ada sebelumnya atau menciptakan produk yang benar-benar
baru. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Penerapan Financial Technology di Era New Normal Melalui Inovasi Bisnis Untuk
Meningkatkan Scale Up UMKM Sebagai Produk Unggulan Daerah di Kabupaten
Kampar”.
iii
iv
Tujuan penelitian dalam permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung Financial Technology (X1)
terhadap Inovasi Bisnis (Z) sebagai produk unggulan daerah di kabupaten Kampar.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung Financial Technology (X1)
terhadap Scale Up UMKM (Y) sebagai produk unggulan daerah di Kabupaten Kampar.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung inovasi bisnis (Z) terhadap scale
up UMKM (Y) sebagai produk unggulan daearah di kabupaten Kampar
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh berganda financial technology (X1)
melalui inovasi bisnis (Z) secara bersamaaan terhadap scale up UMKM (Y) sebagai
produk unggulan daerah di kabupaten Kampar.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut : Adapun manfaat yang diperoleh secara teoritis adalah dapat
memberikan manfaat sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang bisnis dan
manajemen pemasaran khususnya terkait dengan inovasi produk, dan scale up. Untuk manfaat
praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pelaku bisnis,
masyarakat umum maupun bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan untuk peneliti sendiri akan
berguna untuk menambah wawasan terkait variabel yang diteliti dan mencapai target luaran
wajib submitted jurnal terindeks SINTA 3/4, buku monograf, video terkait proses dari ahsil
penelitian durasi 5-8 menit, dan salah satu luaran tambahan kekayaan intelektual (hak cipta) dan
kebijakan/model yang telah ditentukan sesuai dengan skema penelitian yang diambil oleh
Peneliti adalah Skema Penelitian Dosen Muda.
Didalam penelitian ini penulis menggunakan teori inovasi produk, financial technology, dan
scale up UMKM. Dalam RoadMap yang peneliti gunakan (Fishbone diagram) dapat dilihat alur
atau peta jalan peneliti. Dimulai dari usulan proposal dengan melakukan identifikasi pelaku
bisnis atau stakeholders pelaku usaha pada UMKM yang memiliki produk unggulan dibidang
kuliner, kemudian peneliti membuat variabel penelitian dilihat dari varibel pertama yaitu
financial technology, dimana financial technology merupakan konsep yang menekankan
perhatian pada pasar (market) dengan menggunakan teknologi agar memiliki kemampuan untuk
menghadirkan produk (barang dan layanan) yang unggul kepada konsumen dan financial
technology sebagai proses budaya, perilaku, dan kegiatan yang terkait dengan menciptakan dan
memuaskan pelanggan dengan terus menilai kebutuhan mereka serta ingin meningkatkan
keunggulan bersaing berkelanjutan.
Berikutnya pada financial technology ini juga bermunculannya usaha baru secara
berkelanjutan membuat persaingan semakin ketat yang di dukungnya dengan kecanggihan
teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam persaingan usaha menciptakan perubahan
kebutuhan pelanggan, pengelolaan produk serta pangsa pasar. Karena jenis usaha mikro, kecil
dan menengah seperti ini kebanyakan bersifat perorangan, di antara berbagai kelemahan ini,
kelemahan-kelemahan ini memiliki ketergantungan yang besar dengan pemilik usaha atau
pengelola usaha. Pemilik atau pengelola usaha menentukan usaha apa yang akan dilakukan,
dimana usaha akan dilakukan, kapan modal digunakan.
Inovasi bisnis juga sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan guna tetap
mempertahankan produknya pada dunia industri yang semakin ketat dalam persaingan. Dengan
kata lain, bahwa inovasi adalah memodifikasi atau memperbarui produk yang ada menjadi produk
yang lebih baik. Inovasi juga suatu proses mewujudkan ide baru dengan cara membuatnya
v
atau memproduksi

vi
menjadi nyata agar mampu diterima oleh konsumen. Menciptakan inovasi bisnis merupakan
usaha memberikan manfaat kepada pelanggan melalui diferensiasi yang lebih baik dibandingkan
pesaing dan juga upaya mendapatkan biaya yang paling efisien agar mampu menyajikan
kebijakan harga yang kompetitif. Persaingan usaha yang begitu ketat dan kompetitive
mengharuskan perusahaan atau bisnsi memiliki keunggulan bersaing, jika tidak maka perusahaan
atau bisnis tersebut tidak dapat bertahan lama. Keunggulan bersaing dalam sebuah bisnis dapat
diperoleh dengan memperhatikan nilai superior bagi pelanggan, kebudayaan dan iklim untuk
membawa perbaikkan pada efisiensi dan efektivitas.
Setelah melihat beberapa prinsip dasar TKT Penelitian, maka peneliti dalam hal ini untuk
menentukan dan mengaitkan dengan ketersiapan teknologi (TKT) yang sesuai dalam penelitian
ini adalah TKT 2 karena peneliti berpandangan itu merupakan TKT yang paling sesuai dalam
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji meningkatkan scale up
UMKM sektor kuliner sebagai produk unggulan di kabupaten Kampar untuk menguji suatu teori
atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori hipotesis hasil penelitian yang sudah
ada dan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh antara variable independen dengan variable
dependen. Teknik sampel yang digunakan adalah sensus yang memiliki 4 (empat) hipotesis baik
secara direct dan indirect yang dapat mempengaruhi atau tidak variabel scale up UMKM. Teknik
analisis data yang digunakan pada penilitian ini dengan metode Structural Equation Modelling
(SEM), yaitu merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui variabel yang dominan atau
berpengaruh diantara variabel lainnya yang telah lolos uji. Metode SEM dibantu dengan aplikasi
Smart PLS 3.2.6 yang dapat mempermudah dalam melakukan input variabel eksogen dan
variabel endogen, sehingga didapatkan hasil akhir dari penelitian ini. Namun, jenis variabel juga
menentukan konstruk apa yang akan dipergunakan dalam pengolahan data. Berdasarkan teori
dari metode SEM, jenis variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri variabel endogen dan
variabel eksogen.

vii
IDENTITAS ANGGOTA PENELITIAN
Identitas Diri (Ketua Peneliti)
1 Nama Dra. Ruzikna, M.Si

2 Jenis Kelamin Perempuan


3 NIP 196108131987022001
4 Email ruzikna.r@lecturer.unri.ac.id
5 No. HP 08127651329
6 Alamat Kantor Kampus Bina Widya KM 12,5
Simpang Baru, Panam Pekanbaru
7 Mata Kuliah Studi Penganggaran Modal, Akuntansi II,
Analisis Laporan Keuangan, Komunikasi
Bisnis, Analisis
Bisnis, Akuntansi Manajerial, Management
Change, Studi Penganggaran Modal.
8 Bidang Kajian Utama Keuangan

Identitas Diri (Anggota I Peneliti)


1 Nama Drs. Kasmirudin, M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 NIP 196203031988031004
4 No. HP 08127656053
5 Alamat Kantor Kampus Bina Widya KM 12,5
Simpang Baru, Panam Pekanbaru
6 Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bisnis
Ritel Modern, Filsafat Bisnis, Perilaku
Organisasi dan Administrasi, Riset SDM,
Seminar Masalah Bisnis SDM, Penilaian
Kinerja Karyawan, Strategi dan Kebijakan
Bisnis, Kewirausahaan.
7 Bidang Kajian Utama Sumber Daya Manusia

Identitas Diri (Anggota 2 Peneliti)


1 Nama Dr. lie Othman, MM
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 NIP 006037107
4 No. HP 081365345537
5 Alamat Kantor Kampus Bina Widya KM 12,5
Simpang Baru, Panam Pekanbaru
6 Mata Kuliah Pengantar Bisnis, Manajemen Operasi,
Analisis Bisnis, Bisnis Ritel Modern,
Perilaku Organisasi dan Administrasi,
Strategi dan Kebijakan Bisnis,
Kewirausahaan, Seminar Masalah Bisnis.
7 Bidang Kajian Utama Sumber Daya Manusia

viii
Identitas Diri (Anggota 3 Peneliti)
1 Nama Mandataris, S.Sos., M.Si
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIP 1010098101
4 No. HP 085274960077
5 Alamat Kantor Kampus Bina Widya KM 12,5
Simpang Baru, Panam Pekanbaru
6 Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bisnis
Ritel Modern, Filsafat Bisnis, Perilaku
Organisasi danAdministrasi, Riset
Keuangan, Seminar Masalah Bisnis
Keuangan, Akuntansi Manajerial, Studi
Penganggraan Modal, Strategi dan
Kebijakan Bisnis, Kewirausahaan
7 Bidang Kajian Utama Keuangan

Pekanbaru, 10 Januari 2023


Ketua Peneliti

Dra. Ruzikna, M.Si


NIP. 196108131987022001

ix
DAFTAR ISI

JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN RENCANA PENELITIAN iii
IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENELITIAN vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1
B. PERUMUSAN MASALAH 7
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 8
D. LUARAN/MANFAAT PENELITIAN 8
E. TINJAUAN PUSTAKA 9
1. Teori yang relevan 9
2. Penelitian Terdahulu 14
3. Kerangka Pemikiran 16
4. Roadmap Penelitian 16
5. TKT Penelitian 17
6. Bagan Alur Pembahasan 18
F. METODE PENELITIAN 19
1. Lokasi dan Waktu Penelitian 20
2. Cara Penentuan Ukuran Sampel 21
3. Jenis dan Sumber Data 21
4. Teknik Pengumpulan Data 22
5. Teknil Analisis Data atau Rancangan Pengujian Hipotesis 22
6. Metode Analisis Data 26
7. Teknik Pengukuran 26
G. JADWAL KEGIATAN 27
H. DAFTAR PUSTAKA 28
I. REKAPITULASI BIAYA 31
J. SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM PENELITI 31
K. JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN 32

x
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Perkembangan pada era digital saat ini, inovasi dan teknologi mengalami perkembangan yang

Sangat pesat pesat yang tentunya mempengaruhi pola pikir dan perilaku manusia untuk mencari
beragam informasi serta layanan elektronik. Salah satu perkembangan teknologi yang
berkembang sangat pesat di dunia saat ini ialah Finansial Technology (Fintech), adanya fintech
hal ini juga merevolusi cara kerja institusi keuangan tradisional menjadi modern, melahirkan
berbagai modal baru yang lebih praktis bagi konsumen atau nasabah dalam mengakses produk.

Defenisi fintech yang dijabarkan oleh Bank Indonesia, dalam (Dalimunthe, 2019) Fintech
merupakan salah satu bisnis berbasis software dan teknologi modern yang menyediakan produk
kuliner. Perusahaan fintech pada umumnya adalah usaha kuliner yang memberikan layanan dan
solusi keuangan kepada pelanggan seperti pembayaran mobile, transfer uang, pinjaman,
penggalangan dana, dan bahkan manajemen aset.

Fintech yang merupakan suatu inovasi pada sektor finansial yang mendapat sentuhan
teknologi modern. Transaksi keuangan melalui fintech ini meliputi pembayaran, investasi,
peminjaman uang, transfer, rencana keuangan dan pembanding produk keuangan. (Dalimunthe,
2019: 20) Fintech merupakan layanan keuangan seperti crowd funding, mobile payments, dan
jasa transfer uang menyebabkan revolusi dalam bisnis kuliner. Dengan crowd funding, bisa
memperoleh dana dari seluruh dunia dengan mudah, bahkan dari orang yang belum pernah
ditemui sekalipun fintech juga memungkinkan transfer uang secara global atau internasional.
Jasa pembayaran seperti PayPal otomatis mengubah kurs mata uang, sehingga yang berada di
Amerika bisa membeli barang di daerah Kampar dengan mudahnya, fintech juga memiliki peran
penting dalam mengubah perilaku dan ekspektasi konsumen.

Dalam dunia kuliner sudah dijelaskan bahwa kegiatan kuliner saat ini sangat akan
dipermudah, dengan adanya penggunaan akses dalam financial technology, sehingga setiap
tahun nya tetap adanya kegiatan perkembangan penggunaan financial technology di bidang
kuliner, dengan adanya financial technology ini juga dapat membatu usaha tersebut untuk dapat
terus berkembang dan meningkat dalam perkembangan bisnis nya, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan UMKM tersebut. Di bawah ini di gambarkan data peningkatan
penggunaan financial technology dari tahun ke tahun sebagai berikut:

1
Gambar 1.1

Perkembangan pengguna Financial Technology Bidang Kuliner di Indonesia

Lingkungan ekonomi dan kemajuan teknologi yang berubah dengan cepat menuntut setiap
pelaku bisnis termasuk industri kecil menengah untuk beradaptasi dengan pola perubahan yang
ada untuk mengasilkan produk atau jasa yang dapat diterima oleh konsumen agar suatu industri
tetap mampu bersaing. Hal ini menyebabkan suatu industri, baik produk atau jasa dituntut untuk
meningkatkan kualitas produk, kapasitas produksi dan melakukan inovasi sehingga konsumen
akan tetap menggunakan produk atau jasa dari industri tersebut. Melalui inovasi, suatu industri
dapat membuat produk lain dari yang sebelumnya atau membuat kualitas yang merupakan
perbaikan dariproduk yang telah ada sebelumnya atau menciptakan produk yang benar-benar
baru.

Scale Up UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) menjadi salah satu variabel penting
dalam perekonomian suatu negara. Sektor UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
serta menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor UMKM dapat
berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi. Secara global, industri fintech terus berkembang
dengan pesat, terbukti dari bermunculannya di bidang kuliner ini serta besarnya investasi global
di dalamnya. Khususnya di kabupaten Kampar, bisnis ini berkembang sangat pesat hingga
menarik perhatian seluruh pebisnis di kabupaten Kampar.

Perekonomian yang terus tumbuh dan menjadikan Kabupaten Kampar di bidang kuliner
menjadi salah satu tujuan pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Kabupaten
Kampar khususnya, provinsi Riau juga menjadikan sebagai wilayah perlintasan antar provinsi di
Sumatera, untuk itu pemerintah juga sedang melakukan pengembangan kepada pelaku bisnis
untuk menjadikan bisnis program pengembangan binaan terhadap pelaku UMKM khususnya.
2
Perkembangan UMKM di kabupaten kampar juga menunjukkan pertumbuhan setiap tahunnya.
Hal tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang setiap tahun
mengalami peningkatan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah harus terus meningkatkan
pertumbuhan UMKM, karena dengan bertambahnya UMKM maka penyerapan jumlah tenaga
kerja juga semakin besar. Masih banyaknya produk-produk kuliner yang belum banyak diakses
oleh pelaku-pelaku bisnis serta semakin banyaknya bisnis - bisnis yang berkembang berbasis
teknologi, maka bisnis kuliner harus melakukan kolaborasi dengan fintech untuk dapat
meningkatkan peran agar lebih bersifat inklusif.

Financial tecnology di Indonesia merupakan peluang pasar yang sangat potensial. Geografi
yang luas, pertumbuhan kelas menengah yang cukup besar, dan penetrasi produk keuangan yang
relatif kurang baik secara bersama-sama berkolaborasi untuk menciptakan pasar yang tangguh
untuk pengembangan Fintech di Indonesia. Penelitian Eshabyta (2017), mengatakan jumlah
pengguna ponsel di Indonesia melebihi jumlah populasi keseluruhan penduduk Indonesia.
Potensi besar ini dapat mendukung perkembangan ekonomi digital.

Keberadaan financial technology bertujuan untuk membuat masyarakat lebih mudah


mengakses produk-produk keuangan, mempermudah transaksi dan juga meningkatkan inklusi
keuangan. Tujuan ini dapat tercapai dengan peluang berdasarkan data Global Index 2014 yang
terdapat pada lampiran Strategi Nasional Keuangan Inklusif (2016), baru sekitar 36% (tiga
puluh enam persen) penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki akses kepada lembaga
keuangan formal. Sehingga, Fintech dapat menyasar penduduk dewasa Indonesia lainnya untuk
3
mendapatkan layanan jasa keuangan.

Teknologi yang sering digunakan untuk kebutuhan proses transaksi dewasa ini adalah
Fintech. Fungsi utama dari pemanfaatan teknologi adalah untuk dapat memudahkan setiap
transaksi yang dilakukan. Sayangnya di Indonesia, kemudahan ini kurang dimanfaatkan oleh
pelaku bisnis serta pelanggannya. Sementara itu, UMKM merupakan salah satu variabel penting
dalam perekonomian suatu negara. Sektor UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
serta menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor UMKM dapat
berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Menurut Sumarwan (2010), inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang
dipahami sebagai suatu yang baru oleh masing-masing individu atau unit pengguna lainnya.
Proses keputusan inovasi pada prinsipnya merupakan kegiatan pencarian dan pemrosesan
informasi dimana individu termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian tentang keuntungan dan
kekurangan inovasi. Inovasi produk dianggap penting bagi kelangsungan produk di suatu industri
karena memiliki nilai tambah pada produk yang dihasilkan, sehingga dapat ditawarkan industri
ke
para konsumennya dan sebagai dasar diferensiasi dengan produk pesaing.
Inovasi bisnis sangat menguntungkan karena konsumen dapat mengonsumsi produk yang
inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Sedangkan bagi suatu industri, inovasi produk menjadi
sangat penting untuk dilakukan karena industri tersebut selangkah lebih maju dibanding dengan
para pesaingnya. Di samping itu, inovasi produk dapat dipengaruhi dari beberapa faktor salah
satunya adalah inovasi bisnis. Inovasi bisnis merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan suatu industri.
Menurut Crismastioanto (2017:134-136) Fintech merupakan inovasi disektor keuangan yang
berkaitan dengan teknologi modern. Kemajuan fintech banyak memunculkan inovasi alat atau aplikasi
dalam keuangan seperti aplikasi pembayaran, pinjam meminjam dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
industry perbankan syariah melihat peluang yang muncul dari penggunaan fintech, yang dapat memperluas
pasar.

4
Faktor – faktor yang mempengaruhi inovasi yaitu orientasi kewirausahaan dapat
menimbulkan keunggulan bersaing antar usaha. Mengingat tujuan utama dari inovasi adalah
untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat
digunakan sebagai keunggulan bersaing (Han, 1998). Artinya industri yang mampu mendesain
usahanya sesuai dengan keinginan konsumen akan mampu bertahan ditengah persaingan karena
usahanya tetap diminati oleh konsumen.
Dengan semakin ketatnya persaingan, maka salah satu kunci untuk memenangkan persaingan
terletak pada kemampuan industri untuk menciptakan keunggulan bersaing. Narver dan Slater
(1990) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dapat dicapai apabila perusahaan mampu
memberikan nilai yang lebih kepada pelanggan dari apa yang diberikan oleh pesaingnya.
Keunggulan bersaing dapat berasal dari berbagai aktivitas perusahaan seperti dalam mendesain,
memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung usahanya.

5
Bharadwaj et all., (1993) menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah hasil dari
implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Keahlian dan asset unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing. Keahlian ialah
kemampuan perusahaan untuk menjadikan karyawannya sebagai bagian penting dalam mencapai
keunggulan bersaing. Kemampuan perusahaan untuk mengembangkan keahlian para
karyawannya dengan baik akan menjadikan perusahaan unggul dalam penerapan strateginya dan
sulit untuk ditiru oleh pesaingnya.
Asset unik adalah sumber daya nyata yang digunakan perusahaan guna menjalankan strategi
bersaingnya. Penggabungan antara pengembangan keahlian pada karyawan dan memiliki asset
unik mampu mendukung industri menjadi yang lebih unggul dan memiliki perbedaan dengan
industri lainnya. Suatu industri dapat dikatakan unggul daripada pesaingnya jika produk yang
dihasilkan memiliki nilai tambah, seperti keunikan, tidak mudah ditiru, jarang dijumpai, tidak
mudah diganti, dan harga bersaing. Umumnya, konsumen lebih tertarik dengan produk yang
inovatif. Dengan demikian, inovasi produk dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dari
keunggulan bersaing suatu industry
Hasil studi yang dilakukan oleh Hadiyati (2008) yang menyatakan bahwa faktor – faktor
lingkungan yang dibedakan dalam faktor internal dan eksternal baik langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap strategi daya saing. Oleh karena itu, daya saing sangat ditentukan
oleh kemampuan perusahaan dalam menerapkan orientasi kewirausahaan dan inovasi kedalam
aktivitas strategi yang akan menentukan tujuan dan penciptaan kinerja secara superior (Hui Li, et
al., 2009). Cool et al (1999) menjelaskan bahwa persaingan kompetitif dapat berpengaruh besar
terhadap profitabilitas perusahaan. Ketika persaingan dalam industri meningkat, rata-rata
profitabilitas perusahaan yang bersaing di industri menurun.
Persaingan usaha memaksa para pelaku usaha yang ada didalamnya untuk memiliki
keunggulan dan strategi dalam bersaing agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan.
Komponen produk (output) yang dihasilkan usaha pun menjadi unsur yang penting untuk
diperhatikan oleh pelaku usaha. Mereka yang mampu menyajikan produk yang lebih unggul
melalui inovasi produk memiliki peluang yang lebih besar untuk menarik minat konsumen.
Inovasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berbisnis karena inovasi merupakan roh atau jiwa
dalam sebuah perusahaan untuk berkembang, inovasi dapat berkembang dimana saja dan
dilakukan oleh siapa saja, inovasi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar, melainkan
perusahaan kecil pun perlu untuk melakukan inovasi demi keberlangsungan usahanya
(Dhewanto,2014:299).

6
7
Dalam hal financial technology ini sudah pasti kurangnya perhatian akan layanan teknologi
ini, akan dapat menimbulkan tidak berkembangnya bisnis suatu UMKM yang dapat
mengakibatkan tidak berhasilnya percepatan pertumbuhan ekonomi yang sudah direncanakan
oleh pemerintah, serta tidak ditemukannya efisiensi proses bisnis. Berdasarkan permasalahan
yang telah diuraikan diatas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Implementasi Penerapan Financial Technology di Era New Normal Melalui Inovasi Bisnis
Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM Sebagai Produk Unggulan Daerah di Kabupaten
Kampar”.
B. PERUMUSAN MASALAH

1.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung Financial Technology (X1)


terhadap Inovasi Bisnis (Z) sebagai produk unggulan daerah di kabupaten Kampar.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung Financial Technology (X1)
terhadap Scale Up UMKM (Y) sebagai produk unggulan daerah di Kabupaten Kampar.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung inovasi bisnis (Z) terhadap scale
up UMKM (Y) sebagai produk unggulan daearah di kabupaten Kampar
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh berganda financial technology (X1)
melalui inovasi bisnis (Z) secara bersamaaan terhadap scale up UMKM (Y) sebagai
produk unggulan daerah di kabupaten Kampar.
5. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung financial tecnology (X1) terhadap
inovasi bisnis (Y) sebagai produk unggulan daerah kabupaten kampar
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung financial technology (X2)
terhadap scale up UMKM (Y) sebagai produk unggulan daearah kabupaten Kampar.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung inovasi bisnis (X1) terhadap
scale up (Y) sebagai produk unggulan daerah kabupaten Kampar.
d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh berganda financial technology (X1) dan
inovasi bisnis (X2) secara bersamaaan terhadap scale up UMKM (Y) sebagai produk
ungggulan daeaah di kabupaten Kampar.
6. LUARAN/MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak/manfaat penelitian yang berguna
bagi pelaku bisnis atau stakeholders dan dunia pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun luaran/manfaat penelitian sebagai berikut :

8
a. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat yang diperoleh secara teoritis adalah dapat memberikan manfaat sebagai
sarana pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang bisnis, kewirausahaan, dan
manajemen pemasaran khususnya terkait dengan inovasi bisnis, financial technology dan
scale up UMKM pada produk unggulan di kabupaten Kampar.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pelaku bisnis,
masyarakat umum atau stakeholders maupun bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan untuk
peneliti sendiri akan berguna untuk menambah wawasan terkait variabel yang diteliti dan
mencapai target luaran wajib dan salah satu luaran tambahan yang telah ditentukan sesuai
dengan skema penelitian yang diambil oleh Peneliti yaitu Skema Penelitian Dosen Muda.
7. TINJAUAN PUSTAKA
a. Teori Yang Relevan
Didalam penelitian keberadaan teori sangat di perlukan, sebab menjadi tolak ukur dan sudut
pandang penulis dan teori tersebut telah diuji kebenarannya. Teori juga digunakan oleh penulis
sebagai landasan berpikir dan digunakan untuk membantu penulis dalam menemukan hasil
penelitiannya.
i. Perkembangan Bisnis
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan tiga
landasan dimensi-dimensi dari kecenderungan organisasional untuk proses manajemen
kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat proaktif
(Weerawerdeena, 2003). Menurut Sigauw, Simpson, dan Baker (1998), kompetensi
kewirausahaan dibutuhkan didalam implementasi strategi pemasaran agar diperoleh keunggulan
bersaing yang mantap melalui nilai responsifitas atas kebutuhan pelanggan. Sedangkan jiwa
kewirausahaan sendiri meliputi 5 hal, yakni: otonomi, keinovatifan, pengambilan risiko,
proaktivitas, dan agresifitas kompetitif.
Menurut Kottler (2001), pemasaran entrepreneurial merupakan sebuah konsep yang terpadu
di era penuh perubahan seperti sekarang ini. Pemasaran entrepreneurial sendiri didefinisikan oleh
Morris, et al. (2002) sebagai sebuah aktifitas mengidentifikasi secara proaktif upaya mencapai
dan mempertahankan pelanggan yang memberikan keuntungan melalui pendekatan yang inovatif
terhadap manajemen risiko, efektifitas sumber daya, dan pengembangan nilai.

9
Kemampuan inovasi, proaktif, dan kemampuan pengambil risiko, kemampuan inovasi
berhubungan dengan persepsi dan aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan
unik. Kemampuan berinovasi adalah titik penting kewirausahaan dan esensi dari karakteristik
kewirausahaan. Beberapa hasil penelitian dan literature kewirausahaan menunjukan bahwa
orientasi kewirausahaan lebih siginifikan mempunyai kemampuan inovasi daripada yang tidak
memiliki kemampuan dalam kewirausahaan (Koh, 1997). Proaktifitas seseorang untuk berusaha
berprestasi merupakan petunjuk lain dari aplikasi atas orientasi kewirausahaan secara pribadi.
Demikian pula bila suatu perusahaan menekankan proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka
perusahaan tersebut telah melakukan aktivitas kewirausahaan yang akan secara otomatis
mendorong tingginya kinerja (Weerawardena, 2003). Perusahaan dengan aktivitas
kewirausahaan yang tinggi berarti tampak dari tingginya semangat yang tidak pernah padam
karena hambatan, rintangan, dan tantangan. Sikap aktif dan dinamis adalah kata kuncinya.
Menurut Muchtolifah (2005), perkembangan bisnis merupakan kapabilitas organisasi
memberikan kontribusi penciptaan sumberdaya organisasi yang unik, keunggulan posisional
yang berpengaruh terhadap kinerja. Menurut Risnawati dan Noermijati (2008), perkembangan
bisnis merupakan orientasi strategi perusahaan dalam berwirausaha untuk memperoleh
keunggulan kompetitif dengan indikator: pengambilan keputusan, praktek dan metode. Menurut
Sudjana (2011), kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha ialah orang
yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko dan berorientasi laba. Menurut Untoro dan
Tim Guru Indonesia (2010) kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya-
upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan
cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain.
Perkembangan bisnis adalah kemapuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan (Suryana, 2006). Ada tiga indikator untuk
mengukur orientasi kewirausahaan dalam penelitian ini kemampuan berinovasi, berani
mengambil resiko, dan proaktif (Miller, dalam Afiff, et al. 2010) dapat didefinisikan sebagai
seseorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian konteks pengambilan keputusan.
1. Kemampuan berinovasi
Kemampuan berinovasi berhubungan dengan persepsi dan aktifitas-aktifitas bisnis yang
baru dan unik (Scumpeter, et al dalam Suryanita, 2006). Kemampuan berinovasi adalah
titik penting dari kewirausahaan. Beberapa hasil penelitian dan literatur kewirausahaan
menunjukan bahwa orientasi kewirausahaan mununjukan bahwa orientasi kewirausahaan

10
berpengaruh signifikan apabila mempunyai kemampuan berinovasi dari pada tidak
mempunyai kemampuan berinovasi dalam kewirausahaan (Koh, dalam Suryanita 2006).
Inovasi terkadang tertukar dengan istilah kreatif, atau inventio. Zimmere dan scarborough
(dalam Afif dan Halim, 2010) mengungkapkan bahwa kreatif sebagai perwakilan dari
“Thingking” dan inovatif adalah “Tingking and Doing”, sedangkan Barriger, et al. (dalam
Afif, et al. 2010) mengungkapkan invention merupakan penemuan baru baik baik untuk
di implementasikan dalam bisnis maupun tidak, dan inovatif merupakan implementasi
dari penemuan baru dengan menggunakan kombinasi sumberdaya yang dimiliki. Inovasi
dapat disimpulkan sebagai salah satu titik penting dari orientasi kewirausahaan yang
dapat mendorong munculnya kreatifitas dan mendorong munculnya gagasan-gagasan baru
dalam meningkatkan kinerja permasaran.
2. Proaktif
Proaktifitas seseorang untuk berusaha berprestasi merupakan petunjuk lain dari aplikasi
atas orientasi kewirausahaan secara pribadi. Demikian apabila suatu perusahaan
menekankan proaktifitas dalam kegiatan binisnya maka perusahaan tersebut telah
melakukan aktifitas kewirausahaan yang secara otomatis mendorong tingginya kinerja
(Weerawardena, 2003). Perusahaan dengan aktifitas kewirausahaan yang tinggi berarti
tampak dari tingginya semangat yang tidak pernah padam karena hambatan, rintangan, dan
tantangan. Proaktif merupakan perilaku individu atau organisasi dalam bertindak untuk
mengatasi dan mengantisipasi berbagai persoalan yang berpeluang muncul dimasa yang
akan datang (Lumpkin, et al. 1996 dalam afiff, et al. 2010), tindakan antisipatif
menghadapi masa depan dengan menemukakan peluang baru yang dapat meningkatkan
kualitas usaha (Shane et al. 2001) atau aktif mencari dan menemukan peluang baru dari
perubahan lingkungan pasar (Miles, et al. 1978 dalam Afiff, et al. 2010). Dari beberapa
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proaktif adalah kemampuan perusahaan
dalam mengambil inisiatif dalam mengejar peluang pasar dan kemampuan untuk
mengantisipasi perubahan pasar di masa depan.
3. Berani Mengambil Resiko
Seseorang yang berani mengambil risiko sebagai seseorang yang berorientasi pada peluang
dengan ketidak pastian dalam pengambilan keputusan. Hambatan risiko merupakan
faktor kunci yang membedakan perusahaan dengan jiwa wirausaha dengan tidak berjiwa
wirausaha. Fungsi utama dari tingginya orientasi kewirausahaan adalah bagaimana
melibatkan pengukuran risiko dan pengambilan risiko secara optimal (looy et al, dalam

11
suryanita, 2006). Pengambilan risiko merupakan kemampuan mengambil tindakan pada
kondisi ketidak pastian pasar yang tinggi (Mill, 1848, dalam Afiff et al, 2010).
Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa perusahaan yang berani mengambil risiko maka
mereka akan mencoba hal atau strategi baru bahkan bisnis baru yang sekiranya
berpeluang untuk meningkatkan kinerja pemasaran.
Menurut uraian di atas kewirausahaan yaitu kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Orientasi
kewirausahaan ini sikap orang yang pandai dan berbakat serta pandai mengenali
produknya terhadap pasar agar perusahaan tersebut mendapatkan laba. Orang yang
melakukan wirausaha dinamakan wirausahawan. Bentuk dari aplikasi atas sikap-sikap
kewirausahaan ini dapat diindikasi dengan orientasi kewirausahaan dengan indikasi
kemampuan inovasi, proaktif, dan kemampuan mengambil risiko.
ii. Inovasi Bisnis
Inovasi bisa merupakan produk baru atau konsep baru yang telah diperoleh dari penelitian
sistematis dan ide baru (Naveed et al., 2012). Hal ini juga didefinisikan sebagai komersialisasi
penciptaan. Inovasi juga digambarkan sebagai proses konversi penemuan atau ide menjadi
produk yang akan di beli oleh konsumen dan memberikan keuntungan kepada penyedia
nya. Produk inovasi dapat gagal karena hanya alasan, tidak menawarkan desain yang unik atau
salah perkiraan persaingan yang merupakan kesalahan umum terjadi dengan adanya inovasi
produk, maka akan memberikan nilai tambah dibanding produk sejenis (keunggulan
Produk), sehingga akan meningkatkan kinerja pemasaran. Inovasi merupakan pengenalan dan
aplikasi yang disengaja dalam pekerjaan, tim kerja atau organisasi mengenai ide, proses, produk
atau prosedur yang baru dalam pekerjaan, tim kerja atau organisasi, yang dirancang untuk
menguntungkan pekerjaan, tim kerja atau organisasi tersebut (West, 2000). Inovasi merupakan
proses no linear dari dua komponen meliputi implementasi kreativitas dan inovasi. Pada awal
proses, kreativitas mendominasi dan kemudian, akan didominasi oleh proses implementasi
inovasi. Inovasi dalam kewirausahaan terbagi atas dua tipe inovasi yang membentuk keuntungan
bagi suatu usaha dengan cara yang berbeda yaitu inovasi produk dan inovasi proses (Greenberg
& McDaniel, 2002). Sedangkan (Robbins & Coulter, 2010) mendefinisikan, inovasi sebagai
suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau
proses dan jasa.
Inovasi dapat dikategorikan lebih ringkas dalam tiga kategori (Lukas & Ferrell, 2000): 1.
Perluasan Produk (line extensions) Perluasan produk merupakan produk yang masih familiar
bagi organisasi bisnis tetapi baru bagi pasar. 2. Peniruan Produk (me-too products) Peniruan
12
produk

13
merupakan produk yang dianggap baru oleh bisnis tetapi familiar dengan pasar. 3. Produk Baru
(new-to-the-world products) Produk baru merupakan produk yang dianggap baru baik oleh bisnis
maupun oleh perusahaan
1.4 Scale Up UMKM
Tujuan keunggulan bersaing adalah mampu lebih unggul dibandingkan pesaingnya.
Melalui strategi keunggulan bersaing yang ditetapkan akan dapat meraih: (1) Membentuk
positioning yang tepat, (2) Mempertahankan loyalitas pelanggan, (2) Mendapatkan pangsa pasar
baru, (3) Memaksimalkan penjualan, dan (4) Menciptakan kinerja bisnis yang efektif (Kotler, P.,
2012). Keunggulan bersaing adalah hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai
sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber
dari keunggulan bersaing (Afsharghasemi et al., 2013). Ide dalam keunggulan bersaing yang
penuh dengan kekuatan yaitu mengenali keunggulan bersaing sebagai alat untuk mencapai tujuan
(Kontes, 2010). Selain itu, Competitive advantage defined as the ability of an organization to
add more value for its customers than its rivals and thus attain a position of relative advantage,
the challenge is to sustain any advantage once achieved, menjelaskan bahwa keunggulan
bersaing sebagai kemampuan dari sebuah organisasi untuk lebih meningkatkan nilai bagi
pelanggan dan dibandingkan pesaing yang memiliki posisi relatif menguntungkan, tantangannya
adalah mempertahankan setiap keunggulan untuk sebuah capaian (Al-Rfou & Trawneh,
2010). Dan menurut (Agha et al., 2012) A firm is said to have a competitive advantage when it is
implementing a value creating strategy not simultaneously being implemented by any current or
potential player. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa keunggulan bersaing diperoleh ketika
mengimplementasikan strategi dalam penciptaan nilai yang tidak dilakukan secara simultan oleh
pemain lain ataupun pemain potensial. Keunggulan bersaing diraih pada aktivitas dalam suatu
industri atau pasar melalui penciptaan nilai ekonomi secara kompetitif (Barney, 2010).
Menurut (Hollensen, 2010) menyatakan bahwa menciptakan keunggulan bersaing merupakan
usaha memberikan manfaat kepada pelanggan melalui diferensiasi yang lebih baik dibandingkan
pesaing dan juga upaya mendapatkan biaya yang paling efisien agar mampu menyajikan
kebijakan harga yang kompetitif.
Dimensi keunggulan bersaing menurut Dranove & White dalam (Diab, 2014) membagi
dimensi keunggulan bersaing menjadi empat, yaitu biaya, fleksibilitas (flexibility), pengantaran
(delivery), dan kualitas (quality). Fokus pada pengurangan biaya adalah dimensi yang paling
umum digunakan oleh organisasi, terutama di pasar dimana pelanggan sensitif terhadap harga.
Menurut (Tiengtavaj et al., 2017), biaya merupakan faktor yang perlu diperhatikan baik di

14
lingkungan internal maupun eksternal. Secara khusus, bisnis dapat mengurangi biaya
pengelolaan internal serta mengurangi dan memperpendek proses pengembangan dan
manufaktur. Manajemen sumber daya dalam organisasi adalah teknik yang murah dan efektif
untuk mencapai hal tersebut. Secara umum, sebagian besar organisasi memilih untuk memotong
total biaya dengan menghilangkan biaya tetap dan menerapkan kontrol terus menerus terhadap
bahan baku, mengurangi tingkat kompensasi karyawan, dan dengan mencapai tingkat
produktivitas yang lebih tinggi (Abou-Moghli et al., 2012).
Fleksibilitas diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk menyediakan variasi dan tingkat
yang berbeda di pasar sasaran melalui kemampuannya untuk mengimbangi perkembangan
teknologi, dan merancang produk dan layanan sesuai dengan harapan pelanggan Russel dalam
(Diab, 2013). Organisasi harus dapat bekerja dengan waktu sesingkat mungkin dan memiliki
fleksibilitas dalam proses produksi. Efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dapat dicapai
dengan menciptakan lingkungan yang memberi arti penting bagi kedekatan pekerjaan yang
terjadi di dalam organisasi tersebut (Tiengtavaj et al., 2017). (Zhang et al., 2003) dalam
taksonomi, mengidentifikasi dua kelas fleksibilitas: fleksibilitas kerja adalah kemampuan dari
Sistem untuk mengatasi perubahan pekerjaan yang akan diproses oleh suatu sistem, sedangkan
fleksibilitas mesin adalah kemampuan suatu sistem untuk mengatasi perubahan dan gangguan
pada mesin dan workstation. Di sisi lain, (Gupta & Somers, 1996) mengklasifikasikan
fleksibilitas ke dalam tiga kategori: fleksibilitas yang diperlukan (fleksibilitas mesin, fleksibilitas
produk, fleksibilitas tenaga kerja, fleksibilitas penanganan material, fleksibilitas perutean,
fleksibilitas volume), fleksibilitas yang memadai (fleksibilitas proses, fleksibilitas operasional,
fleksibilitas program, fleksibilitas material) dan fleksibilitas kompetitif (fleksibilitas produksi,
fleksibilitas ekspansi, pasar fleksibilitas).
Pengantaran (delivery) merupakan prioritas yang kompetitif karena pelanggan tertarik untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat.
(L. L. X. Li, 2000) berpendapat bahwa kemampuan delivery adalah masalah waktu dimana
mencerminkan konsep berikut: jumlah aspek operasi perusahaan; seberapa cepat suatu produk
atau layanan dikirimkan ke pelanggan; seberapa andal produk atau layanan tersebut
dikembangkan dan dibawa ke pasar; dan tingkat di mana perbaikan dalam produk dan proses
dibuat. (Bakri, 2005) menyatakan kecepatan pelayanan dan respons terhadap permintaan
pelanggan telah menjadi salah satu faktor persaingan antar organisasi, hal ini terkait dengan
kemauan pelanggan untuk membayar biaya lebih tinggi untuk layanan atau produk yang dia
butuhkan secara tepat waktu. Kualitas adalah senjata kompetitif di pasar.

15
Kualitas menghasilkan keunggulan bersaing dengan menyediakan produk yang memenuhi
atau melampaui kebutuhan dan harapan pelanggan Lee et al., (2000) dalam (Zakuan et al., 2010) .
Menurut (Tiengtavaj et al., 2017) juga menyatakan kualitas adalah faktor yang perlu merespon
harapan pelanggan dengan menghasilkan produk yang lebih berharga atau menghasilkan layanan
yang lebih tinggi daripada persaingan dan bertujuan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan
yang lebih tinggi yang memenuhi atau melampaui harapan. Garvin dalam (Awwad et al., 2013)
mengidentifikasi delapan dimensi untuk kualitas sebagai: kinerja, fitur, keandalan, kesesuaian,
daya tahan, kemampuan servis, kualitas dan kualitas yang dirasakan. (Cooper, 2000) menyatakan
bahwa keunggulan produk baru sangat penting dalam lingkaran pasar global yang sangat
bersaing. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan
sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan.

1.5 Financial Technology

Dalam sejumlah literatur ditemukan beragam definisi tentang Fintech. Secara umum dan
dalam arti luas, Fintech. menunjuk pada pengunaan teknologi untuk memberikan solusii. solusi
keuangan (Arner, et al, 2015). Secara spesifik, Fintech. didefinisikan sebagai aplikasi teknologi
digital untuk masalah- masalah intermediasi keuangan (Aaron, et, al. 2017). Dalam pengertian
yang lebih luas, Fintech didefinisikan sebagai industry yang terdiri dari perusahaan-perusahaan
yang menggunakan teknologi agar sistem keuangan dan penyampaian layanan keuangan lebih
efisien (World Bank, 2016). Fintech juga didefinisikan sebagai inovasi teknologi dalam layanan
keuangan yang dapat menghasilkan model-model bisnis, aplikasi, proses atau produk- produk
dengan efek material yang terkait dengan penyediaan layanan keuangan (FSB, 2017). teknologi
Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk,
layanan, teknologi dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter,
stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan sistem pembayaran.
Penyelenggara sistem teknologi finansial adalah setiap pihak yang menyelenggarakan kegiatam
teknologi finansial.
b. Penelitian Terdahulu
Untuk melihat persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu, peneliti memasukkan beberapa konsep penelitian terdahulu, dan hal ini
diharapkan dapat menjadi gambaran keaslian temuan baru (novelty research) oleh peneliti.
Berikut adalah tabel tentang penelitian terdahulu :

16
Tabel 2. Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Analisis Data

1 Djodjobo (2013) Pengaruh Orientasi Independen: 1.


Variabel X1 secara Analisis Regresi
Kewirausahaan, Inovasi Orientasi Kewirausahaan (X1) parsial berpengaruh Linier Berganda
Produk, dan Keunggulan Inovasi Produk (X2) positif dan tidak
Bersaing terhadap Kinerja Keunggulan Bersaing (X3) signifikan terhadap
Pemasaran Usaha Nasi variabel keunggulan
Kuning di Kota Manado Dependen : bersaing.
Kinerja Pemasaran (Y)
2.
Variabel X2 secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap variabel
keunggulan bersaing
3.
Variabel X1 dan X2
secara simultan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
variabel keunggulan
bersaing
4.
Varibel X3 secara parsial
berpengaruh positif dan

17
signifikan terhadap
variabel kinerja
pemasaran
2 Zidni Syukron Pengaruh Orientasi Pasar dan Independen: 1.
Variabel X1 mempunyai Analisis Regresi
(2016) Orientasi Kewirausahaan Orientasi Pasar (X1) pengaruh yang positif dan Linier Berganda
terhadap Inovasi Produk dan Orientasi Kewirausahaan (X2) signifikan terhadap
Keunggulan Bersaing UMKM variabel terhadap Y1
Jenang di Depeden : 2.
Variabel X2 mempunyai
Kabupaten Kudus Inovasi Produk (Y1) pengaruh yang positif dan
Keunggulan Bersaing (Y2) signifikan terhadap
variabel Y1
3.
Variabel Y1 mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap
variabel Y2
4.
Variabel X1 mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap
variabel Y2
5.
Variabel X2 mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap
variabel Y2
6.
Variabel X1 dan X2
secara bersama-sama
memberikan pengaruh
positif dan signifikan
terhadap variabel Y2
7.
Berdasarkan hasil
pengujian mediasi, ada
pengaruh tidak langsung
antara variabel X1
terhadap variabel Y2
melalui variabel Y1.
Variabel Y1 disini
memiliki peran sebagai
mediasi parsial
3 Paulus (2018) Keunggulan Bersaing Usaha Independen: 1.
Variabel X1 berpengaruh Analisis Regresi
Cake dan Bakery : Peran Orientasi Pasar (X1) signifikan terhadap Linier Berganda
Orientasi Pasar, Orienatasi Orientasi Kewirausahaan (X2) variabel keunggulan
Kewirausahaan dan Inovasi Inovasi Produk (X3) bersaing.
Produk Depeden :
2.
Variabel X2 berpengaruh
Keunggulan Bersaing (Y) signifikan terhadap

18
variabel keunggulan
bersaing
c. Variabel X3 berpengaruh
signifikan terhadap
variabel keunggulan
bersaing

3. Kerangka Pemikiran
Pada gambar di bawah ini akan menjelaskan terkait kerangka pemikiran dalam penelitian
yaitu yang berjudul Implementasi Penerapan Financial Technology di Era New Normal Melalui
Inovasi Bisnis Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM Sebagai Produk Unggulan Daerah di
Kabupaten Kampar, sebagai berikut. Hal ini akan terdiri dari beberapa variabel yaitu diantaranya
adalah financial technology (X1), inovasi bisnis (X2) dan scale Up UMKM (Y)

Financi
al

Scale Up UMKM (Y)

Inovasi Bisnis (Z)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

4. Roadmap Penelitian
Dalam Penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan, Implementasi Penerapan Financial
Technology di Era New Normal Melalui Inovasi Bisnis Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM
Sebagai Produk Unggulan Daerah di Kabupaten Kampar maka peneliti membuat berupa jalan
Penelitian/ Road Map sebagai pedoman alur untuk terrcapainya tujuan penelitian. Untuk lebih
jelasnya terkait Peta Jalan Penelitian/Road Map dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut :

19
Identifikasi Inovasi Bisnis : keinovatifan, pengambilan resiko, keaktifan,keagresifan bersaing, dan otonomi

Laporan Peningkatan keunggulan scale Up se


Penyusunan Akhir / Publikasi olahan kuliner Unggulan
Proposal Seminar

Tri wulan 1 Tri wulan 2


Identifikasi Financial Teccnology: orientasi
Identifikasi
pelanggan,
Inovasi orientasi
Produk : pesaing,
perluasanKoordinasi
produk, peniruan
antar produk, produk baru
Identifikasi Pelaku aha/stakeholders UMKM
U

Gambar 3. Road Map Penelitian (Fishbone Diagram)


Dalam RoadMap yang peneliti gunakan (Fishbone diagram) dapat dilihat alur atau peta jalan
peneliti. Dimulai dari usulan Proposal dengan melakukan identifikasi pelaku usaha atau
stakholders UMKM Untuk Meningkatkan Scale Up UMKM Sebagai Produk Unggulan Daerah
di Kabupaten Kampar melihat tambak budidaya udang sejalan dengan keaslian daerah tersebut.
kemudian peneliti tertarik untuk melakukan riset dan mengambil variabel scale up UMKM
berkelanjutan sebagai variabel gap research, Untuk mengukur variabel scale up UMKM,
didalam Roadmap peneliti mengidentifikasi dan manghubungkan antara variabel inovasi bisnis
yang berfokus pada orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi. Inovasi
bisnis menitikberatkan pada keinovatifan, pengambilan resiko, keaktifan, keagresifan bersaing,
dan otonomi. Sedangkan inovasi berfokus pada perluasan produk, peniruan produk, produk baru
yang digunakan dalam menguji teori dan hipotesis sebagai variabel yang dapat memberikan
dampak atau pengaruh yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan pada pelaku
usaha Sebagai Produk Unggulan Daerah di Kabupaten Kampar.
5. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) Penelitian
Dalam Penentuan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) Penelitian ini dilihat dari model
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Indikator penentuan Penentuan TKT dalam hal ini
peneliti merujuk ada peraturan Direktorat Jenderal/ Perdirjen Peguatan Riset dan Pengembangan
RISTEKDIKTI No.603/E12/2016 yang memasukan kategori Penelitian Ilmu Sosial termasuk
dalam kelompok Sosial Humaniora. Untuk Penetepan TKT Sosial Humaniora terdiri dari TKT 1

20
sampai dengan TKT 9. Berdasarkan hal tersebut peneliti melihat indikator penelitian yang sesuai
menurut peneliti untuk penelitian yang akan dilakukan masuk pada TKT 2 dengan indikator atau
prinsip dasar adalah :
1. Latar belakang dan tujuan litbang telah didefinisikan
2. Adanya Question Reserch yang ingin diketehui atau dijawab
3. Fakta dan Argumen dasar yang relevan dan mendukung perlunya dilakukan litbang
4. Litbang diperlukan untuk mendukung Kebijakan Pemerintah, mengetahui Fenomena atau
solusi masalah dalam penelitian dan lainya.
5. Penetapan model penelitian dan konsep
Setelah melihat beberapa prinsip dasar TKT Penelitian maka peneliti dalam hal ini untuk
menentukan dan mengaitkan dengan ketersiapan teknologi (TKT) yang sesuai dalam penelitian
ini adalah TKT 2, karena peneliti berpandangan itu merupakan TKT yang paling sesuai dalam
penelitian yang akan dilakukan
6. Bagan Alur Pembahasan
Alur pemikiran penelitian dimulai dari melakukan identifikasi masalah, lingkup dan judul
penelitian yang didukung berdasarkan suatu hipotesis dan studi pustaka atau kajian teori yang
diseimbangkan dengan tujuan awal penelitian. Dilanjutkan dengan menetapkan konsep penelitian
yang menjadi dasar untuk memilih metode penelitian dan pola pengambilan data yang akan
dilakukan, sehingga hasil analisis dan pembahasan diakhiri dengan penyusunan kesimpulan.
Mekanisme penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode analisa
statistik dimana penggunaan penafsiran berdasarkan kumpulan data yang dimiliki melalui
observasi dan penganalisaan dengan metode perhitungan matematis. Dalam pengolahan statistik
terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya.
Pengolahan data membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga dalam suatu penelitian
penggunaan metode yang tepat sangat mempengaruhi. Berikut merupakan bentuk bagan alur
pembahasan yang digunakan :

21
Gambar 3. Bagan Alur Pembahasan
Identifikasi Masalah

Lingkup dan Judul Penelitian

Studi
Hipotesis Pustaka/Teori

Tujuan Penelitian

Penentuan Metode Penelitian Penentuan Pola Pengambilan Keputusan

Penyebaran dan Penarikan Kuesioner Terhadap


Responden

Pengolahan Data Dengan Metode SEMFirst Order (Uji Kualitas Data dengan Reabilitas Validitas)

Pengolahan Data Dengan MetodeSEM


Second Order (Uji Goodness Of Fit)

Kesimpulan dan Saran

8. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pemodelan explanatory research yaitu untuk menguji suatu teori
atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada atau untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
antar satu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2013). Selain itu peneliti menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017).

22
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kabupaten Kampar. Pemilihan lokasi tersebut dilihat karena
daerah atau desa tersebut merupakan pengolah UMKM terbesar di daerah Kampar. Dengan
kondisi tersebut, peneliti melihat adanya permasalahan khususnya dalam meningkatkan
keunggulan bersaing berkelanjutan untuk menciptakan finansial teknologi yang menguntungkan
dikaitkan dengan variabel yang ingin diteliti, sehingga produk unggulan kabupaten Kampar
merupakan lokasi yang tepat untuk dijadikan penelitian. Berikut gambar lokasi penelitian :

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

B. Waktu Penelitian
Untuk lebih spesifik dalam penelitian ini, peneliti mengambil waktu selama 10 bulan dengan
berbagai pertimbangan. Untuk lebih jelasnya terkait agenda waktu penelitian mulai dari awal
hingga akhir dapat dilhat pada tabel berikut :

23
Tabel 3. Waktu Penelitian
Bulan ke
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penyusunan Usulan
Proposal Penelitian

2 Observasi

3 Pengambilan Data
Sekunder

4 Pengambilan Data Primer

5 Penyusunan Laporan
Penelitan

b. Cara Penentuan Ukuran Sampel


A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyekyang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi pada penelitian ini adalah pelaku bisnis dan
stakeholders sektor pelaku usaha sebanyak 64 pelaku usaha di lokasitersebut.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, Jika populasi kurang dari atau sama dengan 100, sampel
harus diambil seluruhnya; jika populasi lebih besar dari 100, maka harus diambil sampel 10% -
15 persen atau 20% - 25 persen dari populasi. Karena populasinya hanya 64 orang, maka sampel
yang diambil sebanyak 64 orang menggunakan teknik pemilihan sensus
c. Jenis dan Sumber Data
Menurut (Sugiyono, 2013) jika dilihat datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder.
A. Data Primer
Menurut (Sugiyono, 2013) data primer merupakan data yang didapat peneliti secara
langsung, pada penelitian ini data primer bersumber dari pelaku bisnis dan stakeholders
sektor pelaku usaha produk unggulan di kabupaten Kampar dengan melakukan wawancara
dan penyebaran kuesioner secara langung terhadap sampel yang terpilih sebagai responden
pada penelitian ini.
24
B. Data Skunder
Menurut (Sugiyono, 2013), data sekunder merupakan sumber data yang tidak didapat
secara langsung oleh peneliti, pada penelitian ini data sekunder didapat dari dokumen,
buku, dan jurnal - jurnal yang berkaitan dengan penelitian
d. Teknik Pengumpulan Data
A. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dulakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2014). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa
orang utama
B. Studi Pustaka
Menurut (Nazir, 1988) dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian” mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan
e. Teknik Analisis Data atau Rancangan Pengujian Hipotesis
A. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS adalah
model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian.
PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian
menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori
sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull,
karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Tujuan penggunaan PLS adalah membantu peneliti
untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari
indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat
berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten)
dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya)
dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen. Dalam penelitian analisis
kuantitatif dengan menggunakan analisa SEM (Structural Equation Modeling) atau model
persamaan struktural dengan menggunakan progam PLS (Partial Least Square) untuk menguji
hubungan antar variabel sebagai berikut :

25
1. Analisis SEM (Structural Equation Modeling)
Model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik
statistik untuk menguji secara simultan atau serempak (Ghozali, I., & Hengky, 2015).
2. Partial Least square (PLS)
a. Measurement Model (Outer Model)
Digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel laten dan indikator - indikator.
Evaluasi mode pengukuran (outer model/ measurement model) meliputi uji validitas
konvergen, validitas diskriminan, dan uji realibilitas composite reliability sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria Evaluasi Measurement Model

Validitas
Parameter Keterangan
dan Reliabilitas

 Dapat dikatakan valid jika


nilai loading > 0,7
 Untuk tahap awal dari
Convergent Nilai Loading pengembangan nilai loading
Validity Factor > 0,5- 0,6 dapat dikatakan
valid.

Average
Variance
Extracted AVE > 0,5 merupakan ukuran
(AVE) convergent validity yang baik.

Korelasi konstrak dengan setiapindicator >


dari pada ukuran konstrak lainnya, maka
Discriminant Cross Loading konstrak laten memprediksi indikatornya
Validity lebihbaik dari kontrak lainnya.

Square Foot Nilai akar kuadrat dari AVE >


of AVE nilaikorelasi diantara konstrak/ variabel
laten, maka discriminant validity yang
baik tercapai

 Cronbach alpha ≥ 0,7 untuk


Cronbach’s Confirmatory Research
Alpha  Cronbach alpha ≥ 0,6-0,7 masih
Reability dapat diterima
untukExploratory Research

26
 Composite Reliability ≥ 0,70
Composite reliabilitas baik
Reliability  Composite Reliability 0,60 –0,70
masih dapat diterima untuk
exploratory research

b. Structural model (Inner Model)


Digunakan untuk menguji signifikasi parameter yang dirumuskan dalam hipotesis yang dinilai
dengan memeriksa pentingnya koefisien dan varians yang dicata oleh konstruksi (R²) yang
mewakili proporsi dependen (endogen). Sebuah R² ≥ 10 memastikan bahwa varians dijelaskan
oleh variabel endogen yang praktis, statistik, serta signifikan. Variabel endogen artinya
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain Mahfud dalam (Erzen, 2020). Pada evaluasi
model structural (inner model/structural model) meliputi R² untuk kontruk dependen, uji p-
value, serta signifikasi dan koefisien parameter jalur structural adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Evaluasi Structural Model

Pengujian Kriteria Keterangan

Model fit indices APC Average Path Coefficient (APC), p- value < 0,1

ARS Average R-Square (ARS), p-value < 0,1

AVIF Average Variance Inflation Factor (AVIF) < 5

Nilai R-Square sebesar 0,67mengidentifikasikan model baik,


Coefficient of nilai 0,33 mengidentifikasikan model moderat sedangkan
Determination (R²) R² nilai 0,19 model dapat dikatakan lemah.
untuk variabel laten
endogen

p-value < a, maka dikatakan signifikan


Path Coefficients P-value

Kock dalam (Erzen, 2020) menyatakan bahwa semakin besar ukuran sampel,
semakin rendah sebuah koefisien jalur harus menghasilkan signifikan p-value secara statistic. p-
value tidak hanya mencerminkan kekuatan hubungan, tetapi juga kekuatan pengujian yang
meningkat dengan ukuran sampel. Sedangkan, koefisien determinasi untuk menunjukkan
pengukuran persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen

27
B. Rancangan Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2017). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan landasan teori
yang disebutkan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1.
Diduga ada pengaruh financial tecnology (X1) terhadap inovasi bisnis berkelanjutan (Z) pada
pelaku usaha produk unggulan di kabupaten Kampar
2.
Diduga ada pengaruh langsung inovasi bisnis (Z) terhadap sscale Up UMKM (Y) pada
pelaku usaha produk unggulan di kabupaten Kampar
3.
Diduga ada pengaruh langsung financial tecnology (X1) terhadap scale up Umkm (Y) pada pelaku
usaha produk unggulan di kabupaten Kampar
4.
Diduga ada pengaruh bersamaan financial tecnology (X1) dan inovasi bisnis (Z) terhadap
scale up UMKM (Y) pada pelaku usaha produk unggulan di kabupaten Kampar.
Hipotesa tersebut terdiri dari variabel bebas (independent variabel) yang diamati adalah

financial technology (X1), inovasi bisnis (Z), danvariabel terikat (dependet variabel) adalah scale
up UMKM (Y)
6. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014).
b. Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantiatif adalah analisis yang digunakan untuk menguji hubungan antar
variabel-variabel dalam penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan atau uji
statistik dari data yang diberasal dari jawaban kuesioner dan data primer. Untuk melalukan
pengujiannya dibantu dengan menggunakan aplikasi SEM PLS
7. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini ada skala likert. Skala likert ialah
skala yang meminta responden untuk merespon sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju
tentang suatu objek yang mereka persepsikan. Skala likert umumnya menggunakan lima skala
deskripsi yang terdiri dari sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Skala bertingkat dalam angket ini menggunakan modifikasi skala likert dengan 4 (empat) pilihan
jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

28
Menurut (Sugiyono, 2016) dalam angket ini disediakan 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu:
Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2,
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1. Empat skala pilihan juga terkadang digunakan sebagai
kuesioner skala likert yang menyuruh responden untuk memilih salah satu kutub pilihan karena
pilihan ”netral” tidak tersedia. Skala likert ada kalanya menghilangkan tengah-tengah kutub
setuju dan juga tidak setuju, yaitu ”netral”. Dalam hal ini responden dipaksa untuk masuk ke
kutub setuju atau tidak setuju. Pertanyaan demikian dimaksudkan agar responden berpendapat
tidak bersikap netral
Tabel 6. Skala Likert
No Kategori Jawaban Bobot Skor

1. Sangat Setuju 4

2. Setuju 3

3. Tidak Setuju 2

4. Sangat Tidak Setuju 1

Menurut (Hadi, 1991), modifikasi dalam skala likert ditujukan untuk menghilangkan
kelemahan yang terdapat skala lima tingkat, dengan beberapa alasan-alasan seperti yang
dijelaskan dibawah ini:
Modifikasi skala likert meniadakan kategori jawaban yang ditengah berdasarkan tiga alasan:
1. Kategori undeciden itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau
memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan netral, setuju tidak,
tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda arti
(multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen.
2. Tersedianya jawaban yang ditengah itu menimbulkan kecenderungan jawaban ke tengah
(central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.
3. Jika disediakan kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian,
sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring para responden

29
G. JADWAL KEGIATAN
Untuk jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6. Jadwal Kegiatan

Tahun 2022
No Kegiatan
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt

1. Penyusunan Usulan Penelitian  


2. Penelitian Lapangan    

3. Pengumpulan data lapangan    

4. Pengolahan dan Analisis Data   

5. Penyusunan Hasil Penelitian    

6. Penyusunan Laporan Penelitian   

30
H. DAFTAR PUSTAKA
Bambang, Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Persada.
Becherer, R.C., Haltead, D., dan Haynes, P. (2001). Marketing orientation in SMEs: Effect of
internal environment. Journal of Research in Marketing and Entrepreneurship, 3(1),
Best, R. J. “Market-Based: Strategies for Growing Customer Value and Profitability (5th ed.)”.
New Jersey: Pearson Education : 2009
Cravens, D. W., & Piercy, N. F. Strategic Marketing (9th ed.). New York: McGraw Hill.:
2009 Danang Sunyoto, 2014. Model Analisis Jalur untuk Riset Ekonomi. Bandung: Yrama
Widya.
Doyle, P. (2004). Value-based Marketing: Marketing strategic for corporate growth and
shareholder value. USA: John Wiley & Sons.
Drumond, G., Ensor J., & Ashford, R. (2009). Strategic Marketing: Planning and Control
(3rd ed.). Elsevier.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen.
Semarang: FE UNDIP.
Ferdinand, Augusty., 2000. “Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Strategy”.
Research paper serie. No.01 Program Megister Manajemen Universitas Diponegoro
(Maret) Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM
SPSS 21. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Johnson, W. C., & Weinstein A. (2004). Superior Customer Value in the New Economy:
Concept andcases. CRC
Kotler Philip dan Kevin Lane Keller “Manajemen Pemasaran” Edisi 13 Jilid 1 Kotler, P., &
Keller K. L. (2012). Marketing Management (14th ed.). Pearson. Kotler, Philip, dan Kevin
Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2
Kotler, Philip. 2003 Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas, Jakarta : Indeks kelompok
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Kotler. Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : PT.Indeks :
2012.
Lapian Adelina Agnes, James Massie dan Imelda Ogi “PENGARUH ORIENTASI PASAR
DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA PT. BPR
PRISMA DANA AMURANG” ISSN 2303-1174 jurnal
Ekonomi Manajemen Universitas Sam Ratulangi

31
Lings, I., & Greenley, G. (2005). Measuring internal market orientation. Journal of Service
Research,7(3), 290–305,
Philip, Kotler dan Armstrong, Gary. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Edisi 13 Jilid 1, Erlangga,
2012.
Soehadi, Agus W. S. “Marketing strategy series”, Prasetya mulya publishing.
Jakarta : 2012.
Sri Hartini (2012). Peran inovasi; pengembangan kualitas produk dan kinerja bisnis. Jurnal
manajemen dan kewirausahaan, Vol. 14, no 1, maret 2012 63-9.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Alfabeta, Bandung, 2015.
Sumetra, D. P. (2013). Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia kian
meningkat dan kini mencapai 55,2 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Diakses 31 Mei
2012.
Undang-undang No 8 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Walker, O. C.,
& Mullins, J. W. (2011). Marketing Strategy (7th ed.). McGraw Hill.
West, M.A. 2000, Mengembangkan Kreativitas dalam Organisasi, Edisi Pertama, Penerbit:
Kanisius, Yogya.
Zeithaml. Valarie, Bitner & Gremler. 2009. Services Marketing-Integrating Customer Focus
Across The Firm. New York : McGraw Hill.

32
I. REKAPITULASI BIAYA
Adapun rekapitulasi anggaran penelitian ini sebagai berikut :

No Jenis Pengeluaran Jumlah Anggaran


1 Bahan (penggandaan, penjilitan, cetak dan ATK) 1.930.000

2 Pengumpulan data (konsumsi rapat/snack, lumpsum peneliti, 11.240.000


sewa mobil)

3 Sewa peralatan 300.000


4 Analisis Data 3.080.000
5 Pelaporan, luaran wajib dan tambahan 3.450.000
Jumlah Usulan Anggaran 20.000.000

J. SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS TIM PENELITI

No. Nama NIDN Alokasi Waktu Job Desc


(jam)/Minggu
1. Dra. Ruzikna, M.Si 0013086102 10 Jam Ketua Peneliti

2. Drs. Kasmirudin, M.Si 0003036201 6 Jam Anggota

3. Dr. Lie Othman, MM 006037107 6 Jam Anggota

4. Mandataris,S.Sos.,M.Si 1010098101 6 Jam Anggota

No. Nama Deskripsi Tugas Job Desc

1. Dra. Ruzikna, M.Si  Melakukan Penyusunan Proposal


Penelitian dan mencari perumusan
masalah dalam penelitian
 Melakukan penelitian dilokasi,
mengumpulkan data penelitian,
mengolah dan menganalisis data,
menyusun laporan penelitian
 Melakukan analisa produk di Kampung
Patin, Desa Koto Mesjid, Kecamatan Ketua Peneliti
XIII Koto Kampar BumKam Sialang
Parit yang sudah berjalan
 Melihat potensi kampung patin dan
mengaitkannya dengan konsep variabel
yang digunakan dalam rangka
meningkatkan keunggulan bersaing di
Kampung Patin, Desa Koto Mesjid,
Kecamatan XIII Koto Kampar
2. Drs. Kasmirudin,M.Si  Menyusun materi untuk penelitian Anggota

33
 Melakukakan penelitian dilokasi
 Mengumpulkan data penelitian
 Mengolah serta menganalisis hasil
penelitian

3. Dr. Lie Othman, MM.  Melakukan survey awal lokasi


 Melakukan Wawancara dan penyebaran
kuisioner
 Mengumpulkan dan mengolah data Anggota
penelitian
 Mengolah data hasil penelitian
 Penysunan Laporan penelitian
4. Mandataris,S.Sos.,M.Si  Melakukan survey awal lokasi
 Melakukan wawancara dan
penyebaran kuisioner
Anggota
 Mengumpulkan dan mengolah data hasil
penelitian
 Penysunan Laporan penelitian

K. JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN


Total (Satuan x
No Komponen Belanja Satuan Volume Harga Satuan Volume x
Harga Satuan)

A Bahan
1 Perlengkapan Penggandaan Paket 1 590,000 590,000
2 Perlengkapan Penjilitan Paket 1 440,000 440,000
3 Cetak Laporan Paket 1 500,000 500,000
4 ATK Paket 1 400,000 400,000
Sub Total 1,930,000
B Pengumpulan Data
1 Rapat Persiapan Presepsi 1,120,000
Konsumsi Rapat OK 20 40,000
Snack Rapat OK 20 16,000
2 Rapat Persiapan Turun Lapangan 1,120,000
Konsumsi Rapat OK 20 40,000
Snack Rapat OK 20 16,000
3 Lumpsum Peneliti (4 orang/3 hari) OK 12 300,000 3,600,000
4 Sewa Mobil (4 orang/3hari) Paket 12 450,000 5,400,000
Sub Total 11,240,000
C Sewa Peralatan
1 Sewa alat tambahan Paket 1 300,000 300,000
Sub Total 300,000
D Analisis Data
1 Ketua Peneliti OJ 15 60,000 900,000
2 Anggota Peneliti 1 OJ 10 40,000 400,000
3 Anggota Peneliti 2 OJ 10 40,000 400,000

34
4 Anggota Peneliti 3 OJ 10 40,000 400,000
5 Pengolah data OK 1 500,000 500,000
6 Pembantu Lapangan (2 orang x 3 hari) OH 6 80,000 480,000
Sub Total 3,080,000
E Pelaporan, Luaran Wajib dan Tambahan
1 Biaya Publikasi Terindeks SINTA 3/4 Paket 1 1,500,000 1,500,000
2 Video Penelitian 5-8 Menit Paket 1 500,000 500,000
3 Buku Ajar/Monograf Paket 1 1,000,000 1,000,000
4s Luaran KI (paten, hak cipta dll) P Paket 1 450,000 450,000
Sub Total 3,450,000
TOTAL 20,000,000

35

Anda mungkin juga menyukai